Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PREGNANT WOMEN’S KNOWLEDGE ABOUT HIGH RISK IN PREGNANCY Annisa Citrasari Dewi; Ermiati E; Nur Oktavia Hidayati
Journal of Maternity Care and Reproductive Health Vol 1, No 2 (2018): Journal of Maternity Care and Reproductive Health
Publisher : Ikatan Perawat Maternitas Indonesia Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.256 KB) | DOI: 10.36780/jmcrh.v1i2.37

Abstract

A high-risk pregnancy is a condition that increases the risk of complications in pregnant women and fetuses compared to normal pregnancies. One key to preventing high-risk in pregnancy is women's knowledge. This study aimed to describe the knowledge of pregnant women about high-risk pregnancies in the PHC Ganeas, Sumedang. The study was a descriptive quantitative research. The number of samples was 146 pregnant women who visited the PHC of Ganeas. The samples were selected using es using stratified random sampling technique. The instrument of this study used a questionnaire consisting of 50 statements. The results showed that 61 respondents (41.0%) were categorized into high-risk pregnancies. The levels of knowledge were  131 respondents (89.7%) had moderate knowledge, 7 respondents (4.8%) had good knowledge, and 8 respondents (5.5%) had insufficient knowledge. The conclusion in this study is that the majority of respondents belong to high-risk pregnancies, and have a moderate level of knowledge. Knowledge of pregnant women in the PHC of  Ganeas should be improved by developing an extension program and information about high-risk pregnancies.Keywords: pregnant women, high-risk pregnancy, knowledge
Revitalisasi Posyandu melalui Pemberdayaan Kader Kesehatan Ikeu Nurhidayah; Nur Oktavia Hidayati; Aan Nuraeni
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 2 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.014 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i2.22703

Abstract

Saat ini Indonesia masih menghadapi tingginya angka kematian ibu dan anak, yang diakibatkan oleh permasalahan gizi, penyakit infeksi, serta masalah kehamilan yang seharusnya dapat dicegah melalui deteksi dini yang dilakukan di posyandu. Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya. Diharapkan posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau tumbuh kembang anak serta menyampaikan pesan kepada ibu atau ibu hamil sebagai agen pembaharuan dan anggota keluarga yang memiliki bayi dan balita, namun pada kenyataannya masih belum optimal. Kurang optimalnya fungsi posyandu menyebabkan kinerja menjadi rendah, antara lain disebabkan karena rendahnya kemampuan kader dan pembinaan kader yang masih belum optimal, yang kemudian mengakibatkan rendahnya minat masyarakat untuk menggunakan posyandu. Tujuan kegiatan ini adalah pemberdayaan kader dalam memantau tumbuh kembang anak, serta membangun kemitraan masyarakat untuk meningkatkan dukungan dan memanfatkan posyandu secara optimal melalui Revitalisasi Posyandu di Desa Cibeber dan Desa Panyiaran Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan pemberdayaan dilaksanakan menggunakan metode ceramah, diskusi, small group discussion dan simulasi. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan kader dengan rata-rata 45,01 setelah dilakukan kegiatan, dari rata-rata awal pengetahuan sebesar 40,81 naik menjadi 85,05. Perlu dilakukan pembinaan dan pemantauan kegiatan posyandu secara berkelanjutan oleh Puskesmas di Kecamatan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya untuk mempertahankan dan meningkatkan optimalisasi kader dalam pelaksanaan posyandu di masyarakat. Kata Kunci: Anak, ibu hamil, kader, kesehatan-balita, posyandu, revitalisasi.
Penyuluhan Kesehatan Jiwa untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat tentang Masalah Kesehatan Jiwa di Lingkungan Sekitarnya Indra Maulana; Suryani S; Aat Sriati; Titin Sutini; Efri Widianti; Imas Rafiah; Nur Oktavia Hidayati; Taty Hernawati; Iyus Yosep; Hendrawati H; Iceu Amira D.A; Sukma Senjaya
Media Karya Kesehatan Vol 2, No 2 (2019): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.399 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v2i2.22175

Abstract

Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6.1% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Menurut National Alliance of Mental Illness (NAMI) berdasarkan hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2013, di perkirakan 61.5 juta penduduk yang berusia lebih dari 18 tahun mengalami gangguan jiwa, 13,6 juta diantaranya mengalami gangguan jiwa berat seperti skizofrenia, gangguan bipolar. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan permasalahan kesehatan jiwa yang ada di negara-negara berkembang. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyaraakat umumnya dan keluarga yang menjadi binaan khususnya tentang bagaimana cara perawatan dan menjaga kesehatan jiwa setiap masyarakat serta merawat anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi dan simulasi. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pemberdayaan masyarakat tentang kesehatan jiwa. Hasil yang di capai dalam pengabdian ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan jiwa di lingkungan sekitarnya. Kesimpulannya adalah Kegiatan PPM ini telah dilaksanakan dan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan maka diketahui bahwa terjadi peningkatan pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan jiwa yang terjadi di sekitar lingkungannya Kata kunci: Kesehatan jiwa, penyuluhan, warga.
Pembentukan Self Help Group Keluarga Orang Dengan Ngangguan Jiwa (ODGJ) Efri Widianti; Taty Hernawaty; Titin Sutini; Aat Sriati; Nur Oktavia Hidayati; Imas Rafiyah
Media Karya Kesehatan Vol 1, No 2 (2018): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.159 KB) | DOI: 10.24198/mkk.v1i2.17884

