Articles
PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PADA PEMAIN FUTSAL DI MALEO FUTSAL MAGETAN
Romadhoni, Dea Linia;
Herawati, Isnaini;
Pristianto, Arif
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23917/jk.v11i1.7004
VO2max merupakan kemampuan olah daya aerobic terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam (O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung, pernapasan pada setiap menitnya. Dengan faktor-faktor yang mempengaruhi berupa usia, jenis kelamin, ras dan gen, keadaan latihan, tekanan darah dan denyut jantung. VO2max dapat diukur menggunakan bleep test. Program fisioterapis yang diberikan pada pemain futsal dalam meningkatkan VO2max antara lain adalah Circuit Training. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max. Metode penelitian ini menggunakan quasi-experiment dengan desain penelitian pre and post test with control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang. Uji statistik menggunakan wilcoxon test dengan hasil didapat ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max pada pemain futsal dengan nilai p =Â 0,01 ( 0,05). Sedangkan untuk uji beda pengaruh didapatkan nilai p =Â 0,02 ( 0,05). Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max.
KELEMAHAN OTOT GLUTEAL SEBAGAI FAKTOR RESIKO MUNCULNYA KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH
Arif Pristianto
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (281.712 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i2.51
Otot sebagai jaringan lunak kontraktilitas yang ada pada tubuh manusia tersusun oleh rangkaian yang saling berhubungan. Rangkaian ini menunjukkan bahwa kerja otot saling mempengaruhi dalam menjalankan fungsinya. Fungsi dari otot sebagai stabilisator maupun mobilitator dibedakan atas lapisan dan letak otot tersebut. Mobilitas yang ada di ektremitas baik atas maupun bawah tentunya akan lebih baik jika ditunjang stabilitas pada batang tubuh. Kondisi batang tubuh yang kurang baik dapat dilihat dari postur yang buruk serta adanya keluhan nyeri pada punggung bawah atau yang sering disebut low back pain. Nyeri punggung bawah sebenarnya merupakan simtomatif yang merujuk adanya masalah pada area punggung ke bawah. Masalah ini dapat muncul karena ketegangan otot akibat aktivitas yang berlebih pada otot punggung dan dapat disebabkan oleh kerja otot lain yang kurang aktif. Salah satu aktivasi otot yang turut menetukan beban kerja pada otot punggung adalah kelompok otot gluteal. Otot-otot gluteal merupakan komponen penting pada saat trunk berada pada posisi setengah ekstensi dari posisi fleksi penuh. Secara anatomi, kelompok otot ini memberikan stabilisasi lateral pada sendi panggul dan panggul karena tugasnya adalah mengontrol posisi panggul dalam menjaga stabilitas batang tubuh. Pada individu yang memiliki kecenderungan duduk dalam waktu yang lama, otot gluteal dapat mengalami atropi dan penurunan kekuatan/aktivasi. Hal ini merubah kestabilan kerja pada otot panggul dan batang tubuh pada bagian depan dan belakang serta atas dan bawah. Konsep muscle imbalance dimana bagian yang menurun aktivasinya akan memicu aktivasi berlebih pada bagian lain dan dari hal inilah muncul keluhan muskuloskeletal pada pinggang bawah yang ditandai dengan adanya nyeri pada area pinggang bawah.
