Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PARSIAL EKSTRAK KASAR ENZIM KATEPSIN DARI IKAN PATIN [Extraction and Partial Characterization of Crude Enzymes Cathepsin from Catfish] Muhammad Zakiyul Fikri; Tati Nurhayati; Ella Salamah
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 25 No. 1 (2014): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.049 KB) | DOI: 10.6066/jtip.2014.25.1.119

Abstract

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PARSIAL EKSTRAK KASAR ENZIM KATEPSIN DARI IKAN PATIN [Extraction and Partial Characterization of Crude Enzymes Cathepsin from Catfish] Muhammad Zakiyul Fikri*, Tati Nurhayati dan Ella SalamahDepartemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Diterima 02 Juli 2013 / Disetujui 30 Mei 2014ABSTRACT Decomposition of protein by enzymatic process will lead to changes in odor, texture, and appearance of fish. The enzymes that play a role in the enzymatic process is primarily proteolytic enzymes. Cathepsin is one of the proteolytic enzymes found in animal tissue that hydrolyzes peptide bonds of proteins. This study aims to extract the cathepsin, characterize the crude extract derived from catfish. The stages of this research consist of the extraction and characterization of the cathepsin from catfish. Result of the extraction was crude extract of cathepsin with activity of 0.278 U/mL. The enzyme had optimum temperature of 50°C, pH 6 and substrate concentration of 2%. The activity of the cathepsin was inhibited by metal ions of Fe3+, Cu2+, Ca2+, but increased by metal ions of Mg2+.  
Utilization of Crabs Shell (Portunus pelagicus) as Sources of Calcium and Phosphorus in Making of Crackers Product Vita Yanuar; Joko Santoso; Ella Salamah
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 12 No 1 (2009): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.341 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v12i1.895

Abstract

Crabs shell is main waste product from pasteurization or canning industry of crabs. It contains high minerals content especially Ca and P. The objectives of this experiment were to produce crabs shell powder through two methods i.e. dry and wet methods and to evaluate their physicochemical characteristics include solubility of Ca and P. Production methods of crabs shell powder did not significantly affected the physicochemical properties; however, wet method produced slightly higher solubility of Ca and P than dry method. Crabs shell powder addition in different concentrations (0, 0.75, 1.50, 2.25, and 3.00%) into crackers product did not affect  significantly sensory parameters through scoring test, therefore the smallest and the highest concentration of crabs shell powder addition, namely formulas A and D, were chosen to be tested for their physicochemical properties. Formula D crackers obtained high number of Ca and P and significantly different from other formulas include commercial product, however formula A crackers had the highest solubility of Ca and P with values were 42.12% and 57.08% respectively.Keyword: calcium crackers, phosphorus, solubility, shell powder, crabs
Initial Screening of Fresh Water Mussel Bioactive Components from (Anodonta woodiana Lea.) from Antioxidant Compounds Ella Salamah; Eka Ayuningrat; Sri Purwaningsih
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 11 No 2 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.829 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v11i2.912

Abstract

Kijing Taiwan meupakan kekerangan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, membersihkan racun dalam tubuh, memperlancar sirkulasi darah, menambah energi, dan memperkuat daya tahan tubuh. Berbagai khasiat yang terdapat pada kijing Taiwan mendorong penelitian tentang kandungan bioaktif sebagai antioksidan yang terdapat di dalamnya. Penelitian dibagi menjadi dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan jenis pelarut yang efektif dapat mengekstrak senyawa antioksidan kijing Taiwan. Metode ekstraksi yang dilakukan adalah ekstraksi bertingkat untuk memisahkan ekstrak berdasarkan sifat kepolarannya. Pengujian antioksidan dilakukan dengan metode 1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazil (DPPH). Penelitian utama dilakukan untuk menentukan waktu maserasi paling optimal untuk mendapatkan ekstrak dengan sifat antioksidan paling tinggi. Pengujian ini dilanjutkan dengan menghitung bilangan peroksida emulsi minyak dan uji fitokimia. Jenis pelarut terbaik berdasarkan penelitian pendahuluan adalah metanol nilai IC50 sebesar 201,52 ppm. Hasil uji ekstrak dengan pelarut n-heksan dan etil asetat menghasilkan senyawa yang tidak bersifat sebagai antioksidan. Tahap penelitian utama dilakukan maserasi dengan pelarut metanol selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Hasil uji efek antioksidan paling tinggi diperoleh dari maserasi selama 72 jam dengan nilai IC50 sebesar 166,64 ppm. Pengujian penghitungan bilangan peroksida dilakukan menggunakan ekstrak dari hasil terbaik, yaitu maserasi kijing Taiwan dengan metanol selama 72 jam. Bilangan peroksida yang dihasilkan adalah sebesar 2,38Meq/kg bahan. Bilangan peroksida yang terbentuk masih di bawah ambang batas ketengikan minyak, yaitu 3 Meq/kgbahan. Uji fitokimia terhadap ekstrak kijing Taiwan menunjukkan hasil positif pada uji alkaloid dan flavonoid, tetapi negatif pada uji steroid.Kata kunci: antioksidan, ekstraksi bertingkat, kijing Taiwan
Characteristics of Quality And Solubility Kitosan From Head Of Shrimp (Penaeus Monodon) Silase Dregs Winarti Zahiruddin; Aprilia Ariesta; Ella Salamah
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 11 No 2 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.527 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v11i2.917

