Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengembangan Potensi Destinasi Desa Wisata Menggunakan Indeks Pembangunan Desa di Balesari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Bambang Kuncoro; Joko Tri Nugraha; Retno Dewi Pramodia Ahsani
Journal of Public Administration and Local Governance Vol 3, No 2 (2019): Public Policy and Local Sustainable Development
Publisher : Social and Political Science Faculty - Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jpalg.v3i2.1967

Abstract

Di berlakukannya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dapat menjadi solusi terhadap permasalahan kesenjangan antara kota dan desa. Balesari termasuk salah satu desa di Kecamatan Windusari yang mempunyai luas 387 ha atau sekitar 3,34 persen dari luas Kecamatan Windusari. Penduduk Balesari berjumlah 2.788 jiwa. Sebanyak 1.421 berjenis kelamin laki-laki, sedangkan sisanya 1.367 berjenis kelamin perempuan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis potensi di Desa Balesari dengan mendasarkan pada variabel indeks pembangunan desa dan; (2) Menyusun rekomendasi kebijakan sebagai upaya mewujudkan desa wisata Balesari dan kesejahteraan masyarakat. Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dengan teknik analisis model interaktif. Lokasi penelitian di Desa Balesari. Teknik pengumpulan data melalui wawancara serta observasi. Penelitian ini mempunyai arti yang sangat penting karena mempunyai kontribusi bagi penemuan akar masalah belum optimalnya pembangunan kawasan perdesaan di Indonesia. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan hasil: (1) Penghitungan potensi desa Balesari menggunakan Indeks Pembangunan Desa sebesar 48,72119 artinya desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar, infrastruktur, aksesibilitas atau transportasi, pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang masih minim; (2) Kebijakan pemerintah daerah dalam mengontrol pengembangan wisata di Desa Balesari belum ada; (3) Kegiatan masyarakat dalam berkebun salak serta memelihara ternak dapat dikemas menjadi salah satu atraksi wisata. 
Meneguhkan Nilai Keindonesiaan melalui Program Deradikalisasi Anak Usia Dini di Kampung Karanggading Kota Magelang Joko Tri Nugraha; Retno Dewi Pramodia Ahsani; Nike Mutiara Fauziah
Indonesian Journal of Community Services Vol 2, No 1 (2020): May 2020
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/ijocs.2.1.80-91

Abstract

AbstrakKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilatarbelakangi oleh keterlibatan kaum muda dan terlebih anak-anak dalam pusaran ideologi radikalisme. Anak muda yang menganut ideologi radikalisme merupakan isu yang harus dicermati di tengah bonus demografi yang tengah berlangsung di negeri ini tidak terkecuali pada salah satu daerah di Kota Magelang yaitu di Kampung Karanggading. Adapun tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meneguhkan nilai keindonesiaan melalui kegiatan bermain sambil belajar dan kegiatan cinta lingkungan sebagai upaya meningkatkan rasa cinta tanah air, budaya,  keagamaan dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini diantaranya dengan beberapa tahapan program dongeng nusantara bagi anak, program outbond, belajar dan bermain bagi anak dan program bersih lingkungan bagi anak. Hasil kegiatan pengabidan kepada masyarakat ini diantaranya kegiatan dongeng nusantara, outbond dan kerjabakti menumbuhkan budaya anti kekerasan dan radikalisme dan masyarakat Kampung Karanggading, khususnya anak-anak mendapatkan pemahaman nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kata kunci: nasionalisme; deradikalisai; anak usia dini.  Abstract This Community Service Activity is motivated by the involvement of young people and especially children in the impact of radical ideology. Young people who adhere to the ideology of radicalism are an issue that must be observed in the midst of the demographic bonus that is taking place in this country, not least in one area in the Magelang City, in Kampung Karanggading. The purpose of this community service is to strengthen the value of Indonesianism through play activities while learning and loving activities in an effort to increase the patriotism, culture, religion and environment. The methods used several stages of the Indonesian fairytale program for children, outbound programs, learning and playing for children and a clean environment program for children. The results of community service activities include the folklore activities of the archipelago, outbound and collaborative work fostering a culture of anti-violence and radicalism and the people of Kampung Karanggading, especially children get an understanding of the values of nationalism in their daily lives. Keywords: nationalism; deradicalization; early childhood.
STUDI PERBANDINGAN PENGELOLAAN DANA DESA DI DESA WADAS DAN KEDUNGUMPUL KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG Retno Dewi Pramodia Ahsani; Heni Indrawati; Sri Dayati
GEMA PUBLICA : Jurnal Manajemen dan Kebijakan Publik Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Departemen Administrasi Publik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.238 KB) | DOI: 10.14710/gp.4.1.2019.33-48

