Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Kriteria Desain Dinding Penahan Pada Tanah Campuran Apriani, Dyah Wahyu; Hadid, Muhammad
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 24, No 2 (2019): Wahana Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v24i2.1726

Abstract

Retaining wall is one of the reinforcing techniques used to control soil movement. Reinforcement with retaining walls is relatively expensive so an efficient design is needed. Unfortunately, the guidelines for planning a retaining wall are limited. Analysis of design criteria was carried out on silt clay soil taken in the area of the Karang Joang Kalimantan Institute of Technology (ITK) area based on the dimension guide given by Hardiyatmo (2010) and Nakazawa, et al (1980) for safe slope height based on the type of retaining wall. The minimum criteria for cantilever type retaining walls with a slope height of 2-3 meters is the width of the TOE (A) = B / 3 meters, the base width retaining wall (B) = minimum of 0.7 H meters, the width of the upper wall (C) = 0.2 meters and wall thickness (D) = H / 10-H / 12 meters, while for slopes with a height of 4- 5 meters the safe dimension range is TOE (A) width = A / 3, slope width (B) is designed to be a minimum of 0.9 H meters, width of the wall (C) = minimum 0.2 meters and wall thickness (D) = H / 10-H / 12 meters. Gravity retaining wall has design criteria for slopes as high as 2-3 meters of A = D / 2-D meters, B is taken to a minimum of 0.7 H meters, a minimum C value of 0.3 m and D of H / 8 - H / 6 meters for slopes with a height of 2-3 meters, meanwhile for slopes with a height of 4-5 meters, B to a minimum of 0.9 H meters, with a value of A = D / 2-D meters, the C value is designed to be a minimum of 0.3 meters and D = H / 8 - H / 6 meters.
Alternatif Aspal Modifikasi Polimer dengan Menggunakan Sampah Plastik Kemasan Makanan Hadid, Muhammad; Ubudiyah, Ana; Apriyani, Dyah Wahyu
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26151847.v4i1.6832

Abstract

Kondisi jalan di kota balikpapan banyak mengalami kerusakan, selain itu, ketersediaan aspal belum bisa memenuhi kebutuhan aspal karena 45% jalan di kota Balikpapan masih menggunakan kerikil dan tanah (DPU kota Balikpapan, 2015). Selain itu, Balikpapan juga mengalami masalah di aspek lingkungan yaitu sampah. Gibran (2017) berpendapat bahwa 13.51% sampah yang ada di koata Balikpapan adalah plastik. Plastik merupakan salah satu sampah yang sulit untuk di daur ulang. Sehingga, untuk menyelesaikan dua permasalahan tersebut dilakukan penelitian aspal modifikasi polimer dengan memanfaatkan sampah plastik kemasan makanan. Proses pembuatan aspal modifikasi polimer dilakukan sesuai dengan standar spesifikasi bina marga devisi 6 revisi 3, dimana proses pencampuran polimer dilakukan pada saat campuran beraspal panas dilaksanakan pada suhu 145°C- 155°C. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan variasi kadar aspal yang digunakan pada campuran adalah 5%, 5.5%, 6%, 6.5%, dan 7%. Dan didapatkan kadar aspal optimum adalah 5.3%. Dari kadar aspal optimimum dilakukan pencampuran polimer dengan variasi 0%, 1%, 2%, 3% dan 4%. Hasil pengujian menunjukkan kadar polimer optimim adalah 0.5% polimer dan maksimum 1%. Aspal modifikasi polimer memiliki nilai stabilitas yang tinggi yaitu 23.64% lebih besar jika dibandingkan dengan aspal konvensional. Selain itu, nilai rongga pada campuran 5.74% lebih besar dibandingkan aspal konvensional.
EVALUASI KAPASITAS SALURAN SUB DAS AMPAL KOTA BALIKPAPAN Rossana Margaret Kadar Yanti; Reza Dwiryan Anugrah; Dyah Wahyu Apriani
JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL Vol 4, No 2 (2019): JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.017 KB)

