Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KAJIAN TEKNIS PEMBANGKIT LISTRIK BERBAHAN BAKAR FOSSIL cahyadi, cahyadi
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.126 KB)

Abstract

Jenis pembangkit minyak dan gas yaitu PLTU Minyak, PLTG dan PLTGU, serta PLTD, masih ada di beberapa tempat di P.Jawa dan Bali. Selain PLTU minyak, PLTU batubara telah banyak dibangun di Indonesia, karena bahan bakar batubara saat ini lebih ekonomis. PLTU minyak dengan biaya pembangkitan yang mahal serta emisi tinggi perlu digantikan dengan PLTU batubara, atau pada PLTU minyak existing digantikan dengan bahan bakar cair alternatif seperti batubara cair atau DiMethil Ether (DME) yang berasal dari batubara. PLTD masih digunakan terutama pada daerah yang terisolasi/kepulauan. PLTD dg biaya pembangkitan yang semakin mahal ini dan emisi tinggi perludilakukan fuel switching dengan bahan bakar alternatif seperti gas atau DME batubara cair. Pengembangan lebih lanjut gasifikasi batubara yang dapat mensuplai PLTGU (IGCC) dan gasifikasi batubara untuk bahan bakar cair seperti DME, agar dapat mengurangi pemakaian BBM dan gas alam yang cadangannya semakin menipis, baik untuk sektor kelistrikan, transportasi dan industri kimia seperti pupuk. Program 10.000 MW harus memasukkan PLTU ultra/supercritical khususnya padaPLTU skala besar (400-600MW), agar diperoleh PLTU dengan efisiensi tinggi dan emisi yang rendah terutama pengurangan emisi CO2. Pemerintah perlu menjaga sumberdaya batubara, agar ekspor dapat dibatasi dan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, karena cadangan gas alam danminyak bumi tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri.
STRATEGI MENURUNKAN EMISI SO2 PADA PLTU BATUBARA YANG TIDAK MEMILIKI DESULFURISASI cahyadi, cahyadi
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.654 KB)

Abstract

Kep.Men LH no. 13/1995 untuk kegiatan PLTU batubara menunjukkan bahwa baku mutu emisi SO2 adalah 750 mg/Nm3. Berdasarkan studi SO2 yang dilakukan pada tahun 1999 ditemukan bahwa batubara dengan kandungan sulfur diatas 0.44% dan O2 3% akan menghasilkan emisi SO2 diatas baku mutu lingkungan. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk menurunkan emisi ini. Permasalahan pada PLTU yang sudah dibangun adalah keterbatasan lahan untuk membangun perlengkapan desulfurisasi, sehingga tidak semua metode desulfurisasi dapat diterapkan. Makalah ini membahas strategi penurunan emisi SO2 yang cocok untuk PLTU yang sudah dibangun yaitu: metode pencampuran batubara, metoda injeksi batu kapur dan kombinasi dari keduanya . Pencampuran 2 jenis batubara yang memiliki kandungan sulfur rendah dan tinggi dapat dilakukan untuk menurunkan kandungan sulfur dibawah 0.44%. Biaya investasinya relatif rendah dibandingkan metode lainnya. Metode injeksi batukapur pada tungku boiler dapat menurunkan emisi SO2 sebesar 17% sampai 70% pada rasio molar Ca/S sebesar 1 hingga 3. Ukuran batukapur yang digunakan adalah 50 hingga 200 mesh. Injeksi batu kapur ini tidak memerlukan lahan yang luas dan investasinya lebih rendah dibandingkan metode desulfurisasi lain seperti dry scrubber atau wet scrubber. Metode pencampuran batubara, injeksi batu kapur atau kombinasi kedua metode tersebut dapat menjadi strategi penurunan SO2 yang cukup menjanjikan bagi PLTU yang sudah ada. 
IMPACTS OF LOW RANK COAL UTILIZATION IN THE COAL FIRED POWER PLANT THAT WAS DESIGNED TO USE SUB - BITUMINOUS COAL cahyadi, cahyadi; Yurismono, Hari
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.566 KB)

Abstract

Most of the existing coal fired power plants in Indonesia that have capacity of 400-600MW is designed using sub-bitumonous coal intake. This coal has a caloric value of 5,000 kcal/kg (a.r.). Considering the coal price of sub-bituminous tends to raise, some power plant have switched to use a low rank coal having a caloric value of 4,200 kcal/kg (a.r.). Indonesian Coal Index (ICI), in November, 2008 indicated that the coal having caloric value of 5,800; 5,000 and 4,200 kcal/kg (a.r.) are US$ 93, 68 and 41 per ton (FOB) respectively.  Low rank coal utilization in the existing coal fired power plant that was designed for the  sub-bituminous coal intake are reviewed both in technical and economic aspect and its impacts on the power plant performance.  
KAJIAN TEKNIS PEMBANGKIT LISTRIK BERBAHAN BAKAR FOSSIL cahyadi, cahyadi
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.126 KB)

