Suatu proyek dikatakan sukses apabila minimal memenuhi empat faktor, antara lain adalah proyek berjalan sesuai jadwal kontrak, mendapatkan keuntungan karena pengeluaran sesuai dengan yang direncanakan, masalah yang terjadi dalam proyek kecil, dan tidak terjadi kecelakaan kerja. Jika teknis yang digunakan kurang baik maka akan berdampak buruk pada kinerja proyek dan dapat menimbulkan kerugian dari segi biaya, mutu, dan waktu. Salah satu kerugian yang ditimbulkan pada pelaksanaan proyek konstruksi disebabkan oleh karena adanya pengerjaan ulang (rework). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab rework dan faktor dominan apa saja yang menjadi penyebab rework pada pelaksanaan proyek gedung di Kota Padang tahun 2019. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang melibatkan 22 orang responden, terdiri dari 11 perusaaan kontraktor dan masing-masing perusahaan terdapat 2 orang responden yaitu project manager dan site manager. Uji yang dilakukan meliputi uji validitas, reabilitas, korelasi Pearson Product Moment dan analisis deskriptif berdasarkan nilai mean dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows version 24.0. Penelitian ini mengidentifikasi 5 faktor penyebab terjadinya rework: faktor manajerial, faktor metoda pelaksanaan konstruksi, faktor material, faktor sumberdaya manusia dan faktor site conditions. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor paling dominan penyebab rework adalah faktor manajerial, pada sub faktor kurangnya kerja sama tim (teamwork) sehingga hasil konstruksi tidak sesuai dengan kontrak (X1.4) dengan nilai mean 4.32 dan persentase sebesar 86.64 %.