Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

ANALISIS SAMBUNGAN SISTEM SARUNG SEBAGAI SOLUSI KEGAGALAN STRUKTUR AKIBAT PERBEDAAN MATERIAL KONSTRUKSI Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 2, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 1 Tahun 2010
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi Beton bertulang memiliki kelebihan pada mudahnya membentuk ukuran sesuai dengan kapasitas layannya, dan ini berbeda dengan Baja. Baja adalah dibentuk berdasar Profil yang telah tersedia di pasaran. Bila kapasitas layan lebih besar 0.001 diatas dari kebutuhan Profil baja nya, maka dimensi harus dirubah, dan sangat mungkin dimensinya menjadi terlampau boros dibanding kapasitas yang akan dilayani. Hasil Pemeriksaan jumlah tulangan / pembesian terpasang untuk Balok Kantilever mempunyai tulangan atas sebanyak 6D32, dan tulangan bawah 5D32 dengan bentang balok kantilever sepanjang 3 m. Dimensi balok kantilever adalah 20 x 40 cm2. Hasil pemeriksaan Tulangan Kolom adalah didasarkan dari Tulangan Kolom yang ditinjau dari lantai dasar yang menembus ke lantai Aula dengan cara diketrik (dikupas) untuk meninjau jumlah tulangannya. Hasilnya Tulangan Kolom adalah berjumlah 8D32 ditambah “tulangan ekstra” 4D16. Elemen Balok Kantilever Balkon eksisting sulit diangkur, bila di sisi depan dibuatkan sambungan, maka dibuat ide dengan Sambungan Sarung. Sambungan Sarung yang dimaksud adalah memberikan perkuatan sambungan antara konstruksi baja dan beton dari momen puntir, momen lentur (walau dalam modelisasinya sendi), dan tarik. Filosofi dari konstruksi seperti Gambar 3 dan 4 tersebut, adalah memiliki dampak tarik pada sambungan akibat dari beban vertikal maupun beban horisontal gempa
ANALISIS KETAHANAN GEMPA DINAMIS PADA GEDUNG DEPARTEMEN ERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN MENGGUNAKAN SNI 03-1726-2002 Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 1 No. 1 Tahun 2010
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspek perencanaan yang harus ditinjau salah satunya adalah memperhitungkan kemampuan struktur terhadap gempa. Di Indonesia saat ini terdapat 2 peraturan yang kedua-duanya masih berlaku yaitu Peraturan Bangunan Tahan Gempa SNI 03-1726-1989 dan SNI 03-1726-1989. Peraturan ini menjadi menarik ketika ada klaim bahwa peraturan tahun 1989 menjadikan konstruksi tidak aman ketika diberlakukan peraturan baru. Kasus yang dipakai disini adalah menggunakan bangunan eksisting Depatemen Perindustrian dan Perdagangan Jl. MI Ridwan No. 5 Jakarta Pusat. Alat bantu hitung adalah SAP 2000 versi 11. Perencanaan dengan Gempa sistem Statis dan Dinamis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Volume pembesian yang dihasilkan peraturan SNI 03-1726-1989, menunjukkan jumlah lebih banyak dibandingkan dengan peraturan tahun 2002. Hasil tersebut mematahkan klaim tentang peraturan 1989 tersebut.
ANALISIS DAMPAK KEMIRINGAN LERENG PADA KONSTRUKSI PERGUDANGAN RIVER SIDE, CILEUNGSI Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 2 Tahun 2011
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Sebuah Konstruksi Pergudangan River Side, Cileungsi, akan dibangun pada daerah sekitar tebing dengankedalaman tertentu. Permasalahan ini harus ditinjau dari sisi teknis soil investigasi lapangan dan analisis perhitungan.Bidang stabilitas lereng meliputi analisis stabilitas statis dan dinamis lereng bumi dan batu-mengisibendungan, lereng jenis lain tanggul, lereng digali, dan lereng alami di dalam tanah dan batu lunak. Pada ekstremyang lain, lempengan berbentuk tergelincir di lereng bukit dapat menghapus lapisan tanah dari puncak batuandasar yang mendasari. Sekali lagi, ini biasanya dimulai oleh hujan lebat, kadang-kadang dikombinasikan denganloading meningkat dari bangunan baru atau penghapusan dukungan di kaki (akibat pelebaran jalan atau pekerjaankonstruksi lainnya).Metode yang cukup dikenal adalah Metode Irisan. Metode irisan merupakan metode untuk menganalisis stabilitaslereng dalam dua dimensi. Massa meluncur di atas permukaan kegagalan dibagi menjadi beberapa iris. Gaya yangbekerja pada setiap irisan diperoleh dengan mempertimbangkan keseimbangan mekanik untuk irisan.Analisa hasil perhitungan kelongsoran tebing dengan menggunakan metode Bishop adalah sebagai berikut: FaktorKeamanan Optimum dapat dicapai yaitu mencapai nilai 4,845. Keruntuhan lereng tidak akan terjadi, terlihat dari polalongsor yang mendekati parabolis (puncak 9 m di bawah permukaan Exit). Beban paling aman ditempatkan 10 m daribibir tebing (daerah permukaan Entry).Kata kunci : Kemiringan, stabilitas, tanah, faktor keselamatan