Abstract

Silase merupakan produk cair hasil proses fermentasi rerumputan, ikan ataupun limbahnya yang digunakan sebagai campuran pakan ternak. Selain menghasilkan produk dalam bentuk filtrat, silase kepala udang windu (P. monodon) juga menghasilkan limbah yaitu ampas silase. Ampas ini dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kitosan. Kitosan merupakan senyawa golongan karbohidrat yang dihasilkan dari limbah hasil laut, khususnya golongan udang, kepiting, ketam dan kerang. Kitosan dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti mencegah pengerutan dalam industri kertas, pulp dan tekstil, untuk memurnikan air minum serta banyak manfaat lainnya. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pembuatan starter bakteri bentuk cair sebagai sumber bakteri asam laktat dalam pembuatan silase kepala udang dan tahap pembuatan kitosan. Kitosan yang dihasilkan dianalisis mutu serta sifat kelarutannya. Ampas silase terbaik dihasilkan pada perlakuan penambahan karbohidrat berupatepung tapioka 45 % dengan kadar abu dan kadar protein terendah masing-masing sebesar 22,82% dan 12,98%.Ampas silase dibuat menjadi kitosan dengan penggunaan konsentrasi NaOH (deproteinasi) dan suhu deasetilasi yang berbeda-beda. Perlakuan terbaik adalah penggunaan NaOH 3,5% dan suhu deasetilasi 140oC yang menghasilkan kitosan dengan karakteristik kadar abu 0,17%, kadar air 8,91%, kadar nitrogen 3,03%, derajat desetilasi 84,61% dan rendemen 15,26 %. Kitosan tersebut mempunyai daya larut yang lebih besar apabila dilarutkan asam asetat dengan konsentrasi 1%, 2 %, 3% dan 4% dibandingkan dengan kitosan tanpa proses fermentasi pada bahan bakunya.Kata kunci : ampas silase, fermentasi, karakteristik mutu, kepala udang windu, kitosan, silase
Diversification Kerupuk Opaque Product with Addition Of Layur Fish (Trichiurus sp.) Meat Ella Salamah; Mar’atun Rohmah Susanti; Sri Purwaningsih
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 11 No 1 (2008): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.943 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v11i1.934

