Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

ANALISIS MAKNA DAN BENTUK BUSANA ADAT DAHA DAN TRUNA DESA BUNGAYA KARANGASEM Elsye Andriani Delfi; I Wayan Mudra; I Wayan Swandi
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 23, No 3 (2020): DESEMBER 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v23i3.4473

Abstract

Busana adat daha  dan truna Desa Bungaya adalah busana yang wajib digunakan saat upacara Dewa Yadnya yang biasanya  berlokasi di Pura Bale Agung Desa Bungaya Karangasem. Busana adat daha dan truna ini merupakan salah satu bagian unik dari adat dan tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun oleh leluhur di Desa Bungaya. Busana adat ini secara visual nampak sangat sederhana namun memiliki filosofi yang  erat kaitannya dengan nilai-nilai dalam agama. Oleh karena itu bentuk yang menyusun busana ini memiliki makna yaitu makna konotatif dan denotatif. Makna dalam satu bentuk atau bentuk lainnya, menyampaikan pengalaman sebagian besar umat manusia di semua masyarakat dan  bentuk menjadi begitu penting karena mampu mempengaruhi perasaan estetis para penikmat seni ketika pertama melihat suatu karya seni rupa. Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana unsur pada desain mode yang terkandung didalamnya yaitu bentuk dalam busana adat daha dan truna di Desa Bungaya yang mengandung suatu makna. Penulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan kepustakaan. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, didapat kesimpulan yaitu unsur bentuk dalam busana adat daha dan truna terdapat bentuk geometris, non geometris dan bentuk siluet yang menyusun busana adat dan dalam bentuk tersebut mengandung makna konotatif dan denotatif.
ARTEFAK RELIEF YEH PULU : MENGUNGKAP PERADABAN MASYARAKAT ZAMAN KERAJAAN BALI KUNO, DI INDONESIA I Nyoman Lodra; I Wayan Swandi
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 2 (2021): NOVEMBER 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i2.2691

Abstract

This research is intended to reveal the life and civilization of the people in ancient Bali. The focus of the problem: 1) what is the structure of the Yeh Pulu Bedulu relief sculpture. 2) How was the life and civilization of the people in ancient Bali? 3) What are the heritage values of Ancient Bali? Objectives: 1) To describe the structure of Yeh Pulu Bedulu relief artifacts. 2) To describe the life and civilization of the people in ancient Bali. 3) Describe and know the values of the heritage of life and civilization in ancient Bali. Benefits: knowing the level of life and civilization of society and cultural characteristics in ancient Balinese times Method: descriptive qualitative, by parsing, analyzing, data obtained in the field. This research uses the theory of iconography, ecology, ethnographic approach, visual language and the study of structural analysis, themes, techniques, and materials. Data collection: observation, literature, and documents. Data source; primary, secondary.. Findings: revealing the life and civilization of Ancient Bali from Yeh Pulu relief artifacts in Bedulu. Penelitian ini dimaksud untuk  mengungkap kehidupan dan peradaban masyarakat di zaman Bali Kuno. Fokus masalah: 1) bagaimana struktur pahatan arterfak relief Yeh Pulu Bedulu.2) Bagaimana kehidupan dan peradaban masyarakat di zaman Bali Kuno?. 3) Apa nilai-nilai warisan zaman Bali Kuno?, Tujuan: 1) Mendiskripsikan struktur arterfak relief Yeh Pulu Bedulu.2) Mendeskripsikan kehidupan dan peradaban masyarakat di zaman Bali Kuno. 3) Mendeskripsikan dan mengetahui nilai-nilai warisan kehidupan dan peradaban zaman Bali Kuno. Manfaat: mengetahui tingkat kehidupan dan peradaban masyarakat dan karakteristik budaya di zaman Bali Kuno Metode: deskriptif kualitatif, dengan mengurai, menganalisis, data didapat di lapangan. Penelitian ini menggunakan  teori ikonografi, ekologi, pedekatan etnografi, bahasa rupa dan kajian analisis struktur, tema, teknik, dan bahan. Pengambilan data: observasi, kepustakaan, dan dokumen. Sumber data; primer, sekender.. Temuan: mengungkap kehidupan dan peradaban zaman Bali Kuno dari artefak relief Yeh Pulu di  Bedulu. 
Kearifan lokal Bali untuk pelestarian alam: Kajian wacana kartun-kartun majalah “Bog-Bog” I Wayan Swandi
Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies) Vol 7 No 2 (2017): BUDAYA EKONOMI BALI
Publisher : Pusat Kajian Bali Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.816 KB) | DOI: 10.24843/JKB.2017.v07.i02.p12

