Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Blood-Lead Monitoring Exposure to Leaded-Gasoline among School Children in Jakarta, Indonesia 2005 Budi Haryanto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 1 No. 5 April 2007
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.966 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v1i5.293

Abstract

Leaded-gasoline has been used as major octane booster of motor vehicles’ gasoline in Indonesia since decades ago, except in Jakarta, Batam and Bali where it had not been used from 2001, 2003 and 2004, respectively. Negative effects of lead, such as decreasing of IQ, hearing, growth, and hemoglobin level, then will still be threatening and may continue in the future. Meanwhile, the prolonged lead exposure occurs in the may have more dangerous human health effects to children. The Jakarta blood-lead study in 2001 showed that 35% elementary school children have blood lead levels (BLLs) more than 10 µg/dl, and 2.4% had BLL more than 20 µg/dl (CDC-USAEP 2001). The objective of this study is to assess the blood lead level of elementary school children in Jakarta urban area in 2005 by evaluating the mean blood lead level of 3rd and 4th grade elementary school children in Jakarta urban area. A cross-sectional survey was implemented to achieve the above objective. The study was conducted in January-February 2005. Portable LeadCare and Hemocue were used to analyze blood-lead and blood hemoglobin (Hb) respectively from children finger blood on site. All of the 20 selected elementary schools agreed to participate in the test. A total of 203 students were allowed by their parents to participate in the test. The overall average for Hb-blood level is 12.6 g/dl and for Pb-blood level is 4.2 µg/dl. Percentage of those children with Pb-blood equal and more than 10 µg/dl is 1.3%. The declining Pb-blood prevalence from 2001 study obviously reflects the success of Leaded-gasoline phase-out program in Jakarta. It means that the program is successful in preventing people exposed to leadedgasoline in Jakarta, especially children, from the risk of lead toxicity and its impacts. Thus, the program of phasing-out of leaded-gasoline should be expanded and implemented to all Indonesian provinces and cities in order to avoid lead exposure to people.Keywords : Air quality, blood-lead levels, children health effectsAbstrakBensin dengan kandungan logam berat timbal digunakan sebagai bahan bakar utama kendaraan bermotor di Indonesia sejak beberapa dekade. Jakarta, Batam dan Bali yang secara berurutan sudah tidak menggunakannya sejak 2001, 2003 dan 2004. Pengaruh negatif logam berat timbal meliputi penurunan tingkat IQ, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan, dan menurunkan kadar hemoglobin, masih akan terus berlangsung dan mengancam anak-anak. Studi kadar logam berat timbal dalam darah di Jakarta, tahun 2001, menemukan 5% anak sekolah dasar dengan kadar timbal darah (BLLs) ³10 µg/dl, dan 2,4% mempunyai BLL > 20 µg/dl (CDC-USAEP 2001). Penelitian ini bertujuan menilai kadar timbal darah anak sekolah dasar di Jakarta, tahun 2005. Studi dilakukan pada anak-anak sekolah dasar kelas 3 dan 4 di Jakarta pada periode Januari-Februari 2005. Sebanyak 20 sekolah dasar yang terpilih dan 203 pelajar berartisipasi pada penelitian. Rata-rata kadar hemoglobin darah adalah 12,6 g/dl dan kadar Pb darah adalah 4,2 µg/dl. Proporsi anak-anak dengan kadar Pb-darah ³ 10 µg/dl adalah 1,3%. Penurunan prevalensi Pb-darah dari studi tahun 2001 secara meyakinkan merefleksikan keberhasilan program penghapusan bensin bertimbal di Jakarta. Itu berarti bahwa program tersebut berhasil mencegah pajanan risiko toksik dan dampak kesehatannya pada penduduk Jakarta, khususnya anak-anak. Program penghentian bahan bakar bertimbal disarankan untuk diperluas pada seluruh provinsi dan kota di Indonesia. Kata kunci : Kualitas udara, kadar timbal (Pb) darah, dampak kesehatan pada anak-anak
Human Health Risk to Ultrafine Particles in Jakarta Budi Haryanto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4 No. 2 Oktober 2009
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.077 KB) | DOI: 10.21109/kesmas.v4i2.189