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan dan menganalisis Pengelolaan Dana Desa di Desa Wadas dan Desa Kedungumpul Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif, tertib dan disiplin anggaran. Kedua desa tersebut memililki karakteristik yang sama, akan tetapi terdapat kesenjangan dalam proses pengelolaan dana desa sehingga berakibat pada perbedaan hasil pengelolaan dana desa itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Desa Kedungumpul memiliki transparansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pemerintah Desa Wadas. Berdasarkan asas akuntabel dalam proses pengelolaan dana desa, kedua desa telah melaksanakan sesuai ketentuan. Sedangkan partisipasi masyarakat di Desa Wadas cukup tinggi dalam mengikuti musrenbang dan menyampaikan aspirasi, berbeda dengan Desa Kedungumpul yang masyarakatnya kurang antusias. Namun demikian, BPD Desa Kedungumpul lebih proaktifdalam mencari aspirasi/usulan darimasyarakat dibanding BPD Wadas.Berkaitan dengan asas tertib dan disiplin anggaran, proses perencanaan, penganggaran dan penyusunan RAPBDes di Desa Wadas dan Kedungumpul sudah dilakukan sesuai prosedur, akan tetapi pelaporan anggaran kepada pemerintah yang lebih tinggi tidak dilakukan tepat waktu.Dari penelitian ini ditemukan adanya permasalahan berkaitan dengan pembengkakan anggaran yang terjadi di Desa Wadas.
TAKSONOMI BUDAYA INFORMASI DALAM KONTEKS PELAYANAN PUBLIK BERBASIS E-GOVERNMENT DI KOTA MAGELANG Joko Tri Nugraha; Retno Dewi Pramodia Ahsani
Jurnal Komunikasi dan Kajian Media Vol 2, No 2 (2018): JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jkkm.v2i2.923

Abstract

Although in 2014 the Magelang City Government has compiled a grand design for the development of city government telematics, but most of the stages of e-government application development are currently still focused on providing websites and information services only. In general, the objectives of this research are: (1) Analyzing the taxonomy of information culture of public organizations in the City Government of Magelang; (2) Identifying the driving and inhibiting factors of e-government-based public services in the City of Magelang and; (3) Preparing appropriate policy recommendations so that public services based on e-government in the City of Magelang can run more optimally. The approach used is descriptive quantitative with descriptive statistical analysis techniques. Research location in Magelang City Government. Data collection techniques through questionnaire surveys, documentation and observation. The level of information culture maturity in the City Government of Magelang is influenced by several types of culture, including technocratic utopianism, anarchy, feudalism, dictactorship and federalism. The most dominant information culture is dictactorship culture.Keywords: information culture, e-government, public service
The Challenges and Opportunities for Developing Community-Based Tourism in Indonesia Retno Dewi Pramodia Ahsani; Catur Wulandari; Chandra Dinata; Novia Amirah Azmi; Aqil Teguh Fathani
Journal of Governance Volume 7 Issue 4: (2022)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31506/jog.v7i4.16232