Abstract

An aggressive logging becomes a chronic problem in Indonesia. There is an inappropriate paradigm in the understanding and treating of the environment, especially trees and forests. This article examines the discourse of nature conservation based on Balinese local wisdom as presented in visual cartoons of Bog-Bog magazine (No 10, Vol 10, 2012) which theme is tree. Information data taken from cartoon Bog-Bog magazine No. 10, analyzed by the theory of semiotics and supported by the theory of visual design elements. The pictures from the Bog-Bog cartoon show the artistic, critical and humorous efforts of the Bog-Bog cartoonists in constructing Balinese local discourse based on customs, belief, and Hindu religion in an important message of preserving the forest in particular and nature in general. Analysis shown that Bali has a number of local wisdom such as the sacred trust system of tree as one of the ecological messages for forest preservation. An example is the concept of palemahan in the Hindu philosophy of Tri Hita Karana which is important for the harmony of human relationship with nature as a source of prosperity. Bog-Bog cartoon successfully convey the nature conservation discourse based on Balinese local wisdom with the construction of humor, critical, and parody discourse.
MAKNA DESAIN KARAKTER “SI METON” PADA MASKOT PILKADA NTB TAHUN 2018 Hasbullah Hasbullah; Hendra Santosa; I Wayan Swandi
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol 6, No 02 (2020): AUGUST 2020
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v6i02.3440

Abstract

Abstrak Pilkada NTB tahun 2018, media yang digunakan maskot yang bernama “Si Meton”. “Si Meton” sangat penting diteliti, karena diduga ada makna yang termuat melalui kode visualnya. Akan tetapi, makna dan kode tersebut belum tentu dipahami masyarakat NTB. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang apa makna di balik kode-kode desain karakter “Si Meton”. Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis makna melalui bahasa kode dalam “Si Meton”. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif interpretatif dengan landasan teori kode Rolands Barthes. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data dikumpulkan melalui wawancara kepada R. Fany Printi Ardi sebagai desainer “Si Meton”, Ahmad Badrul Ula, suku Sasak sekaligus akademisi dalam  bidang seni budaya  dan Supandri, suku Mbojo sekaligus pengamat media. Teknik analisis dilakukan melalui reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil yang dicapai berupa makna-makna pada desain karakter “Si Meton” dilihat melalui bahasa kode proairetik dan kode budaya. Kesimpulannya, makna dilihat berdasarkan kode proairetik, terlihat tinta biru pada jari kelingking tangan kanan serta tangan kiri karakter “Si Meton”yang memasukkan kertas kedalam kotak suara sebagai makna promosi. Sedangkan dalam kode budaya terdapat pada ikon menjangan dan simbol pakaian adat pria Suku Sasak yang sebagai makna pengendali. Kata Kunci: Desain Karakter, Kode, Makna, Maskot, Pilkada NTB, Si Meton AbstractNTB elections in 2018, the media used by the mascot named Si Meton. Si Meton is very important to research because it suspected that there was a meaning that comes through the visual code. However, the interpretation and code are not necessarily intelligible by the people of NTB. The problem in this research is about what is the meaning behind the "Si Meton" character design codes. The purpose of this study, to analyze the meaning through code language in Si Meton. The method used in this research is interpretative qualitative based on Rolands Barthes code theory. Data collection techniques performed through observation, interviews, and documentation. Data sources collected through interviews with R. Fany Printi Ardi as Si Meton designer, Ahmad Badrul Ula, Sasak tribe as well as academics in the field of arts and culture and Supandri, Mbojo tribe as well as media observers. The analysis technique performed through data reduction, presentation, and conclusion drawing. The results achieved in the form of meanings on the Si Meton character design seen through the language of Proairetic codes and cultural codes. In conclusion, the mean is seen based on the Proairetic code, visible blue ink on the little finger of the right hand and left hand of Meton character who put the paper into the ballot box as a promotional meaning. Whereas in the cultural code contained in the icon and the symbol of traditional clothing on Sasak tribe men as the controller meaning.  Keywords: Character Design, Code, Mascot, Meaning, NTB Election, Si Meton
The Meaning Of Bali Aesthetic Code In The Animated Film Si Uma Hasbullah Hasbullah; I Wayan Mudra; I Wayan Swandi
Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 16, No 2 (2021)
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/dewaruci.v15i2.3164