Abstract

Jenis pembangkit minyak dan gas yaitu PLTU Minyak, PLTG dan PLTGU, serta PLTD, masih ada di beberapa tempat di P.Jawa dan Bali. Selain PLTU minyak, PLTU batubara telah banyak dibangun di Indonesia, karena bahan bakar batubara saat ini lebih ekonomis. PLTU minyak dengan biaya pembangkitan yang mahal serta emisi tinggi perlu digantikan dengan PLTU batubara, atau pada PLTU minyak existing digantikan dengan bahan bakar cair alternatif seperti batubara cair atau DiMethil Ether (DME) yang berasal dari batubara. PLTD masih digunakan terutama pada daerah yang terisolasi/kepulauan. PLTD dg biaya pembangkitan yang semakin mahal ini dan emisi tinggi perludilakukan fuel switching dengan bahan bakar alternatif seperti gas atau DME batubara cair. Pengembangan lebih lanjut gasifikasi batubara yang dapat mensuplai PLTGU (IGCC) dan gasifikasi batubara untuk bahan bakar cair seperti DME, agar dapat mengurangi pemakaian BBM dan gas alam yang cadangannya semakin menipis, baik untuk sektor kelistrikan, transportasi dan industri kimia seperti pupuk. Program 10.000 MW harus memasukkan PLTU ultra/supercritical khususnya padaPLTU skala besar (400-600MW), agar diperoleh PLTU dengan efisiensi tinggi dan emisi yang rendah terutama pengurangan emisi CO2. Pemerintah perlu menjaga sumberdaya batubara, agar ekspor dapat dibatasi dan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, karena cadangan gas alam danminyak bumi tidak dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri.
STRATEGI MENURUNKAN EMISI SO2 PADA PLTU BATUBARA YANG TIDAK MEMILIKI DESULFURISASI cahyadi, cahyadi
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.654 KB)

Abstract

Kep.Men LH no. 13/1995 untuk kegiatan PLTU batubara menunjukkan bahwa baku mutu emisi SO2 adalah 750 mg/Nm3. Berdasarkan studi SO2 yang dilakukan pada tahun 1999 ditemukan bahwa batubara dengan kandungan sulfur diatas 0.44% dan O2 3% akan menghasilkan emisi SO2 diatas baku mutu lingkungan. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk menurunkan emisi ini. Permasalahan pada PLTU yang sudah dibangun adalah keterbatasan lahan untuk membangun perlengkapan desulfurisasi, sehingga tidak semua metode desulfurisasi dapat diterapkan. Makalah ini membahas strategi penurunan emisi SO2 yang cocok untuk PLTU yang sudah dibangun yaitu: metode pencampuran batubara, metoda injeksi batu kapur dan kombinasi dari keduanya . Pencampuran 2 jenis batubara yang memiliki kandungan sulfur rendah dan tinggi dapat dilakukan untuk menurunkan kandungan sulfur dibawah 0.44%. Biaya investasinya relatif rendah dibandingkan metode lainnya. Metode injeksi batukapur pada tungku boiler dapat menurunkan emisi SO2 sebesar 17% sampai 70% pada rasio molar Ca/S sebesar 1 hingga 3. Ukuran batukapur yang digunakan adalah 50 hingga 200 mesh. Injeksi batu kapur ini tidak memerlukan lahan yang luas dan investasinya lebih rendah dibandingkan metode desulfurisasi lain seperti dry scrubber atau wet scrubber. Metode pencampuran batubara, injeksi batu kapur atau kombinasi kedua metode tersebut dapat menjadi strategi penurunan SO2 yang cukup menjanjikan bagi PLTU yang sudah ada.
IMPACTS OF LOW RANK COAL UTILIZATION IN THE COAL FIRED POWER PLANT THAT WAS DESIGNED TO USE SUB - BITUMINOUS COAL cahyadi, cahyadi; Yurismono, Hari
185P -3466
Publisher : Agency for the Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.566 KB)

