Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH BESAR SUDUT KAMPUH TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN GMAW Sopiyan Sopiyan; Ferry Budhi Susetyo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2344.558 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v2i2.971

Abstract

Hasil pengelasan yang baik merupakan tujuan utama dari proses pengelasan. Banyak terjadi hasil pengelasan yang kurang baik seperti cacat-cacat las, kekuatan yang dihasilkan kurang baik dan lain sebagainya. Hasil pengelasan tersebut dipengaruhi oleh parameter-parameter pengelasan seperti besar sudut kampuh, kadar campuran dalam elektroda, material yang di las, posisi pengelasan dan sebagainya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi sudut kampuh terhadap cacat las pada hasil pengelasan dengan melalui uji visual, mengetahui pengaruh variasi sudut kampuh terhadap sifat mekanis kekuatan tarik, dan menentukan besar sudut kampuh v yang mempunyai hasil pengelasan terbaik. Bahan yang digunakan adalah ASTM A36 dengan ketebalan 8 mm. Jenis elektroda yang digunakan yaitu ER-70S2. Jenis kampuh yang digunakan adalah kampuh V tunggal. Variasi sudut kampuh yang digunakan yaitu 56º, 60º, 64º, 68º dan 72º. Manggunakan arus 150 A, posisi pengelasan 1G dan spesimen dilas tanpa perlakuan panas. Hasil pengelasan spesimen F terdapat cacat las undecutting, spesimen G terdapat cacat las weld spatter, spesimen H tidak terdapat cacat las, spesimen I terdapat cacat las weld spatter, dan spesimen J terdapat cacat undercutting dan weld spatter. Kekuatan tarik (tensile strenght) rata-rata dari spesimen F 13,1992 kgf/mm2, spesimen G 15,5006 kgf/mm2, spesimen H 16,9862 kgf/mm2, spesimen I 16,9862 kgf/mm2, dan spesimen J 17,9774 kgf/mm2. Sudut kampuh 72o yaitu pada spesimen J, menghasilkan kekuatan tarik paling tinggi jika dibandingkan dengan sudut kampuh 56º, 60º, 64º, dan 68º. Kata kunci: GMAW, A36, V tunggal, AWS ER70S-6 
PENINGKATAN KONDISI AREA BAHAN LABORATORIUM PRODUKSI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Ferry Budhi Susetyo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.835 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v1i1.327

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi area bahan pada Laboratorium Produksi Teknik Mesin Fakultas Teknik UNJ dengan menambah kapasitas rak bahan dan menerapkan salah satu 5S pada area bahan. Penelitian ini diawali dengan pembuatan gambar kerja. Apabila gambar kerja telah dibuat maka dilakukan penambahan kapasitas rak sesuai dengan gambar kerja, dan kemudian dilakukan penataan pada area bahan berdasarkan salah satu prinsip Kaizen (dalam hal ini Seiton). Setelah dilakukan salah satu langkah 5S berupa seiton atau penataan bahan-bahan praktik yang terdapat di lantai area bahan Laboratorium Produksi Teknik Mesin Fakultas Teknik UNJ dapat diletakkan di rak sehingga kondisi area bahan menjadi lebih rapi yang ditunjukkan dengan penempatan bahan praktik sesuai dengan jenisnya masing-masing.Kata kunci: Area Bahan, Penerapan 5S
Fabrikasi Lapisan Pada Baja 0,192 % C Sebagai Alternatif Pahat Bubut Ferry Budhi Susetyo; Siska Titik Dwiyati; M. Bagus Priyo Hutomo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.724 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v5i1.3940