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal Kota Balikpapan terdiri dari 21 sub DAS. Setiap sub DAS memiliki saluran drainase yang berfungsi mengalirkan air menuju Sungai Ampal, namun pada kenyataannya kapasitas saluran drainase sekunder pada beberapa sub DAS Ampal tidak mampu mengalirkan air dengan baik sehingga mengakibatkan terjadinya banjir. Hal ini terjadi pada sub DAS 2, sub DAS 4, sub DAS 5, sub DAS 7, sub DAS 8, sub DAS 9, sub DAS 13, dan sub DAS 14. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan evaluasi kinerja sistem drainase pada sub DAS Ampal untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui debit hidrologi dan kapasitas saluran sekunder pada Sub DAS Ampal yang terdampak banjir serta mengetahui tinggi banjir pada lokasi studi. Dalam studi ini dilakukan analisa hidrologi dengan menghitung debit puncak banjir sub DAS Ampal menggunakan metode rasional dan analisa hidrolika dengan menggunakan aplikasi HEC-RAS yang bertujuan untuk mengetahui elevasi muka air saluran.Dari analisa perhitungan didapatkan besarnya debit hidrologi pada kawasan Sub DAS Ampal yang memiliki permasalahan banjir bervariasi antara 3.65 m3/s sampai dengan 19.27 m3/s. Dari hasil analisa tersebut, terdapat 7 saluran Sub DAS yang mengalami kelebihan kapasitas, antara lain Saluran 4, Saluran 5, Saluran 7, Saluran 8, Saluran 9, Saluran 13, dan Saluran 14 dengan tinggi banjir bervariasi antara 0.08 m sampai 2.12 m. Adapun Saluran 2 tidak terjadi luapan disebabkan bendali yang difungsikan pada Sub DAS 2.
PREDIKSI PENURUNAN TANAH TIMBUNAN STUDI KASUS PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEWA INTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN Dyah Wahyu Apriani; Arum Dwicahyani
JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Kajian Teknik Sipil
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.937 KB)

Abstract

Penurunan terjadi akibat beban yang bekerja pada tanah. Penurunan ini muncul akibat berkurangnya rongga pori dalam tanah dan berubahnya susunan tanah. Penurunan tanah yang terjadi secara seragam dan tidak berlebihan tidak menyebabkan kerusakan bangunan, namun apabila penurunan yang terjadi tidak seragam dan berlebihan maka akan menyebabkan kerusakan bangunan, mengganggu kestabilan bangunan serta merusak estetika dan kenyamanan pengguna bangunan. penurunan ini sulit diprediksi karena kondisi tanah tidak homogen, anisotropis serta sulitnya mengevaluasi kondisi regangan-tegangan dalam tanah. Salah satu metode untuk memprediksi penurunan yang terjadi adalah dengan elemen hingga mengunakan program bantu plaxis.  Software ini disusun berdasarkan metode elemen hingga untuk menganalisis deformasi dan stabilitas tanah. Prosedur pembuatan model secara grafis mudah dan cepat serta menampilkan hasil komputasi secara mendetail. Akurasi hasil dari pemodelan dengan program Plaxis bergantung pada asumsi pemodelan dari kasus yang ada. Rusunawa ITK direncanakan berdiri di atas tanah timbunan setinggi 3 meter dengan material timbunan dan tanah dasar timbunan berupa Lempung Plastistas Rendah. Pemodelan penurunan dengan eleman hingga menunjukkan besar penurunan yang terjadi akibat bekerjanya beban struktur adalah sebesar 31 mm, lebih kecil dari batas penurunan ijin struktur pada tanah lempung yakni sebesar 65 mm dan penurunan tak seragam sebesar 48,75 mm.
EVALUASI DAN PERENCANAAN KEMBALI BENDUNG SAPON Fajar Nugroho Utomo; Dyah Wahyu Apriani; Sri Eko Wahyuni; Siti Hardiyati
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.279 KB)

Abstract

Sapon weir, which located at Kulon Progo, Yogyakarta, is a hydraulic structure that its water supply is from Progo river. Sapon weir are used to flow through ± 1850 ha rice field area, from ± 2250 ha before at 2,3 m3/sec, and to fulfill the water needs in 4 sub districts at 0,2 m3/sec. The increasing function of Sapon weir from only covering the irrigation needs, to fulfilling the water needs it is the implementation of the regulation no 8 year 2005 about water resources. The analysis of flood design using Haspers Metod, FSR Jawa-Sumatera, HSS Nakayasu, HSS Gama 1 with flood design comparation from Pasing Capacity Metod that has 1123,96 m3/sec of flood discharge in hundred year periode (Q100). The design of Sapon weir consists of main dam, complement buildings and requirement water supply pump for 1383,97 m3/sec of flood discharge hundred years period. The differences of weir design change the weir dimensions and the complement buildings.
EVALUASI DAN PERENCANAAN KEMBALI BENDUNG SAPON Dyah Wahyu Apriani; Fajar Nugroho Utomo; Sri Eko Wahyuni; Siti Hardiyati
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.298 KB)