Abstract

This study aims to analyze the meaning of aesthetic code in the animated film "Si Uma." The animated film "Si Uma" needs to be investigated because the reanimated film shows Balinese culture's beauty and has a unique character shape. Visualization of Balinese culture in this animated film contains a meaningful message for the life of the universe hitch conveyed through the form of code. The problem is what is the meaning of the Balinese aesthetic code represented in the animated film "Si Uma." The method used in this research is qualitative with data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The technique of determining the source of data in this study is the Snowball sampling technique. Data sources were collected through interviews with Ida Bagus Surya Manuba, I Nyoman Suci Rasika, and Gede Pasek Putra Adnyana Yasa. Data analysis was carried out through data reduction, presentation, and conclusion drawing based on Ferdinand de Saussure's semiotic theory and Roland Barthes' postmodern aesthetic code. The results of this study indicate that the aesthetic code in the animated film "Si Uma" in the form of a semantic code is associated with a black and white patterned fabric sign (poleng) which contains the meaning of life balance in the universe; the cultural code is associated with a headband (udeng) containing meaning to concentrate thoughts or views (concentration) in every activity in Bali. In conclusion, the meaning of the aesthetic code in the animated film "Si Uma" is seen from two perspectives such as : the semantic code in the form of Poleng Cloth is ideological containing the meaning of balance in life in the universe; cultural code in the form of a headband (udeng)is connotative which means to focus attention/thought, aesthetic, and cultural identity in worship and daily activities.
DAYA TARIK DESAIN KARAKTER “SI METON” Hasbullah -; Hendra Santosa; I Wayan Swandi
Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan (Demandia) Vol 6 No 1 (2021): demandia - Jurnal Desain Komunikasi Visual, Manajemen Desain dan Periklanan
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/demandia.v6i1.2823

Abstract

Desain Karakter “Si Meton” merupakan pemenang sayembara jingle dan maskot yang diselenggarakan KPUD Provinsi NTB tahun 2017. Meskipun “Si Meton” menggambarkan patron budaya sebagai daya tarik promosi Pilkada NTB tahun 2018, rupanya belum tentu dapat dipahami sebagian besar masyarakat NTB. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini akan menyorot daya tarik desain karakter “Si Meton” yang mendapat juara pertama pada sayembara jingle dan maskot yang diselenggarakan KPUD NTB tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan landasan teori estetika postmodern Piliang dan teori prinsip penggambaran karakter animasi Walt Disney. Hasilnya, terdapat daya tarik dua unsur budaya yang berbeda yaitu budaya masa lalu membentuk keindahan yang mengarah pada pastiche dan parodi dengan membentuk penjiwaan karakter yang baru. Manfaat penelitian ini untuk mengembangkan pemahaman daya tarik dari keindahan pastiche, parodi dan kesan yang tercipta dalam desain karakter. Kata Kunci: Daya Tarik, Desain karakter, “Si Meton”, Parodi, Pastiche.
Pendampingan Mendesain Merchandise ‘Tari Leko’ Desa Kukuh Kerambitan Tabanan – Bali I Nyoman Larry Julianto; I Nengah Wirakesuma; I Wayan Swandi; I Nyoman Widhi Adnyana
Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/jpmwp.v6i1.3764

