Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

PENERAPAN TEMA ARSITEKTUR EKOLOGI DALAM RANCANGAN PUSAT KONSERVASI MACAN TUTUL JAWA DI BANYUWANGI Fitri Sri Maudina Febriyani; Firdha Ayu Atika; Esty Poedjioetami
CERMIN: Jurnal Penelitian Vol 6 No 1 (2022): JULI
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/cermin_unars.v6i1.1731

Abstract

Macan Tutul Jawa merupakan satwa khas Pulau Jawa yang saat ini populasinya semakin menurun. Hal tersebut disebabkan oleh perburuan liar yang sampai saat ini tidak terkendali, serta semakin berkurangnya habitat asli mereka. Apabila tidak segera dilakukan sebuah tindakan kepunahan Macan Tutul Jawa, dapat berdampak buruk bagi ekosistem alam. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan populasi mereka adalah dengan kegiatan konservasi. Konservasi merupakan wadah yang dapat digunakan untuk melindungi, menjaga, serta mengembangbiakan satwa yang populasinya semakin berkurang. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menjaga serta mengembangbiakan Macan Tutul Jawa agar terhindar dari kepunahan yang menggunakan penerapan tema Arsitektur Ekologi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik dokumen, dan teknik wawancara. Penerapan konsep makro pada perancangan ini bertajuk Nature. Nature berarti sebagai alam adalah basis dari desain rancangan. Mikro konsep tatanan lahan terarah Tatanan lahan memiliki mikro konsep terarah, yang bertujuan untuk mengerahkan antara zona publik dan zona private. Mikro konsep pada bentuk menggunakan konsep adaptif. Arsitektur ekologi sangat adaptif terhadap arsitektur tradisional, oleh sebab itu bentuk bangunan akan mencerminkan bentuk arsitektur tradisional khas Banyuwangi. Sedangkan mikro konsep ruangan menggunakan konsep open space. Konsep pada setiap ruangnya didesain dengan menggunakan banyak bukaan sehingga sirkulasi pada setiap ruangnya dapat berjalan dengan baik.
Pendekatan Tropikal Arsitektur ada Bentuk dan Ruang Luar Sanggraloka Coban Selolapis sebagai Pusat Rekreasi di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Sudi Putra Bayu Sulistiyana; Esty Poedjioetami; Sigit Hadi Laksono
Tekstur (Jurnal Arsitektur) Vol 3, No 1 (2022): Tekstur
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.tekstur.2022.v3i1.2843

Abstract

Sanggraloka adalah sebuah tempat yang berfungsi untuk berlibur, beristirahat atau relaksasi, dan berwisata. Sanggraloka atau resort merupakan bangunan yang dikelola oleh perusahaan untuk dikomersilkan. Fasilitas yang ada di sanggraloka yaitu penginapan, hiburan, makanan, minuman, dan perbelanjaan. Banyak hal menarik yang bisa di dapat di daerah Wonosalam seperti event tahunan ( salah satunya Kendurian ), juga ada keindahan alam yang masih terjaga dan alami, juga kawasan desa yang masih terjaga keasrian dan budayanya. Tujuan dirangcangnya sanggraloka dengan tema Tropical Arsitektur ini adalah memfasilitasi pengunjung yang ingin berlibur dan menginap di daerah Wonosalam, juga merancang area wisata dengan gaya Tropical Arsitektur yang belum ada di daerah Wonosalam. Metode yang dipakai ialah Memasukkan Tema Tropical Arsitetkur dan makro konsep Rekreatif Tropical. Dengan menggunakan konsep Rekreatif dihasilkan pada tatanan lahan yang memanjakan pengunjung untuk bisa menikmati suasana alam yang ditawarkan. Penerapan konsep Representatif pada bentuk sanggraloka, bertujuan agar penggunjung tidak saja menikmati keindahan alam namun juga keindahan bangunan sanggraloka ini. Konsep Alami yang di terapkan pada ruang sanggraloka bertujuan suasana yang terbentuk nanti itu alami atau alam.
Creative Placemaking Pada Ruang Terbuka Publik Wisata Bangunan Cagar Budaya, Untuk Memperkuat Karakter Dan Identitas Tempat: (Studi Kasus : Gedung Cagar Budaya Sobokartti, Semarang) Firdha Ayu Atika; Esty Poedjioetami
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 1 (2022): Pawon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v6i1.3810

