Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Prototipe Hydrophone untuk Komunikasi Bawah Air RUSTAMAJI, RUSTAMAJI; SAWITRI, KANIA; HIDAYAT, NUR WAHYU
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 6, No 1 (2018): ELKOMIKA
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v6i1.49

Abstract

ABSTRAKDalam pencarian suatu obyek di bawah air dibutuhkan metode khusus yang digunakan dengan suara (gelombang akustik), dikarenakan suara dapat merambat dalam jarak jauh pada air. Frekuensi yang dapat diterima oleh SONAR bergantung pada alat penerima yang mengubah suara menjadi sinyal elektrik agar dapat mendeteksi frekuensi, alat penerima ini dinamakan hydrophone. Dalam penelitian ini dibuat perancangan prototipe hydrophone, yang tersusun dari transducer (akustik-elektrik) dan penguat. Berdasarkan perancangan yang telah dibuat prototipe hydrophone mampu menerima (menangkap) gelombang akustik pada range frekuensi 100 Hz ? 60 kHz, dengan menggunakan transducer berupa condenser microphone yang diselimuti oleh bahan karet tipis. Prototipe hydrophone tanpa pelindung anti air, dengan pelindung anti air, dan di dalam air dapat menerima (menangkap) gelombang akustik.Kata Kunci: SONAR, hydrophone, transducer ABSTRACTIn finding an object beneath the water there has to be a specific method used sound (accoustic wave) in keeping with it can apread in long distance in the depth of water. The frequency which can be detected by sonar system, counts on the receiver which converts sound to electric signal so that the frequency can be detected and it is called hydrophone. In this research, there is hydrophone prototype which piled up by tranducer and amplifier. Based on the trial, hydrophone prototype can detect accoustic wave in range 100 Hz-60 kHz with the condensor microphone as a transducer covered of thin rubber material. Besides, hydrophone prototype with or without water resistor is still capable to detect acoustic wave.   Keywords: SONAR, hydrophone, transducer
PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUGMENTED REALITY UNTUK GURU SMK Hidayat, Wahyu Nur; Sutikno, Tri Atmadji; Patmanthara, Patmanthara; Kartikasari, Chrismon Dwi Indah; Firdaus, Azmi Fachriza
Jurnal Graha Pengabdian Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1011.596 KB)

Abstract

Abstrak: Perkembangan teknologi digital yang semakin masif memberikan peluang bagi guru untuk pengoptimalan pembelajaran berbantuan TIK. Augmented Reality (AR) merupakan salah satu teknologi digital yang potensial untuk dikembangkan dan diterapkan dalam pendidikan. AR dapat dimanfaatkan guru untuk menjelaskan materi secara lebih detail dan tervisualisasi dengan baik. Implementasi AR dalam pendidikan pun didukung oleh penggunaan smartphone di kalangan siswa. Begitu potensialnya AR sebagai media pembelajaran digital di era milenial, ternyata tidak diimbangi dengan pengetahuan dan keterampilan guru dan mengembangkan media AR. Paper ini bertujuan untuk menguraikan kegiatan pelatihan peningkatan keterampilan pembuatan media pembelajaran berbasis AR untuk Guru SMK. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan di SMKN 2 Probolinggo dengan jumlah peserta sebanyak 30 guru yang terdiri dari guru SMKN 1-4 Probolinggo, SMKN 1 Bondowoso dan SMKN 5 Jember. Kegiatan pelatihan berupa seminar, workshop, pendampingan, penugasan, dan evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan peningkatan pengetahuan peserta yang signifikan dengan nilai gain score 0.564 dan masuk kategori tinggi. Abstract: The increasingly massive development of digital technology provides opportunities for teachers to optimize ICT-assisted learning. Augmented Reality (AR) is one of the potential digital technologies to be developed and applied in education. AR can be used by the teacher to explain the material in more detail and visualize it well. The implementation of AR in education is also supported by the use of smartphones among students. Once the potential of AR as a digital learning media in the millennial era, it was not balanced with the knowledge and skills of teachers and developing AR media. This paper aims to describe the training activities to improve the skills of making AR-based learning media for vocational teachers. The training activities were carried out at SMKN 2 Probolinggo with 30 participants consisting of 1-4 Probolinggo SMKN teachers, Bondowoso 1 SMKN and 5 Jember SMKN. Training activities include seminars, workshops, mentoring, assignments and evaluations. Based on the evaluation results obtained a significant increase in knowledge of participants with a gain score of 0.564 and included in the high category.
Pengembangan Mobile Learning Berbasis Pendekatan Matematik Realistik Pada Mata Kuliah Decision Support System Hamdan, Achmad; Suswanto, Hary; Hidayat, Wahyu Nur; Kirana, Kartika Candra
Edu Komputika Journal Vol 8 No 2 (2021): Edu Komputika Journal
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukomputika.v8i2.51442