Abstract

In Jakarta, the main pollution sources are vehicles and industry, with motorized traffic accounting for 71% of the oxides of nitrogen (NOX), 15% of sulphur-dioxide (SO2), and 70% of particulate matter (PM 10 ) of the total emission load. Both urban population size and the fraction of the population that owns a pri-vate vehicle are increasing. The study objective is to determine the numbers of ultrafine particulate matter with an aerodynamic diameter of 0.1 mm or less, or PM0.1 inhaled by elementary school children, commute workers with private car and commute workers with public transport. A cross-sectional study design is implemented in Jakarta 2005. Ten elementary school children, ten commuters with private car and ten commuters with public transports are purpo-sively selected as subjects and measured personally for 3 x 24 hours using Condensation Particle Counter (CPC) real-time personal exposure measurement (measured in terms of the number of particles per cubic centimeter, or # cm-3). The average concentration of ultrafine particulate matter of elementary school children at home, on the road and at school is 29,254/cm3, 147,897/cm3 and 61,033/cm3 respectively. For those commuters with private car at home, on the road and at office is 29,213/cm3, 310,179/cm3 and 42,496/cm3 respectively. For those commuters with public transport, the concentration average of at home, on the road and at office is found higher: 35,332/cm3, 453,547/cm3, and 69,867/cm3, respectively. Keywords: Ultrafine particles, human health riskAbstrakPerhatian terhadap pencemaran udara ini menjadi semakin meningkat ketika banyak diketemukan dampaknya pada anak-anak, terutama kaitannya dengan insidens dan prevalens asma. Sumber utama pencemaran udara di Jakarta adalah dari kendaraan bermotor dan industri, dimana transportasi berkontribusi terhadap 71% NOX, 15% SO 2, dan 70% partikel debu kurang dari 10 mikronmeter (PM 10). Tujuan penelitian mengetahui jumlah partikel debu berdiameter ultrafine (partikel berukuran <0,1 mm) yang terhirup oleh anak sekolah dasar, pekerja pengguna kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Studi ini menggunakan desain crosssectional dan dilakukan di Jakarta tahun 2005. Sebanyak 30 responden anak sekolah dasar, pekerja pengguna kendaraan pribadi dan kendaraan umum dipilih secara purposif sebagai subyek penelitian. Jumlah partikel ultrafine terhirup secara individu diukur selama 3 x 24 jam menggunakan Condensation Particle Counter (CPC) real time personal exposure measurement (jumlah ultrafine partikel per cm 3). Rerata konsentrasi partikel ultrafine terhirup pada anak sekolah dasar di rumah, di perjalanan, dan di sekolah adalah berurutan sebagai berikut: 29.254/cm 3, 147.897/cm 3 dan 61.033/cm 3. Pada pekerja pengguna kendaraan pribadi di rumah, di perjalanan, dan di kantor diperoleh rerata konsentrasi secara berurutan sebagai berikut: 29.213/cm 3, 310.179/cm 3 dan 42.496/cm 3. Sedangkan pada pekerja pengguna kendaraan umum adalah: 35.332/cm 3 di rumah, 453.547/cm 3 di perjalanan, dan 69.867/cm 3 di kantor. Kata kunci : Partikel ultrafine, risiko kesehatan manusia
KORELASI TIMBAL DALAM DARAH DAN TINGKAT KECERDASAN (MAJEMUK) SISWA SEKOLAH DASAR DI SEKITAR PELEBURAN AKI BEKAS DI KABUPATEN TANGERANG DAN KABUPATEN LAMONGAN Budiyono Budiyono; Budi Haryanto; Esrom Hamonangan; Bambang Hindratmo
Jurnal Ecolab Vol 10, No 1 (2016): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.492 KB) | DOI: 10.20886/jklh.2016.10.1.41-47

