Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengaruh Perubahan Iklim pada Musim Tanam dan Produktivitas Jagung (Zea mays L.) di Kabupaten Malang Ninuk Herlina; Amelia Prasetyorini
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 25 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.826 KB) | DOI: 10.18343/jipi.25.1.118

Abstract

Maize (Zea mays L.) is one of the agricultural commodities used as food and has quite a lot of benefits. The highest Indonesian production data is found in East Java. Malang Regency is one of the highest maize-producing areas in East Java. However, the production and productivity of maize in Malang Regency has fluctuated. One of the causes of unstable maize production in Indonesia is climate change due to global warming. Climate change that affect the length of the rainy and dry season is change in rainfall patterns. The purpose of this research is evaluating whether climate change occurred in 1998-2017 in Malang Regency and to know the impact of climate change on the growing season and corn productivity in Malang Regency. The study was conducted from February to May 2018 in Donomulyo, Dau, and Kasembon sub-district, Malang Regency. The research was carried out by survey method using primary and secondary data. The results showed that the climate in the North Malang Regency had undergone a change, which was marked by the increase in rainfall and monthly temperature and changes in climate type, while in the South it was marked by the decrease in monthly rainfall, monthly rainy days, and temperatures. The elements of rainfall and rainy days do not affect maize productivity, while the temperature has a corelation and has a significant effect on the maize productivity. Temperature has a positive effect on maize productivity and a model of estimating the effect of temperature on productivity was obtained, namely Y = -38552+1836 X. The impact of climate change is the occurrence of a shift in the beginning of the rainy and the dry seasons which cause changes in the maize planting season. Keywords: climate change, planting season, productivity of maize
Pengaruh Suhu dan Curah Hujan terhadap Produktivitas Tembakau (Nicotiana tabacum L.) di Kabupaten Malang Ninuk Herlina; Nur Azizah; Elfandi Putra Pradiga
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2020.005.1.7

Abstract

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan yang penting di Indonesia. Tembakau termasuk tanaman yang sensitif terhadap pengaruh faktor lingkungan diantaranya faktor iklim yang meliputi suhu dan curah hujan. Produksi tembakau  di Indonesia lebih rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan tembakau dalam negeri. Kebutuhan tembakau dalam negeri mencapai 340.000 t tahun-1 sedangkan pada tahun 2017 produksi tembakau  sekitar 198.296 t tahun-1 (Dinas Perkebunan, 2012). Salah satu daerah penghasil tembakau adalah kabupaten Malang. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu dan curah hujan terhadap produktivitas tembakau di kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2018 di kecamatan Donomulyo, Poncokusumo, Sumberpucung, Tajinan dan Tumpang kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan data primer dan sekunder. Data primer berupa data hasil wawancara dengan  petani tembakau dan data sekunder berupa data suhu, curah hujan, hari hujan tahun 2004-2017 dan data produksi tembakau tahun 2004-2017. Metode analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan suhu mempunyai korelasi yang sangat rendah dengan produktivitas tembakau (r= 0,180) sedangkan curah hujan dan hari hujan mempunyai korelasi yang erat dengan produktivitas tembakau (r curah hujan = 0,603 dan r hari hujan = 0,635 ). Pengaruh curah hujan dan hari hujan terhadap produktivitas tembakau sebesar 47,2% dengan model pendugaan produktivitas tembakau (Y) = -19,560 + 0,005 X1 (curah hujan) + 1,077 X2 (hari hujan). Hari hujan memiliki pengaruh lebih besar terhadap produktivitas tembakau dibanding curah hujan. 
Efek Populasi terhadap Pertumbuhan dan Hasil serta Umur Pencapaian Fase Perkembangan Tiga Varietas Jagung Manis (Zea mays var. Saccharata) di Dataran Menengah Tarisa Rinanti; Ninuk Herlina; Azis Rifianto
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2020.006.1.1

Abstract

Jagung manis (Zea mays var. Saccharata) adalah komoditas hortikultura yang populer di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, dan telah diusahakan dalam berbagai bentuk olahan (dikalengkan, dibekukan, dikeringkan, atau dibuat krim dan susu jagung manis). saat ini produksi jagung manis tidak sanggup memenuhi kebutuhan pasar yang selalu mengalami peningkatan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh teknik budidaya yang tidak benar menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan baik pada fasenya. Produktivitas jagung manis dipengaruhi oleh lingkungan mikro seperti suhu udara, tanah, kelembaban dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh populasi dan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil serta pencapaian fase tanaman jagung manis di dataran menengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2020 di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang (525 mdpl). Percobaan dilakukan dilapang menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan subplot yaitu varietas dan populasi tanaman sebagai mainplot. Varietas terdiri dari 3 taraf yaitu Glory, Jaguar, Prima. Faktor populasi tanaman terdiri 70.000, 80.000 dan 90.000 tan ha-1. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa semakin lama pencapaian fase perkembangan tanaman jagung manis yang disebabkan oleh peningkatan populasi maka semakin tinggi nilai thermal unit. Pada varietas Glory, populasi yang menghasilkan produksi tinggi adalah 70.000 tan.ha-1 dan 80.000 tan.ha-1 dengan produksi masing-masing 21,34 dan 21,81 ton ha-1. pada varietas Jaguar dan Prima, populasi yang menghasilkan produksi tinggi adalah 70.000 tan.ha-1 dengan produksi 21,82 dan 22,32 ton ha-1.
The effect of biogas slurry and inorganic fertilizer on soil fertility and yield of cucumber (Cucumis sativus L.) Wiwin Sumiya Dwi Yamika; Ninuk Herlina; Sherly Amriyanti
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 6, No 4 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2019.064.1829