Abstract

Baja karbon rendah memiliki harga yang cukup kompettitif jika dibandingkan dengan baja karbon menengah dan tinggi. Dengan melapisi baja karbon rendah dengan lapisan yang lebih keras akan menghemat biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pahat bubut yang memiliki nilai kekerasan yang tinggi dan harga yang murah. Metode yang dilakukan adalah menggunakan bahan baja karbon rendah kemudian dilakukan pengelasan pada permukaan dengan menggunakan elektroda JIS Z 3251 DF2B – 600 – R. Pengelasan pada permukaan ini bertujuan untuk menambahkan lapisan yang lebih keras dari baja karbon rendah. kemudian setelah itu spesimen dilakukan perlakuan panas dengan variasi waktu tahan selama 30 menit, 60 menit, dan 90 menit. Spesimen yang telah ditahan dengan tiga waktu yang berbeda kemudian dilakukan pendinginan cepat dengan dua media, yaitu coolant dan oli.  Kata kunci: hardfacing, perlakuan panas, pendinginan cepat
PENGARUH KECEPATAN PENGELASAN MIG PADA PIPA SC-80 TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DENGAN POSISI PENGELASAN 1G Rishi Nur Maret; Syaripuddin Syaripuddin; Ferry Budhi Susetyo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3635.686 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1774

Abstract

AbstrakDilakukan penelitian dengan variasi kecepatan pengelasan menggunakan alat bantu pengelasan untuk memutar spesimen. Variasi kecepatan putar alat bantu pengelasan 1, 1,5 dan 2 rpm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik hasil pengelasan pipa SC-80 pada las MIG dengan variasi putaran alat bantu. Posisi pengelasan yang digunakan 1G, dengan arus yang diatur tetap 100A, kecepatan wire feeder yang digunakan 4m/menit dan kawat las ER 70S-6 berdiameter 0,8 mm. Spesimen hasil pengelasan di lakukan uji kekerasan dan pengamatan struktur mikro. Spesimen yang memiliki nilai kekerasan tertinggi adalah spesimen dengan kecepatan putar alat bantu pengelasan 2 rpm. Dengan nilai kekerasan daerah HAZ  sebesar 161,33 HV, dan Weld Metal 164,33 HV. Spesimen yang memiliki nilai kekerasan terendah adalah spesimen dengan kecepatan putar alat bantu pengelasan pipa 1 rpm. Dengan kekerasan daerah HAZ sebesar 148,67 HV, dan Weld Metal sebesar 146,33 HV. Kata kunci: SC-80, MIG, Kekerasan, Struktur Mikro AbstractConducted research with welding speed variations using welding aids to rotate the specimen. Variation of the rotating speed of welding aids 1, 1.5 and 2 rpm. This study aims to determine the characteristics of the SC-80 pipe welding results in MIG welding with a variety of tool rotation. The welding position used is 1G, with the current set to 100A, the wire feeder speed used is 4m / min and the ER 70S-6 welding wire is 0.8 mm in diameter. Welding specimens are tested hardness and microstructure observation. Specimens that have the highest hardness value are specimens with a rotating speed of welding aids of 2 rpm. With a HAZ area hardness value of 161.33 HV, and Weld Metal 164.33 HV. Specimens that have the lowest hardness value are specimens with a rotating speed of 1 rpm pipe welding aids. With HAZ area hardness of 148.67 HV, and Weld Metal of 146.33 HV. Keywords: SC-80 , MIG , hardness , microstructure
Efek Penambahan Paduan 80Ni20Cr Pada Sambungan Las Baja Karbon Rendah Terhadap Sifat Mekanik Ferry Budhi Susetyo; Syaripuddin Syaripuddin
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 6, No 2 (2021): JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v6i2.4743

