Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMBERIAN DOSIS MOL BUAH MAJA (Aegle marmelos) YANG BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) Samsu Adi Rahman; Yanti Mutalib
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.351 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas pemberian dosis mol buah maja yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut K. alvarezii. Kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi untuk meningkatkan produksi rumput laut khususnya K. Alvarezii. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2014 di Perairan Desa Jaya Bakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Data dianalisis Analisis Ragam (Anova) dengan menggunakan program SPSS. Bila terjadi perbedaan diantara perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT atau LSD. Semakin tinggi dosis mol semakin tinggi pertumbuhan rumput laut, Pertumbuhan berat mutlak yang tertinggi terdapat pada perlakuan C memberikan laju pertumbuhan sebesar 262.67 ± 5.69 gram, kemudian diikuti perlakuan B 227.00 ± 6.08 dan A 209.33 ± 29.87C. Pertumbuhan spesifik harian pada perlakuan C (mol 1,5 L/10 L air) memiliki nilai persentase tertinggi, kemudian diikuti perlakuan B (mol 1 L/10 L air) dan perlakuan A (mol 0,5 L/10 L air) dengan persentase pertumbuhan masing-masing yaitu (2.010 ± 0.036%), (1.758 ± 0.004%) dan (1.662 ± 0.199%). Parameter kualitas air yang terdapat pada perairan budidaya masih berada pada ambang batas kelayakan.
Karakterisasi cairan fermentasi daun mangrove Avicennia marina dan daya hambatnya terhadap bakteri penyebab penyakit ice-ice Samsu Adi Rahman; Sukenda; Widanarni; Alimuddin; Julie Ekasari
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 19 No. 1 (2020): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3455.443 KB) | DOI: 10.19027/jai.19.1.1-9

Abstract

ABSTRAK Cairan fermentasi daun mangrove Avicennia marina mengandung mikroorganisme, nutrient, dan metabolit sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri dan senyawa dalam cairan fermentasi daun mangrove A. marina dan mengukur daya hambatnya terhadap bakteri patogen Stenotrophomonas maltophilia penyebab penyakit ice-ice pada rumput laut. Hasil analisis molekuler dengan target gen 16S rRNA menunjukkan bahwa bakteri dalam cairan fermentasi terdiri atas delapan jenis Bacillus, yaitu Bacillus subtilis MSAR-01, Bacillus megaterium MSAR-02, Bacillus firmus MSAR-03, Bacillus thuringiensis MSAR-04, Bacillus subterranerus MSAR-05, Bacillus vietnamensis MSAR-06, Bacillus sp. MSAR-07, Bacillus circulans MSAR-08, dengan daya hambat terbaik ditunjukkan oleh B. subtilis MSAR-01, B. vietnamensis MSAR-06, dan Bacillus sp. MSAR-07. Pemberian asam laktat, bakteriosin, cairan fermentasi total, dan supernatan sebanyak 15 mL menghasilkan daya hambat terhadap bakteri S. maltophilia lebih baik daripada menggunakan salah satu atau kombinasi beberapa jenis bakteri isolat. Daya hambat cairan fermentasi dan supernatan yang diperkaya bakteri tunggal lebih baik daripada pengayaan kombinasi bakteri. Kata kunci: Avicennia marina, fermentasi, ice-ice, mangrove
PENGGUNAAN PRODUK CAIRAN FERMENTASI DAUN MANGROVE UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT ICE-ICE DAN PENINGKATAN PRODUKSI RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii Samsu Adi Rahman; Sutrisno K Djawa; Syahrul Syahrul
MONSU'ANI TANO Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/tano.v5i1.1265

Abstract

: Budidaya rumput laut mengalami permasalahan sampai saat ini, yaitu munculnya penyakit ice-ice. Solusi yang ditawarkan selama ini belum menunjukkan hasil yang signifikan, sehingga perlu teknologi yang mampu mengendalikan penyakit ice-ice. Upaya tersebut adalah dengan menggunakan cairan fermentasi daun mangrove. Cairan fermentasi daun mangrove memiliki kandungan bakteri endofit, metabolit sekunder, metabolit primer untuk mengendalikan penyakit ice-ice dan unsur hara makro dan mikro untuk meningkatkan pertumbuhan rumput laut. Adapun pelaksanaan kegiatan meliputi pelatihan pembuatan produk cairan fermentasi, pelaksanaan pendampingan, penyuluhan manajemen pemasaran, dan evaluasi dan monitoring. Hasil yang di peroleh dari kegiatan ini, mitra menguasai teknologi pembuatan cairan fermentasi mangrove dan teknologi budidaya rumput laut, mampu mengendalikan penyakit ice-ice serta mampu meningkatkan produksi rumput laut melalui produk cairan fermentasi. Berdasarkan hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa produk cairan fermentasi mampu mengendalikan penyakit ice-ice dan mampu meningkatkan produksi rumput laut mitra, serta mitra merasakan manfaat langsung dan keuntungan ekonomis
PERFORMA PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN CAPUNGAN BANGGAI (Pterapogon kauderni) PADA MIKROHABITAT YANG BERBEDA Samsu Adi Rahman; Muhammad Safir
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 7, No 2 (2018): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v7i2.2462