ANALISIS KONSTRUKSI GABLE DENGAN RAFTER MENGGUNAKAN PROFIL BAJA HONEYCOMB DAN TRUSS Ihsanuddin, Ihsanuddin; Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 2 Tahun 2013
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan makin maraknya bisnis pergudangan, mendorong para investor atau owner untuk dapat mengembangkan usahanya. Salah satu diantaranya adalah pembangunan gudang, yang mana dari usaha tersebut dapat menghasilkan keuntungan atau profit yang cukup menjanjikan. Untuk itu para investor atau owner berbondong – bondong membangun gudang di area kawasan pergudangan.Maksudnya adalah mengevaluasi pekerjaan konstruksi kuda-kuda baja dengan system truss dan honeycomb dengan bentang 40 m’ yang dilaksanakan di PT Multisarana Bahtera, yang beralamat di Marunda Center dan penanggung jawab desain oleh PT Glitterindo Pratama. Tujuannya adalah mendapatkan desain struktur kuda-kuda baja dengan bentang panjang yang efektif, efesien dan ekonomis, agar dapat digunakan sebagai bahan rujukan dunia industri.Gable Frame biasanya digunakan sebagai struktur industri. Suatu gable frame mempunyai berbagai macam komponen yang berperan dalam  menunjang kekuatan strukturnya secara keseluruhan, yaitu antara lain: rafter, kolom, base plate, haunch dan stiffener. Struktur Truss adalah suatu struktur yang terdiri dari elemen-elemen batang yang disambung sama lain, yang mana elemen-elemen tersebut dalam analisis dapat dimodelkan sebagai 1D, yang mana gabungan – gabungan elemen 1D dapat membentuk elemen 2D dan elemen 3D (Space).Konstruksi kuda-kuda system Honeycomb lebih berat 25,84% dibandingkan sistem Truss.Efek atau reaksi torsi dari system Truss lebih besar 20,18% dibandingkan Honeycomb.KATA KUNCI: gable, honeycomb, truss, rafter, 2D, 3D
ANALISIS KELAYAKAN KEBUTUHAN PELABUHAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN PELABUHAN BIAN KABUPATEN MERAUKE Suyuti, Hernawati; Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 3 No. 2 Tahun 2012
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam mendukung langkah MP3EI yang bertujuan menempatkan Indonesia sebagai Negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14,250 –USD 15,500 dengan nilai total PDB berkisar antara USD 4,0-4,5 trilyun yang akan dibarengi dengan penurunan inflasi dari sebesar 6,5% menjadi 3,0% pada tahun 2025. (sumber: Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025). Lokasi Pelabuhan Bian terletak pada 8o 06’ 05”LS dan 139o 59’ 30” BT ini, memiliki kondisi Topografi yang cenderung landai terhadap tepi sungai dan masih terkena pengaruh pasang surut, maka diperlukan pematangan (Reklamasi). Kedalaman untuk area BIAN mulai dari ambang luar, sampai dengan rencana lokasi Pelabuhan Bian tidak ada kendala, mengingat alur ini duduk tengahnya berada pada 3,4 meter (LWS), dengan Air pasang tertinggi adalah 5.0 meter, sehingga Kapal Kargo 5000 DWT dengan Draft 6.8 meter, dapat melaluinya, dengan syarat pada saat air pasang sekurang kurangnya 4.4 meter. Pasang surut di daerah Merauke bersifat harian, maka kapal dapat menunggu saat terjadinya air pasang pada hari yang sama. Kondisi delay kapal dapat diprediksi karena posisi pasang lebih sering terjadi dibandingkan saat surutnya.Kata Kunci: kelayakan kebutuhan fasilitas, kelayakan keselamatan, bian, merauke, pelabuhan
ANALISIS DAMPAK KEMIRINGAN LERENG PADA KONSTRUKSI PERGUDANGAN RIVER SIDE, CILEUNGSI Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Konstruksia Vol. 2 No. 2 Tahun 2011
