Bambang Budiono
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan - Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa 10 Bandung.

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Studi Komparasi Sistem Isolasi Dasar High-Damping Rubber Bearing dan Friction Pendulum System pada Bangunan Beton Bertulang Budiono, Bambang; Setiawan, Andri
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 3 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2392.522 KB)

Abstract

Abstrak. Perkembangan dari perencanaan bangunan tahan gempa pada beberapa dekade terakhir telah melahirkan suatu inovasi baru yang disebut sistem isolasi dasar. Dua jenis sistem isolasi dasar yang telah banyak digunakan adalah High-Damping Rubber Bearing (HDRB) dan Friction Pendulum System (FPS). Tujuan dari studi ini adalah membandingkan kinerja HDRB dan FPS pada kondisi perpindahan rencana dan riwayat pembebanan gempa yang sama serta mempelajari pengaruh kekangan khusus maupun menengah pada bangunan yang sudah dilengkapi dengan sistem isolasi dasar. Digunakan lima model studi berupa gedung perkantoran hipotetikal dua puluh lima lantai dengan sistem struktur berupa sistem ganda yang terletak di daerah Jakarta dengan kondisi tanah sedang. Digunakan analisis non-linear riwayat waktu (NLTHA) dengan memanfaatkan tujuh buah riwayat gempa yang telah diskalakan terhadap respon spektra target baik pada Design Basis Earthquake (DBE) maupun Maximum Credible Earthquake Risk Category (MCER). Parameter-parameter yang dibandingkan meliputi perpindahan atap, gaya geser dasar, perpindahan antar lantai, kondisi kerusakan sendi plastis, rasio redaman efektif, dan kemampuandisipasi energi inelastik dari kedua perangkat tersebut. Berdasarkan parameter-parameter tersebut, perangkat FPS terbukti dapat bekerja lebih baik dibandingkan dengan HDRB dalam mereduksi gaya gempa. Selain itu, efek kekangan terbukti tidak lagi memberikan pengaruh yang signifikan pada gedung yang sudah dilengkapi dengan sistem isolasi dasar.Abstract. Development of earthquake resistant building design in recent decades has produced a new invention called base isolation system. Two types of base isolation system that has been widely used are high-damping rubber bearing (HDRB) and friction pendulum system (FPS). The purpose of this study is to compare the performance of both base isolation devices on same design displacement and earthquake load and to learn the effect of both special and intermediate detailing on the buildings which have been equipped with the base isolation devices. Five hypothetical office building model, 25-story tall, with dual system structure which is located in Jakarta with medium soil condition will be introduced. Nonlinear time history analysis (NLTHA) with seven ground motion which have been scaled both to Design Basis Earthquake (DBE) and Maximum Credible Earthquake Risk Category (MCER) target spectra will be used. The measured parameters included roof drift, base shear, inter-story drift, plastic hinges damage, effective damping ratio, and energy dissipation capacity for both devices. Based on these parameters, it has been proved that FPS works more effectively when compared to HDRB in reducing seismic damage. Besides, effect of confinement is no longer significant for buildings which have been equipped with base isolation devices.
Studi Eksperimental Perilaku Hubungan Pelat-Kolom terhadap Kombinasi Beban Gravitasi dan Lateral Siklis Gunadi, Riawan; Budiono, Bambang; Imran, Iswandi; Sofwan, Ananta
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 3 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.724 KB)