PERBANDINGAN KOMBINASI BERGANTIAN SENAM LANSIA DAN LATIHAN CORE STABILITY DENGAN HANYA SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN STATIS LANSIA
Arif Pristianto;
Nyoman Adiputra;
Muhammad Irfan
Sport and Fitness Journal Volume 4, No. 1, 2016
Publisher : Program Studi Magister Fisiologi Keolahragaan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (87.381 KB)
Memasuki usia lansia muncul permasalahan yang disebabkan penurunankemampuan serta kebugaran fisik. Degenerasi struktural pada sistemneuromuskuloskeletal dan sistem indera menyebabkan menurunnya keseimbangan statisdan dinamis. Keseimbangan statis merupakan komponen penting dalam menjaga posisitubuh agar postur tetap tegak serta sebagai awalan dalam memulai gerakan. Kurangnyaaktivitas fisik pada lansia menyebabkan penurunan keseimbangan statis. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui perbandingan antara kombinasi bergantian senam lansiadan latihan core stability dengan hanya senam lansia terhadap keseimbangan statislansia. Penelitian eksperimental dilakukan dengan pre and post test with control groupdesign selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali perminggu. Total sampel sebanyak 26orang yang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kontrol diberi program latihan hanyasenam lansia sedangkan kelompok perlakukan diberi program kombinasi bergantiansenam lansia dan latihan core stability. Pengukuran keseimbangan statis menggunakanfunctional reach test yang diukur sebelum dan sesudah program latihan pada masingmasingsubjek. Hasil penelitian pada kedua kelompok didapatkan data usia subjek 61-72 tahun, jenis kelamin pria dan wanita, berat badan 48-67 kg, dan tinggi badan 151-167 cm. Hasil uji masing-masing pengaruh didapatkan data keseimbangan statiskelompok kontrol p<0,05 dan kelompok perlakuan p<0,05. Berdasarkan ujikomparabilitas data setelah program latihan antara kedua kelompok menggunakanindependent t-test didapatkan nilai p>0,05. Simpulan yang didapatkan adalah programlatihan hanya senam lansia dan kombinasi bergantian senam lansia dengan latihan corestability sama-sama dapat meningkatkan keseimbangan statis lansia. Tidak adaperbedaan signifikan antara program latihan kombinasi bergantian senam lansia danlatihan core stability dengan hanya senam lansia terhadap peningkatan keseimbanganstatis lansia.
PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PADA PEMAIN FUTSAL DI MALEO FUTSAL MAGETAN
Dea Linia Romadhoni;
Isnaini Herawati;
Arif Pristianto
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23917/jk.v11i1.7004
VO2max merupakan kemampuan olah daya aerobic terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam (O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung, pernapasan pada setiap menitnya. Dengan faktor-faktor yang mempengaruhi berupa usia, jenis kelamin, ras dan gen, keadaan latihan, tekanan darah dan denyut jantung. VO2max dapat diukur menggunakan bleep test. Program fisioterapis yang diberikan pada pemain futsal dalam meningkatkan VO2max antara lain adalah Circuit Training. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max. Metode penelitian ini menggunakan quasi-experiment dengan desain penelitian pre and post test with control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang. Uji statistik menggunakan wilcoxon test dengan hasil didapat ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max pada pemain futsal dengan nilai p = 0,01 ( 0,05). Sedangkan untuk uji beda pengaruh didapatkan nilai p = 0,02 ( 0,05). Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max.
Efektivitas Dosis Pemberian Myofascial Release Terhadap Fleksibilitas Otot
Arif Pristianto;
Ekki Agus Sudawan
Jurnal Kesehatan Vol 14, No.2 (2021): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23917/jk.v14i2.12716
Fleksibilitas merupakan kemampuan otot menggerakkan sendi secara maksimal yang dipengaruhi oleh distensibilitas kapsul sendi, viskositas otot, dan kekencangan ligamen dan tendon. Fleksibilitas berperan dalam kegiatan sehari-hari dan olahraga. Olahraga yang banyak melakukan gerakan menendang, akselerasi dan deselerasi cepat dapat terjadi strain adduktor hip. Pemeliharaan fleksibilitas penting untuk mencegah gangguan musculokeletal. Myofascial Release (MFR) merupakan salah satu pendekatan yang dapat diberikan untuk mengatasi atau mencegah masalah musculoskeletal. Myofascial release 180 detik dan myofascial release 300 detik dapat bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas. Tujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara myofascial release 180 detik dan myofascial release 300 detik terhadap fleksibilitas. Jenis penelitian quasi-experiment dengan dua grup pre dan post perlakuan. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa UKM Taekwondo Universitas Muhammadiyah Surakarta. Responden dibagi 2 kelompok yang masing-masing diberikan myofascial release selama 180 detik dan myofascial release selam 300 detik dilakukan dalam 1 kali perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian antara myofascial release 180 detik dan myofascial release 300 detik dari uji mann whitney diperoleh nilai p 0,033 yang bermakna ada perbedaan pengaruh pemberian antara myofascial release 180 detik dan myofascial release 300 detik terhadap fleksibilitas. Ada pengaruh pemberian myofascial release 180 detik terhadap fleksibilitas, ada pengaruh pemberian myofascial release 300 detik terhadap fleksibilitas. Ada perbedaan pengaruh antara myofascial release 180 detik dan myofascial release 300 detik terhadap fleksibilitas.