Abstract

Gedung Kesenian Sobokartti merupakan salah satu cagar budaya di Kota Semarang, yang perlu dilestarikan keberadaannya. Upaya revitalisasi dilakukan untuk menghidupkan kembali eksistensi dari Gedung Sobokartti, sebagai pusat aktivitas budaya. Penelitian ini menekankan kepada penataan ruang terbuka publik, yang dapat berpotensi untuk memperkuat karakter dan identitas suatu tempat. Creative Placemaking digunakan sebagai pendekatan desain ruang publik yang merefleksikan kreatifitas dari seni dan budaya. Studi ini menggunakan metode kualitatif, yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, untuk meningkatkan karakter dan identitas ruang terbuka publik Sobokartti adalah dengan mengkombinasikan aspek budaya, makna, dan kreatifitas menjadi satu kesatuan.
Implementasi Konsep Higienis Pada Ruang Hunian Rumah Susun Sewa di Blitar Fendy Prasetya; Esty Poedjioetami; Randy Pratama Salisnada
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2022: Energi Terbarukan dan Keberlanjutannya di Berbagai Sektor
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan umum dari sebuah hunian rumah susun adalah soal kebiasaan kumuh yang di bawa penghuni dari tempat dia berasal, hal itu di sebabkan kurangnya pengertian tentang gaya hidup sehat. Rumah susun adalah konsep hunian vertikal dimana aktivitas penghuni Sebagian besar terjadi di dalam unit hunian termasuk kegiatan penunjang dan servis baik itu memasak atau cuci jemur, dapur dan area cuci jemur sebagai bagian yang sering bersentuhan langsung dengan barang kotor membuat munculnya kuman dari area itu, tulisan ini bertujuan untuk mengkaji eksplorasi material untuk Ruang hunian agar menciptakan gaya hidup sehat, konsep ruang adalah Higienis dimana ruang harus mudah di bersihkan untuk mencegah kuman, dimana hal itu bisa di terapkan dengan pendekatan penggunaan material. Metode yang digunakan adalah Deskriptif yaitu mendeskripsikan situasi yang akan dibahas dan melakukan pengumpulan data yang memberikan suatu acuan dalam penentuan pemilihan material, pemilihan material harus di nilai cocok, pengaplikasian material ini diharapkan menjadi solusi untuk memperkecil perilaku kumuh dan menciptakan gaya hidup yang lebih sehat.
PENATAAN KAWASAN WISATA PANTAI KENJERAN SURABAYA DENGAN MEMADUKAN AKTIVITAS REKREASI & PERDAGANGAN Esty Poedjioetami
Seminar Nasional Ilmu Terapan Vol 1 No 1 (2017): SNITER 2017
Publisher : Universitas Widya Kartika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.572 KB)

Abstract

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2014-2030, Kawasan Kenjeran akan menjadi kawasan wisata bahari. Usaha menuju kesana telah dilakukan dengan memberikan beberapa fasilitas penunjang wisata, antara lain Air mancur menari dan membangun Jembatan Surabaya sebagai salah satu cara untuk memecah kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut. Kedua fasilitas tambahan tersebut telah mengangkat citra kawasan Kenjeran secara signifikan. Hal tersebut berpengaruh terhadap pola penataan Taman Hiburan Pantai Kenjeran dan lingkungan sekitarnya, mengingat posisi dan letak kedua fasilitas baru tersebut berada di dekatnya. Melalui metode penelitian kualitatif deskriptif dan dengan mengandalkan survei lapangan sebagai bahan dan data penelitian, ditemukan bahwa dampak keberadaan kedua fasilitas tersebut secara signifikan mengangkat nilai perekonomian para pedagang di kawasan wisata pantai Kenjeran dan pengembangan penataan kawasan wisata ini perlu dilakukan untuk lebih mengoptimalkan nilai jual kepariwisataan kawasan. Beberapa elemen kawasan yang perlu dikembangkan adalah pedestrian ways, area parkir, area perdagangan dan spot terbaik untuk menikmati fasilitas-fasilitas tersebut.
OPTIMALISASI TAMAN HIBURAN PANTAI (THP) KENJERAN SURABAYA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK Esty Poedjioetami; Titi Pudjiastuti
Seminar Nasional Ilmu Terapan Vol 1 No 1 (2018): SNITER 2018
Publisher : Universitas Widya Kartika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.358 KB)

