Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Aspek Ekologis dan Daya Dukung Perairan Situ Cilala Pratiwi, Niken T.M.; Hariyadi, Sigid; Ayu, Inna Puspa; Iswantari, Aliati; MZ, Novita; Apriadi, Tri
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 11, No 2 (2015): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1039.912 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v11i2.2201

Abstract

ABSTRACTEcological aspect (morphometry, a complexity of community structure, trophic state, and carrying capacity) are one of basic information to build comprehensive management concept of aquatic ecosystem, as Lake Cilala.  The concept was addressed to develop ornamental fish floating cage and natural fishery activity.  Lake Cilala is a longwise shape small lake with maximum length, average width, and average depth as 1141 m, 161 m, 2.67 m respectively.  Lake Cilala has various genera of phytoplankton and zooplankton, 8 genera of benthos, 5 genera of aquatic plants, and 12 fish species including planktivore, herbivore, and carnivore fishes.  Those organisms established food chains, by grazing and detritus food chain.  The trophic state of Lake Cilala was categorized as middle to heavy eutrophic level by Trophic State Index (TSI).  The carrying capacity analysis of Lake Cilala is 130 tons/year. It is resulted a possibility to increase ornamental fish floating cage to 165 units from 300 existed units. Furthermore, the carrying capacity for natural fish was reached 3.77 tons/year. Keywords: carrying capacity, food chain, lake fisheries, small lake management, trophic state 
POTENSI SITU BEKAS GALIAN PASIR DALAM MENDUKUNG USAHA PERIKANAN DENGAN SISTEM CBF DAN KJA MZ, Novita; Octorina, Pelita
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Situ bekas galian pasir merupakan ekosistem perairan yang kurang mendapatkan perhatian, namun jika diamati memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lahan budidaya, baik dengan sistem CBF maupun KJA. Situ galian pasir no 6 merupakan salah satu situ galian yang terdapat di Desa Kahuripan Sukabumi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji daya dukung situ galian pasir no 6 untuk kegiatan budidaya tilapia dengan menggunakan sistem CBF dan KJA dengan pendekatan beban fosfat (P) di perairan. Hasil analisis dari pengamatan kualitas air selama bulan April-Juni 2015 menunjukkan bahwa situ galian pasir no 6 tergolong ke dalam perairan eutrof dengan daya dukung sebesar 1,18 ton/tahun untuk kegiatan CBF dan 11,12 ton/tahun untuk kegiatan budidaya dengan KJA. Ikan ditebar dalam tiga tahap dengan jumlah tebar 3 945 ekor per tahap dengan hasil panen 125 gram.
KAJIAN ASPEK EKOLOGIS DAN DAYA DUKUNG PERAIRAN SITU CILALA Pratiwi, Niken T.M.; Hariyadi, Sigid; Ayu, Inna Puspa; Iswantari, Aliati; MZ, Novita; Apriadi, Tri
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 11, No 2 (2015): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v11i2.2201

Abstract

ABSTRACTEcological aspect (morphometry, a complexity of community structure, trophic state, and carrying capacity) are one of basic information to build comprehensive management concept of aquatic ecosystem, as Lake Cilala.  The concept was addressed to develop ornamental fish floating cage and natural fishery activity.  Lake Cilala is a longwise shape small lake with maximum length, average width, and average depth as 1141 m, 161 m, 2.67 m respectively.  Lake Cilala has various genera of phytoplankton and zooplankton, 8 genera of benthos, 5 genera of aquatic plants, and 12 fish species including planktivore, herbivore, and carnivore fishes.  Those organisms established food chains, by grazing and detritus food chain.  The trophic state of Lake Cilala was categorized as middle to heavy eutrophic level by Trophic State Index (TSI).  The carrying capacity analysis of Lake Cilala is 130 tons/year. It is resulted a possibility to increase ornamental fish floating cage to 165 units from 300 existed units. Furthermore, the carrying capacity for natural fish was reached 3.77 tons/year. Keywords: carrying capacity, food chain, lake fisheries, small lake management, trophic state 
Penentuan Daya Dukung Perairan untuk Perikanan Alami (Studi Kasus: Situ Cilala, Kabupaten Bogor) Novita MZ; Kadarwan Soewardi; Niken Tunjung Murti Pratiwi
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 20 No. 1 (2015): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1690.011 KB)

