Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

POTENSI EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT UNTUK MENINGKATKAN SISTEM KEKEBALAN NON SPESIFIK PADA IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) ., Arei; Hasan, Hastiadi; ., Sunarto
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.858 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.223

Abstract

Saat ini, ikan patin (Pangasius hypophthalmus), merupakan komoditas hasil perikanan air tawar yang mulai diminati oleh masyarakat terlebih di kalangan masyarakat pembudidaya ikan. Tingginya padat tebar dan pakan yang digunakan menjadi pendorong bagi timbulnya penyakit akibat menurunnya kualitas air karena timbulnya bahan organik dari sisa pakan maupun eksresi ikan. Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman asli Afrika, tepatnya Ethiopia, tanaman ini termasuk kedalam golongan Liliaceae. Jeli lidah buaya mengandung zat antibakteri dan antijamur menstimulasi firbroblast, yakni sl-sel kulit yang berfungsi menyembuh luka. Tujuan penelitianiniadalahingin mengetahui apakah lidah buaya dapat meningkatkan respon kekebalan non spesifik pada ikan patin. Menentukan kadar ekstrak lidah buaya yang optimal dalam menghambat infeksi bakteri Aeromonas hidrophyla, sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan non spesifik pada ikan patin. Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai sumber informasi ilmiah bagi para pembudidaya ikan dan masyarakat umumnya, bahwa lidah buaya dapat mencegah penyakitPerlakuan D dengan konsentrasi mahkota dewa dosis 30 gm/ml menunjukkan hasil yang paling efektif menghambat bakteri dengan zona hambat tepanjang 11 mm. Kadar haemaglobin tertinggi pada darah ikan yaitu pada perlakuan D (30 gm/ml) yaitu 9,56 Hb/100 ml. Pengamatan kadar hematokrit tertinggi pada darah ikan yaitu pada perlakuan D (30 gm/ml) yaitu 43,67%. Hasil pengamatan gambaran sel darah merah jumlah tertinggi yang didapat selama pengamatan yaitu pada perlakuan D ( 30 gm/ml) dengan jumlah sel 4,01 x 106 sel/mm3. Pengamatan jumlah sel darah putih pada ikan patin jumlah tertinggi yang diperoleh pada perlakuan D (30 gm/ml) yaitu 36,08 x 103 sel/mm3. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi selama penelitian yaitu pada perlakuan D yaitu 10,28%. Kemudian kualitas air selama pemeliharaan pada akuanrium cendrung stabil.Kata Kunci : Anti bakteri, Lidah Buaya, Ikan patin
ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK KEGIATAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI PULAU PELAPIS KECAMATAN PULAU MAYA KARIMATA KABUPATEN KAYONG UTARA. ., Sartika; Hasan, Hastiadi; ., Sunarto
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.858 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.226

Abstract

Penelitian tentang Kualitas perairan diwilayah Pulau Pelapis secara keseluruhan memiliki kriteria yang baik, Lokasi penelitian dengan luas 3.363,8 merupakan lokasi yang layak untuk dilakukan budidaya rumput laut dengan klasifikasi kelayakan tingkat kelayakan tinggi seluas 2.161,2 Ha, tingkat kelayakan sedang 1.202,6 Ha. Kegiatan budidaya rumput di wilayah Kepulauan Pelapis dapat dilakukan sepanjang tahun, namun harus memperhatikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi alam seperti cuaca, musim kemarau, dan musim penghujan. Kata Kunci: Budidaya Rumput Laut, Analisis Kesesuaian Lokasi
EFEKTIFITAS LIMBAH KULIT LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULAN TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) YANG DI INFEKSI DENGAN BAKTERI Aeromonas hydrophila Prasetyo, Eko; Putra, Rahmadiansyah; Hasan, Hastiadi
Jurnal Harpodon Borneo Vol 10, No 2 (2017): Volume 10 No.2 Oktober 2017
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.188 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v10i2.181