Abstract

Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran di Surabaya merupakan salah satu sarana hiburan pantai yang ada di sepanjang pantai Surabaya. Keberadaannya sebagai taman rekreasi telah dikenal oleh masyarakat sejak THP Kenjeran ini didirikan. Masyarakat dari berbagai kalangan telah memanfaatkannya sebagai tempat alternatif untuk berekreasi pantai. Potensi Pantai Surabaya yang panjang telah mulai berkembang sebagai sarana hiburan pantai yang komersial. Beberapa taman hiburan pantai yang dikelola oleh swasta menjadi saingan tersendiri bagi keberadaan THP Kenjeran dewasa ini. Dari data yang telah dicatat dan dari wawancara mendalam dengan beberapa pelaku kegiatan di THP Kenjeran seperti pedagang, wisatawan lokal (Surabaya dan luar kota Surabaya) dan penduduk di sekitar, di dapat kesimpulan bahwa THP Kenjeran diharapkan menjadi Public Space atau ruang terbuka publik. Keterbukaan pantai dengan Jembatan Surabaya dan Air Mancur Menari diharapkan oleh mereka menjadi sarana rekreasi yang dapat dinikmati dari semua sisi dengan tanpa biaya (bebas biaya). Dengan memperhatikan potensi site, view to site, view from site, alur pelaku kegiatan, jenis dan karakter pelaku kegiatan maka desain THP Kenjeran dapat dioptimalkan menjadi publik space yang mampu menyatukan masyarakat Surabaya tanpa membeda-bedakan strata dan golongan masyarakatnya. Desain dengan menonjolkan open view dari ruang terbuka yang dapat diakses dari luar tanpa biaya sehingga dari jalan telah dapat melihat pantai dan keindahan air mancur menari menjadi hal yang menarik dari desain ruang publik THP Kenjeran
Keberlanjutan Kampung Wisata di Masa Pandemi Covid – 19 (Studi Kasus : Kampung Jamur, Desa Wadungasih, Sidoarjo) Firdha Ayu Atika; Esty Poedjioetami
JAUR (JOURNAL OF ARCHITECTURE AND URBANISM RESEARCH) Vol. 6 No. 2 (2023): JAUR April
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jaur.v6i2.7078

Abstract

Sidoarjo Regency Government has made many efforts to make the mushroom village more famous and attract tourists to visit. So that efforts are needed to revive Home Based Enterprise (HBE) / household businesses and oyster mushroom cultivation centers, to continue to be the pride of Sidoarjo Regency. The HBE concept supports the economic aspect in realizing Sustainable Development. This can be achieved by realizing environmental integration, socio-cultural interests and maximizing local economic benefits. Of course, the existence of HBE supports the concept of Sustainable Tourism, which can increase people's income in accessing jobs and getting good services in the housing sector. This study uses a mixed method with a combination of quantitative and qualitative. This research begins by collecting information or data in the field. Data collection techniques used in this study include field observations, in-depth interviews and documentation of activities. To support the sustainability of the village, it is necessary to revive marketing facilities in the form of cafes or restaurants that support mushroom village tourism. In addition, the institution that oversees the mushroom cultivation and processed products also needs to be added to control the business management system. The existing environment needs to be improved by adding street furniture elements that support the image of a tourist village. Tourist villages must also be supported by the latest technology to support HBE production. Political relations with government and business CSR can also develop the business of the mushroom village HBE, in helping to invest in capital and equipment.
Ketidakefisienan Rumah Tumbuh yang Diakibatkan oleh Perilaku Pengguna Esty Poedjioetami; Ririn Dina Mutfianti
Jurnal Anggapa Vol 1 No 2 (2022): ANGGAPA November 2022
Publisher : Faculty of Engineering, Widya Kartika University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah tumbuh oleh Ankie M. Hoogvelt dalam M Raihan (2020) memaparkan bahwa perubahan terjadi pada tempat tinggal masyarakat. Rumah tinggal bukanlah produk arsitektur melainkan sesuatu yang dinamis yang merupakan hasil proses sosial, dan proses budaya yang dapat terus berkembang. Pemilik rumah, memiliki ke-swadayaan dalam mengembangkan unitnya melalui pertumbuhan keatas (vertikal) maupun kesamping (horisontal). Hal ini menyebabkan banyaknya pertumbuhan rumah tak efisien dan memperhatikan kebakuan rumah sehat.Penelitian ini menggunakan metode penulisan kualitatif dengan menganalisis hasil pengamatan di lapangan dan wawancara pemilik rumah. Data tersebut adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini untuk memahami keefisienan pertumbuhan rumah pada studi kasus rumah tinggal type 36/60 yang menjadi batasannya.Berdasarkan analisis, hasil dari penelitian ini memberikan gambaran bahwa pengembangan banyak dilakukan di bagian halaman belakang, dengan menumbuhkan ruang tidur, kamar mandi, peralihan posisi dapur dan ruang makan serta pengadaan ruang bersama. Pengembangan atau pertumbuhan rumah menjadi tanggungjawab pengembang sebagai salah satu cara CRS melakukan tugasnya memberikan pengetahuan kepada pemilik rumah. Pertumbuhan dan pengembangan rumah dapat diberikan sebagai masukan kepada pemilik rumah.