Abstract

This study aimed to assess the aquatic carrying capacity for extensive fishing. The study was conducted in Cilala Lake, Jampang Village, Bogor. The carrying capacity was determined based on primary productivity using the chlorophyll value, which is indicating the existence of phosphate in waters. The result showed that carrying capacity of Cilala Lake for extensive fishing was 3.51 tons/year. Tilapia was the fish which could be restocked, because it has high tolerance to waters condition and there’s not prey or predator for this fish. If fish for restocking was assumed about 25 g in size and would be about 250 g after 46 months (harvest size), then the maximum stocked was 15.602 fingerlings/year for two periods. The number of fish pen cage available on the lake should be considered in calculating the number of fish for restocking.
HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN MORTALITAS LOBSTER PASIR (Panulirus homarus LINNAEUS 1758) DI PERAIRAN KOTA BENGKULU Muhammad Natsir Kholis; Novita MZ
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 3 (2021): JFMR VOL 5 NO.3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.7

Abstract

Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan salah satu komoditas yang memiliki banyak peminat sehingga memiliki kecenderungan mendapat tekanan penangkapan yang besar. Akibatnya, terjadi penurunan jumlah produksi dan ukuran tangkap. Hal ini juga diduga terjadi pada lobster pasir yang terdapat di perairan Bengkulu sehingga perlu dilakukan kajian mengenai biologinya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan panjang berat dan mortalitas lobster pasir yang ditemukan di perairan Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan terhadap 382 ekor lobster yang tertangkap dengan menggunakan jaring lobster. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran rata-rata lobster yang tertangkap adalah 50-86 mm dengan lebih dari 70% berada pada ukuran kurang dari 80 mm. Adapun pola pertumbuhan lobster yang ditemukan adalah alometrik negatif. Laju mortalitas total lobster pasir adalah 1,66 dengan mortalitas alami dan penangkapan masing-masing 50%. 
INVENTARISASI MANGROVE DAN GASTROPODA DI PULAU TUNDA SERANG BANTEN, INDONESIA SERTA DISTRIBUSI SPASIAL DAN KONEKTIVITASNYA (Mangrove and Gastropods Inventarization, Spacial Distribution and Connectivity in Tunda Island Serang Banten, Indonesia) Syahrial Syahrial; Novita MZ Novita MZ
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.463 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.94-99