Abstract

Sapon weir, which located at Kulon Progo, Yogyakarta, is a hydraulic structure that its water supply is from Progo river. Sapon weir are used to flow through ± 1850 ha rice field area, from ± 2250 ha before at 2,3 m3/sec, and to fulfill the water needs in 4 sub districts at 0,2 m3/sec. The increasing function of Sapon weir from only covering the irrigation needs, to fulfilling the water needs it is the implementation of the regulation no 8 year 2005 about water resources. The analysis of flood design using Haspers Metod, FSR Jawa-Sumatera, HSS Nakayasu, HSS Gama 1 with flood design comparation from Pasing Capacity Metod that has 1123,96 m3/sec of flood discharge in hundred year periode (Q100). The design of Sapon weir consists of main dam, complement buildings and requirement water supply pump for 1383,97 m3/sec of flood discharge hundred years period. The differences of weir design change the weir dimensions and the complement buildings.
An Empirical-Statistical Model for Landslide Runout Distance Prediction in Indonesia Dyah Wahyu Apriani; Christianto Credidi; Septino Khala
Pondasi Vol 27, No 1 (2022): JUNI
Publisher : UNISSULA Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/pondasi.v27i1.22618

Abstract

There have been many attempts and methods for predicting landslide-affected areas; empirical methods, numerical methods, and laboratory models are commonly used for prediction. Laboratory and numerical models require an input of parameters that are difficult to determine accurately. At the same time, empirical statistical methods use statistical methods based on historical data of landslide events to form an empirical model. Statistical analysis of empirical observations builds a possible relationship between disaster area characteristics and slide behavior because it does not require detailed mechanics of avalanche movement; the empirical-statistical model is a simple and practical tool in the initial assessment to predict the sliding distance of an avalanche that will occur. The main discussion of this study is that the volume of avalanches (V) has a more significant influence than the height of the slope (H) on the length of the avalanche (L) that occurs. Fifty-nine data on landslide events that have occurred in Indonesia are used to a prediction model for landslide events reviewing the slope geometry parameters in the form of H, slope (θ), and V and discussing the main factors that affect the sliding distance of avalanches that have not been discussed in research in the Indonesian territory. The analysis shows that H has a significant effect on the sliding distance of the avalanche compared to V. The best model produced to predict the sliding distance of the avalanche is L = 6.918 H0,840 and produces an average error rate of 29% for the landslide measurement data.
SOIL SHEAR STRENGTH PARAMETER ANALYSIS BASED ON BEHAVIOR ANALYSIS OF LANDSLIDE CASE Dyah Wahyu Apriani; Umar Mustofa; Rachmad Hidayat
U Karst Vol 4, No 2 (2020): NOVEMBER
Publisher : Kadiri University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3265.81 KB) | DOI: 10.30737/ukarst.v4i2.1046

Abstract

Slope failure is a complex event. It can provide useful information about the condition of soil parameters on the failed slope in the same way it can provide an opportunity to evaluate the stability of other slopes. To evaluate the occurence of slope failure, unit weight data and shear strength properties of soil are needed, as well as methods of analysis including failure mechanisms. One of the methods used to evaluate landslide events is reverse analysis. In this study, reverse analysis was carried out on landslides that occurred on the slopes of D-D 'and F-F' at the Integrated Campus Building of the Institut Teknologi Kalimantan. The finite element method is used to analyze the safety number of the slopes under review. From the results of the reverse analysis, it was obtained that the soil parameters at the time of collapse in the top layer resulted in the value of unit weight (γ) = 20 kN / m2, Cohesion (c) = 2 kPa and Internal friction angle (φ) = 27 ° . Slope failure occured due to an increase in soil volume weight value, as well as a decrease in soil shear strength parameters, namely cohesion and internal friction angle.
Rebranding Kelurahan Sepinggan Baru Berbasis Urban Tourism Dyah Wahyu Apriani; Christianto Christianto; Amabella Charita; Laila Fitria; Reza Rizqullahiansyah; Virgilia Anna
BERDIKARI Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Berdikari
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.725 KB) | DOI: 10.52447/berdikari.v4i2.5501