Abstract

Abstrak. Struktur flat slab digunakan secara luas pada bangunan gedung karena beberapa kelebihan dalam aspek struktural maupun arsitektural. Disamping kelebihan tersebut, terdapat kelemahan yang mengakibatkan perilaku yang tidak ideal pada saat struktur menerima kombinasi beban gravitasi dan lateral. Kelemahan tersebut terdapat pada hubungan pelat-kolom, dimana tegangan lentur dan geser terakumulasi sebagai resultan dari beban gravitasi dan momen tak imbang yang disebabkan oleh beban lateral seperti halnya gempa. Untuk mengatasi masalah tersebut, terutama di daerah gempa potensial seperti halnya sebagian besar wilayah Indonesia, perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan perilaku hubungan pelat-kolom. Tulisan ini melaporkan hasil penelitian yang dilaksanakan dengan tiga benda uji berskala 1:2 dari model hubungan pelat-kolom interior yang dirancang dengan ukuran, material, dan detail yang sama, kecuali detail tulangan gesernya. Benda uji pertama, yang digunakan sebagai spesimen kontrol, menggunakan stud rail standar yang dirancang dengan mengacu standar ACI. Benda uji kedua dan ketiga menggunakan stud rail dengan modifikasi detail. Semua benda uji diujidengan beban gravitasi konstan yang dimodelkan dengan blok-blok beton dan simpangan lateral siklis yang mencakup respon elastis sampai inelastis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi stud rail secara signifikan meningkatkan perilaku hubungan pelat-kolom khususnya dalam hal kekakuan dan disipasi energi. Abstract. Flat slab structures are widely used for buildings because of its advantages both in structural and architectural aspects. Besides its advantages, there is a weakness leads to a poor structural behavior under combined gravity and lateral load. The weakness is concentrated in slab-column connections, where flexural and shear stresses are accumulated as a resultant of gravity load and unbalanced moment caused by lateral load such as earthquake. To solve the problem, especially in potential earthquake zone such as most of the Indonesia region, it is necessary to conduct researches to improve slab-column connections behavior. This paper reports the result of research conducted using three specimens of half scaled interior slab-column connection sub-assemblages designed using simillar dimensions, materials, and details, except the shear reinforcement details. The first specimen, constructed as a control specimen, used standard stud rails designed to comply with ACI codes. The second and third specimens used modified stud rail details. All specimens were subjected to a constant gravity load simulated by concrete blocks and cyclic lateral displacements ranging from elastic to inelastic responses. The experimental results show that modification of the stud rails significantly improves the specimen behavior especially the stiffness and energy dissipation.
Studi Numerik Usulan Jarak Pengaku Badan Diagonal Link Geser pada Struktur Baja Eccentrically Braced Frame Type–D Kurdi, Kurdi; Budiono, Bambang; Yurisman, Yurisman
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 2 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.864 KB)

Abstract

Abstrak. Struktur portal baja Eccentrically Braced Frame type–D (EBF-D) dengan link geser berpengaku badan dimodelkan dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak MSC Nastran. Pembebanan diberikan secara monotonik dan siklik dengan kontrol perpindahan. Model struktur link geser berpengaku badan vertikal didesain dengan jarak pengaku sesuai dengan ketentuan AISC 2005. Model yang lain didesain menggunakan link geser berpengaku badan diagonal dengan jarak pengaku antara 30tw-d/5 sampai dengan panjang link (e) atau didesain tidak memenuhi syarat AISC 2005. Parameter  konfigurasi pengaku badan diagonal, jarak pengaku (a), panjang link (e), tebal badan link (tw), tebal sayap link (tf) dan tebal pengaku vertikal (tsv) maupun diagonal (tsd) diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan kinerja struktur portal EBF-D link geser berpengaku badan diagonal lebih baik dibandingkan dengan berpengaku vertikal dari segi kekuatan, kekakuan,daktilitas maupun penyerapan energi dissipasi akibat beban gempa. Jarak optimal antara pengaku badan vertikal yang menggunakan pengaku diagonal diusulkan sebesar 1,6 (30tw-d/5) dengan ketebalan minimum pengaku badan diagonal 5,5 mm atau sama dengan tebal badan dan 8 mm untuk tebal minimum pengaku vertikal. Abstract. Eccentrically braced frame type-D (EBF-D) of steel structure with shear link web stiffener is modeled in this study using MSC Nastran software. The monotonic and cyclic loading is given under the displacement control. The shear link structure model with the vertical web stiffeners are designed with the spacing accordance to the provisions of AISC 2005. Other model is designed with shear link web stiffener diagonal with spacing between 30tw-d/5 to length of link (e) or designed ineligible to AISC 2005. The parameters of EBF-D with web stiffeners will be meansured to : configuration of the web stiffeners, the space of stiffener (a), length of the link (e), thickness of web link (tw), thickness of flange link (tf) and the thickness vertical web stiffeners (tsv) and diagonal (tsd). The results show that the performance of the portal structure of EBF-D shear link diagonal of web stiffener is better than vertical web stiffener both in terms of strength, stiffness, ductility and the absorption of energy dissipation due to earthquake loads. Optimal space between vertical web stiffeners using diagonal web stiffener is 1.6 by (30tw-d/5) with minimumthickness of diagonal web stiffener is 5.5 mm or equal which thickness web link and thickness minimum vertical web stiffeners is 8 mm.
Analisis Portal Daktail Berdasarkan Metode Energi Melalui Mekanisme Leleh dan Drift Target Akibat Beban Gempa Budiono, Bambang; Syahroni, Afied
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.58 KB)