Abstract

Mata kuliah DSS merupakan sajian mata kuliah wajib pada program studi PTI UM. Namun, mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami konten materi DSS. Hal itu dikarenakan materi DSS memerlukan logika matematika yang tinggi untuk mengembangkan suatu model matematika yang lebih kompleks. Maka untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan pengembangan media mobile learning dengan menggunakan pendekatan matematik realistik pada mata kuliah DSS. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model ADDIE. Terdapat lima tahapan dalam model pengembangan ADDIE, yaitu analysis, design, development, implementation dan evaluation. Subjek dalam penelitian ini diantaranya Ahli Materi dan Media yang berfungsi memvalidasi produk, serta Mahasiswa sebagai subjek uji coba dan pengimplementasian produk. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan belajar utama materi DSS yang sifatnya praktis dan dapat digunakan kapanpun dan dimanapun oleh Mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan kelayakan produk berdasarkan penilaian ahli materi dan ahli media mendapatkan persentase rata-rata 80,71% dalam kategori layak dan 81,78 % dalam kategori sangat layak, serta hasil uji coba kelompok kecil dan kelompok besar memperoleh persentase kelayakan rata-rata sebesar 81,61% dalam kategori sangat layak dan 88,33% dalam kategori sangat layak. Berdasarkan hal itu, media pembelajaran yang dikembangkan sangat baik dan layak digunakan dalam pembelajaran.
Plant leaf identification system using convolutional neural network Amiruzzaki Taslim; Sharifah Saon; Abd Kadir Mahamad; Muladi Muladi; Wahyu Nur Hidayat
Bulletin of Electrical Engineering and Informatics Vol 10, No 6: December 2021
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/eei.v10i6.2332

Abstract

This paper proposes a leaf identification system using convolutional neural network (CNN). This proposed system can identify five types of local Malaysia leaf which were acacia, papaya, cherry, mango and rambutan. By using CNN from deep learning, the network is trained from the database that acquired from leaf images captured by mobile phone for image classification. ResNet-50 was the architecture has been used for neural networks image classification and training the network for leaf identification. The recognition of photographs leaves requested several numbers of steps, starting with image pre-processing, feature extraction, plant identification, matching and testing, and finally extracting the results achieved in MATLAB. Testing sets of the system consists of 3 types of images which were white background, and noise added and random background images. Finally, interfaces for the leaf identification system have developed as the end software product using MATLAB app designer. As a result, the accuracy achieved for each training sets on five leaf classes are recorded above 98%, thus recognition process was successfully implemented.
Studi Relevansi Kurikulum S1 Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang dengan Kompetensi Kerja di Sekolah Kejuruan dan Dunia Industri Khoirudin Asfani; Wahyu Nur Hidayat; Shofiyah Al Idrus
Jurnal Ilmiah Jendela Pendidikan Vol 9 No 2 (2020): Jendela Pendidikan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55129/jp.v9i2.996

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat relevansi kurikulum Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika (PTI) Universitas Negeri Malang, khususnya matakuliah Pemrograman Website, dengan kebutuhan kompetensi dalam mengajar mahasiswa sebagai guru KPL matapelajaran pemrograman website pada Sekolah Menengah Kejuruan di Malang, serta kompetensi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek pengembangan website di Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) pada saat melaksanakan kegiatan Praktik Industri (PI). Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan Kurikulum Program Studi S1 PTI 2014, khususnya matakuliah Pemrograman Website, sangat relevan (85% dan 94%) dengan kompetensi yang dibutuhkan saat melaksanakan KPL dan PI 2019.
Efektivitas Pelatihan Digital branding Unit Produksi dan Jasa Bagi Guru SMK Wahyu Nur Hidayat; Rahajeng Kartika Sari; Tri Atmadji Sutikno; Syaad Patmanthara; Shofiyah Al Idrus; Naurah Septi Anggraini
TEKNO: Jurnal Teknologi Elektro dan Kejuruan Vol 31, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um034v31i2p167-174