Abstract

Kondisi yang dialami oleh klien gangguan jiwa seringkali menyebabkan ketakutan dan kecemasan pada keluarga dan masyarakat sehingga diperlukan suatu upaya untuk bisa membantu keluarga beradaptasi dengan proses perawatan keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Proses adaptasi keluarga lebih cepat diwujudkan ketika keluarga dengan masalah yang sama berkumpul dan sharing untuk mengatasi masalah yang sama dalam sebuah kelompok swabantu yang disebut self help group. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memfasilitasi pembentukan self help groups keluarga klien gangguan jiwa di wilayah kerja puskesmas Sukamerang Kabupaten Garut. Tahapan dalam kegiatan terdiri dari sosialisasi kegiatan nersama tokoh masyarakat setempat, pelatihan kader kesehatan, psikoedukasi keluarga, terapi suportif keluarga, dan proses pembentukan self help group. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah psikoterapi kelompok (group therapy) yang dimana dalam kelompok tersebut dilaksanakan diskusi, sharing experience, role play, dan tanya jawab. Luaran yang akan dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah terbentuknya self help group atau kelompok swabantu pada keluarga klien dengan gangguan jiwa. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah self help group yang terbentuk pada keluarga klien dengan gangguan jiwa merupakan suatu cara untuk menurunkan dampak psikososial pada keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa dan meningkatkan adaptasi dan produktifitas keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di rumah Kata Kunci: Gangguan jiwa,  kelompok swabantu,keluarga, self help group.
Pembentukan Konselor Teman Sebaya dalam upaya preventif perilaku kekerasan pada remaja di SMP negeri 1 Pangandaran Nur Oktavia Hidayati; Mamat Lukman; Aat Sriati; Efri Widianti; Habsyah Safaridah Agustina
Dharmakarya Vol 6, No 2 (2017): Juni
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.548 KB) | DOI: 10.24198/dharmakarya.v6i2.14861

Abstract

Remaja adalah kelompok beresiko mengalami masalah kesehatan, sesuai tahap perkembangannya, remaja berada pada masa transisi, pencarian identitas diri. Perilaku kekerasan merupakan salah satu masalah remaja yang menjadi fenomena akhir-akhir ini, seperti halnya tawuran, pendurungan (bullying) yang apabila tidak tertangani dengan akan membahayakan masa depan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Tujuan dari pengabdian pada masyarakat ini adalah membentuk konselor teman sebaya yang diharapkan nantinya mempunyai peran bagi teman sebayanya dalam membantu memberikan alternatif pemecahan masalah remaja khususnya dilingkugan sekolah dan sekitarnya pada umumnya. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan bagaimana mempersiapkan siswa untuk menjadi konselor sebaya bagi teman-teman sebayanya. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa dalam permasalahan remaja serta terbentuknya konselor teman sebaya. Kegiatan ini dihadiri oleh 11 siswa perwakilan dari setiap kelasnya. Hasil kegiatan terjadi peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam memahami materi dan terbentuknya 11 konselor sebaya. Melalui program pembentukan konselor sebaya ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi bagi permasalahan remaja yang terjadi di lingkugan sekolah ataupun sekitarnya.  
Adversity Quotient Mahasiswa Baru yang Mengikuti Kurikulum Berbasis Kompetensi Nita Fitria; Taty Hernawati; Nur Oktavia Hidayati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 2 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.047 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v1i2.57