Abstract

Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu penyebab Motile Aeromonad Septicemia (MAS). Pada penelitian ini, serbuk kulit lidah buaya diaplikasikan dengan pakan sebagai imunostimulan untuk mengobati penyakit MAS pada ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengakap (RAK) 4 perlakuan 3 kali ulangan. Dimana perlakuan A (0 gram serbuk/kg pakan), B (20 gram serbuk/kg pakan), C (40 gram serbuk/kg pakan), dan D (60 gram serbuk/kg pakan) Ikan uji diberikan pakan perlakuan selama 14 hari  sebelum dan pasca uji tantang. Gejala klinis diamati setiap hari pasca uji tantang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pakan yang mengandung serbuk kulit lidah buaya sebanyak 20, 40 dan 60 g/kg dapat mengurangi tingkat mortalitas dan gejala klinis jika dibandingkan dengan perlakuan 0 g/kg atau tanpa campuran serbuk kulit lidh buaya. Dosis 60 g/kg merupakan paling efektif dalam mengobati ikan tengadak dan berbeda sangat nyata dengan dosis yang lain.Kata kunci : ikan tengadak, serbuk kulit lidah buaya, imunostimulan, motile aeromonas septicemia
EFEKTIFITAS LIMBAH KULIT LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULAN TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) YANG DI INFEKSI DENGAN BAKTERI Aeromonas hydrophila Eko Prasetyo; Rahmadiansyah Putra; Hastiadi Hasan
Jurnal Harpodon Borneo Vol 10, No 2 (2017): Volume 10 No.2 Oktober 2017
Publisher : Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.187 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v10i2.181

Abstract

Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu penyebab Motile Aeromonad Septicemia (MAS). Pada penelitian ini, serbuk kulit lidah buaya diaplikasikan dengan pakan sebagai imunostimulan untuk mengobati penyakit MAS pada ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengakap (RAK) 4 perlakuan 3 kali ulangan. Dimana perlakuan A (0 gram serbuk/kg pakan), B (20 gram serbuk/kg pakan), C (40 gram serbuk/kg pakan), dan D (60 gram serbuk/kg pakan) Ikan uji diberikan pakan perlakuan selama 14 hari  sebelum dan pasca uji tantang. Gejala klinis diamati setiap hari pasca uji tantang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pakan yang mengandung serbuk kulit lidah buaya sebanyak 20, 40 dan 60 g/kg dapat mengurangi tingkat mortalitas dan gejala klinis jika dibandingkan dengan perlakuan 0 g/kg atau tanpa campuran serbuk kulit lidh buaya. Dosis 60 g/kg merupakan paling efektif dalam mengobati ikan tengadak dan berbeda sangat nyata dengan dosis yang lain.Kata kunci : ikan tengadak, serbuk kulit lidah buaya, imunostimulan, motile aeromonas septicemia
Studi Hematologi Untuk Diagnosa Penyakit Ikan Secara Dini Di di Sentra Produksi Budidaya Ikan Air Tawar Sungai Kapuas Kota Pontianak Hendry Yanto; Hastiadi Hasan; Sunarto - -
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.999 KB)

Abstract

Kondisi hematologi dapat menggambarkan kesehatan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi hematologi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan nila merah (Oreochromis sp.) yang dibudidayakan di keramba apung di Sungai Kapuas Kota Pontianak, sehingga dapat diketahui apakah ikan-ikan tersebut mengalami serangan penyakit atau tidak secara lebih dini.  Pada penelitian survei ini, ikan sampel dikumpulkan secara acak dari beberapa pembudidaya ikan di KelurahanParit Mayor,  Tambelan Sampit, Banjar Serasan, Dalam Bugis, Tanjung Hilir, and Tanjung Hulu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hemoglobin ikan lele dumbo, ikan mas dan nila merah yaitu 4,00±0,68 g/100 ml; 6,26±0,92 g/100 ml dan 5,42±1,14 g/100 ml secara berturut-turut.Kadar hematokrit ikan lele dumbo adalah 16,63±3,10 %; ikan mas 19,72±2,88 %  dan nila merah 27,31±2,88%.  Jumlah eritrosit ikan lele dumbo yaitu 7,46±1,63 x 104 sel/mm3;ikan mas dan ikan nila merah adalah 6,76±1,07 x 104 sel/mm3 dan  8,66±1,56 x 104 sel/mm3 secara berturut-turut.Jumlah leukosit ikan lele dumbo yaitu 101,33±25,48 x 103 sel/mm3, dan secara berturut-turut ikan mas dan ikan nila merah yaitu 191,98±33.84 x 103 sel/mm3 dan 89.98±33.37 x 103 sel/mm3.  Nilai hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit bahwa ketiga spesies ikan tersebut tidak normal dan terindikasi ada serangan penyakit. Berdasarkan parameter leukosit, ikan lele dan ikan nila merah dalam kondisi normal. Jumlah sel leukosit ikan mas di atas normal, dan ikan mas terinfeksi ekstoparasit Dactylogyrus sp. dengan prevalensi dan intensitas serangannya yang masih rendah, yaitu 8 % and 1,42.  Kata Kunci: Dactylogyrus sp. hematologi, dan Sungai Kapuas  
PEMANFAATAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea canalicunata) SEBAGAI BAHAN SUBSITUSI TEPUNG IKAN DALAM PAKAN TERHADAP KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) Heri Sandjojo; Hastiadi Hasan; Eko Dewantoro
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.893 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.230