Efektivitas Study Club Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Arif Pristianto;
Citradewi Ratnadilla
Manajemen Pendidikan Vol. 16, No. 2, Tahun 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (236.927 KB)
|
DOI: 10.23917/jmp.v16i2.11704
Study club is an interest-based community that become the hallmark of lectures and Physiotherapy studies at University of Muhammadiyah Surakarta. The academic department of study club consists of Sport Physio UMS, Physiopedy UMS, Geriatric Wellness Club, and Neurological Physiotherapy Study Club. The Purpose was to determine the influence of the study club on improving the learning achievement and to find out the increasing on learning achievement of University of Muhammadiyah Surakarta 2016 undergraduate class physiotherapy that taking part of study club. The type of research based on the method is survey and according to the level of explanation is descriptive with a sample of 102 respondents. Hypothesis testing using simple linear regression analysis and descriptive statistics. The results using simple linear regression obtained the value of R (correlation) of 0.496 which means a positive correlation between student achievement with study club, along with the greater of semesters in attending a study club, the learning achievement increases. The value of R2 (coefficient of determination) which shows the contribution of study clubs to an increase in learning achievement by 24.6%. The constant value is 3.218 with the study club regression coefficient of 0.115, which means that the constant value for students who do not take the study club is 3.218 and will get a grade point increase of 0.115 each following a semester club study. In general, there is an increase in the average student achievement index taking part in the study club.
PELVIC TILTING DALAM TERAPI KONVENSIONAL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DIPLEGI DI YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT
Arif Pristianto;
Zulfa Nadia;
Rita Setiyaningsih
Jurnal LINK Vol 15, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (293.923 KB)
|
DOI: 10.31983/link.v15i1.4085
Abstrak Latar Belakang: Cerebral Palsy (CP) merupakan kelainan neurologis permanen yang bersifat non-progresif akibat adanya lesi pada otak yang bisa didapat selama masa prenatal, perinatal atau postnatal. CP spastik diplegi merupakan salah satu klasifikasi CP dengan subtype yang paling umum terjadi. Permasalahan anak CP diplegi adalah kekakuan, spastisitas otot pada kaki dan gangguan distribusi tonus postural menyebabkan permasalahan gross motor yaitu anak kesulitan untuk berdiri. Anak CP diplegi identik dengan gangguan keseimbangan ekstremitas bawah daerah sekitar pelvis. Dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri pada anak Cerebral Palsy diplegi. Metode Penelitian: Jenis penelitian Quasy Experimental dengan menggunakan Two Pre-Test and Post-Test with Control Group Design. Sampel berjumlah 20 responden dibagi rata menjadi dua kelompok perlakuan terapi konvensional (berupa brain gym) dengan pelvic tilting exercise dan kelompok kontrol terapi konvensional saja. Frekuensi 5 kali seminggu selama 4 minggu. Instrumen pengukuran melalui hitungan waktu menggunakan stopwatch digital untuk mengetahui durasi lamanya anak dapat mempertahankan posisi tegak berdirinya. Hasil: Berdasarkan uji statistik menunjukkan adanya pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri dengan p 0,05. Uji Paired Sample t-Test pada kelompok perlakuan diperoleh p-value 0,000 dan pada kelompok kontrol diperoleh 0,002. Kesimpulan: Terdapat pengaruh pemberian pelvic tilting terhadap kemampuan gross motor berdiri pada anak Cerebral Palsy diplegi.
