Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

OPTIMALISASI VBA MS. EXCEL UNTUK TRANSLATOR KOORDINAT UTM Ferry Sobatnu; Faris Arfan
POROS TEKNIK Vol. 4 No. 2 (2012)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Microsoft Office Excel merupakan salah satu program kategori spreadsheet yang dilengkapi dengan Visual Basic For Application (VBA) yaitu; aplikasi bahasa pemro-graman yang diturunkan dari Microsoft Visual Basic untuk pengembangan macro pada program-program aplikasi berbasis Windows untuk dapat melakukan suatu pemprosesan secara cepat, terpadu dan presisi dalam membantu menyelesaikan suatu pekerjaan.Maksud dari penelitian ini adalah untuk menyiapkan serangkaian formulasi bahasa pro-gram yang efektif, efisien dan mudah dioperasikan oleh pengguna dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pengukuran.Metode yang digunakan adalah dengan melakukan formulasi bahasa pemprograman VBA di dalam lembar kerja macro_excel yang dikemas dalam interface Visual Basic se-hingga menciptakan program dengan produk file berekstensikan script (*.scr) yang dapat dieksekusi dikolom perintah AutoCAD dengan automatisasi klasifikasi layer berdasarkan pembagian form pengisian yang berbeda, yaitu Form Data Poligon dan Form Data Situasi.Penelitian ini menghasilkan sebuah program translator koordinat dengan nama Trans. UTM yang lebih userfriendly, ringan dan sederhana. Trans. UTM memfasilitasi kapasitas penginputan jumlah data ukur masing-masing form hingga 5000 titik dengan automatisasi pengklasifikasian layer sesuai dengan form data input yang digunakan.
Pemodelan Lahan Rawa Pasang Surut Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh dan GIS Untuk Penentuan Zona Hidrotopografi (Studi Kasus: Delta Pulau Petak Kalimantan) Ferry Sobatnu; Achmad Rusdiansyah; Mahmud Mahmud
POROS TEKNIK Vol. 8 No. 1 (2016)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/porosteknik.v8i1.380

Abstract

Pengembangan lahan rawa berarti mengubah lahan rawa sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan baru yang cocok untuk pengembangan budidaya pertanian dan pemukiman. Proses pengembangan lahan dapat memanfaatkan teknologi penginderaan jauh dan geography infomation system (GIS) untuk membuat digital elevation model (DEM). Pembuatan model menerapkan metode interpretasi dan rektifikasi citra dengan cara interpolasi irregular pada tiap rona pixcel citra dan mengacu pada data perwakilan dilapangan. Zona-zona hidrotopografi di dapat dengan menganalisis model lahan komparatif terhadap komponen elevasi muka air. Hasil pemodelan menunjukan karakteristik lahan Delta Pulau Petak terbentuk dari dua sungai besar, Sungai Barito sepanjang 139,58 km dan Sungai Murung-Kapuas sepanjang 120,30 km. Batas ketinggian berjumlah 18 klaster dengan ketinggian maksimum mencapai +4 meter dan ketinggian minimum mencapai -18 meter terhadap muka air rerata. Luas lahan 284.936,81 ha dan jarak keliling 298,04 km. Relief topografi lahan relatif datar. Luas wilayah terluapi air pasang berdasarkan bagian zona hidrotopografi untuk zona A mencapai 35% dengan ketinggian air 0,39 meter, zona B mencapai 61% dengan tinggi air 0,96 meter dan zona C mencapai 4% dengan tinggi air 1,32 meter. Kegunaan lain dari model ini dapat membuat sistem manajemen basis data jaringan irigasi pulau petak. Validasi model ini telah dilakukan dilapangan dengan hasil memuaskan
Interpretasi Lahan Rawa Yang Belum Dialih Fungsi Menggunakan Citra Landsat 8 Faris Ade Irawan; Ferry Sobatnu
POROS TEKNIK Vol. 9 No. 1 (2017)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/porosteknik.v9i1.508