Abstract

This study aims to assess and elaborate on the problems and potential for accelerating the development of community-based tourism (CBT) in Banyuwangi, East Java Province. The faster human requirements are stimulating many innovations to boost revenue, particularly in improving the tourism sector by including the community in its development. Qualitative studies are specifically utilized to explain phenomena that occur when studying tourism industry issues, opportunities, and networks. In-depth interviews were conducted with 106 sources. The ecological indicators yield positive outcomes with AVE criteria of 0.674, natural resources of 0.473, human resources of 0.532, collaboration of 0.488, and benefits of 0.656. means that the chances in the Banyuwangi tourist sector still have a significant opportunity to improve and expand in the future, despite internal and external conflicts and promotional issues. They still provide opportunities to compete with other regional attractions. This fluctuation is supported by field confirmation, which indicates that while most sectors are operating normally, some destinations are experiencing difficulties. Governance, management, bureaucratic structure, collaboration, and promotion issues remain minor. The correlation of each variable and indicator employed in this study has its own interest, with 58 percent indicating prospects for tourism development.
SHARING POLA ASUH DAN TATA KELOLA MANAGEMEN KOMITE WALI SANTRI PADA SEKOLAH TKUI BIRRUL WALIDAIN SRAGEN PADA MASA “NEW NORMAL COVID-19” Dewi Sekar Kencono; Azam Syukur Rahmatullah; Yuyun Purbokusumo; Pinta Astuti; I Putu Yoga Bumi Pradana; Catur Wulandari; Retno Dewi Pramodia Ahsani
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): martabe : jurnal pengabdian kepada masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i2.649-654

Abstract

Setelah berakhirnya Covid-19, perlu dilakukan pendampingan kepada anak didik dalam menyesuaikan diri dengan masa kenormalan baru. Proses adaptasi dari daring ke luring menimbulkan kesulitan bagi anak-anak. Salah satu kuncinya adalah pola asuh yang berperan penting dalam perkembangan anak usia dini, termasuk karakter anak. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pola asuh dengan mendorong partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar mengajar anaknya. Sosialisasi terkait parenting, kegiatan menyiapkan sarapan bersama, dan mengajar wali murid dilakukan. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan komunikasi dan pola asuh yang efektif antara orang tua dan anak dapat memperlancar proses belajar mengajar di sekolah.
Penerapan Biopori pada Halaman Rumah Warga RT.01 RW.04 Desa Kuwaron Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Jawa Tengah Talitha Zhafira; Ahmad Hakim Bintang Kuncoro; Bambang Purnijanto; Retno Dewi Pramodia Ahsani
Jurnal Pengabdian KOLABORATIF Vol 1, No 1 (2023): January
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jpk.v1i1.5976

Abstract

The people of Kuwaron Village, especially residents of RT.01 RW.04, have recently had problems of environmental damage, namely floods during the rainy season and drought during the dry season. The impact is the reduction of water catchment areas around the houses of residents of Kuwaron Village RT.01 RW.04. The purpose of this activity is to provide insight and skills regarding applying appropriate techniques for porous infiltration holes. In the hope of increasing groundwater reserves, reducing inundation, and accelerating water infiltration in residents' yards. The bio-pore-making training involved several residents of Kuwaron Village. Bio pores are made with a diameter of 10 cm and a depth of 100 cm. Then, the hole filled with organic kitchen waste. That is expected to reduce organic kitchen waste from each house because porous infiltration holes containing garbage invite various soil fauna and form pores to increase groundwater infiltration. The results of the evaluation of bio pores installation for four weeks showed that the rain puddles in the residents' yards receded faster.
PUBLIC SERVICE TRANSFORMATION AND AGRIBUSINESS MARKETING: INNOVATION ANALYSIS OF MAGESTY PUBLIC SERVICE PORTAL AND PLAZA TANI IN MAGELANG CITY Sri Mulyani; Retno Dewi Pramodia Ahsani; Catur Wulandari
JURNAL TRIAS POLITIKA Vol 7, No 2 (2023): Oktober 2023, Jurnal Trias Politika
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/jtp.v7i2.5703

Abstract

This research aims to analyze the transformation of public services and agribusiness marketing through the innovation of the Magesty Public Services Portal and Plaza Tani in Magelang City. This research used a mixed method with qualitative and quantitative approaches—data collection techniques through interviews and surveys. The research subjects were application users, business actors, and Regional Apparatus Organizations in Magelang City who use the Magesty Public Services Portal and Plaza Tani services. The results showed that the transformation of public services and agribusiness marketing through the Magesty Public Services Portal and Plaza Tani innovation positively impacted the community and business actors in Magelang City. The recommendations are the need to improve service quality and more effective promotion to increase community and business participation in using these services.