Abstract

Optimalisasi Unit Produksi dan Jasa (UPJ) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu untuk dioptimalkan terutama di masa penjualan online dan transaksi digital semakin meningkat tajam. SMK Negeri 10 Malang sebagai sekolah yang telah memiliki UPJ hasil Kerjasama dengan pihak industri memiliki memiliki permasalahan terkait kegiatan pemasaran dan branding usaha. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan data bahwa penjualan produk dan jasa selama pandemi mengalami penurunan, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan sarana promosi usaha. Salah satu solusinya adalah pelatihan digital branding yang dipadukan dengan upaya komersialisasi produk dan jasa melalui sistem informasi teaching factory UPJ MSKN 10 Malang. Tujuan penlitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan digital branding yang dilaksanakan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan melakukan dua kegiatan evaluasi yaitu evaluasi tes dan evaluasi non tes. Subjek penelitian adalah guru SMKN 10 Malang sejumlah 22 orang yang mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan pelatihan. Evaluasi tes ditujukan untuk mengetahui hasil pemahaman dan keterampilan digital branding. Instrumen penelitian tes sejumlah 20 soal sedangkan instrumen non tes terdiri dari 31 butir pernyataan yang keseluruhannya telah dilakukan validasi isi. Evaluasi tes dilakukan dengan menggunakan formula N-Gain score yang menghasilkan nilai 0,36 dan masuk dalam kriteria sedang. Hasil evaluasi non tes yang ditujukan untuk mengetahui kualitas keterlaksanaan kegiatan pelatihan mendapatkan hasil pada aspek kualitas pemateri, metode pelatihan, fasilitas pelatihan dan persepsi peningkatan pemahaman peserta dengan kategori sangat tinggi dengan nilai rerata 96,34%. Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan berjalan efektif sesuai dengan tujuan dan harapan.
The Role of Vocational Education in Indonesia's Economic Development Muhammad Aris Ichwanto; Wahyu Nur Hidayat; Tri Atmadji Sutikno; Martha Devi Indraswari; Khoirudin Asfani
Teknologi dan Kejuruan: Jurnal Teknologi, Kejuruan, dan Pengajarannya Vol 43, No 2: September 2020
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um031v43i22020p130-134

Abstract

Education, including vocational education, has an essential role in the development of complete human beings and the development of the Indonesian people as a whole. Human development must be done intact, which includes the development of thinking power, emotional intelligence, physical power, and mastery of science, technology, art and sport. Besides, human development is also expected to produce human capable of and able to play an active role in building the entire Indonesian society. The success or failure of the role of vocational education can be measured from the balance of these two objectives; there is the development of the whole person and the development of the entire Indonesian society. More specifically, the purpose of vocational education includes four main dimensions: Developing basic human qualities that include the quality of thinking power, emotional intelligence, physical power, to develop the instrumental quality/functional quality, namely the mastery of science, technology, art, and sport, strengthening identity as the nation of Indonesia, and maintaining the survival and development of the world. The following outlined the dimensions of the purpose of vocational education.
Pelatihan Pengembangan Mobile Game Edukasi untuk Guru SMK Bidang Teknologi Komputer dan Informatika Kota Malang Wahyu Nur Hidayat; Syaad Patmanthara; Asih Setiani; Tri Atmadji Sutikno; Eddy Sutadji
Jurnal KARINOV Vol 3, No 1 (2020): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um045v3i1p31-36

Abstract

Tujuan artikel ini adalah untuk menguraikan kegiatan peningkatan keterampilan guru SMK bidang TKI untuk mengembangkan mobile game edukasi. Pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan di SMKN 2 Singosari dengan jumlah peserta sebanyak 30 guru SMK se Kota Malang. Pelatihan dilakukan dengan metode IN-ON-IN yang dimulai dengan kegiatan seminar terkait disruptive learning innovation dan workshop pengembangan game edukasi. Kegiatan ON merupakan penugasan pengembangan game dan di akhir kegiatan IN adalah evaluasi tugas dan kegiatan pelatihan. Berdasarkan hasil penilaian angket didapatkan bahwa 85 persen guru telah memahami karakteristik macam-macam game dan sebanyak 80 persen guru telah dapat mengembangkan mobile game edukasi. Kata kunci— pelatihan, media pembelajaran, game edukasi, guru SMK. AbstractThe purpose of this article is to outline the activities of vocational teacher skills improvement in the field of TKI to develop educational mobile games. The implementation of training activities was carried out at SMKN 2 Singosari with a total of 30 SMK teachers in Malang. The training was conducted using the IN-ON-IN method which began with seminars related to disruptive learning innovation and educational game development workshops. The ON activity is an assignment for game development and at the end of the IN activity is the evaluation of the tasks and training activities. Based on the results of the questionnaire assessment, it was found that 85 percent of teachers had understood the characteristics of various games and as many as 80 percent of teachers had been able to develop educational mobile games.Keywords— training, learning media, game education, vocational teacher
Contribution of TPACK for a Pedagogical Capability in the Vocational Pre-service Teachers for Electrical Engineering Education Setiadi Cahyono Putro; Wahyu Nur Hidayat; Mahfud Jiono; Ahmad Mursyidun Nidhom; Junaidi Syarif
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 26, No 2 (2020): (October)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jptk.v26i2.29926