Abstract

Lahan rawa adalah lahan darat yang tergenang secara periodik atau terus menerus secara alami dalam waktu lama karena drainase yang terhambat. Menggunakan teknologi penginderaan jauh dapat mempermudah mengidentifikasi dan menganalisis suatu obyek dengan area yang besar tanpa kontak langsung terhadap obyek yang dikaji. Penelitian ini memperoleh hasil interpretasi satelit Landsat 8 dan klasifikasi lahan rawa yang secara fisik belum beralih fungsi. Dengan menggunakan metode klasifikasi terbimbing (Supervised Classification) dihasilkan luasan lahan rawa di daerah Kabupaten Barito Kuala pada Tahun 2015 dan sebarannya per kecamatan di Kabupaten tersebut. Hasil yang diperoleh dapat menjadi data tambahan untuk instansi pemerintah atau pihak pengelola yang terkait mengenai luasan daerah rawa di Kabupaten Barito Kuala dan dapat digunakan sebagai acuan untuk rencana lebih lanjut terhadap pemanfaatan lahan rawa dan penggunaan teknologi penginderaan jauh untuk monitoring lahan rawa. Berdasarkan hasil interpretasi dan klasifikasi terbimbing citra satelit Landsat 8 menggunakan sampel area yaitu Hutan Galam (melalueca leucadendra) dan vegetasi Purun Tikus (Eleocharis Dulcis) di lokasi penelitian di temukan yaitu, luas lahan rawa belum dialih fungsi mencapai 613.753 Km2 , yang tersebar di 12 Kecamatan. Hasil validasi lapangan menunjukan tingkat ketelitian interpretasi mencapai 80% dari 10 lokasi pengujian.
PERMODELAN ELEVASI DIGITAL PADA LAHAN RAWA Ferry Sobatnu
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 14 No 2 (2014)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu perkembangan pemetaan secara digital adalah pemodelan peta dalam bentuktiga dimensi secara visual. Dengan menampilkan peta secara tiga dimensi, dapat denganmudah mengidentifikasi perbedaan ketinggian suatu lokasi. Digital Elevation Model(DEM) merupakan salah satu model untuk menggambarkan bentuk topografi permukaanbumi sehingga dapat divisualisasikan kedalam tampilan 3D (tiga dimensi). Salah satucara untuk memperoleh data DEM saat ini adalah dengan pemanfaatan teknologiPenginderaan Jauh (Remote Sensing). Metode DEM ini dapat dipakai sebagai model,analisa, representasi fenomena yang berhubungan dengan topografi atau permukaanlain. Penggunaan DEM dalam proses analisis limpasan permukaan akan membantuketelitian dalam mengidentifikasikan kemiringan lahan, arah aliran, akumulasi aliran,panjang lintasan aliran dan penentuan daerah pengaliran.Metode penelitian yang diterapkan untuk menggambarkan DEM, yaitu menerapkanstruktur dalam bentuk Raster-Grids yang sering pula digunakan terminologi lattice untukmerujuknya; yaitu interpretasi permukaan grids yang disajikan oleh sejumlah titik sampleyang berukuran sama (equally Spaced) yang direferensikan terhadap titik awal yangsama (origin) dan jarak sampling konstan yang sama pula dalam arah absis (x) danordinat (y). Setiap mesh point (grid atau piksel) ini berisi nilai ketinggian (z) untuk lokasiyang bersangkutan yang merujuk pada nilai dasarnya. Sementara itu, nilai-nilaiketinggian permukaan untuk lokasi-lokasi yang terletak di antara mesh point (milik latticeyang bersangkutan) dapat ditaksirkan dengan menginterpolasikan berupa nilai ketinggianmilik mesh point yang bersebelahan.Hasil penelitian ini menunjukan keberhasilan dalam membangun proses penyiapan/pengadaan, updating data untuk pembuatan DEM dengan melakukan interpretasi citrasatelit LandSAT-7 dan melakukan interpolasi nilai elevasi berdasrakan tingkat warnapada fixsel citra dengan mengacu pada sempel topografi lapangan.
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI JARINGAN JALAN KABUPATEN Adderian Noor; Ferry Sobatnu
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 13 No 3 (2013)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Barito Timur merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Barito Selatanyang hingga saat ini masih dalam tahap pembangunan. Tahap pembangunan tersebutterdiri dari beberapa aspek, salah satunya adalah pembangunan jaringan jalan KabupatenBarito Timur. Guna mendukung kemajuan kegiatan pembangunan jaringan jalandi Kabupaten Barito Timur terutama dalam pengolahan dan manajemen data jaringan jalanmaka perlu memanfaatkan teknologi informasi berupa Sistem Informasi Geografis(SIG). Hal tersebut yang mendorong penulis untuk membuat suatu rancangan aplikasiSistem Informasi Jaringan Jalan dengan menggunakan salah satu software SIG yaituMapinfo Professional 9,0 SCP.Dengan memanfaatkan program MapInfo Proffesional 9.0 SCP, maka data spasial dandata atribut jaringan jalan yang sebelumnya tidak terintegrasi dapat digabungkan sertadapat ditampilkan secara bersama-sama. Program ini dapat memudahkan dalam updatingdata baik berupa data atribut maupun data spasial sehingga dapat bermanfaat bagiinstansi yang memonitori pekerjaan jaringan jalan terutama Dinas Pekerjaan Umum diKabupaten Barito Timur.
Estimasi Volume Sampah Domestik Di Kota Banjarmasin Menggunakan Sistem Informasi Geografis: (Studi Kasus : Kecamatan Banjarmasin Selatan) Darmawani Darmawani; Ferry Sobatnu; Henyningtyas Suhel; Khairiya Hidayanti
POSITIF : Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi Vol 3 No 2 (2017): POSITIF - Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/positif.v3i2.415