Abstract

Ikan layur merupakan salah satu jenis ikan air laut yang ada di Indonesia. Ikan ini belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan. Upaya peningkatan kesukaan dan pemanfaatan terhadap ikan ini adalah adanya diversifikasi menjadi produk yang digemari salah satunya adalah kerupuk opak. Kerupuk opak merupakan salah satu bentuk produk kerupuk yang cukup dikenal di Sukabumi. Kerupuk opak dibuat dari singkong secara sederhana dan tidak harus menggunakan teknologi proses yang rumit, sehingga dapat diterapkan dalam usaha skala kecil atau skala rumah tangga. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu pendahuluan dan utama. Konsentrasi daging ikan layur (Trichiurus sp) yang digunakan pada penelitian pendahuluan meliputi 0% (kontrol) dan dengan penambahan daging ikan layur (Trichiurus sp) sebesar 6 %, 12 %, 18 %, 24 % dan 30 %. Penelitian tahap pendahuluan panelis lebih menyukai kerupuk opak dengan konsentrasi daging ikan sebesar 6% berdasarkan uji sensori. Kerupuk opak ikan terpilih tersebut digunakan pada penelitian utama dengan perlakuan pengemasan plastik PE (polietilen) tertutup (sealer) dan terbuka (tidak disealer), serta disimpan selama 6 minggu. Penelitian utama panelis lebih menyukai kerupuk opak ikan 6 % dengan kemasan terbuka pada penyimpanan minggu ke-1. Kerupuk opak ikan 6% dengan kemasan terbuka memiliki kadar air yaitu 14,05 %, kadar abu 4,70 %, protein 6,81 %, lemak antara 0,76 %, dan karbohidrat 73,90 %. Kerupuk opak ikan 6 % yang disimpan selama 1 minggu memiliki aktivitas air sebesar 0,64, tingkat kekerasan/kerenyahan sebesar 931,25 gf, volume pengembangan kerupuk 6,66 %, dan nilai Total Plate Count (TPC) rata-rata sebesar 2,25x102 koloni/ml.Kata kunci: kerupuk, ikan layur, pengemasan, penyimpanan
The Influence of Sucrose and Amonium Sulphate Concentration on Quality of Nata Gracillaria sp. Sri Purwaningsih; Ella Salamah; Apit Setiani
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 10 No 2 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.295 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v10i2.954

Abstract

Nata is biomass that mostly consist of cellulose, physically resemble to agar with white layer.In this research nata was made from seaweed that is Gracillaria sp. as a raw material, because of thecheap price of this seaweed and it content of high fiber. The objective of this research was toinvestigate the possibility of Gracillaria used as nata raw material and to learn influence of sucroseand ammonium sulphate concentration on quality of nata. Result indicated that the ratio of seaweedand water generated the highest yield was 1:70 (w/v). The combination of sucrose and ammoniumsulphate concentration significantly influenced to yield, thickness, degree of whiteness, crude fiber,dietary fiber of nata. Using sucrose was 7.5 %(w/v) and ammonium sulphate was 0.75 % producednata with the best characterization.Key words: Gracillaria sp., nata
Karakteristik Hidrolisat Protein Ikan Selar (Caranx leptolepis) yang Diproses secara Enzimatis Tati Nurhayati; Ella Salamah; Taufik Hidayat
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 10 No 1 (2007): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.033 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v10i1.966

Abstract

Hidrolisat protein ikan mempunyai manfaat yang besar baik dalam bidang pangan termasuk pangan fungsional, maupun dalam bidang farmasi. Oleh karena itu dalam rangka diperolehnya produk pangan fungsional asal ikan yang memenuhi standar dan dalam rangka pemanfaatan ikan selar, maka dibuat produk hidrolisat ikan secara enzimatis melalui modifikasi proses. Penelitian ini diawali dengan penetapan konsentrasi enzim protease serta waktu dan pH hidrolisis enzim yang tepat dalam pembuatan produk. Kondisi terbaik digunakan untuk penelitian lanjutan guna melihat karakteristik produk yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi enzim yang tepat untuk pembuatan produk adalah 5 %(b/v) dengan pH 7 dan waktu hidrolisis 6 jam. Karakteristik hidrolisat protein ikan, yaitu kadar air 91,99 %, kadar abu 1,36 %, kadar protein sebesar 5,3 %, kadar lemak sebesar 0,43 %. Kandungan α-amino nitrogen bebasnya sebesar 0,06 g/100 g. Nilai perbandingan α-amino nitrogen bebas dan nitrogen total yang dihasilkan sebesar 0,07. Kandungan asam amino produk hidrolisat protein ini terdiri dari 17 macam asam amino, dan hampir semua asam amino esensial pada produk hidrolisat protein ini dihasilkan, kecuali triptofan.Kata kunci: enzimatis, hidrolisat protein ikan, pangan fungsional
Pemanfaatan Limbah Tulang Ikan Tuna (Thunnus sp.) sebagai Sumber Kalsium dengan Metode Hidrolisis Protein Wini Trilaksani; Ella Salamah; Muhammad Nabil
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 9 No 2 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.608 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v9i2.983