Abstract

Adversity Quotient (AQ) merupakan suatu bentuk pengukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam merespons suatu tantangan atau kesulitan dalam kehidupannya untuk mencapai suatu keberhasilan. Salah satu tantangan dan kesulitan bagi mahasiswa keperawatan adalah menghadapi program Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan Metode Student Centered Learning(SCL). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran Adversity Quotientmahasiswa baru yang sedang mengikuti Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Metode Student Centered Learning(SCL). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah total populasi dengan jumlah sampel 142 orang mahasiswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Adversity Response Profile Quick TakeTM. Hasil penelitian didapatkan Adversity Quotientmahasiswa baru yang sedang mengakui KBK dengan metode SCL adalah sebagian besar responden yaitu 87 orang (61,27%) pada kelompok climber, sebagian kecil dari responden yaitu 50 orang (35,21%) pada kelompok transisi camperke climber, sebagian kecil dari responden yaitu 5 orang (3,52%) pada kelompok camper,tidak seorang pun responden yaitu 0 orang (0.00%) pada kelompok transisi quitterke camper dan tidak seorang pun responden yaitu 0 orang (0.00%) pada kelompok quitter. Mahasiswa pada posisi climbermelihat masalah yang ada saat menjalani program profesi sebagai tantangan.Kata kunci: Adversity quotient, mahasiswa, student centered learning AbstractAdversity Quotient (AQ) is a form of measurement that used to determine a person’s ability to respond of challenges or difficulties as part of achieving a success in life. The challenges and difficulties for nursing students occurred when Competency-Based Curriculum (CBC) has applied using Student Centered Learning (SCL) method. The purpose of this study was to explore the Adversity Quotient Force of nursing students from class of 2011 who applied CBC and SCL as their study method. The research method was descriptive quantitative. Samples were 142 nursing student from class of 2011 who chosen by total sampling technique. The data were collected using a modification of the Adversity Response Profile Quick TakeTM tools. The result showed the majority of Adversity Quotient of respondent who attended CBC with SCL method was in climber categories with 87 people (61.27%). The second majority was transition to a camper climber with 50 people (35.21%), and then followed by camper, camper quitter, and quitter with 5 persons (3.52%), 0 (0.00%), 0 (0.00%), respectively.Key words:Adversity quotient, students, student centered learning
GAMBARAN DAMPAK KEMOTERAPI PADA ANAK MENURUT ORANG TUA DI RUMAH CINTA BANDUNG Ridha Ranailla,; Ai Mardhiyah; Nur Oktavia Hidayati
Ners Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.93 KB) | DOI: 10.25077/njk.12.2.143-158.2016

Abstract

Abstract Cancer is one of the most frequently diseases among children. Chemoteraphy as primary intervention for cancer in children has so many impacts that effect physical and psychological children. This study aimed to identify the most impact of chemotherapy that children felt severe and bothersome. It was done by assessment to parents in “Rumah Cinta Bandung”. Descriptive quantitative method was used in this research and accidental sampling was used for 45 days to 30 respondent. The data was collected using Symptom assessment in childen receiving cancer therapy: the parent perspective from Lee Dupuis. The data contained of two items those were severe and bothersome with 69 questions for each. Data analysis used frecuency distributive to describe the proportion percentage severe and bothersome impact on chemotherapy and also rank of the most severe and bothersome on chemotherapy impact based on mean score by the assessment to parents. The result was 40% children felt the impact of chemotherapy was severe and 36,7% children felt bother with the impact of chemotherapy based on the assessment to the parents. Psychologial aspect in sub variable for children mood and feeling especially emotional aspect (mood swings and feeling angry) were the most severe mpact that children felt. Meanwhile, the item of physical impact that identified as the most bothersome impact that chidren felt were loss of appetite, nausea, and vomiting. Impact of chemotherapy needed more concerned from parents and care provider because for could bother the children quality of life during the treatment. This result was expected to help in finding the priority of intervention to decrease chemotherapy impact that effect children’s physical, psychology and quality of life.  Keyword              : children with cancer, chemotheraphy impact, parents AbstrakKanker merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh anak. Kemoterapi sebagai intervensi primer untuk mengatasi kanker pada anak mempunyai banyak dampak yang mampu memengaruhi anak baik secara fisik dan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak kemoterapi yang paling dirasakan berat dan mengganggu oleh anak berdasarkan pengkajian pada orang tua di Rumah Cinta Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menggunakan accidental sampling selama 45 hari dengan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Symptom assessment in childen receiving cancer therapy: the parent perspective dari Lee Dupuis yang terdiri dari dua bagian yaitu berat dan mengganggu dengan masing-masing 69 item pertanyaan. Data kemudian dianalisis dengan distribusi frekuensi hingga menggambarkan proporsi responden yang merasakan dampak berat dan mengganggu serta urutan dampak yang dirasakan berat dan mengganggu berdasarkan nilai mean melalui pengkajian pada orang tua. Hasil penelitian 40% anak merasakan dampak berat dan 36,7% anak merasakan dampak mengganggu. Aspek psikologis pada sub variabel perasaan dan suasana hati khususnya emosional anak (perubahan suasana hati dan mudah marah) merupakan dampak yang dianggap paling berat. Kemudian, dampak pada fisik anak yang paling mengganggu yaitu kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah.  Dampak kemoterapi harus diperhatikan oleh orang tua dan petugas kesehatan karena akan mengganggu kualitas hidup anak selama menjalani pengobatan kanker yang dialaminya. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu menentukan intervensi prioritas untuk mengurangi dampak kemoterapi yang mempengaruhi fisik, psikologis, dan kualitas hidup anak. Kata kunci          : anak kanker, dampak kemoterapi, orang tua
THE TENDENCY OF AGGRESSIVENESS IN ADOLESCENTS Rizki Muliani; Nur Oktavia Hidayati; Afif Amrullah
Journal of Nursing Care Vol 4, No 1 (2021): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v4i1.24046