Abstract

Pajanan timbal di dunia diperkirakan sebesar 0,6% penyebab penyakit global dengan proporsi terbanyak di negara- negara berkembang. Industri peleburan aki bekas, saat ini, menjadi perhatian para ahli kesehatan dan lingkungan karena potensinya sebagai sumber pencemar timbal. Racun timbal dalam tubuh akan merusak sistem saraf dan mengakibatkan penurunan Intelegence Quotient (IQ), terutama pada anak-anak karena masih diusia tumbuh kembang otak. Kadar timbal dalam darah merupakan indikator yang paling baik untuk menunjukkan current exposure. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar timbal dalam darah terhadap tingkat kecerdasan (majemuk) siswa sekolah dasar menggunakan rancangan studi cross sectional. Kecerdasan majemuk yang diukur adalah kecerdasan verbal dan kecerdasan logis-matematis. Sebanyak 60 siswa MI Baitussaa’adah di Kabupaten Tangerang dan 69 siswa SDN Bulutengger di Kabupaten Lamongan diukur kadar timbal darah dan laporan prestasi belajarnya. Ditemukan kadar timbal dalam darah anak di Kabupaten Tangerang dengan rerata 39,18 μg/dl (100% melebihi batas normal CDC 1997) dan rerata 11,76 μg/dl (59,4% melebihi batas normal) di Kabupaten Lamongan. Kadar timbal dalam darah berhubungan signifikan dengan tingkat kecerdasan majemuk (nilai p < 0,05) dan anak-anak yang kadar timbal darahnya tinggi berisiko mempunyai tingkat kecerdasan majemuk rendah sebesar hampir 3,5 kali dibandingkan dengan mereka yang berkadar timbal darah rendah (Odds Ratio=3,447). Semakin dekat jarak rumah terhadap sumber pencemar timbal, semakin rendah pendidikan orang tua, dan seringnya tidak masuk sekolah dengan alasan sakit juga ditemukan berisiko terhadap rendahnya tingkat kecerdasan majemuk. Walaupun begitu, hanya rendahnya pendidikan orang tua yang ikut mempengaruhi hubungan kadar timbal dalam darah dengan tingkat kecerdasan (majemuk) anak-anak dalam analisis lanjut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pajanan timbal karena peleburan aki bekas sudah membahayakan. Disarankan agar industri yang menggunakan timbal harus ditutup di wilayah tersebut atau dipindahkan menjauh dari pemukiman masyarakat.
Studi Ekologi Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Faktor Iklim di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia Tahun 1999-2018 Fajar Nugraha; Budi Haryanto; Ririn Arminsih Wulandari; Tiffany Tiara Pakasi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 10 No 03 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v10i03.923

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan vector-borne disease dengan tingkat prevalensi tertinggi di dunia. Jumlah kasus DBD telah meningkat di sejumlah negara dalam 10 tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor iklim dengan kejadian DBD di Kota Administrasi Jakarta Pusat dalam periode 20 tahun, dari Januari 1999-Desember 2018. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis (P2PTVZ) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Penelitian ini menggunakan disain studi ekologi dan dianalisis bivariat dengan uji korelasi Spearman. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel curah hujan (Pv=0,0001; r=0,448) dengan lag 2 bulan, suhu udara (Pv=0,0001; r=-0,27) dengan lag 1 bulan, dan kelembaban relatif (Pv=0,0001; r=0,329) dengan lag 2 bulan, secara signifikan berhubungan positif dengan kasus DBD. Kasus DBD secara signifikan dipengaruhi curah hujan, suhu udara, dan kelembaban relatif dengan lag bulan tertentu, oleh karena itu upaya pencegahan dan mitigasi epidemi DBD di Kota Administrasi Jakarta Pusat dapat dilakukan sejak bulan Januari dalam rangka mengantisipasi puncak kasus DBD di periode bulan Maret-April.
IMPLEMENTASI APLIKASI WHATSAPP AUTORESPONDER SEBAGAI SARANA INFORMASI PADA STMIK INSAN PEMBANGUNAN Budi Haryanto
Insan Pembangunan Sistem Informasi dan Komputer (IPSIKOM) Vol 6, No 1 (2018): JUNI
Publisher : Universitas Insan Pembangunan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58217/ipsikom.v6i1.90

