Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS EFISIENSI JARINGAN SALURAN IRIGASI D.I KABUYUTAN Studi Kasus : Kabupaten Brebes Hadi Siswoyo; Slamet Imam Wahyudi; soedarsono .
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Inovasi Dalam Pengembangan SmartCity

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sumber daya air sebagai salah satu sumber daya alampenting perlu dimanfaatkan dan dipeliharadenganbaik. Salah satu pemanfaatan sumber daya air adalah untuk irigasi seperti saluran irigasi Kabuyutan di Brebes. Daerah Irigasi (D.I) tersebut merupakan D.I dengan luas areal sawah terluas ke dua yaitu 3.876 hektar atau 20% dari total luas areal sawah di kabupaten Brebes. Sehingga apabila saluran irigasi teknis tersebut tidak segera diselesaikan maka berimplikasi pada kestabilan pasokan air untuk pertanian. Secara teknis, sistem irigasi ini berupaya memberikan air ke areal irigasi dalam jumlah dan waktu yang tepat sesuai kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, diperlukan prasarana jaringan saluran pembawa yang berfungsi untuk membawa air dari sumbernya sampai areal pertanian; dan jaringan saluran pembuang (drainase) yang berfungsi untuk membuang kelebihan air dari areal irigasi. Kedua jaringan ini harus berfungsi dengan baik dan efisien dalam mengairi D.I Kabuyutan. Saat ini, debit air yang mengalir pada saluran irigasi sudah tidak sesuai dengan debit yang direncanakan yaitu diduga nilai efisiensinya 80% karena beberapa permasalahan seperti sedimentasi, kerusakan saluran dan pencurian air. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai efisiensi tiap ruas pada jaringan saluran irigasi primer di D.I Kabuyutan. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode pendekatan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai efisiensi pada jaringan saluran irigasi primer D.I Kabuyutan sebesar 87,47%, artinya hipotesa tidak terbukti. Selain itu, hasil persamaan regresi linier dari fungsi debit air adalah Y = 76,136 - 0,005 X1 + 0,006 X2, dimana X1 adalah debit air masuk dan X2 adalah debit air keluar menunjukkan kedua variabel bebas tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap efisiensi pengaliran saluran irigasi primer (Y) sebesar 96%. Sedangkan persamaan Y = 81,352 + 0,001 X1 dari fungsi jarak memberikan kontribusi terhadap efisiensi pengaliran saluran irigasi primer sebesar 1,7% sehingga jarak saluran irigasi tidak berpengaruh pada besarnya nilai efisiensi saluran irigas.Kata Kunci: efisiensi, saluran irigasi, Kabupaten Brebes
Analisis Saluran Drainase di Pusat Kota Jepara dengan Program EPA SWMM 5.1 dan HEC RAS 4.1.0 Shiska Fauziah; Slamet Imam Wahyudi; Hermin Poedjiastoeti
Bentang : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Vol 10 No 2 (2022): BENTANG Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil (Juli 2022)
Publisher : Universitas Islam 45

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/bentang.v10i2.3197

Abstract

From land value data sourced from the Central Bureau of Statistics of Jepara Regency that in Panggang Village, Jepara District, the transfer of land use for buildings is very high, which shows a percentage of 70.98%, therefore resulting in an open area in Jepara Regency for rainwater infiltration, especially in the main route segment is reduced, resulting in flooding and puddles in the city center location. Floods that occur are 40 cm to 80 cm high when it rains in the urban center area, there are several inundation points in the Jepara square, Kartini street, and Jepara's Chinatown area, and several other roads. The channel in Panggang Village is one of the infrastructures that supports the functioning of an urban system in Jepara City. In the existing channel along the Wiso River area, inundation often occurs every rainy season, so it is necessary to conduct a study to analyze the capacity of the drainage channel. The data used in planning is secondary data. Secondary data was obtained from the schematic drawing of the drainage channel and data regarding the dimensions of the channel and hydrological data. The hydrological and hydraulic data obtained were then analyzed to obtain the design discharge and drainage channel capacity. The design discharge is calculated using the rational method and the channel capacity is calculated using the HEC RAS ​​4.1.0 and EPA SWMM 5.1 software modeling. This study examines Drainage Channel Capacity Analysis to evaluate flooding based on the existing condition of drainage channels that affect the occurrence of flooding using HEC RAS ​​4.1.0 and EPA SWMM 5.1 software models. HEC RAS ​​4.1.0 software. Based on the results of hydrological analysis, the distributions chosen are Gumbel Type I Distribution and Log Pearson Distribution Type III. In the fit test, it was concluded that the Log Pearson Type III distribution method met the requirements because the Dmax value of -0.0202 was less than Do 0.41. and hydraulic analysis obtained by software HEC RAS ​​4.1.0 and EPA SWMM 5.1. at the 1 year return period there are 2 points that experience flooding and 4 points that are able to accommodate flood discharge. The flood points are scattered in several areas in Panggang Village, namely Jl. RA. Kartini and Jl. Youth. In dealing with flooding, it is necessary to re-plan the drainage for the 10-year return period in order to create security and comfort for local residents.
PENENTUAN TITIK ALTERNATIF PENGAMBILAN AIR DAN PERENCANAAN PIPA TRANMISI DARI SUNGAI RANDUGUNTING KE EMBUNG BANYUKUWUNG Mochamad Kevin Lutfhi B; Muhammad Thoriq Urfiansyah; Slamet Imam Wahyudi; Ari Sentani
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 2, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penentuan titik alternatif pengambilan air untuk menjadi hulu dari pipa transmisi merupakan pemilihan yang harus melibatkan elevasi ketinggian titik-titik air agar dapat mengalir sencara gravitasi. Perencangan pipa transmisi digunakan untuk mengaliri embung agar mengatasi masalah kekeringan di daerah rembang. Pada bulan Agustus hingga November embung Banyukuwung kesulitan untuk mendapatkan air sehingga perlunya surplesi air untuk mengisi embung tersebut. Pada tugas akhir ini akan memilih titik lokasi pengambilan air dan merencanakan pipa transmisi menggunakan EPANET. Dengan mengacu pada saluran pipa paling efektif dari segi jarak dan elevasi. Sangat dibutuhkan elevasi yang lebih tinggi untuk hulu pipa agar pipa dapat mengalir tanpa menggunakan pompa. Analisis di EPANET menggunakan pipa HDPE sepanjang 16 KM dan berdiameter dalam 352.6 mm. Debit yang di dapat 42 liter per detik dengan kecepatan air 43 cm/d. Kata Kunci: air, pipa transmisi