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar tepung daging keong mas yang optimal sebagai bahan pakan subsitusi tepung ikan dalam pakan buatan terhadap keragaan pertumbuhan ikan nila gift. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian adalah benih ikan nila gift dengan berat rata- rata 1,6 gram dan padat penebaran 10 ekor/bak. Benih dipelihara dalam bak plastik berdiameter 48 cm dan tinggi 23 cm sebanyak 15 unit di isi air setinggi 15 cm dilengkapi dengan sistem aerasi selama 50 hari. Pakan uji yang digunakan berupa pellet kering dengan kandungan tepung daging keong mas 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dari total tepung ikan dalam pakan. Pemberian pakan dilakukan secara adsatiasi dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.00 pagi, 12.00 siang, dan 17.00 sore. Penelitian ini menggunakan metode eksprimen dalam bentuk faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan penggunaan tepung daging keong mas sebanyak 50% dan tepung ikan 50% dalam formulasi pakan ikan memberikan nilai kandungan protein dan lemak, retensi protein dan lemak, serta laju pertumbuhan harian yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Sedangkan penggunaan tepung daging keong mas sebanyak 27,23% dari total tepung ikan (50%) dalam formulasi pakan ikan telah memberikan nilai efisiensi pakan yang terbaik.Kata kunci : Tepung keong mas, Tepung ikan, Ikan nila gift.
PENGARUH SUHU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGANHIDUP BENIH IKAN LAMPAM (puntius schwanenfeldii) Sandra Saputra; Hastiadi Hasan; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.893 KB) | DOI: 10.29406/rya.v1i1.227

Abstract

Ikan lampam  Puntius schwanenfeldii  merupakan salah satu jenis ikan komoditas lokal dari Provinsi Kalimantan Barat yang hidupdi air tawar dan mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan, Ikan lampam akan terancam punah akibat penangkapan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, hal ini dapat dilihat dari hasil produsi pada tahun 2000–2004 yang mengalami penurunan dari 3.864,60 ton menjadi hasil produksi 2.214 ton. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 Ulangan, dengan perlakuan suhu yang masing-masing A 27o C, B 29o C, C 31o C dan D 33o C. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan variabel pengamatan berupa laju konsumsi harian, retensi protein dan lemak, laju pertumbuhan harian, konversi pakan serta derajat kelangsungan hidup. Analisis data menggunakan uji sidik ragam dilanjutkan uji beda nyata terkecil (BNT) dan uji regresi. Laju konsumsi harian yang paling tinggi baik terdapat pada perlakuan A (89,43) walaupun dari uji lanjut menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata dengan perlakuan C dan D sebesar (79,08 dan 81,53). Hasil uji korelasi retensi protein 78,5% dan retensi lemak 76%. Laju pertumbuhan harian SGR yang paling baik adalah perlakuan B (2,87%). Rata-rata konversi pakan yang paling rendah didapat pada perlakuan B (1,43), hubungan suhu dengan konversi pakan yaitu 88% garis regresi berbentuk polynomial dengan suhu optimum 30,2o C. Derajat kelangsungan hidup yang paling tinggi didapat pada perlakuan A dan B (100%), serta korelasinya yaitu 99% dan diperoleh suhu optimum sebesar 28,4o C. Kata kunci : Suhu, Pertumbuhan, Ikan lampam, puntius schwanenfeldii
Depurasi timbal (Pb) dari ikan nila nirwana(Oreochromis niloticus) menggunakan pakan yang disubstitusi bungkil kelapa dan kelapa sawit farida farida; Kukuh Nirmala; Daniel Djokosetiyanto; Hastiadi Hasan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v8i2.2116