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Sebuah Konstruksi Pergudangan River Side, Cileungsi, akan dibangun pada daerah sekitar tebing dengankedalaman tertentu. Permasalahan ini harus ditinjau dari sisi teknis soil investigasi lapangan dan analisis perhitungan.Bidang stabilitas lereng meliputi analisis stabilitas statis dan dinamis lereng bumi dan batu-mengisibendungan, lereng jenis lain tanggul, lereng digali, dan lereng alami di dalam tanah dan batu lunak. Pada ekstremyang lain, lempengan berbentuk tergelincir di lereng bukit dapat menghapus lapisan tanah dari puncak batuandasar yang mendasari. Sekali lagi, ini biasanya dimulai oleh hujan lebat, kadang-kadang dikombinasikan denganloading meningkat dari bangunan baru atau penghapusan dukungan di kaki (akibat pelebaran jalan atau pekerjaankonstruksi lainnya).Metode yang cukup dikenal adalah Metode Irisan. Metode irisan merupakan metode untuk menganalisis stabilitaslereng dalam dua dimensi. Massa meluncur di atas permukaan kegagalan dibagi menjadi beberapa iris. Gaya yangbekerja pada setiap irisan diperoleh dengan mempertimbangkan keseimbangan mekanik untuk irisan.Analisa hasil perhitungan kelongsoran tebing dengan menggunakan metode Bishop adalah sebagai berikut: FaktorKeamanan Optimum dapat dicapai yaitu mencapai nilai 4,845. Keruntuhan lereng tidak akan terjadi, terlihat dari polalongsor yang mendekati parabolis (puncak 9 m di bawah permukaan Exit). Beban paling aman ditempatkan 10 m daribibir tebing (daerah permukaan Entry).Kata kunci : Kemiringan, stabilitas, tanah, faktor keselamatan
ANALISIS KETAHANAN GEMPA DINAMIS PADA GEDUNG DEPARTEMEN ERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN MENGGUNAKAN SNI 03-1726-2002 Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Konstruksia Vol. 1 No. 1 Tahun 2010
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspek perencanaan yang harus ditinjau salah satunya adalah memperhitungkan kemampuan struktur terhadap gempa. Di Indonesia saat ini terdapat 2 peraturan yang kedua-duanya masih berlaku yaitu Peraturan Bangunan Tahan Gempa SNI 03-1726-1989 dan SNI 03-1726-1989. Peraturan ini menjadi menarik ketika ada klaim bahwa peraturan tahun 1989 menjadikan konstruksi tidak aman ketika diberlakukan peraturan baru. Kasus yang dipakai disini adalah menggunakan bangunan eksisting Depatemen Perindustrian dan Perdagangan Jl. MI Ridwan No. 5 Jakarta Pusat. Alat bantu hitung adalah SAP 2000 versi 11. Perencanaan dengan Gempa sistem Statis dan Dinamis. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Volume pembesian yang dihasilkan peraturan SNI 03-1726-1989, menunjukkan jumlah lebih banyak dibandingkan dengan peraturan tahun 2002. Hasil tersebut mematahkan klaim tentang peraturan 1989 tersebut.
ANALISIS PEMINDAHAN LOKASI PELABUHAN SINGKAWANG AKIBAT RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN Kartohardjono, Aripurnomo; Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 1 Tahun 2012
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Singkawang terletak di Muara Sungai Singkawang (+ 500 meter), sehingga merupakan Pelabuhan Pantai. Pelabuhan ini merupakan Pelabuhan Umum yang dibangun pada tahun 1940 dengan Konstruksi Dermaga dari Kayu Belian/Ulin/Besi yang mempunyai kapasitas sandar 2 (dua) kapal dengan ukuran isi kotor kurang dari 200 ton. Pada saat ini Pelabuhan tersebut dikelola oleh PT. (Persero) Pelindo II cabang Pontianak di bawah pengawasan Administrator Pelabuhan (ADPEL) Sintete Wilayah Kerja (Wilker) Singkawang. Aktifitas kegiatan bongkar di Pelabuhan ini rata-rata 600 t/m3 per bulan dan muat rata-rata 400 t/m3 per bulan. Terminal Pelabuhan Sedau ini diharapkan beroperasi selama 365 hari dalam setahun dan dibagi dalam efektif kerja 2 shift per hari (1 shift dinyatakan dalam 8 jam) artinya bisa bekerja 1 gank saja tiap kapal sandar,mengingat kapal yang ada adalah kapal yang berukuran kecil. Proyeksi dalam pernyataan Berth Occupancy Ratio (BOR) adalah 50%, berdasarkan jumlah maksimum kunjungan kapal per hari, rata-rata 2 kapal. Kunjungan kapal terbesar yang merapat di pelabuhan Sintete adalah kapal cargo yang mempunyai LOA=45 Meter dengan Lebar 15 Meter dan bobot 276 DWT (draft 3 meter). Berdasarkan data-data yang ada, digunakan sebagai proyeksi untuk mencari kebutuhan panjang dermaga (berth) yang diharapkan dalam 5 tahun kedepan. Kawasan Terminal Sedau, Singkawang, yang merupakan Terminal pengembangan dari Pelabuhan (Kuala) Singkawang, terletak di Sungai Sedau, adalah memiliki peran strategis dalam pengembangan wilayah sesuai konsep Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah Kota Singkawang. Potensi sebagai daerah Hinterland sangat mendukung pengembangan kawasan dimasa mendatang, utamanya dalam pengembangan Ekonomi Singkawang.Kata Kunci : Singkawang, BOR, kawasan, pelabuhan, pengembangan