Abstract

Ikan capungan banggai (Pterapogon kauderni) dikenal sebagai Banggai cardinal fish (BCF) merupakan ikan endemik perairan kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Tingginya jumlah ikan P.kauderni yang diperdagangkan menyebabkan kelestarian ikan ini terancam punah. Salah satu upaya dalam mengatasi masalah tersebut adalah mengoptimalkan kegiatan budidayanya. Penggunaan mikrohabitat yang sesuai dalam pemeliharaan ikan BCF akan memberikan performa pertumbuhan yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jenis mikrohabitat terbaik dalam mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan P. kauderni pada media pembesaran. Jevenil ikan P. kauderni (bobot 0.42±0.5 g, dan panjang 1.5±0.3 cm) merupakan hasil tangkapan dari alam. Sebanyak delapan ekor ikan dipelihara dalam setiap kerambah jaring apung yang telah diberi masing-masing dua pieces mikrohabitat (bulubabi, anemon, karang). Hal yang sama untuk perlakuan kontrol namun tanpa mikrohabitat. Setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan harian, pertambahan biomassa dan kelangsungan hidup antar perlakuan mikrohabitat tidak berbeda secara signifikan (P0.05), namun lebih tinggi dibandingkan kontrol (P0.05). Mikrohabitat yang terbaik untuk pembesaran ikan P. kauderni adalah jenis bulubabi (Deademasitosum). Ikan capungan banggai (Pterapogon kauderni) dikenal sebagai Banggai cardinal fish (BCF) merupakan ikan endemik perairan kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Tingginya jumlah ikan P.kauderni yang diperdagangkan menyebabkan kelestarian ikan ini terancam punah. Salah satu upaya dalammengatasi masalah tersebut adalah mengoptimalkan kegiatan budidayanya. Penggunaan mikrohabitat yangsesuai dalam pemeliharaan ikan BCF akan memberikan performa pertumbuhan yang lebih baik. Tujuan daripenelitian ini adalah menentukan jenis mikrohabitat terbaik dalam mendukung pertumbuhan dankelangsungan hidup ikan P. kauderni pada media pembesaran. Jevenil ikan P. kauderni (bobot 0.42±0.5 g,dan panjang 1.5±0.3 cm) merupakan hasil tangkapan dari alam. Sebanyak delapan ekor ikan dipelihara dalamsetiap kerambah jaring apung yang telah diberi masing-masing dua pieces mikrohabitat (bulubabi, anemon,karang). Hal yang sama untuk perlakuan kontrol namun tanpa mikrohabitat. Setiap perlakuan diulang tiga kali.Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan harian, pertambahan biomassa dan kelangsungan hidup antarperlakuan mikrohabitat tidak berbeda secara signifikan (P0.05), namun lebih tinggi dibandingkan kontrol(P0.05). Mikrohabitat yang terbaik untuk pembesaran ikan P. kauderni adalah jenis bulubabi (Deademasitosum).
PENGGUNAAN WARNA WADAH YANG BERBEDA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS WARNA IKAN MAS KOI (Cyprinus carpio) Samsu Adi Rahman; Herdiyanto Djiada; Frederik Dony Sangkia
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 9, No 2 (2020): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v9i2.7069

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perbedaan warna wadah pemeliharaan terhadap kualitas warna ikan mas koi (Cyprinus carpio). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah Luwuk. Ikan mas koi berukuran 3-5 cm dipelaihara selama 28 hari. Penelitian dilakukan dengan empat perlakukan dengan tiga ulangan yaitu: perlakuan kontrol (wadah putih); perlakuan wadah merah; perlakuan wadah kuning; perlakuan wadah hitam. Pakan yang diberikan yaitu pelet dengan frekuensi pemberian pakan dua kali setiap hari secara satiasi, yaitu pagi hari (pukul 09.00), dan sore (pukul 16.00). Pengukuran kualitas warna menggunakan perangkat lunak “Adobe photoshop 8” dengan melihat nilai rata-rata Red Green Blue (RGB). Hasil penelitian menunjukkan semua perlakuan memberikan peningkatan kualitas warna pada ikan, dengan peningkatan warna terbaik pada wadah pemeliharaan berwarna merah. Parameter kualitas air selama penelitian berada pada kisaran normal.
PERFORMA CAIRAN FERMENTASI DAUN MANGROVE Sonneratia alba DENGAN PENGENCERAN BERBEDA UNTUK PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii Samsu Adi Rahman; Frederik Dony Sangkia; Admi Athirah; Chrisoetanto P Pattirane
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 10, No 2 (2021): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v10i2.7542