Abstract

Most of the existing coal fired power plants in Indonesia that have capacity of 400-600MW is designed using sub-bitumonous coal intake. This coal has a caloric value of 5,000 kcal/kg (a.r.). Considering the coal price of sub-bituminous tends to raise, some power plant have switched to use a low rank coal having a caloric value of 4,200 kcal/kg (a.r.). Indonesian Coal Index (ICI), in November, 2008 indicated that the coal having caloric value of 5,800; 5,000 and 4,200 kcal/kg (a.r.) are US$ 93, 68 and 41 per ton (FOB) respectively. Low rank coal utilization in the existing coal fired power plant that was designed for the sub-bituminous coal intake are reviewed both in technical and economic aspect and its impacts on the power plant performance.
MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL PERMAINAN KUIS WHO WANTS TO BE A MILLIONAIRE Cahyadi, Cahyadi
Pedagogiana : Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 8 No. 4 (2020): Jurnal Pedagogiana
Publisher : Lembaga Kajian dan Pengembangan Profesi Pendidik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47601/AJP.10

Abstract

Dalam pembelajaran di kelas, guru hendaknya mampu menggunakan suatu pendekatanatau metode pembelajaran yang tepat dan selalu memperhatikan tujuan pembelajaran sertasituasi dan kondisi siswa maupun sekolah sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasisiswa dalam belajar. Realita di SDN Jayasakti 02 Kecamatan Muaragembong KabupatenBekasi, proses pembelajaran yang disajikan pada umumnya masih bersifat konvensional ataupembelajaran berpusat kepada guru/teacher center, dapat dipastikan siswa akan merasa jenuh, apalagi proses pembelajarannya hanya bersifat hapalan konsep atau fakta saja tanpa dikemas dalam bentuk pembelajaran interaktif yang melibatkan siswa sebagai subjek dalam belajar. Guru yang baik akan bertanggung jawab dalam memilih metode dan media pembelajaranyang tepat untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Mengingat usia sekolah dasaridentik dengan bermain, maka proses pembelajaran akan lebih optimal bila dikemas dengancara belajar sambil bermain. Situasi seperti ini sepertinya akan lebih cocok bagi siswa usiasekolah dasar jika dibandingkan dengan proses pembelajaran yang biasa saja, mereka akanmerasa senang dan tidak bosan karena dapat belajar sambil bermain. Rohlen (1996)menyatakan bahwa proses belajar adalah hasil dari pengalaman, dan pengalaman itumelibatkan beberapa orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PenelitianTindakan Kelas yang mendeskripsikan efektifitas permainan kuis who wants to be amillionaire dalam pembelajaran tematik di kelas VI A SD Negeri Jayasakti 02 KecamatanMuaragembong Kabupaten Bekasi. Peningkatan dapat dilihat dari proses dan hasil belajarsiswa. Dilihat dari hasil evaluasi siklus pertama sampai dengan kedua didapat nilai rata-ratapre-test 46,36 dan pos-test 77,27 dalam siklus pertama. Nilai rata-rata pre-test dalam sikluskedua adalah 45,00 dan rata-rata post-testnya 81,81, perbandingan nilai pre-test dan pos-testdalam dua siklus tersebut terlihat peningkatan yang signifikan.
Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Ditinjau Dari Kemampuan Motor Ability Pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri 1 Wates Kecamatan Gadingrejo Tahun 2019 Bayu wicaksono; Surisman Surisman; Cahyadi Cahyadi
JUPE (Jurnal Penjaskesrek) Vol 9, No 2 (2020): JUPE
Publisher : Pendidikan Jasmani FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study was to determine the correlation of motor ability on the result of long jump in sidwa classes four and five grade student in SD Nations 1 Wates Gading Rejo.the sampel is used throughout fourth and fifth grade students. Data analysis using the motor ability correlation test to the squat force long jump results 9.933 1.911. Based on hypothesis testing there is a correlation between motor ability to the long jump squat force has a significant correlation. Abstrak: Hasil lompat jauh gaya jongkok ditinjau dari kemampuan motor ability pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Wates Kecamatan Gading Rejo Tahun 2019.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi motor ability terhadap hasil lompat jauh pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Wates Gading Rejo . Sampel yang digunakan seluruh kelas iv dan v . Analisis data menggunakan uji korelasi motor ability terhadap hasil lompat jauh gaya jongkok sebesar 9.933 1.911. Berdasarkan pengujian hipotesis terdapat korelasi antara motor ability dan hasil lompat jauh gaya jongkok memiliki korelasi yang signifikan'Kata Kunci : Motor Ability, Lompat jauh Gaya Jongkok.
Kajian Analisis Pengaruh Gaya Eksentrisitas Pada Titik Buhul Rangka Atap Baja Ringan Yusup Supriawan; Resmi Bestari Muin; Cahyadi Cahyadi
Rekayasa Sipil Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jrs.2022.v11.i2.05