Abstract

Abstrak. Di dalam penelitian ini, metode kesamaan energi digunakan untuk memperoleh gaya gempa desain pada struktur beton bertulang gedung beraturan. Konsep kesamaan energi yang digunakan untuk memperoleh respon spektra inelastis pada sistem berderajat kebebasan tunggal dimodifikasi dan diperluas untuk memasukkan dissipasi energi input, mekanisme leleh plastis dan drift target struktur. Karakteristik dari suatu struktur khususnya daktilitas dan mekanisme leleh plastis secara eksplisit digunakan dalam perhitungan gaya gempa desain. Studi awal menunjukkan energi input ekivalen (½.m.Sv2) bernilai lebih rendah dibandingkan dengan energi input dinamis (time history). Dengan demikian energi input ekivalen yang didissipasikan ke dalam struktur untuk keperluan desain perlu dikalikan dengan suatu faktor keamanan (safety factor) dari hasil perbandingan antara energi input dinamis dan energi input ekivalen. Suatu prosedur desain yang didasarkan pada target perpindahan struktur sebagai fungsi energi input merupakan suatu pendekatan desain yang baru, sehingga metode kesamaan energi yang diusulkan dapat digunakan sebagai alternatif desain pada saat ini dalam kerangka desain berdasarkan kinerja.Abstract. In this research, the equal energy method is used to obtain seismic design forces of regular reinforced concrete structures. The equal energy concept used in obtaining inelastic design response spectra for single degree of freedom systems is modified and extended to include the influence of a broad range of input energy, plastic yield mechanism, and drift target of the structures. The characteristics of the structure, especially the ductility and the plastic yield mechanism are explicitly used in calculating the seismic design forces. Early studies show that the equivalent energy input (½.m.Sv2) is lower than the dynamic (time history) input energy. Hence, the equivalent input energy imparted to the structures should be multiplied by a safety factor which is a ratio between dynamic and equivalent input energy. A design procedure based on a structure’s drift target as a function of the input energy is a new approach. Hence, the proposed equal energy method could be applied as an alternative design to date within framework of performance-based design.
Studi Eksperimental Perilaku Siklis Flat Sab Beton Mutu Sangat Tinggi Kurniawan, Ruddy; Budiono, Bambang; Surono, Awal; Pane, Ivindra
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1024.573 KB)

Abstract

Abstrak. Makalah ini menampilkan hasil penelitian eksperimental terhadap 3 buah benda uji struktur flat slab beton mutu sangat tinggi dengan campuran beton bubuk reaktif dibawah kombinasi beban gravitasi dan beban lateral siklis. Pengujian dilakukan dengan sistem sub assemblage hubungan pelat dan kolom dari struktur flat slab. Benda uji terdiri dari pelat dengan rasio tulangan tarik relatif rendah (0,65%) dan relatif tinggi (1,8%) yang diaplikasikan untuk bentang pelat 3,00 m sedangkan untuk pelat dengan bentang 2,00 m rasio tulangan yang dipakai hanya 1,8%. Beban gravitasi sebesar 8,45 kN/m2 diaplikasikan konstan, sedangkan beban lateral siklis diberikan dalam bentuk displacement control. Pembebanan siklis dilakukan melebihi ketentuan drift ACI 374.1-05 yaitu sampai dengan drift ± 5,00%. Pada drift 5%, perilaku non linear struktur menunjukkan respon histeresis yang daktail tanpa mengalami penurunan kekuatan yang signifikan baik untuk rasio tulangan tinggi maupun rendah. Meskipun demikian, penurunan kekakuan masih terjadi. Pengaruh rasio tulangan tarik lebih signifikan dibanding bentang pelat terhadap respon kekuatan dan kekakuan pelat terutama pada fase inelastis. Pelat bentang 3,0 m dengan rasio tulangan tarik rendah mempunyai rasio daktilitas perpindahan paling tinggi sedangkan pelat dengan bentang 3,0 m dengan rasio tulangan tarik tinggi mempunyai rasio daktilitas perpindahan paling rendah dibanding yang lain. Abstract. This paper presents the result of the experimental study on three very high strength concrete flat slab structures constructed with reactive powder concrete under combined gravity and cyclic lateral loads. The tests were conducted on slab-column connection sub assemblages of the flat slab structure. Two specimens had slab span of 3.00 m with relatively low and high tension steel reinforcement ratios of 0.65% and 1.8%, respectively. The other specimen had slab span of 2.00 m with tension steel reinforcoment ratio of 1.8%. The specimens were subjected to constant gravity load of 8.45 kN/m2 and the lateral cyclic load using displacement control close to 5% drift ratio. The drift was set up larger than as required in ACI 374.1-05. At 5% drift, nonlinear behavior of the structures showed ductile hysteresis responses without a significant decrease in strength both for lower and higher tension steel reinforcement ratio. However, a stiffness degradation still occurred for all specimens. Effect of tension steel reinforcement ratio was more significant than that of slab span on stiffness and strength responses particularly at inelastic ranges. Slab with span of 3.00 m and low tension steel reinforcement ratio showed the largest displacement ductility ratio while the slab with same span but higher tension steel reinforcement ratio resulted the lowest displacement ductility ratio compared to the other specimens.
Analisis Kolom Langsing Beton Mutu Tinggi Terkekang terhadap Beban Aksial Tekan Eksentris Budiono, Bambang
Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 4 (2003)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.257 KB)