Abstract

Penelitian ini bertujuan membandingkan penggunaan pengenceran cairan fermentasi daun mangrove Sonneratia alba yang berbeda untuk pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii. Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Desa Bulagi II, Kecamatan Bulagi, Kabupaten Banggai. Organisme uji yang digunakan dalam penelitian adalah rumput laut dari jenis K. alvarezii. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu kontrol, A (1 L cairan fermentasi /100 L air laut), B (1 L cairan fermentasi /50 L air laut), dan C (1 L cairan fermentasi /25 L air laut). Rumput laut direndam dalam cairan fermentasi daun mangrove selama satu jam dengan pengenceran berbeda. Parameter yang damati dalam penelitian ini meliputi pertumbuhan mutlak, pertumbuhan spesifik harian, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenceran cairan fermentasi daun mangrove yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan rumput laut. Berdasarkan nilai rata-rata pertumbuhan terbaik ditunjukkan perlakuan 1 L cairan fermentasi /100 L air laut dengan pertumbuhan mutlak (147.52g), dan pertumbuhan spesifik (4.32%). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman rumput laut selama 1 jam dengan 1 L cairan fermentasi S. alba yang diencerkan dalam 100 L air laut dapat digunakan untuk meningkatkan petumbuhan rumput laut K. alvarezii
KAJIAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA DAN HUKUM POTENSI PENYU SINORANG PANTAI DI KABUPATEN BANGGAI samsu Adi Rahman; Sri Sukari Agustina; Yanti Mutalib; Abdul Gani; Frederik Dony Sangkia; Lady Diana Khartiono; Akram .; Muh. Ikbal Trisaputra; Siswadi Sululing; Mohammad Syakir; Cut Desy Ariani; Iwan Gunawan; Nana Sutisna; Atma Agus
Jurnal Ilmiah Manajemen "E M O R" Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/jim.v5i2.1652

Abstract

Sinorang Pantai memiliki pantai yang indah dan sering dikunjungi penyu untuk mendarat dan bertelur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan hukum masyarakat Sinorang Pantai, serta merumuskan konsep pengelolaan penyu di Sinorang Pantai. Berdasarkan analisis faktor internal dan faktor eksternal diperoleh hasil bahwa faktor internal pada kajian potensi di Sinorang Pantai terdapat 10 faktor, diantaranya 5 faktor yang menjadi kekuatan dan 5 faktor menjadi kelemahan, sedangkan faktor eksternal kajian penyu di Sinorang Pantai ada 10 faktor, diantaranya 5 faktor yang menjadi peluang dan 5 faktor menjadi ancaman. Salah satu bisnis yang bisa memberikan penghasilan positif bagi masyarakat adalah ekowisata penyu dan rencana pengelolaan ini berada pada kuadran II yaitu Growth.
OPTIMIZATION OF MAKING LIQUID SMOKE FROM COCONUT SHELL AS ORGANIC DISINFECTANT USING TAGUCHI METHOD Siswanto siswanto; Noto Wiroto; Yan Herdianzah; Samsu Adi Rahman
Journal of Industrial Engineering Management Vol 7, No 2 (2022): Journal of Industrial Engineering and Management Vol 7 No 2
Publisher : Center for Study and Journal Management FTI UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jiem.v7i2.1222