Abstract

Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Wilayah perkotaan identik dengan permukiman padat. Dari tahun ke tahun kebutuhan akan lahan permukiman semakin banyak seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Tingginya jumlah penduduk berpengaruh juga terhadap volume sampah domestik yang dihasilkan. Sampah merupakan salah satu penyebab rusaknya lingkungan kota jika tidak dikelola dengan baik. Permasalahan mengenai sampah tidak dapat lepas dari kehidupan dan lingkungan kehidupan manusia. Untuk mengetahui estimasi volume sampah domestik di Kecamatan Banjarmasin Selatan menggunakan analisis spasial SIG (Sistem Informasi Geografis). Objek studi adalah Kecamatan Banjarmasin Selatan. Metode yang digunakan yaitu interpretsi citra dan Survei lapangan untuk mengetahui jumlah penduduk rata-rata perumah mukim yang kemudian di proses pada program ArcGIS 10.3 dan penyajian peta berserta informasinya. Dalam hasil survey lapangan dan proses pengolahan data menggunakan sistem informasi geografis menghasilkan peta kepadatan penduduk, estimasi volume sampah di Kecamatan Banjarmasin Selatan. Total volume sampah yang di hasilkan seluruh kelurahan adalah 479,4 m3/hari. Untuk jumlah kelurahan yang paling banyak menghasilkan sampah ialah Keluarahan Pemurus Dalam sebanyak 74,9 m3 sedangkan untuk kelurahan yang paling sedikit menghasilkan sampah ialah Kelurahan Kelayan Barat sebanyak 23,6 m3.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DAERAH IRIGASI BATANG ALAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Arif Eko Wibawanto; Ferry Sobatnu; Juwita Ramadaniaty
POSITIF : Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi Vol 6 No 1 (2020): Positif : Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/positif.v6i1.752

Abstract

Irrigation network is one of the infrastructure needed in an effort to improve the quality and quantity of agricultural production. This can not be separated from the conditions of good irrigation channels and proper maintenance. In the construction process of the Batang Alai Selatan irrigation area which is the purpose of the construction of the D.I irrigation network information system in South Batang Alai In the form of a website that can be accessed online. This study uses 2 data collection methods, namely: primary obtained from the results of tracing irrigation networks taking coordinates of buildings and channels using GPS Map directly in the field, and secondary data obtained from data sourced from official documents from relevant agencies. From the 2 data, the writer can build an Online Information System for D.I Batang Alai. The results of this research are in the form of Web-based Geographic Information System in South Batang Alai which consists of (i) job progress data, (ii) inventory data (iii) realization data and (iv) map of irrigation areas that can be accessed online to enable users to see network positions irrigation in detail. This website is designed using a dynamic display using the programming language PHP and MySQL as database processing and using an online system provided that the device must be connected to the internet network. Keywords: Irrigation, Batang Alai, PHP, MySQL, Webgis.
Identifikasi Dan Pemetaan Morfometri Daerah Aliran Sungai Martapura Menggunakan Teknologi GIS Ferry Sobatnu; Faris Ade Irawan; Agus Salim
Jurnal Teknik Sipil Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2017
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v1i2.432

Abstract

The low location of the Banjar district land from the sea surface causes the flow of water on the soil surface becomes substandard. Consequently some areas always stagnant to reach 29.93 %, some 0.58 % flooded periodically. Almost every year when the rainy season arrives with a high intensity in the Martapura area there is a flood with an altitude of up to ± 1 meter. Based on data of regional disaster management agency (BPBD), there are eight districts that are prone to flooding. Namely, Sungai Pinang district, Sambung Makmur, Pengaron, Astambul, Karang Intan, Martapura, Sungai Tabuk, dan Mataraman. Research was conducted with the help of Arcgis software using a calculate geometry tool to identify morphometry. Watershed morphometry is a quantitative measure of watershed characteristics associated with the geomorphological aspects of a region. These characteristics are related to the rainwater drainage process that falls within the watershed. The research results show watershed Martapura has an area of 453.88 km2, the length of the main river reaches 36,566 meters, the slope (gradient) of 0.022 %. River density level is 0.828 km/km2.The order level of the river reaches 10 level. The pattern of the river is rektangular with the type of watershed in parallel. Based on data mapping and identification of Martapura river basin, so that important. information can be generated. such morphometric data can be used as reference for environmental problem solving and watershed management.
Pembuatan Peta Blok RT Desa Bingkulu Kecamatan Tambang Ulang Nurul Inayah; Ferry Sobatnu; Faris Ade Irawan; Dewi Nur Indah Sari
Jurnal IMPACT: Implementation and Action Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/impact.v1i1.612