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan paduan 80Ni20Cr dengan proses SMAW terhadap sifat mekanik material baja karbon. Adapun material baja karbon yang digunakan  ASTM A36. Logam tambah pada penelitian ini menggunakan elektroda E6013. Pada lasan ditambah dengan 80Ni20Cr. Dengan penambahan 80Ni20Cr serta pengelasan tanpa penambahan 80Ni20Cr untuk membandingkan hasil uji tarik, uji kekerasan, uji bending, dan mikro. Dengan penambahan 80Ni20Cr dalam sambungan las maka akan meningkatkan sifat mekanik dari sambungan tersebut. Sifat mekanik yang terbentuk erat kaitannya dengan ukuran butir. Semakin kecil ukuran butir maka akan semakin meningkatkan sifat mekaniknya.
PENGARUH ARUS TERHADAP KENYAMANAN WELDER, CACAT LAS DAN KEKERASAN HASIL HARDFACING BAJA KARBON Sopiyan Sopiyan; Ferry Budhi Susetyo; Syamsuir Syamsuir
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4282.315 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v3i2.1415

Abstract

Abstrak Semakin tinggi arus, maka akan semakin tinggi nilai kekerasan, namun bagaimana dengan kenyamanan dari welder itu sendiri serta bagaimana cacat yang terjadi. Umumnya arus tinggi akan menyebabkan cacat undercut maupun spatter. Sehingga perlu dilakukan penelitian ini supaya ditemukan hasil hardfacing dan parameter yang optimum. Proses penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-September 2018. Lokasi pengelasan, pembuatan spesimen serta uji kekerasan di laboratorium yang ada di Rumpun Teknik Mesin FT Universitas Negeri Jakarta. Dari tiga variasi arus pengelasan yang digunakan, tidak semua arus cocok digunakan untuk mengelas material dengan dimensi tersebut, ada korelasi arus terhadap ketebalan dari material. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen dengan arus 130A merupakan arus yang cocok digunakan untuk pengelasan hardfacing. Kata kunci : hardfacing, SMAW,  kekerasan, kenyamanan AbstractIncrease the current on welding process will affected value of the weld speciment hardness , but howe about comfort of the welder itself and how defects occur on weld speciment. Commonly high currents will cause  undercut or spatter defects. So it is necessary to do this research to find the optimum hardfacing result  and parameters of welding process. The research process was carried out in April-September 2018. The location of welding, specimen making and hardness testing in the laboratory in the Mechanical Engineering Faculty of Engineering Universitas Negeri Jakarta. The results showed that specimens with 130A current were optimum currents used for hardfacing. Keywords: hardfacing, SMAW, hardness, comfort
KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS ANTARA TIGA PRODUK MANUFAKTUR ELEKTRODA E6013 Basori Basori; Ferry Budhi Susetyo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.448 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v3i1.1108

Abstract

The type of electrode used in the SMAW process has many types, such as E 6010, E 6011, E 6012, E 6013, E 6020, E6027. In this case the type E 6013 is the most widely used. Certainly the type E 6013 is produced by different manufacturers as well. From penelurusan researchers of this type have different prices in accordance with companies that sell it. For that reason researchers are interested to compare the three manufacturing outputs for the type E 6013 in terms of its mechanical properties. Making a specimen welding electrode cut material to be used. then sandpaper the material that has been cut so that no remaining pieces are still attached. The next step to do the welding process with three types of E6013 elekroda. The welding is carried out until it reaches the layer layer 10 mm thickness, then the bottom plate is discarded and the weld deposit deposits only The impact strength and surface hardness value are inversely proportional. For the impact test, the E1 electrode sample specimen has the highest impact strength value and the E3 electrode sample specimen has the lowest impact strength value. While on the hardness test specimen E3 electrode sample has the highest hardness value and sample specimen E1 electrode has the lowest hardness value. This can prove that the harder the object is the more brittle the object.
Pengaruh Polaritas Dan Temperatur Media Quenching Air Terhadap Kekerasan dan Korosi Deposit Lasan Baja Karbon Rendah Yang Dihasilkan Dari Proses SMAW Menggunakan Elektroda JIS Z 3251 DF2A-450-R Ferry Budhi Susetyo; Imam Basori; Johanes Tendy Simanjuntak
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v6i1.4395