Abstract

Liquid smoke is effective as a disinfectant Contains anti-bacterial activity. Liquid smoke has the ability to inhibit bacterial growth because it contains phenolic compounds that can bind to bacterial proteins through hydrogen bonds, causing the protein structure to be damaged. Phenol can be found in a variety of consumer products including mouthwash. Phenol is irritating and corrosive to skin and mucous membranes. The shell liquid smoke product containing phenol and acetic acid has an effectiveness comparable to 70% alcohol to be used as a disinfectant at a phenol concentration of 12.5% and is safe to be used as a disinfectant. In the process of making liquid smoke, The quality of liquid smoke is influenced by the pyrolysis temperature, burning time, condensation temperature and dry shell, so that the optimization of the process of making quality coconut shell liquid smoke is made as an organic disinfectant using the Taguchi method, to achieve the specified percentage target so as to produce process standards. The method used is the taguchi . quality control method which combines level factors, namely the pyrolysis temperature factor, burning time, condensation temperature, and shell drying. The optimal results obtained were phenol compounds at rank 1 (A3) process (pyrolysis temperature 1800≤T≤ 2100) , rank 2 (B3) (pyrolysis time 5 hours), rank 3 (D2) (2 days shell drying time) and rank 4 (C1) (condensation temperature 300). And to be used as a disinfectant at a phenol concentration of 12.5% or close to the standard process (A3) (pyrolysis temperature 1800≤T≤ 2100), (B1) (pyrolysis time 1 hour), (C3) (condensation temperature 400) and (D1) (long drying shell 0 days).
STUDI KARAKTERISTIK HABITAT PENELURAN PENYU DI PANTAI SINORANG, DESA SINORANG, KECAMATAN BATUI SELATAN, KABUPATEN BANGGAI SEBAGAI DASAR KELESTARIANNYA Samsu Adi Rahman; Sri Sukari Agustina; Yanti Mutalib; Abdul Gani; Frederik Dony Sangkia; Lady Diana Khartiono; Akram Akram; Siswadi Sululing; Muh. Ikbal Trisaputra; Mohammad Syakir; Cut Desy Ariani; Iwan Gunawan; Nana Sutisna; Atma Agus
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.14.3.2022.173-185

Abstract

Penelitian ini tentang karakteristik habitat penyu di Pantai Sinorang dengan tujuan untuk mengetahui jenis penyu dan mengetahui karakteristik habitat penyu. Penelitian dilaksanakan di sepanjang Pesisir Pantai Sinorang pada bulan Juli-Oktober 2020 dengan mengumpulkan data lokasi peneluran penyu, suhu dan kelembaban pasir, lebar pantai, kemiringan permukaan pantai, tutupan vegetasi pantai, lamun, dan karang. Metode yang digunakan adalah teknik observasi lapangan dan analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi penyu ditemukan dua jenis, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricate Linnaeus, 1766) dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea Eschscholtz, 1829). Karakteristik habitat penyu berupa vegetasi pantai di dominasi tumbuhan bulu babi (Spinifex littoreus), stasiun yang sering didatangi penyu untuk mendarat dan bertelur, adalah pantai yang berkategori agak curam, landai, dan sangat landai, pantai yang lebar. Ditemukan di stasiun 3 dengan rataan lebar pantai 179 m, stasiun 0,1,2,dan 3 dengan masing-masing lebar pantai yang berukuran sedang dengan rataan lebar pantai 33.6 m, 18.1 m, 13.85 m; pasir pantai tersusun atas dominansi partikel berukuran sedang, kelembapan pasir rata-rata sepanjang lokasi berkisar 19.9%-27.2% dengan kelembaban rata-rata sebesar 24%, Suhu pasir pada kedalaman 35-40 cm pada bulan Juli 26-26.6ºC, Agustus 29.3-30.3ºC, September 30.8-32.0ºC, Oktober 33-36.5ºC. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa habitat penyu di Pantai Sinorang berada pada tingkat kelayakan untuk mendarat dan bertelur. Kawasan Sinorang Pantai dapat dilakukan pengelolaan penyu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui ekowisata penyu, dan serta tetap menjaga kelestarian penyu.This study examines the characteristics of turtle habitat in Sinorang Beach. The purpose of this study was to determine the type of turtle and to determine the characteristics of the turtle habitat in Sinorang Beach. The research was carried out along the Sinorang Beach in July-October 2020 by collecting data on turtle nesting locations, sand temperature and humidity, beach width, beach surface slope, beach vegetation cover, seagrass, and coral. The method used is field observation technique and data analysis is done by qualitative descriptive analysis. The results of the identification of turtles found two types, namely the hawksbill turtle (Eretmochelys imbricate Linnaeus, 1766) and the olive ridley turtle (Lepidochelys olivacea Eschscholtz, 1829). The characteristics of the turtle habitat in the form of coastal vegetation are dominated by sea urchins (Spinifex littoreus) at stations frequented by turtles to land and lay eggs, the beach is categorized as rather steep, sloping, and very sloping, the largest beach width is at station 3 with an average of 179 m, the width of the medium-sized beach is at stations 0, 1, and 2 with an average beach width of 33.6 m, 18.1 m, 13.85 m, beach sand is composed of a dominance of medium-sized particles, the average sand humidity throughout the location is around 19.9% -27.2% with an average humidity of 24%, Sand temperature at a depth of 35-40 cm in July 26-26.6ºC, August 29.3-30.3ºC, September 30.8-32.0ºC, October 33-36.5ºC, and coral cover category at station 0 as much as 32.25% are still in the medium category. The results of this study can be concluded that the turtle habitat in Sinorang Beach is still at the level of feasibility for landing and laying eggs. In the Sinorang Beach area, turtle management can be carried out to improve the community's economy and maintain the sustainability of turtles.