Abstract

Struktur penutup atap dengan menggunakan baja ringan untuk bangunan hunian, sekolah dan bangunan sederhana lainnya menjadi pilihan utama pada saat ini karena baja ringan mempunyai beberapa untungan diantaranya bobot yang ringan, pengerjaan praktis dan tahan cuaca. Namun perlu diingat bahwa penggunaan kontruksi rangka atap baja ringan jika tidak direncanakan sesuai pedoman teknis dapat mengakibatkan kegagalan struktur. Kegagalan stuktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor perencanaan dan pelaksanaan. Dalam perencanaan sambungan garis gaya direncanakan bertemu pada titik buhul akan tetapi pada pelaksanaan dipasang tidak bertemu pada titik buhul. Hal demikian tentunya akan menimbulkan hasil perhitungan yang berbeda pada gaya-gaya yang bekerja maupun tegangan-tegangan yang ditimbulkan. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah membuat model struktur rangka baja ringan dengan sambungan titik buhul ideal dan struktur rangka baja ringan dengan sambungan titik buhul eksentis. Kemudian kedua model struktur tersebut dilakukan analisa dengan menggunakan bantuan software dengan beban yang diperhitungankan adalah beban mati, beban hidup dan beban angin. Dari analisa tersebut akan dihasilkan besaran gaya batang pada stuktur rangka atap baja ringan dengan titik buhul ideal dan titik buhul eksentris serta lendutan yang terjadi pada setiap titik buhulnya. Gaya batang pada rangka atap baja ringan dengan titik buhul eksentis lebih besar dibandingan dengan rangka atap baja ringan dengan titik buhul sentris, persentase pertambahan gaya batang yang terjadi antara 30,820 % sampai dengan 149,127%. Pada struktur rangka baja ringan titik buhul mengalami eksentrisitas beban maksimum (Pmaks) yang terjadi akan lebih besar dibandingkan dengan struktur rangka baja ringan pada titik buhul dipasang sentris. Beban maksimum (Pmaks) terjadi akibat beban angin sebesar 4582.80 kg sedangkan pada rangka dengan titik buhul sentris sebesar 2788,60 kg. Lendutan pada struktur rangka baja ringan titik buhul eksentris lebih besar dibandingkan dengan struktur rangka baja ringan pada titik buhul dipasang sentris. Persentase pertambahan lendutan yang terjadi antara 20,783 % sampai dengan 226,104 %. Lendutan terbesar terjadi akibat beban kombinasi 2 sebesar 13,831 mm pada struktur rangka atap baja ringan dengan titik buhul eksentris, sedangkan untuk struktur rangka atap baja ringan dengan titik buhul sentris sebesar 7,586 mm.
Studi Eksperimental Dan Analisis Elemen Rangka Atap Baja Ringan Komposit Aplus Casting Plaster Pada Batang Tekan Cahyadi, Cahyadi; Muin, Resmi Bestari
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1744.701 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v5i8.1537

Abstract

Tekuk merupakan fenomena yang terjadi jika batang memperoleh gaya tekan. Tekuk perlu dihindari agar tidak terjadi kegagalan struktur bangunan. Rangka atap baja ringan merupakan salah satu struktur bangunan yang beresiko tinggi terjadinya tekuk, yang disebabkan karena material yang sangat tipis. Salah satu alternatif untuk meningkatkan tekuk pada rangka baja ringan adalah penggabungan material baru atau yang disebut material komposit. Aplus casting plaster salah satu alternatif material tambahan yang bisa meningkatkan batang kuat terhadap tekuk. Kandungan bahan yang ada pada material tersebut adalah calcium sulfate hemihidrate dan cristaline silica. Material ini bisa diperoleh dipasaran sebagai bahan pembuatan lis plafon. Pada penelitian ini ingin mengetahui beban maksimum dan pola keruntuhan elemen batang komposit dan non komposit pada rangka baja ringan. Jumlah sample masing-masing 18 elemen batang komposit dan non komposit dengan panjang elemen batang masing-masing 400mm, 600mm, 800mm, 1000mm, 1200mm dan 1400mm. Metoda analisis menggunakan SNI 7971-2013 untuk material non komposit dan SNI 1729-2015 untuk material komposit, sedangkan metoda eksperimental dilakukan dengan uji tekan menggunakan alat UTM (Universal Testing Material) dengan pembebanan bertahap sampai elemen batang mengalami keruntuhan. Hasil penelitian menunjukan bahwa elemen batang komposit memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari elemen batang non komposit antara 48.35% sampai dengan 108.96% dengan pola keruntuhan yang terjadi tekuk lentur untuk semua elemen batang non komposit dan tekuk lokal pada sebagian elemen batang komposit kecuali pada panjang elemen batang 1200mm dan 1400mm terjadi tekuk lentur.