Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) PADA ATLET SEPAK BOLA PSSI CABANG ACEH TENGAH TAHUN 2018 Ismiati Ismiati; Elly Ratna Sari; Yulia Fitri
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2916

Abstract

Latar Belakang : Daya tahan (endurance) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan suatu kegiatan. Menurut penelitian Syahputra, dkk (2016) tentang analisis status gizi dan daya tahan atlet sepak bola di Banda Aceh berjumlah 18 orang, menunjukkan bahwa daya tahan pada atlet sebesar 71,3% berada pada kategori kurang. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan asupan asupan energi, status gizi dan aktivitas fisik dengan daya tahan (endurance) pada atlet sepak bola PSSI kabupaten Aceh Tengah. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain dengan cross sectional dengan populasi yaitu seluruh pemain sepak bola di Klub Binaan PSSI Cabang Aceh Tengah, berjumlah 30 orang, usia 16-19 tahun. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 29 Maret – 8 April 2018. Pada masa atlet sedang tidak ada pertandingan. Cara pengumpulan data dengan metode kuesioner. Selanjutnya dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dan batas kemaknaan (α=0,05). Ha diterima bila p-value < 0,05. Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa atlet dengan asupan energi kurang dan memiliki daya tahan (endurance) cukup berjumlah 13 orang (87,6%). Atlet dengan status gizi kurus dan memiliki daya tahan (endurance) kurang berjumlah 8 orang (57,1%). Atlet dengan aktivitas fisik ringan dan memiliki daya tahan (endurance) kurang berjumlah 9 orang (60%). Kesimpulan dan Saran : Terdapat hubungan asupan energi dengan daya tahan (endurance) pada atlet sepat bola dengan nilai (p = 0,023), tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan daya tahan (endurance) pada atlet sepak bola dengan nilai (p = 0,072), ada hubungan antara aktivitas fisik dengan daya tahan (endurance) pada atlet sepak bola dengan nilai (p = 0,023). Diharapkan atlet dapat meningkatkan asupan energi, status gizi dan aktivitas fisik serta memotivasi diri agar dapat meningkatkan daya tahan (endurance) menjadi lebih baik. Kata Kunci : Asupan Energi, Status Gizi, Aktivitas Fisik, Daya Tahan (endurance), Atlet Sepak Bola Background: Endurance (endurance) is a condition or condition of the body that is able to work long without experiencing excessive fatigue after completing an activity. According to Syahputra's research, et al (2016) on the analysis of nutritional status and endurance of athlete football in Banda Aceh amounted to 18 people, showing that endurance athletes of 71.3% are in the less category. Objectives: To determine the relationship between energy intake intake, nutritional status and endurance physical activity (endurance) at soccer athletes PSSI Central Aceh district. Methods: This study used a cross sectional design with the population of all soccer players in Clubs PSSI Central Aceh branch, amounted to 30 people, aged 16-19 years. This study was conducted on March 29 to April 8, 2018. At the time of athletes are no match. How to collect data by questionnaire method. Furthermore, chi-square test with 95% confidence level and significance limit (α = 0,05). Ha is accepted when p-value <0,05. Results: The results showed that athletes with less energy intake and endurance were 13 (87.6%). Athletes with nutritional status are thin and have less endurance amounted to 8 people (57.1%). Athletes with mild physical activity and have less endurance amounted to 9 people (60%). Conclusion and Suggestion: There is relationship between energy intake with endurance at spherical ballet with value (p = 0,023), there is no relationship between nutritional status with endurance at soccer athlete with value (p = 0,072), there is relationship between physical activity with endurance at soccer athlete with value (p = 0,023). It is expected that athletes can increase energy intake, nutritional status and physical activity as well as self motivate in order to improve endurance for the better. Keywords: Energy Intake, Nutritional Status, Physical Activity, Endurance, Football Athlete
Pendampingan Pimpinan Keperawatan (Kepala Ruangan) dalam Implementasi Manajemen Bangsal di Rumah Sakit Islam Yatofa Teguh Achmalona; Haris Suhamdani; Ismiati Ismiati; Nur Intan Kaimudin
Journal of Community Engagement in Health Vol 4 No 2 (2021): September
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jceh.v4i2.243

Abstract

Latar Belakang : Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Sistem pengelolaan bangsal keperawatan di suatu rumah sakit akan berdampak terhadap kualitas pelayanan dan kinerja yang diberikan kepada pasien. Tujuan : kegiatan ini bertujuan agar pimpinan keperawatan dalam mengimplementasikan pengelolaan manajemen bangsal secara profesional. Metode : analisis situasi dilakukan dengan metode wawancara dan observasi untuk mengetahui pemasalahan yang dihadapi mitra. Dalam mengembangkan solusi alternative sebagai pemecahan masalah tim pengabdian menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, simulasi dan praktik. Hasil : Setelah diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang implementasi manajeman bangsal kepada kepala ruangan melalui ceramah, diskusi dan simulasi, selanjutnya semua peserta mengikuti postest. Nilai pretes paling rendah 55 dan yang paling tinggi 70, dengan rata-rata nilai pretest 58,25. Nilai postes paling rendah 70 dan yang paling tinggi 92. Rata-rata nilai postest adalah 85,23. Kesimpulan : adanya peningkatan pengetahuan kepala ruang tentang materi yang diajarkan hal ini ditunjukan dengan pemecahan masalah yang ada di bangsal saat dilakukan diskusi setelah pelatihan dibandingkan dengan tingkat pengetahuan diawal pelatihan.