Abstract

Aggressiveness is one of the common problems that often occur in adolescents. The tendency of emotional fluctuations in adolescents is one factor that makes adolescents vulnerable to aggressiveness. One form of aggressiveness that is currently rife among adolescents is student brawl. Aggressive actions such as student brawl result in a negative impact on victims and adolescents who become perpetrators of the brawl. This study aimed to discover the tendency of aggressivity in adolescents at YPGU Sumedang Vocational School. The method used in this study is the descriptive quantitative method. The variables studied were adolescents' tendency to cover dimensions as physical aggression, verbal aggression, anger, and hostility. The number of samples in this study was 162 respondents using an accidental sampling technique. The instrument used was adopted from the aggression questionnaire developed by Buss and Perry, which consists of 29 closed statement items. Data analysis used interval value ranges based on the length of the interval per class of the minimum and maximum values. This study's results are seen from the percentage in the category of low, moderate, and high. The results showed as many as 149 respondents (92%) have a moderate tendency of aggressivity. Based on the study results, it can be concluded that almost all adolescents in this study have a moderate tendency of aggressivity. Similarly, on the dimensions of aggressiveness measured, the average tends towards the moderate category. As for the dimensions of this aggressiveness, physical aggression has the greatest tendency than any other dimension, so it is advisable to further improve prevention programs' aggressiveness at YPGU Sumedang Vocational School. 
Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat dan Musik Klasik Terhadap Tekanan Darah Ibu Hamil dengan Hipertensi Elisabeth Meyta Ambarsari; Ermiati Ermiati; Nur Oktavia Hidayati
Journal of Nursing Care Vol 3, No 3 (2020): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnc.v3i3.27284

Abstract

Angka kematian ibu akibat Hipertensi dalam Kehamilan (HDK) masih tinggi. Hal ini dikarenakan keterlambatan mencari pertolongan setelah gejala klinis berkembang menjadi preeklamsi dan eklamsi, yang merupakan komplikasi pengelolaan HDK yang kurang tepat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh rendam kaki pada air hangat dan pemutaran musik klasik pada ibu hamil dengan hipertensi terhadap penurunan tekanan darah. Penelitian Quasi Experimental One Group Pre-test Post-test design ini melibatkan 30 ibu hamil dengan hipertensi dengan teknik sampling Purposive Sampling. Berdasarkan analisis data didapatkan menggunakan paired T-test, setelah diberikan kedua terapi, terdapat penurunan tekanan darah sistolik dengan rata-rata 14,43 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 10,83 mmHg dengan nilai p value 0,000 < 0,05, yang berarti ada pengaruh terapi kombinasi terhadap penurunan tekanan darah ibu hamil dengan hipertensi. Terapi ini dapat menjadi alternative dan dapat diaplikasikan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan mudah dalam menurunkan tekanan darah.
Fatigue Management Through Aerobic Physical Exercise in Children with Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) : A Literature Review Ikeu Nurhidayah; Asti Oktovianti; Guztap Jabarul Haq; Nur Oktavia Hidayati
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 5 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cancer related fatigue (CRF) is a serious symptom and often appears in pediatric patients with ALL, during chemotherapy and also at the end of treatment. The aim of this literature study is to look at physical exercises that can be done to reduce fever symptoms in pediatric patients with ALL. This research uses literature study with descriptive type of study. Obtained 3 articles using keywords, articles were obtained from Google Scholar, Proquest, and Pubmed. The three articles published between 2011-2021 with the research methods of each article were randomized controlled trials (RCTs) and quasi-experimental. Based on the results of several research articles, it was found that physical exercise combined with aerobics was proven to be effective in dealing with fatigue, increasing muscle strength and improving the quality of life of pediatric patients with ALL. This is consistent with studies that the advantage of physical exercise is hypertrophy, namely an increase in the mass of muscle cells that is triggered by neural factors in a repetitive exercise program. Meanwhile, aerobic exercise is related to the function of the respiratory system and stroke volume. This is consistent with studies that the advantage of physical exercise is hypertrophy, namely an increase in the mass of muscle cells that is triggered by neural factors in a repetitive exercise program. Meanwhile, aerobic exercise is related to the function of the respiratory system and stroke volume. Keywords: Children, Acute Lyphoblastic Leukemia (ALL), Pyhsical Exercise, Muscle Strength