Abstract

Abstrak. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perilaku mekanik dari kolom langsing beton mutu tinggi terkekang yaitu beban kritis, lendutan di tengah kolom, daktilitas perpindahan, serta faktor pembesaran momen. Untuk menentukan faktor-faktor di atas maka dilakukan proses analisis yang dikenal dengan analisis P-Δ atau analisis orde kedua dengan memperhitungkan efek stabilitas kolom. Analisis menggunakan penampang kolom langsing beton bertulang mutu tinggi terkekang dengan metoda numerik. Kolom langsing dibebani oleh kombinasi beban aksial tekan dan momen lentur. Variabel yang digunakan adalah nilai kelangsingan kolom, nilai kekangan tulangan transversal, nilai eksentrisitas beban dan luas tulangan longitudinal. Mekanisme keruntuhan kolom dibatasi pada nilai  kelangsingan yang menghasilkan keruntuhan pada material bukan pada keruntuhan geometri. Nilai faktor pembesaran momen dari hasil studi ini dibandingkan dengan perhitungan menurut standar Indonesia SKSNI – 91. Hasil analisis pada studi ini menunjukkan bahwa variabel yang digunakan, kecuali kekangan, berpengaruh terhadap perilaku kolom langsing, sedangkan peraturan SKSNI – 91 pada umumnya menghasilkan nilai faktor pembesaran momen yang konservatif untuk kolom langsing beton mutu tinggi.Abstract. The objective of the study is to investigate the mechanical behavior of slender columns of reinforced confined high strength concrete namely critical load, middle column deflection, displacement ductility and the moment magnification factor. To determine the factors mentioned above the analysis of the slender columns are carried out using P-Δ analysis known as second order analysis where the stability effect of the column is taken into acccount. Sectional analysis of the reinforced confined high strength concrete column is implemented using numerical method. The slender column is subjected to the combination of axial and flexural loads. Variables used are slenderness ratio, confinement factor of transverse reinforcement, load eccentricity, and area of thelongitudinal reinforcement. Failure mechanism of the slender column is constraint only at the material failure not the failure due to geometry. The value of the moment magnification factor analyzed in the study is compared to the formula complying with the Indonesian Building Code of SKSNI-91. The results of the analysis shows that the variables used except the confinement factor influence the behavior of the slender column while values of the moment magnification factor of the Indonesian Building Code of SKSNI-91 in general result in conservative figures for the slender column of the reinforced confined high strength concrete.
Kajian Numerik Terhadap Kinerja Link Geser dengan Pengaku Diagonal pada Struktur Rangka Baja Berpenopang Eksentrik (EBF) Yurisman, Yurisman; Budiono, Bambang; Moestopo, Muslinang; Suarjana, Made
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.264 KB)