Abstract

The objective of this study was to reveal the correlation and contribution of Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) for a pedagogical capability of vocational preservice teachers. The research method used quantitative with a descriptive correlational research design. The research sample consisted of electrical engineering undergraduate students in the Faculty of Engineering at Universitas Negeri Malang. The total samples implemented in this study were 135 students. The data collection used a questionnaire and documentation technique. The reliability of the TPACK questionnaire instrument was 0.972 (Alpha Cronbach). The analysis data technique used the analysis of simple regression. The results of the study revealed a positive correlation and a significant correlation between TPACK and Pedagogical Capability with R = 0.757 (psig 0.000 0.05). The contribution of TPACK to Pedagogical Capability in the Vocational Preservice Teacher was R2 = 0.573.
STUDI INTEGRASI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Wahyu Nur Hidayat; Muladi Muladi; M. Alfian Mizar
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.1, No.12, Desember 2016
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.22 KB) | DOI: 10.17977/jp.v1i12.8228

Abstract

This study aimed to describe the perception of teachers towards the integration of ICT in learning; experience and ability to use computers in learning; availability of ICT facilities; and ICT training of teachers who have been followed. This research uses descriptive research design. Samples were taken for 166 vocational high school teachers, 53 adaptiveteachers, 38 normative teachers, and 75 productive teachers with proportionate stratified random sampling. The data collected questionnaire data, documentation studies, and interviews. The results showed that the perception of teachers towards the integration of ICT in learning included in the criteria is very high (85.51%). The ability and experience of teachers to use the computers included in the criteria is high (77.22%) and the availability of ICT facilities included in the criteria is high (75.35%). Teachers respond positively to the development of technology, basic knowledge of ICT, and has been using ICT to help the learning process. Other research results show that the intensity of training teachers in ICT included in the criteria is poor (58.5%). This type of training which have been followed by teachers, among others: a) basic computer use, b) innovative ICT-based learning, c) making the media presentation, d) the Internet, e) a word processor/script, and f) processing a number. Low intensity training taken by teachers due to the delivery of ICT training programs in schools have not been going well, so that teachers rarely get training and mentoring, especially from fellow teachers.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap integrasi TIK dalam pembelajaran; pengalaman dan kemampuan menggunakan komputer dalam pembelajaran; ketersediaan fasilitas TIK; pelatihan TIK yang pernah diikuti guru. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel diambil sebesar 166 guru SMK, dengan rincian 53 guru adaptif, 38 guru normatif, dan 75 guru produktif dengan proportionate stratified random sampling. Data yang dikumpulkan adalah data kuesioner, studi dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap integrasi TIK dalam pembelajaran masuk dalam kriteria sangat tinggi (85,51%). Kemampuan dan pengalaman guru untuk memanfaatkan komputer masuk dalam kategori baik (77,22%) dan ketersedian fasilitas TIK masuk dalam kategori baik (75,35%). Guru merespon positif terhadap perkembangan teknologi, memiliki pengetahuan dasar TIK, dan telah memanfaatkan TIK untuk membantu proses pembelajaran. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa intensitas guru dalam mengikuti pelatihan TIK masuk dalam kategori kurang baik (58,5%). Jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh guru, antara lain (a) penggunaan komputer dasar, (b) inovasi pembelajaran berbasis TIK, (c) pembuatan media presentasi, (d) internet, (e) pengolah kata/naskah, dan (f) pengolah angka. Rendahnya intensitas pelatihan yang diikuti guru dikarenakan program penyelenggaran pelatihan TIK di sekolah belum berjalan dengan baik, sehingga guru jarang mengikuti pelatihan dan kurang mendapatkan pendampingan, terutama dari rekan sesama guru.