Abstract

AbstaractAs we know the rapid development of the time to make technology changes growing,widespread use of smart phones and applications whatsapp as the most popularmessaging applications make changes to the need for an information. Formerly the useof the website as a means of information is very popular, but there are still manyshortcomings that exist on the website as a means of information, from a less friendlydisplay on the smart phone to the number of menus that must be in search forinformation. For that reason developed a means of information using whatsappapplications that are popular as one of the means of information in STMIK InsanPembangunan.Keywords: Whatsapp, Autoresponder, InformationAbstrakSebagaimana kita ketahui pesatnya perkembangan jaman membuat perubahanteknologi semakin berkembang, maraknya penggunan telepon pintar dan aplikasiwhatsapp sebagai aplikasi tukar pesan terpopuler membuat perubahan terhadapkebutuhan akan sebuah informasi. Dahulu penggunaan website sebagai saranainformasi sangatlah populer, tetepi masih banyak kekurangan yang ada pada websitesebagai sarana informasi, dari tampilan yang kurang bersahabat pada telepon pintarhingga banyaknya menu yang harus di cari untuk mendapatkan informasi.Untuk itulahdikembangkan sebuah sarana informasi menggunakan aplikasi whatsapp yang sedangpopuler ini sebagai salah satu sarana informasi di STMIK Insan Pembangunan.Kata kunci: Whatsapp , Autoresponder, Informasi
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PADA TRAYEK B KOTA SAMARINDA Nanda Dio Septya Sanjaya; Johannes E. Simangunsong; Budi Haryanto
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 6, No 1 (2022): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v6i1.7726

Abstract

Kota Samarinda adalah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur yang posisinya sangat strategis terhadap kegiatan perdagangan dan jasa. Jika pada kegiatan tersebut tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik maka akan menimbulkan kemacetan. Solusi dari Pemerintah Kota Samarinda yaitu menyediakan angkutan kota sebagai alternatif dari moda transportasi kendaraan pribadi. Kebutuhan masyarakat akan angkutan kota menjadikannya sebagai sarana yang sangat penting dalam sistem transportasi. Hal ini mengakibatkan pentingnya tingkat pelayanan angkutan kota di saat masa pandemi covid-19 yang dapat dilihat dari tingkat kinerja operasional. Penelitian ini bertujuan mengevalusi kinerja operasional angkutan kota trayek B di Kota Samarinda.Pengambilan data yang dilakukan menggunakan dua metode yaitu survei statis dan survei dinamis. Survei statis yaitu survei yang dilakukan dengan mencatat informasi dari setiap kendaraan yang melintas seperti plat kendaraan dan waktu kendaraan melintas di titik pengamatan yang sudah ditetapkan sedangkan survei dinamis yaitu survei yang dilaksanakan dengan mengikuti kendaraan terdiri dari survei penumpang naik dan turun dari kendaraan dan survei waktu perjalanan. Data kemudian dianalisis menggunakan SK. 687/AJ.206/BRJD/2002.Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh parameter yang mempunyai predikat kurang yaitu headway sebesar 32,96 menit, waktu pelayanan yang berada dibawah 13 jam/ hari, dan frekuensi kendaraan yang masih dibawah 4 kendaraan/ jam yaitu 2,29 kendaraan/ jam. Selain itu, untuk parameter load factor menunjukkan kondisi baik yaitu 35%, namun jika dilihat dari segi operator kondisi ini sangat merugikan pengemudi karena jumlah penumpang yang sedikit dibandingkan dengan kapasitas kendaraan.
ANALISIS KERUSAKAN LAPIS PERMUKAAN PERKERASAN LENTUR BESERTA STRATEGI PENANGANANNYA (STUDI KASUS JL. KESUMA BANGSA, SAMARINDA) Berthania Christie; Muhammad Jazir Alkas; Budi Haryanto
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 3, No 2 (2019): JTS Teknologi Sipil
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v3i2.3257