Abstract

Kelurahan Sepinggan Baru terdiri atas Kawasan Perkantoran (Pelayanan Umum), Gedung Dome Sport And Convention Center, kawasan Jalan Ruhui Rahayu merupakan koridor hijau, Taman 3 Generasi, kawasan Kuliner, Melawai 2, Cafe, kawasan pendidikan dan Gedung Kesenian Balikpapan. Fasilitas tersebut memberikan potensi daya tarik wisata namun belum optimalnya pengembangan pariwisata di Kelurahan Sepinggan Baru sehingga perlu dibuat rencana pengelolaan pariwisata yang terpadu dengan RTRW kota Balikpapan melalui penyusunan masterplan. Masterplan urban berfungsi sebagai acuan rencana pengembangan pariwisata. Luaran dari masterplan adalah perencanaan urban tourism di Kelurahan Sepinggan dengan muatan berupa konsep dan dasar perencanaan meliputi identifikasi gambaran umum wilayah perencanaan yaitu aspek fisik, apsek ekonomi, aspek kependudukan, aspek sarana dan prasarana serta berdasarkan analisis potensi dan masalah yang menjadi muatan dalam masterplan urban tourism Kelurahan Sepinggan Baru.
Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Audio Visual di SMAN 9 Balikpapan Dyah Wahyu Apriani; Andina Prima Putri Prima Putri; Christiano Credidi Septino Khala
BERDIKARI Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Berdikari
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.995 KB) | DOI: 10.52447/berdikari.v2i2.4098

Abstract

Media pembelajaran pada era revolusi industri 4.0 saat ini menjadi sangat beragam, salah satunya adalah media pembelajaran audio visual. Media ini dinilai lebih attractive dan disukai oleh siswa dalam proses belajar karena dapat menampilkan materi pembelajaran melalui media baik audio maupun visual. Sekolah – sekolah diharapkan sadar akan perkembangan teknologi yang sebagian besar telah menerapkan pembuatan video pada metode pembelajarannya. Kemampuan pembuatan video oleh siswa sangatlah penting, selain untuk mempermudah proses pembelajaran siswa didalam kelas, pembuatan video sangat penting dijadikan salah satu kompetensi siswa dalam menghadapi era digital yang sangat berkembang dengan pesat. Selain itu membekali siswa dengan kemampuan pembuatan video adalah salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing siswa diera digital serta meningkatkan kreatifitas media pembelajaran kepada siswa. Namun masalah yang paling mendasar adalah siswa sangat kesulitan dalam hal mengedit video sampai video selesai dan dapat dipresentasikan dengan baik. Tim pengabdian masyarakat Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan bekerja sama dengan SMAN 9 Balikpapan melaksanakan pelatihan pembuatan dan editing video untuk siswa SMAN 9 Balikpapan. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 4 oktober 2019 di Laboratorium Komputer SMAN 9 Balikpapan. Peserta pelatihan sebanyak 28 orang mengikuti pelatihan dengan sangat antusias dan keseleuruhan siswa dapat mengedit video menggunakan aplikasi Shortcut.Kata Kunci: Media Pembelajaran, Audio Visual, Video PembelajaranABSTRACTAt industrial revolution 4.0, learning medias come on many various ways, one of which is audio-visual learning media. Some students preffer this type of media because it’s considered more attractive in learning process, as in this method the learning materials is delivered through audio and visual approach. It is expected from schools to be aware of techological developments, which include video making in the learning approach. Student’s capability of making video is very important in order to simplify the learning process, not to speak of the student’s competence in order to face the quick-developing digital era. Futhermore, other than increasing the capability of the student, the purpose of the traing is to enhance the student’s competitiveness and creativity. However, the basic problem is that some students are still having troubles in video editing and presenting. As to overcome this problem community service team from Institut Teknologi Kalimantan’s Civil Engineering Department, cooperating with SMAN 9 Balikpapan will organize a Training Class in video making and editing for students. The training was held on October 4, 2019 at the SMAN 9 Balikpapan Computer Laboratory. 28 trainees attended the training with great enthusiasm and the whole student was able to edit videos using the Shortcut application.Keywords: Learning Media, Audio Visual, Video Learning