Abstract

Combining the application of organic manure with inorganic fertilizer treatment can improve the productivity of the cucumber. Biogas slurry is synthesized from organic manure that can improve soil fertility and increase the yield of cucumber. This research aimed to learn the effect of biogas slurry and inorganic fertilizer on soil fertility and its impact on yield of cucumber and to learn the role of biogas slurry in decreasing amount of inorganic fertilizer used on the crop. This research was conducted in former paddy field located in Wriginsongo village, District of Tumpang, Malang Regency from March to May 2017. A randomized block design factorial was used with biogas slurry treatment as the main plot which consists of three levels: 10 t ha-1, 20 t ha-1, and 30 t ha-1while the subplot was the dosages of inorganic fertilizer which consists of100%,75%and 50% dosage of recommendation. This research revealed that biogas slurry treatment could increase the organic matter on the plant. There were some interactions between biogas slurry and inorganic fertilizer in the number of fruits produced, the weight of the fruit, the total weight of fruit produced per plant and hectare. Biogas slurry improved organic matter from 0.29% to 2.06%, N total from 0.06% to 0.15%, P2O5 from 93.48 ppm to 224.31 ppm, K2O from 2.01me 100 g-1 to 100 me 100 g-1, and C/N ratio from 3 to 9.
Peranan Ruang Terbuka Hijau Terhadap Penurunan Konsentrasi CO2 Dan Tingkat Kenyamanan Di Dua Perumahan Kota Malang Faris Aditya Widianto; Ninuk Herlina
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 9 (2022): Terbitan Bulan September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.09.06

Abstract

Kota Malang merupakan kota yang terletak di Jawa Timur dengan jumlah penduduk 843,810 jiwa. Kota ini memiliki daya tarik pariwisata yang cukup tinggi sehingga terjadi perkembangan infrastruktur yang sangat pesat. Perkembangan perkotaaan selain menghasilkan dampak positif ternyata menghasilkan dampak negatif, salah satunya dapat menyebabkan pengelolaan ruang kota yang berat akibat oleh arus urbaniasi sehingga perlu adanya penataan yang tepat dalam pengelolaan tata ruang dalam suatu kota terutama pada kawasan hunian contohnya harus memiliki Ruang Terbuka Hijau yang sesuai. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada pukul 04.00 WIB dan 13.00 WIB. Pengukuran pada pukul 04.00 WIB berfungsi sebagai kontrol yaitu pada saat suhu udara minimum dan CO2 hanya berasal dari vegetasi di dalam ruang terbuka hijau. Sedangkan pada pukul 13.00 WIB di mana suhu udara maksimum dan CO2 berasal dari aktivitas manusia di sekitar ruang terbuka hijau. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan penyerapan CO2 di kedua perumahan dan tingkat kenyamanan di kedua perumahan pada pukul 04.00 WIB dan 13.00 WIB maka di analisis menggunakan uji T dengan menggunakan data konsentrasi CO2, intensitas cahaya dan kelembaban udara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ruang Terbuka Hijau yang terdapat pada perumahan Permata Jingga memiliki kerapatan tajuk sebesar 89,34% dan mempunyai vegetasi dengan daya serap CO2 lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa jenis vegetasi lain yang terdapat pada perumahan Griya Shanta sehingga mempunyai Kemampuan lebih tinggi dalam penyerapan CO2. Berdasarkan nilai THI yang diperoleh kawasan hunian yang ada di perumahan Permata jingga lebih nyaman jika dibandingkan dengan perumahan Griya Shanta.
Pengaruh Dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) Pada Sistem Tanam Monokultur dan Tumpangsari Menak Simbolon; Setyono Yudo Tyasmoro; Yogi Sugito; Ninuk Herlina
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 10 No. 9 (2022): Terbitan Bulan September
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2022.010.09.07

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya produksi di bidang pertanian, salah satunya yaitu produksi tomat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan interaksi dosis PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan petak terbagi (split plot) dengan dua faktor yaitu sistem tanam sebagai petak utama dan konsentrasi PGPR sebagai anak petak dan diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah perlakuan sistem tanam yang terdiri dari 2 taraf, yiatu: K1 = Monokultur, K2 = Tumpangsari. Faktor kedua adalah perlakuan konsentrasi PGPR (Plant Growth Promting Rhizobacteria) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: P0 = 0 ml PGPR/liter air, P1 = 5 ml PGPR/liter air, P2 = 10 ml PGPR/liter air , P3 = 15 ml PGPR/liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian PGPR dengan konsentrasi 15 ml/L pada sistem tanam monokultur menunjukkan hasil pertumbuhan dan hasil tanaman tomat lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pemberian PGPR pada sistem tanam tumpangsari menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang berbeda dengan pemberian PGPR pada sistem tanam monokultur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing perlakuan PGPR pada sistem tanam monokultur dan tumpangsari memberikan pengaruh secara nyata pada seluruh parameter pengamatan. Semakin banyak konsentrasi yang diberikan, maka hasil produksi semkain tinggi. Pemberian PGPR 15 ml/L pada sistem tanam monokultur memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Pemberian dosis PGPR pada setiap perlakuan sistem tanam monokultur menunjukkan peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat dibandingkan dengan setiap perlakuan sistem tanam tumpangsari.