Abstract

Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik, sangat rentan, tetapi paling produktif diantara ekosistem lainnya. Salah satu manfaat hutan mangrove adalah sebagai tempat hidup berbagai biota pesisir dan laut. Penelitian tentang inventarisasi jenis mangrove dan biota asosiasi gastropoda serta distribusi dan konektivitasnya telah dilakukan di Pulau Tunda Serang Banten pada bulan Januari 2014 yang bertujuan untuk mendata keanekaragaman hayati di Indonesia. Stasiun 1 berada di bagian Timur pulau, sedangkan Stasiun 2 berada di bagian Selatan pulau. Data kondisi vegetasi mangrovenya dikumpulkan dengan cara membuat transek garis dan plot berukuran 10 x 10 m2, 5 x 5 m2 dan 1 x 1 m2 yang ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dan tegak lurus garis pantai sampai ke daratan, sedangkan data kondisi biota asosiasi gastropodanya dikumpulkan dalam plot berukuran 1 x 1 m2 yang dipasang dalam plot transek vegetasi mangrove berukuran 10 x 10 m2. Kemudian distribusi mangrove, biota asosiasi gastropoda dan konektivitasnya dianalisis menggunakan Analisis Faktorial Koresponden (AFK). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 5 jenis mangrove dan 20 jenis biota asosiasi gastropoda. Kerapatan mangrove untuk kedua stasiunnya bervariasi, dimana untuk kategori pohon dan semai kerapatan tertingginya pada bagian Selatan, sedangkan kerapatan anakan pada bagian Timur. Sementara untuk biota asosiasi (gastropoda), kepadatan tertinggi untuk kedua stasiunnya adalah L. scabra (6,31 dan 2,24 ind/m2). Distribusi jenis mangrove berdasarkan AFK dikelompokan menjadi dua kelompok, sedangkan distribusi gastropodanya menjadi 3 kelompok. Selanjutnya spesies mangrove R. apiculata memiliki hubungan yang kuat terhadap spesies gastropoda L. scabra, kemudian B. gymnorrhiza dan R. stylosa berkaitan erat dengan C. cingulata maupun T. sulcata, sedangkan R. mucronata, L. racemosa maupun S. caseolaris berkaitan erat dengan gastropoda T. palustris, N. planospira dan M. puella.Mangrove is an unique and susceptible ecosystem, but the most productive than others ecosystem. One of the mangove forest function is as a living place for many coastal and sea biota such as sea gastropods. The research is included some activity to inventory the mangrove and sea gastropod as association biota with it’s spacial distribution and connectivity. It was conducted in Tunda Island Serang Banten on January, 2014 with the aim to collect biodiversity data in Indonesia. Station one (1) is on the East part of the island, while station two (2) on the South part. The mangrove vegetations condition data were collected by line transect and plot (10 x 10 m2, 5 x 5 m2 and 1 x 1 m2) method. It is pulled from the point reference direction (the outer mangrove stand) perpendicular to the shoreline from the main land and divided into 2 (two) research station located on east and south part of the island. While, the associations biota (sea gastropod) condition data were collected by plot size method (1 x 1 m2) located on mangrove vegetation transect plot (10 x 10 m2). Mangrove and gastropods spacial distribution and it connectivity were analyzed by Correspondent Analysis Factorial (CAF) function in SPSS (Statistical Package for Social Science) software. The spacial distribution results shown there were 5 (five) mangrove species and 20 (twenty) sea gastropods. Mangrove density for both station is variated, which for the highest tree and seedling density category stranded on the South part of the island, while for sapling on the East part. While, the highest densities of L. scabra (sea gastropod) as mangrove asscociation biota are located in both station (6.31 and 2.24 ind/m2). According to CAF analysis, the mangrove species are distributed into 2 (two) groups, while, gastropods are distributed into 3 (three) groups for its connectivity measurement. The results showns that mangrove species of R. apiculata has strength relation with gastropods species as gastropoda L. scabra. Therefore, B. gymnorrhiza and R. stylosa has strength relation with C. cingulata and T. sulcata, whereas, R. mucronata, L. racemosa and S. caseolaris has strength relation with gastropoda T. palustris, N. planospira and M. puella. 
HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN MORTALITAS LOBSTER PASIR (Panulirus homarus LINNAEUS 1758) DI PERAIRAN KOTA BENGKULU Muhammad Natsir Kholis; Novita MZ
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 3 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.7

Abstract

Lobster pasir (Panulirus homarus) merupakan salah satu komoditas yang memiliki banyak peminat sehingga memiliki kecenderungan mendapat tekanan penangkapan yang besar. Akibatnya, terjadi penurunan jumlah produksi dan ukuran tangkap. Hal ini juga diduga terjadi pada lobster pasir yang terdapat di perairan Bengkulu sehingga perlu dilakukan kajian mengenai biologinya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan panjang berat dan mortalitas lobster pasir yang ditemukan di perairan Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan terhadap 382 ekor lobster yang tertangkap dengan menggunakan jaring lobster. Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran rata-rata lobster yang tertangkap adalah 50-86 mm dengan lebih dari 70% berada pada ukuran kurang dari 80 mm. Adapun pola pertumbuhan lobster yang ditemukan adalah alometrik negatif. Laju mortalitas total lobster pasir adalah 1,66 dengan mortalitas alami dan penangkapan masing-masing 50%.Â