ANALISIS PENGARUH SHEAR WALL TERHADAP SIMPANGAN STRUKTUR GEDUNG AKIBAT GEMPA DINAMIS Al Hanif, Basit; Buwono, Haryo Koco
Konstruksia Vol 5, No 2 (2014): Jurnal Konstruksia Vol. 5 No. 2 Tahun 2014
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu bangunan tinggi sangatlah rentan terhadap gaya lateral. Gaya lateral yang terjadi pada bagunan, salah satunya adalah beban yang ditimbulkan akibat gempa. Beban gempa dihitung menggunakan perhitungan gempa statis atau gempa dinamis. Untuk kategori struktur tidak berarturan, gempa harus ditinjau menggunakan gempa dinamis.Dalam merencanakan suatu gedung yang sama fungsi dan lokasi, namun tidak menggunakan dan menggunakan shear wall, secara sistem gedung tersebut sudah berbeda. Dan gedung harus direncanakan dengan faktor reduksi gempa yang berbeda. Dan gerak ragam pertama haruslah dominan translasi.Salah satu struktur yang digunakan untuk menahan gaya lateral akibat gempa adalah struktur shear wall. Dengan adanya shear wall akan mempengaruhi kekakuan bangunan, sehingga gaya lateral tidak sepenuhnya dipikul oleh struktur rangka.Dengan adanya shear wall, gedung memliki kekakuan yang lebih dibanding gedung yang tidak direncanakan menggunakan shear wall. Kekauan lebih yang dimiliki gedung berdampak  pada simpangan struktur. Simpangan layan dapat tereduksi, arah X 41,52% dan arah Y berkurang 10,36%. Untuk simpangan ultimit, simpangan arah X tereduksi sebesar 30,89%, sedangkan untuk arah Y bertambah 5,94%. Kata kunci : Shear wall, kinerja layan, kinerja ultimiit
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS DARI MATERIAL LETUSAN GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA PADA PERMEABILITAS BETON Buwono, Haryo koco
Konstruksia Vol 4, No 1 (2012): Jurnal Konstruksia Vol. 4 No. 1 Tahun 2012
Publisher : Konstruksia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton adalah bahan bangunan yang terdiri dari komposisi pasir, kerikil atau batu pecah yang disatukan dengan bahan pengeras berupa pasta cair (semen dan air). Dengan proporsi yang tepat campuran tersebut menjadi bentuk plastis, akibat campuran terjadi panas hidrasi semen dan air, beton menjadi keras seperti batu. Pemanfaatan material Gunung Merapi pasca letusan yang mengakibatkan pendangkalan pada Sungai Krasak, Jogjakarta. Material Halus atau sering disebut agregat halus adalah bagian dari pembentuk beton. Sudah selayaknya bila dalam pemanfaatannya bisa membantu mengurangi dampak pendangkalan sungai yang bisa mengurangi pula dampak banjir disekitar sungai. Permeabilitas adalah rongga pori yang terjadi akibat panas hidrasi dalam beton, sehingga air yang tidak memproses dengan semen, berakibat bleeding ke permukaan beton atau terperangkap dalam beton. Banyaknya rongga udara dalam beton semakin melemahkan kekuatan beton. Permeabilitas banyak dipengaruhi oleh Pasta semen (tekstur kehalusan butir), water per cement ratio, dan derajat hidrasi. Permeabilitas gel adalah 1/1000 dari jumlah pasta. Gel pores tidak mengkontribusi permeabilitas beton, tetapi capillary cavaties sangat berpengaruh. Hasil Analisa Agregat Halus Material letusan Gunung Merapi ini didapatkan: Modulus Halus Butir 3,034, Gradasi Golongan II, berat Jenis SSD 2,71, Kadar Lumpur 0,5 dan absorbsi 2,60. Dari hasil ini dengan kombinasi w/c dan s/c pada mix desain didapatkan: penggunaan Agregat Halus dari Material Letusan Gunung Merapi dapat mengurangi absorbsi pada air yang digunakan sehingga permeabilitas dapat membantu meningkatkan kinerja beton. Makin tinggi faktor air semen dalam adukan, makin tinggi koefisien permeabilitasnya.Kata Kunci: Beton, agregat halus, permeabilitas, absorbsi, material letusan merapi