Abstract

Penelitian tentang pemanfaatan limbah tulang ikan tuna (Thunnus sp.) dimaksudkan untuk menghasilkan tepung tulang ikan tuna berkalsium tinggi dan mengetahui karakteristik mutu tepung tulang yang dihasilkan dengan waktu autoklafing dan frekuensi perebusan yang berbeda pada proses hidrolisis protein dalam pembuatan tepung tulang. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar kalsium, fosfor, air, abu, protein, lemak, pH, derajat putih, daya serap air, kemudahan melarut, densitas kamba dan bioavailabilitas kalsium. Tepung tulang ikan yang dihasilkan dalam penelitian ini mengandung kalsium tertinggi 39,24 % dan fosfor 13,66 % yang diperoleh dari kombinasi perlakuan autoclaving 2 (dua) jam dan perebusan 3 (tiga) kali. Kadar air pada tepung tulang sebesar 5,60 %, abu 81,13 %bb, protein 0,76 %bb dan lemak 3,05 %bb. Nilai beberapa parameter fisik tepung yaitu derajat putih 64,7 %, densitas kamba 8,14 g/ml, pH 7,13, daya serap air 14,5 % dan kemudahan melarut sebesar 4,45 % pada menit ke 15, 29,20 % pada menit ke 180. Nilai bioavailabilitas kalsium tepung sebesar 0,86 %. Nilai ini diperoleh dari hasil pengukuran tepung dengan kadar kalsium tertinggi.Kata kunci: autoclaving , hidrolisis, kalsium, perebusan tulang, dan tuna.
Pemanfaatan Gracilaria sp. dalam Pembuatan Permen Jelly Ella Salamah; Anna C. Erungan; Yuni Retnowati
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 9 No 1 (2006): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.801 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v9i1.1002

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu hasil perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menjadi sumber devisa nonmigas. Salah satu produk diversifikasinya yaitu produk permen jelly rumput laut dari jenis Gracilaria sp. Perlakuan pada penelitian ini yaitu penambahan rumput laut 35 %, 40 %, 45 % dan 50 %. Pada penentuan produk terbaik dengan menggunakan metode PHA, permen jelly dengan penambahan rumput laut 40 % terpilih menjadi produk yang terbaik dengan nilai kepentingan paling tinggi yaitu 27,4%. Karakteristik fisik dan kimia permen jelly rumput laut yang terbaik adalah sebagai berikut: kekerasan 587,5 gf; elastisitas 0,87; pH 4,50; aw 0,730; kadar air 12,90%, kadar abu 0,03% dan kadar gula total 64,23%. Untuk permen jelly pembanding adalah  sebagai berikut: kekerasan 1725 gf; elastisitas 0,88; pH 3,59, aw 6,676; kadar air 6,54%, kadar abu 0,02% dan kadar gula 65,24%. Berdasarkan standar mutu permen jelly, kadar air dan kadar abu memenuhi syarat mutu yang ditetapkan yaitu maksimal 20% dan 3%. Uji mikrobiologi terhadap permen jelly sampai pada akhir penyimpanan pada hari ke-21 masih dibawah 105 koloni/gram produk yaitu 8,7x102 koloni/gram produk. Penerimaan panelis dari awal sampai akhir penyimpanan berkisar antara agak suka sampai suka. Nutrisi yang dapat disumbangkan untuk memenuhi angka kecukupan gizi dengan mengkonsumsi permen jelly dengan takaran saji sebanyak 4 gram adalah protein 0,591%, lemak 0,005%, karbohidrat 1,049% dan energi 3,51 Kalori.Kata kunci: gracilaria, jelly
Kualitas Agarosa Hasil Isolasi dari Rhodymenia ciliata Menggunakan Deae-Selulosa Ella Salamah; Dyah Susanti; Thamrin Wikanta
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 8 No 1 (2005): Buletin Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.868 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v8i1.1026

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penambahan DEAE-selulosa terhadap kualitas agarosa dari bahan baku Rhodymenia ciliata. Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi NaOH optimum pada pra-ekstraksi agar dan penelitian utama yang bertujuan untuk menguji pengaruh perbandingan DEAE-selulosa dengan rumput laut Rhodymenia ciliata terhadap kualitas agarosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian DEAE-selulosa 27% terhadap berat rumput laut kering menghasilkan agarosa optimum dengan sifat-sifat fisik yang terbaik.Kata Kunci : Agarosa, DEAE-selulosa