Abstract

Pada bucket shovel sangat dibutuhkan baja tahan aus dan tahan korosi dikarenakan pemakaiannya yang terus menerus bergesekan dengan tanah. Oleh karena itu akan diperlukan penebalan permukaan untuk meningkatkan kekerasan dari bucket shovel tersebut. Metode yang dilakukan adalah dengan proses SMAW dengan menggunakan elektroda JIS Z 3251 DF2A – 450 – R, dan variasi polaritas antara polaritas AC serta polaritas DC+. Kemudian setelah itu spesimen diberikan perlakuan panas dengan waktu tahan selama 10 menit. Spesimen yang telah ditahan selama 10 menit kemudian dilakukan pendinginan cepat dengan variasi temperatur pada media pendingin air, yakni dengan temperatur air 15oC dan temperatur air 30oC. Pada temperatur air 15oC didapatkan hasil kekerasan maksimum dan laju korosi yang rendah.
Karakteristik Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Baja Karbon Sedang Paska Perlakuan Panas Tempering Syamsuir Syamsuir; Ahmad Lubi; Ferry Budhi Susetyo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v7i1.5941

Abstract

Abstrak Penggunaan baja karbon rendah banyak digunakan lebih disebabkan karena baja karbon rendah memiliki keuletan yang tinggi dan mudah di machining, tetapi kekerasannya rendah dan tidak tahan aus. Sifat mekanik material baja tersebut dapat diperbaiki dengan melakukan beberapa proses perlakuan, salah satunya yaitu perlakuan panas. Baja dapat dikeraskan sehingga memiliki ketahanan aus, peningkatan ketangguhan, dan nilai kekerasannya meningkat dengan inti yang tetap ulet. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi tempertur temper dan waktu tahan temper terhadap karakteristik sifat mekanik dan struktur mikro baja karbon sedang S45C paska temper. Temperatur temper yang terbaik adalah pada suhu antara 150oC sampai 250oC, dimana tidak terjadi penurunan nilai kekerasan yang signifikan dibandingkan dengan nilai kekerasan paska quenching. Dengan naiknya temperatur temper mengakibat daya tahan aus benda uji menjadi menurun Kata kunci: S45C, temper,  temperatur, kekerasan, keausan  Abstract Low carbon steel is a type of metal that is widely used because has high ductility and is easy to machining, but has low hardness and is not wear-resistant. The mechanical properties of the steel material can be improved by carrying out several treatment processes, i.e. heat treatment. By proper heat treatment, steel would have good wear resistance, increased toughness, and increased hardness values with a core that remains ductile. This study was conducted to determine the effect of variations in tempering temperatur and tempering time on the mechanical properties and microstructure characteristics of S45C medium carbon steel after tempering. The best tempering temperature is between 150oC to 250oC, where there is no significant decrease in hardness value compared to the post-quenching hardness value.  Keywords: S45C, tempering, temperatur, hardness, wear resistance
Optimasi Suhu dan Waktu Tahan Furnace Terhadap Kekerasan dan Mikro Struktur Deposit Lasan Elektroda Hardfacing Basori Basori; Ferry Budhi Susetyo
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 5, No 2 (2020): JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v5i2.4119

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan pengelasan HV 600 dengan empat kali (lapis). Proses pengelasan menggunakan arus 90 A polaritas DC+ pada spesimen baja karbon rendah. Kemudian dilakukan pemanasan pada tungku dengan variasi suhu 750°C, 800°C, 850°C dan 900°C dengan waktu tahan 10, 20 dan 30 menit. Setelah ditahan dengan variasi waktu kemudian di celupkan dalam media pendingin air. Spesimen yang telah di perlakukan panas kemudian diuji keras untuk melihat kekerasan yang terbentuk serta mikro struktur dari spesimen tersebut. Hasil uji keras dan foto makro bervariasi tergantung temperatur dan waktu tahan (holding time) yang digunakan.