Abstract

Kondisi permukaan perkerasan pada dasarnya ditandai dengan adanya kerusakan pada lapisan permukaan. Kerusakan yang terjadi umumnya bervariasi di sepanjang ruas  jalan yang ditinjau dan  apabila dibiarkan dalam  jangka waktu  yang  lama, maka hal tersebut  akan memperburuk kondisi  lapisan  perkerasan.  Tidak  adanya  upaya  penanganan  kerusakan  jalan ditemukan pula pada  ruas  Jalan  Kesuma Bangsa  Kota  Samarinda.  Jalan Kesuma Bangsa  merupakan  jalan penghubung pusat pelayanan dalam kota. Kerusakan yang ada hingga saat  ini belum ditangani dengan  baik.   Oleh sebab  itu  diperlukan  upaya  untuk  mengevaluasi  kondisi  permukaan perkrerasan jalan pada ruas  Jalan Kesuma Bangsa. Penelitian terhadap kondisi fungsional permukaan  perkerasan  diperoleh  dengan  menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI). Metode ini dapat memberikan informasi berupa  nilai kondisi permukaan perkerasan beserta skala tingkat kondisinya.  Metode  PCI  diawali  dengan membagi  ruas  jalan  yang  ditinjau  menjadi  sampel  unit  area  menjadi  30  meter x  5,5  meter kemudian  dilakukan  survey  inspeksi  kondisi  permukaan  perkerasan  secara  visual  dengan mengamati  tipe  kerusakan,  dimensi  kerusakan serta  penentuan  tingkat  kerusakannya.  Proses analisisnya  dilakukan  dengan  menghitung  densitas,  menentukan  deduct  value,  total  deduct value,  corrected deduct  value,  nilai  PCI  serta  tingkat  kondisi  permukaan  perkerasan berdasarkan nilai PCI yang  diperoleh. Selanjutnya diberikan upaya rekomendasi perbaikan yang bersumber dari  aturan  Bina Marga  - Metode Perbaikan Standar. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa nilai PCI pada ruas Jalan Kesuma Bangsa  ialah  sebesar 69,002% dan  tergolong tergolong dalam kondisi baik  (good). Kondisi  ini menunjukkan bahwa Jalan Kesuma Bangsa secara keseluruhan masih dalam keadaan baik namun disarankan untuk segera melakukan  upaya pemeliharaan  jalan  demi  meningkatkan  kualitas jalan  tersebut agar tidak terus menurun.
PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK DENGAN METODE PDM (PRECEDENCE DIAGRAM METHOD) & CPM (CRITICAL PATH METHOD) Fahrian Fahrian; Budi Haryanto; Mardewi Jamal
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 5, No 2 (2021): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v5i2.6982

Abstract

Dewasa ini sering kita temukan proyek konstruksi yang memiliki pekerjaan – pekerjaan yang sama dan berkelanjutan pada suatu proyek sehingga kebutuhan akan pemakaian sumber daya juga berkelanjutan, seperti pembangunan rumah – rumah pada proyek – proyek perumahan, ruas – ruas jalan pada proyek jalan raya, proyek pemasangan pipa dan sebagainya. Proyek ini digolongkan sebagai pekerjaan – pekerjaan yang berulang (repetitif). Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung SD Islamic Center merupakan proyek konstruksi lanjutan dari infrastruktur bangunan yang sempat terhenti pekerjaannya, kemudian Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung SD Islamic Center merupakan proyek repetitif (pekerjaan berulang) hal ini terlihat dari beberapa item pekerjaannya yang relatif sama antar tiap lantai bangunan. Metode yang dikenal efektif untuk perencanaan penjadwalan proyek dengan pekerjaan berulang (repetitif) adalah metode precedence diagram method (PDM) dan critical path method (CPM). Pada Penelitian kali ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas metode penjadwalan proyek dengan metode precedence diagram method (PDM) dan critical path method (CPM), serta mengetahui perbandingan antar metode precedence diagram method (PDM) dan critical path method (CPM) pada penjadwalan proyek Lanjutan Pembangunan Gedung SD Islamic Center SamarindaProses Penjadwalan dengan metode PDM dan CPM dilakukan dengan menggunakan Software Microsoft Project 2019 dan secara Manual di Microsoft Excel 2019, diawali dengan menentukan keterkaitan hubungan tiap item pekerjaan (Predecessor), kemudian melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur untuk memperoleh nilai Total Float agar dapat mengetahui item pekerjaan kritis.Hasil analisis penjadwalan proyek dengan menggunakan metode PDM didapat durasi pekerjaan total selama 175 hari selesai pada 13 desember 2019 serta terdapat 26 item pekerjaan kritis, kemudian dengan metode CPM diperoleh total durasi pekerjaan proyek 190 hari selesai pada 29 desember 2019 dengan 18 item pekerjaan kritis. Perbandingan metode PDM dengan metode CPM terdapat beberapa hal yang menjadi perbedaan diantaranya ialah tampilan informasi yang disajikan sebagai bentuk penjadwalan, pada PDM terdapat 4 konstrain pekerjaan yaitu Early Start (ES), Early Finish (EF), Late Start (LS) dan Late Finish (LF), CPM terdapat item pekerjaan Semu/Khayal.
ANALISIS PERHITUNGAN KAPASITAS RUNWAY PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL AJI PANGERAN TUMENGGUNG PRANOTO SAMARINDA Hernasdy Suprianto; Triana Sharly P. Arifin; Budi Haryanto
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 4, No 1 (2020): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v4i1.4926