Abstract

ABSTRACT Geodetic science is practically making maps of the earth's surface. Bingkulu village currently has problems with the absence of a village map for village government officials and local residents. The absence of this village map made difficulties for village and community equipment to find out information on Neighborhood Association boundaries and land use in the Bingkulu Village area at Tambang Ulang District. To make a map of the Neighborhood Association boundaries, using survey method with a GPS handheld equipment and identifies the Neighborhood Association boundaries according to the direction from the village officials who is very familiar with the conditions in the field. Making Neighborhood Association boundary maps is done through digitizing in the QGIS application by displaying corrected satellite images. Through the QGIS application, digitization is carried out in accordance with the conditions in the research location, by paying attention to the appearance of the earth in the satellite image of Bingkulu Village. The objects digitized in this process are roads, Neighborhood Association boundaries, village boundaries, public facilities. Furthermore the interpretations did and the result is that land use in Bingkulu Village includes plantations, rice fields, and built land. The Plantations distributed in almost the Bingkulu region with two types of commodities, namely oil palm and rubber trees. In addition, land use in all Bingkulu region is dominated by oil palm plantations. So that oil palm trees are still the main commodity of plantations in Bingkulu Village. Keywords: survey, satellite image, boundary, village
ANALISIS ASPEK GEOMETRIK GENANGAN BANJIR MENGGUNAKAN DATA DEMNAS Adib Muhammad Shodiq; Ferry Sobatnu; Nurul Inayah
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 22 No 01 (2022): Jurnal INTEKNA, Volume 22, No. 1, Mei 2022: 01 - 75
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu bencana banjir yang cukup parah melanda Kalimantan Selatan pada awal tahun 2021. Salah satu kecamatan yang terendam banjir yaitu Kecamatan Mandastana. Di Kecamatan Mandastana sebanyak 12 desa tergenang banjir sekitar 50 cm. Genangan banjir di Kecamatan Mandastana pada Januari 2021 dipengaruhi oleh pasang surut Sungai Barito dan fenomena global yaitu La Nina. Curah hujan Januari 2021 di Kecamatan Mandastana sebesar >500 mm. Meski demikian ternyata curah hujan tertinggi yang tercatat justru terjadi pada tahun 1991 dengan curah hujan 660 mm. Hal ini menunjukkan bahwasanya masih ada ancaman terjadinya genangan banjir yang lebih besar. Karena masih ada ancaman yang lebih besar, peneliti melakukan pemodelan genangan banjir di Kecamatan Mandastana menggunakan data Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS). Output penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi awal bagi pemangku kepentingan untuk merencanakan mitigasi bencana banjir secara umum. Metode penelitian ini menggunakan teknologi yang sudah tersedia. Data yang dibutuhkan yaitu data primer dan sekunder. Pengolahan datanya menggunakan perangkat lunak HEC-RAS dan SIG. Analisa penelitian dilakukan dengan pendekatan geospasial dan statistika. Menggunakan 22 titik sampel verifikasi lapangan, diperoleh tinggi genangan banjir dari hasil pemodelan. Nilai tinggi genangan banjir hasil pemodelan berkisar antara 0 s.d. 1,79 m. Nilai simpangan baku hasil pemodelan berkisar antara 0 s.d. 0,324 m. Nilai simpangan baku sebesar 0,324 m terletak di titik SP-12. Nilai tinggi genangan banjir hasil verifikasi lapangan berkisar antara 0,94 s.d. 1,657 m. Nilai simpangan bakunya berkisar antara 0,001 s.d. 0,02 m. Nilai simpangan baku sebesar 0,02 m terletak di titik SP-22. Nilai selisih tinggi genangan banjir berkisar antara 0,03 s.d. 1,494 m. Simpangan bakunya berkisar antara 0,001 s.d. 0,118 m. Berdasarkan analisis diketahui bahwa data DEMNAS dapat digunakan sebagai data pendekatan untuk pemodelan genangan banjir. Ancaman terjadinya genangan banjir masih ada dikarenakan curah hujan yang tertinggi bukan saat kejadian genangan banjir di awal tahun 2021. Sehingga rekomendasi mitigasi bagi pemangku kepentingan berupa pembuatan saluran irigasi yang terintegrasi dengan sungai, mempersiapkan retensi air, mempersiapkan lokasi pengungsian dan jalur evakuasi.