Abstract

Abstrak. Makalah ini menyajikan hasil studi numerik yang meneliti perilaku link geser dengan menggunakan pengaku diagonal pada bagian badan untuk meningkatkan kinerjanya, pada sistem struktur baja berpengaku eksentrik (EBF). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perilaku link geser dengan menggunakan pengaku diagonal pada bagian badan dibawah pembebanan statik monotonik dan siklik dengan kontrol perpindahan, riwayat pembebanan yang diberikan dalam pengujian ini sesuai dengan standar pembebanan AISC 2005. Analisis dilakukan dengan pendekatan elemen hingga Non-Linier dengan menggunakan perangkat lunak komputer MSC/NASTRAN. Link dimodelkan sebagai elemen shell yang ditumpu pada kedua ujungnya sedangkan beberapa nodal pada posisi pembebanan diperbolehkan untuk bertranslasi dalam satu arah saja (sumbu-y).. Beberapa parameter penting yang dianggap berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja link geser telah dianalisa mencakup: tebal sayap, tebal badan, tebal dan jarak pengaku badan, tebal pengaku diagonal dan geometrik pengaku diagonal. Perilaku link geser dengan pengaku diagonal badan dibandingkan dengan perilaku link standar yang direncanakan sesuai dengan ketentuan AISC 2005. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaku diagonal badan dapat meningkatkan kinerja link geser dalam hal: kekuatan kekakuan dan dissipasi energi dalam menahan beban lateral. Namun, perbedaan nilai daktilitas antara link geser dengan pengaku diagonal badan dan link geser yang direncanakan sesuai standar AISC tidak begitu signifikan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ketebalan pengaku diagonal dan model geometrik pengaku tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja link geser. Abstract. This paper presents a numerical study to investigate the behaviour of shear link in case of enhancement of the shear link performance of Eccentrically Braced Frames (EBF) of steel structures by using diagonal web stiffenner. This research aims to investigate the behaviour of shear link with diagonal stiffenner under monotonic and cyclic of loading with displacement control, the loading hystory is applied to the model of link accordance with standard of AISC 2005. Non-Linier Finite Element Method is applied using the computer software of MSC/NASTRAN. Link is modeled as shell element and fixed at its both ends except for degree of freedom of the vertical displacement (y-direction) at the one end where the load is applied. Several important parameters of shear link has ben investigated: the thickness of flange, web and web stiffener, the space of web stiffner, the thickness of diagonal web stiffner and its geometric. The behaviour of shear link with diagonal  web stiffener is compared to the behaviour of the link designed in accordance with the AISC 2005 Standard Code of Practice. The results of the analysis show that the diagonal web stiffener increases the performance of the shear link in terms of strength, stiffness, energy dissipation to resist lateral load. However, the difference between the ductilities of the link with diagonal web stiffenner and standard link of AISC Code is not significant. Parameters which are significantly influencing the performance of the shear link are the thickness of diagonal web stiffener and its geometry.
Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Gedung Asimetris dengan Dinding Geser Nonparalel Sebagai Sistem Pengekangan Torsi Budiono, Bambang; Malau, Ricky Parulian
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 3 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1449.976 KB)