Abstract

Nila fish called Nirwana, which is widely consumed in Indonesia, is an important aquaculture species. Nirwana is extensively cultivated in ponds with different water characteristics that can certainly make the fish contaminated by various toxic and hazardous substances, including lead (Pb). This study analyzed the potential of coconut cake and palm kernel cake to depurate Pb from nirwana. The treatments in this study consisted of 100% commercial feed (Pk), 30% coconut cake + 70% commercial feed (PBK) and 30% palm kernel cake + 70% commercial feed (PBS). Each nirwana used was 100±15 g in weight and injected with 1 mg L-1 of Pb(NO3)2 intraperitoneally. Each test animal was fed at satiation twice a day for eight days. The result of AAS analysis on flesh and feces proved that most Pb was excreted through feces. The highest concentration of Pb which was excreted through feces was PBS treatment (1,46 mg kg-1) on days two, four, six and eight when the Pb concentration was less than 0,001 mg kg-1. The highest fat content in feed was on PBK treatment (13,33%) and PBS (4,78%) with crude fiber content in PBK 0,38% and PBS 7,23%. The results indicated that the coconut cake and palm kernel cake that were added to the feed used could serve as a depuration agent and can reduce Pb from fish through the feces.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SUKU DAYAK ASLI KAB. MELAWI MELALUI PROGRAM PEKAN (PENDIDIKAN, EKONOMI, KESEHATAN, PERIKANAN) UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT M2K (MAJU MANDIRI KUAT) BERBASIS ASSET LOKAL DESA Nuri Dewi Muldayanti; Hastiadi Hasan
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 15, No 2 (2018): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.652 KB) | DOI: 10.29406/br.v15i2.1150

Abstract

Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi merupakan salah satu kecamatan yang penduduknya mayoritas suku Dayak. Banyak potensi desa yang dimiliki tapi belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar. Permasalahan sumber daya manusia tenaga pengajar PAUD yang masih lulusan SMA menjadikan pembelajarn tidak maksimal. Potensi perkebunan yang belum dimanfaatkan dengan baik sehingga tidak memiliki nilai jual yang tinggi. Pelayanan kesehatan yang belum maksimal menjadikan permasalahan kesehatan menjadi belum teratasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian KKN-PPM ini adalah berupa kegiatan sosialisasi, pelatihan serta pendampingan kepada masayarakat melalui kegiatan pemberdayaan baik dari bidang ekonomi, pendidikan, perikanan, dan kesehatan. Hasil dari kegiatan KKN-PPM ini adalah untuk bidang ekonomi yaitu sosialisasi dan pelatihan manajemen koperasi, pengolahan produk, dan promosi roduk. Untuk bidang kesehatan yaitu pembentukan kader pos yandu dan Sosialisasi Tanaman Obat Keluarga. Bidang Perikanan kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan budidaya, pembuatan kolam terpal dan pelatihan pembuatan pakan ikan. Pada bidang pendidikan yaitu pembuatan media APE bagi sekolah PAUD. Berdasarkan dari hasil kegiatan semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik dan diawasi langsung oleh kepala desa Batu Buil dan desa Laman Bukit. Kesimpulan semua kegiatan dapat dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-PPM dengan baik.
Kuliah Kerja Usaha (KKU) Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat Rudi Alfian; Farida Farida; Tuti Puji Lestari; Hastiadi Hasan
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 18, No 1 (2021): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v18i1.2562

Abstract

Desa Jeruju Besar merupakan salah satu desa yang terdapat di kecamatan Sungai Kakap yang memiliki luas area sekitar 2,000 hektar. Potensi yang dimiliki Desa Jeruju Besar adalah masih memiliki wilayah yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun perkebunan. Mayoritas penduduk berpenghasilan dari pertanian diantaranya padi dan kopra. permasalahan yang ada di desa Jeruju Besar adalah masih memiliki sumberdaya alam yang besar tetapi belum dikembangkan salah satunya adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk memaksimalkan potensi alam di Desa jeruju Besar menjadi produk bernilai jual tinggi dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan KKU adalah sosialisasi dan pelatihan yang melibatkan ibu rumah atangga dan pelajar. Hasil yang didapatkan dari program kegiatan ini adalah tumbuhnya jiwa enterpreneur pada ibu-ibu rumah tangga dan para pelajar, terciptanya lingkungan yang sehat dan nyaman dengan didukung oleh keberadaan air bersih.