This Author published in this journals
All Journal Humaniora
M. Nur Budiyanto
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Paradigma Redistribution With Growth Menuju Good Governance M. Nur Budiyanto
Humaniora Vol 14, No 2 (2002)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2878.535 KB) | DOI: 10.22146/jh.752

Abstract

Pembangunan di negara-negara berkembang tidak saja menjadi sebuah paradigma (pandangan keilmuan), melainkan menjadi ideologi (pandangan politik), bahkan mitos. Ketika negara-negara terjajah di kawasan Asia dan Afrika memperoleh kemerdekaannya, baik “diberi” maupun “direbut”, terperangah melihat dirinya. Negara-negara baru ini bukan saja terperangah dalam hal kesejahteraan, tetapi juga dalam hal peradaban. Ketertinggalan tersebut tidak dihitung oleh tahun, namun abad. Pada tahun 1945, negara-negara di Eropa Barat dan Amerika Utara sudah berkembang dari masyarakat merkantilisme ke masyarakat industri tahap pertama. Pada saat yang sama masyarakat negara baru berada dalam tahap primitif, agraris, dan sebagian kecil di peradaban merkantilisme serta lebih sedikit lagi di peradaban industri. Merkantilisme artinya sistem ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa dengan pengaturan seluruh ekonomi nasional oleh pemerintah dengan kebijakan yang bertujuan mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang baik, mengembangkan pertanian dan industri, dan memegang monopoli atas perdagangan luar negeri (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990; 578)). Penulis akan memulai dari konsep pembangunan zaman Orde Baru. Orde Baru melakukan pembangunan bagi rakyat Indonesia, khususnya antara tahun 1970 hingga pertengahan 1980-an. Keunggulan manajemen Presiden Soeharto dikombinasikan dengan para teknokrat yang cakap keluaran perguruan tinggi luar negeri, sebagian besar dari Berkeley sehingga tidak jarang dicap “mafia Berkeley”. Sudah demikian, iklim dunia mulai bergeser dari kecenderungan politik ke cenderungan ekonomi, antara lain, ditandai dengan terbentuknya geo-geo ekonomi baru di seluruh dunia.