Abstract

Abstrak. Pertimbangan estetika dan arsitektural dalam perencanaan gedung seringkali mengarah pada dihasilkannya bentuk-bentuk ireguler yang kemudian menimbulkan permasalahan ketidakberaturan kinerja seismik bangunan. Oleh karenanya, diperlukan metode yang tepat, agar diperoleh desain yang memenuhi kriteria estetika dan kinerja seismik. Paper ini menganalisis gedung beton bertulang 10 lantai dengan denah monosimetris yang memiliki sisisisi perimeter nonparalel, dan memiliki ketidakberaturan torsi berlebihan sebagai dampak dari eksentrisitas struktur. Sebagai upaya menghasilkan ketahanan gempa, akan diajukan metode yang menerapkan konsep-konsep pengekangan torsi, yang mana kekakuan dan kapasitas elemen-elemen struktur yang berada pada perimeter bangunan ditingkatkan hingga rasio T1θ/T1x < 60%. Pada implementasinya, akan digunakan dinding geser pada tiap-tiap perimeternya, termasuk pada sisi perimeter nonparalelnya, meskipun keberadaan dinding geser nonparalel juga dikategorikan sebagai ketidakberaturan. Namun pada paper ini, efektivitas metode yang diajukan tersebut akan diuji melalui evaluasi kinerja yang menggunakan analisis riwayat waktu nonlinier.  Selain itu pada paper ini akan direkomendasikan prosedur desain yang paling efektif dan efisien untuk diterapkan. Hasil analisismembuktikan bahwa upaya torsional restraint yang diajukan mampu menghasilkan struktur yang memenuhi kriteria kinerja seismik yang dipersyaratkan. Selain itu paper ini merekomendasikan analisis kombinasi ragam sebagai prosedur desain alternatif bagi struktur tipe torsionally-restrained, yang lebih praktis dari prosedur numerik analisis riwayat waktu.Abstract. Aesthetic and architerctural considerations in building design are often result in irregular-shaped buildings which lead to some seismic performance irregularity problems. Hence, there must be proper methods in order to producing the designs which will meet both aesthetic and seismic performance criterias. This paper analyze 10-storey RC buildings with monosymmetric plan and nonparallel perimeter, which have excessive torsional irregularity as the result of the structural eccentricities. As the effort to produce seismic-resistant structures, this paper proposes some methods which apply torsional restraint concepts, which the stiffness and capacity of perimeter elements are increased as its T1θ / T1x < 60%. As the implementation, shearwalls will be applied at each perimeter, including its nonparallel perimeter sides, although the existance of nonparallel shearwalls is also categorized as a structural irregularity. Whereas in this paper, the  effectiveness of proposed methods, will be tested through seismic performance evaluation using nonlinear time history analysis. In addition, this paper will recommend the most effective and efficient design analysis procedure to be implemented. As the result, the proposed torsional restraint methods are able to produce the kind of structures which met any provised seismic-perfomance criterias. Moreover, this paper recommended the modal combination analysis, as alternative design procedure of torsionallyrestrained structures, which is more practical than numerical procedure of linear time history analysis.
PENGARUH PEMBERIAN BISA NAJA SPUTATRIX TERHADAP KADAR INTERLEUKIN-2 SERUM DARAH MENCIT YANG DIINDUKSI BENZO(A)PYRENE Anindyajati, Gina; Budiono, Bambang
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol 10 No 2 (2009)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cancer has become a global health problem arisen from exposure to benzo(a)pyrene. Interleukin-2 is one of immune system components believed to play roles in eradicating cancer. Cobra venom has antitumor effect and also contain protease which could boost up immune system. This research was aimed at analyzing Naja sputatrix venoms effect to increase interleukin-2 level in blood sera of mice induced by benzo(a)pyrene. Four group of Balb-C mice were used. The first group (control) and second group (treatment with Naja sputatrix venom) consist of 5 mices. There are 6 mices used in group 3 and 4, both were injected intramuscularly by benzo(a)pyrene (0,3L/0,01mL oleum oil) at day 1, 8 and 15. Three months after, observation was carried out to see changes occured in their liver and lungs. Naja sputatrix venom 0,1 mL (diluted in saline 1:100) was given to group 2 and 4 for 30 days. Blood was collected from all groups and centrifuge to form sera. Level of interleukin-2 in sera was measured by ELISA method. The results show that Group 2 has the highest mean level of interleukin-2 (136,837 pg/mL), and group 3 has the lowest (8,996 pg/mL). Level of interleukin-2 in group 4 is slightly higher than group 3 (10,632 pg/mL). Kruskal-Wallis analysis result come with Sig. 0,155; therefore shows no significance(p>0,05). It is therefore concluded that Naja sputatrix venom do not increase interleukin-2 level in blood sera of mice induced by benzo(a)pyrene
Non-linear Numerical Modeling of Partially Pre-stressed Beam-column Sub-assemblages Made of Reactive Powder Concrete Budiono, Bambang; Nurjannah, Siti Aisyah; Imran, Iswandi
Journal of Engineering and Technological Sciences Vol 51, No 1 (2019)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1463.773 KB) | DOI: 10.5614/j.eng.technol.sci.2019.51.1.3

Abstract

Three partially pre-stressed interior beam-column sub-assemblages (SI) and two partially pre-stressed exterior beam-column sub-assemblages (SE) made of reactive powder concrete as test specimens were numerically modeled using a finite element program. The objective of this study was to investigate the behavior of the SI and SE numerical models. The numerical model inputs were: material data, details of test specimen dimensions, and test specimen reinforcements. The numerical models were subjected to the same loads as those applied experimentally. The numerical modeling results were hysteretic and backbone curves and stress distribution contours. The numerical model outputs showed good similarity with the experimental results. The stress distribution contours of the numerical models correlated with the crack patterns in the joint zone of the test specimens. The behavior of the SI numerical models differed from the SE numerical models due to various stresses on the beam plastic joints and the joint zones.