Abstract

Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda merupakan salah satu Bandar Udara Internasional yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Status sebagai Bandar Udara Internasional dikarenakan ada rencana penerbangan ke luar negeri dan Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto layak untuk melayani penerbangan tersebut. Tetapi fasilitas dan pelayanan yang ada belum sesuai untuk Bandar udara berkelas internasional. Oleh karena itu Bandar udara ini terus dikembangkan untuk dapat melayani permintaan penerbangan, baik penerbangan domestic maupun internasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun dari dan menuju Samarinda. Metodologi yang digunakan dalam penulisan mencakup pengambilan data dengan cara survey lapangan langsung mendapatkan data primer yaitu data lalu lintas udara dan data sekunder dari pihak pengelola bandara berupa data jadwal penerbangan, kondisi eksisting yang diolah dengan pendekatan matematis. Perhitungan kapasitas menggunakan pendekatan model kedatangan, keberangkatan dan operasi campuran. Berdasarkan kondisi eksisting yang sekarang maka Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto mempunyai 1 buah runway sepanjang 2.250 meter x 45 meter, 1 buah taxiway untuk komersil, 1 buah apron utama dengan luasan 36.900 m2. Sesuai dengan perhitungan maka lalu lintas udara campuran halim adalah 27 operasi/jam. Berdasarkan hasil diatas maka bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto masih sangat layak untuk beroperasi maksimal dengan penyesuaian manajemen saja, karena semua elemen masih dalam toleransi dan masih memenuhi standar minimum di semua aspek
EVALUASI PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE CRITICAL CHAIN PROJECT MANAGEMENT (CCPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Pengganti Dan Fasilitas di Yonif 661/AWL Kompi Senapan Samarinda) Ucok Dzulfitro Tampubolon; Tamrin Rahman; Budi Haryanto
Teknologi Sipil : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 5, No 1 (2021): JTS TEKNOLOGI SIPIL
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/ts.v5i1.6298

Abstract

Perencanaan dan penjadawalan merupakan salah bagian terpenting dalam sebuah manajemen konstruksi. Dimana dalam menyusun perencanaan dan jadwal terdapat berbagai macam metode. Salah satunya ialah metode Critical Chain Project Management. Dimana pada metode ini melakukan pendekatan yang berbeda pada pemodelan dan analisa manajemen proyek konvensional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung perubahan waktu pelaksanaan proyek dengan menghilangkan waktu pengaman pada setiap pekerjaan dan menggantikannya dengan menyisipkan nilai buffer.Kemudian membuat penjadwalan ulang setelah dilakukan percepatan dengan metode buffer. Penjadwalan ulang dimulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan program Microsoft Project 2010 kemudian dianalisis menggunakan metode Critical Chain Project Management.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Critical Chain Project Management terbukti dapat mengoptimalisasi penjadwalan proyek dari 219 hari kerja menjadi 206 hari kerja dengan menghilangkan waktu pengaman pada setiap pekerjaan dan menggantinya dengan penambahan waktu penyangga diakhir rantai jalur kritis. Kemudian menerapkan tidak diperbolehkannya Student’s Syndrome (melakukan pekerjaan diakhir waktu), tidak diperbolehkan Parkinson’s Law (pengerjaan dengan menghabiskan jadwal kerja), dan tidak diperbolehkan adanya multitasking pada pekerja.