KEJADIAN CEDERA MUSKULOSKELETAL SAAT MELAKUKAN EXERCISE SELAMA MASA PANDEMI COVID-19: INCIDENCE OF MUSCULOSKELETAL INJURY IN EXERCISE DURING THE COVID-19 PANDEMIC
Arif Pristianto;
Rizqi Mutia Andini;
Adnan Faris Naufal
Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 16 No. 1 (2022): Quality : Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (788.387 KB)
|
DOI: 10.36082/qjk.v16i1.439
Penetapan COVID-19 sebagai pandemi global oleh World Health Organization menyebabkan perubahan gaya hidup dan perilaku. Exercise diperlukan untuk mempertahankan status kesehatan serta mengatasi konsekuensi negatif dari penyakit tertentu. Aktivitas yang berlebihan saat melakukan exercise, pengulangan terus-menerus, dan gerakan yang kurang tepat dapat menyebabkan cedera muskuloskeletal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kejadian dan menganalisis area cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Penelitian ini termasuk jenis observasional pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 107 orang. Pelaksanaan dilakukan pada bulan November-Desember 2020, dengan pengisian kuesioner yang disebarkan melalui media sosial. Berdasarkan uji statistika didapatkan adanya hubungan cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID19, dengan p < 0,05. Uji Spearman Correlation menunjukkan nilai p = 0,000 atau p < 0,05. Hasil menunjukkan korelasi positif pada cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Terdapat hubungan cedera muskuloskeletal saat melakukan exercise selama masa Pandemi COVID-19. Jenis cedera muskuloskeletal dialami responden terbanyak yaitu strain dan pada area kaki/tungkai
Efektivitas Program Aquatic Exercise Terhadap Fleksibilitas Lumbal Pasien Chronic Low Back Pain
Arif Pristianto;
Aulia Ayu Kusuma Wardani;
Widya Ervianta;
Totok Budi Santoso
FISIO MU : Physiotheraphy Evidences Vol 2, No.1, Januari 2021
Publisher : Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23917/fisiomu.v2i1.12932
Chronic low back pain (CLBP) dapat mempengaruhi perubahan postur dan mengurangi kekuatan otot yang dihasilkan dan dapat menyebabkan berkurangnya fleksibilitas tulang belakang. Aquatic exercise telah digunakan selama bertahun tahun dalam mengelola masalah muskuloskeletal termasuk low back pain.Tujuan Mengetahui efektivitas program aquatic exercise terhadap peningkatan fleksibilitas lumbal pada pasien chronic low back pain di RST dr. Soedjono Magelang.Metode Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan pendekatan One Group Pre Test dan Post Test. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 11 orang.Hasil Hasil Uji Paired Sample t Test rata-rata pengukuran fleksibilitas lumbal sebelum dan sesudah perlakuan sebesar 1.7091 cm dan 2.3091 cm. Hasil uji statistik diperoleh p adalah 0.001.Kesimpulan Aquatic exercise efektif terhadap peningkatan fleksibilitas lumbal pasien chronic lowback pain pada RST dr. Soedjono Magelang.
Pengaruh Faktor Biopsikososial terhadap Kualitas Hidup pada Individu dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah: a Literature Review
Arif Pristianto;
Muhammad Taufik Ilyas;
Isnaini Herawati;
Taufik Eko Susilo
FISIO MU : Physiotheraphy Evidences Vol.3,No.2 Juli 2022
Publisher : Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23917/fisiomu.v3i2.17629
Nyeri punggung bawah tidak hanya terjadi karena adanya patofisiologi dari struktur anatomi pada tubuh khususnya punggung (back) tetapi juga bisa dikarenakan oleh sikap, kepercayan, dan perilaku. Keluhan pada individu terkait nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti biologi, psikologi dan sosial dari individu tersebut. Faktor biopsikososial pada individu dengan keluhan nyeri punggung bawah dapat dipengaruhi oleh intervensi yang berkaitan dengan rehabilitasi biopsikososial dimana dapat meningkatkan kualitas hidup individu. Kualitas hidup merujuk suatu keadaan fisik, emosional dan sosial individu serta kemampuan aktivitas pada kehidupanya sehari-hari. Kualitas hidup dapat dinilai secara kondisi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkunganya. Tujuan dari studi ini adalah mengetahui adanya pengaruh intervensi biopsikososial terhadap kualitas hidup pada individu dengan keluhan nyeri punggung bawah. Metode yang digunakan pada studi ini yaitu literature review dimana jurnal yang akan diteliti menggunakan jenis penelitian randomized controlled trial. Artikel yang digunakan berdasarkan pencarian dari search engine dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Proses appraisal menggunakan PICO yang selanjutnya dilakukan appraisal dengan skala PEDro. Berdasarkan hasil review terdapat empat artikel dengan bias rendah dan dua artikel dengan moderate. Hasil review dari artikel dengan bias rendah menghasilkan simpulan bahwa faktor biopsikosial terbukti mempengaruhi kualitas hidup individu dengan keluhan nyeri punggung bawah.