Abstract

Salah satu warisan seni tradisi yang terancam mengalami kepunahan adalah Tarian Leko Desa Kukuh kecamatan Kerambitan Tabanan–Bali. Keilmuan Desain Komunikasi Visual memiliki peluang dalam upaya pemecahan permasalahan, karena mampu merubah proses berpikir khalayak sasaran dengan mengedepankan medium komunikasi visual sebagai elemen interaksi. Kurangnya minat generasi muda mempelajari dan menekuni ‘Tari Leko’, ditengarai menjadi salah satu penyebab kesenian tradisi tersebut terancam menuju kepunahannya. Faktor lainnya adalah tingkat popularitas ‘Tari Leko’ yang semakin berkurang karena jarang dipentaskan akibat adanya pandemi Covid-19. Kondisi tersebut terjadi karena Bali mengutamakan sektor pariwisata sebagai pendukung keberlangsungan seni tradisi dan budaya. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan memberikan pelatihan mendesain merchandise ‘Tari Leko’ Desa Kukuh Kerambitan. Kegiatan dilaku­kan bulan Juli–Agustus 2021 dan diikuti oleh anak–anak serta para remaja Desa Kukuh. Materi yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan adalah penggambaran burung ‘Cetrung’ yang menjadi referensi visual penokohan ‘Tari Leko’ Desa Kukuh. Tahapan ini merupakan proses penjaringan ide ilustrasi yang berasal dari imajinasi anak–anak. Hasil penggambaran tersebut menjadi literasi visual karakter maskot ‘Tari Leko’. Maskot akan diaplikasikan pada media berupa T-Shirt dan Totebag sebagai merchandise dan tahap perwujudannya dilakukan bersama para remaja yang tergabung dalam komunitas seni. Kegiatan pengabdian masyarakat ini mendapat respon positif dan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta pelatih­an dalam mengonsepkan desain merchandise.
Pemanfaatan Warna Pada Poster Buku Cerita Bergambar Sejarah Pura Pulaki Nyoman Maruta Gautama; Hendra Santosa; I Wayan Swandi
Jurnal Desain Vol 7, No 1 (2019): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.103 KB) | DOI: 10.30998/jd.v7i01.3833

Abstract

Artikel ini membahas tentang warna yang digunakan dalam penciptaan poster dari buku cerita bergambar sejarah Pura Pulaki ditinjau dari teori warna Brewster. Pokok bahasan meliputi dua bagian, yaitu karakter warna yang digunakan dalam desain poster dan pengaruh warna yang dipakai untuk mendukung fungsi poster. Tujuannya adalah untuk mengetahui penggolongan karakter warna yang terdapat pada poster cerita bergambar sejarah Pura Pulak dan mengetahui pengaruh dari penggunaan kombinasi warna panas dan dingin pada poster cerita bergambar sejarah Pura Pulaki. Penelitian ini menggunakan metode penciptaan transformasi dengan melakukan observasi, wawancara dan kepustakaan tentang media promosi poster dan warna yang dipakai. Hasil menunjukkan bahwa poster buku cerita bergambar sejarah Pura Pulaki menggunakan dua jenis warna yaitu warna panas pada bagian tengah poster sedangkan warna dingin digunakan pada bagian pinggir poster digital. Kombinasi warna dingin dan warna panas tersebut menghasilkan warna yang kontras. Kontras warna membuat perbedaan yang jelas antara unsur–unsur poster yang ada, sehingga mudah untuk dibaca bagi yang melihatnya.
PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN TARI LEKO DESA KUKUH KERAMBITAN TABANAN Anak Agung Gede Aris Septiana Putra; I Wayan Swandi; I Nyoman Larry Julianto
Jurnal Nawala Visual Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Nawala Visual Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/nawalavisual.v3i2.232

Abstract

Buku cerita bergambar merupakan penerapan suatu ide yang dituangkan dalam sebuah cerita dalam bentuk buku. Cerita bisa didapatkan dalam suatu kegiatan berkesenian, seperti halnya Tari Leko Desa Kukuh. Tarian ini mengandung nilai filosofis karena menceritakan kehidupan burung Cetrung dan Kijang yang saling menolong dalam kegiatan pertanian, sehingga memiliki daya tarik pariwisata dalam pementasannya. Perkembangan pariwisata yang menurun akibat pandemi Covid-19, mengakibatkan tarian ini semakin tidak pernah dipentaskan, sehingga terancam menuju kepunahan. Tujuan penelitian ini adalah berupaya melestarikan Tari leko desa Kukuh dengan memuat cerita ke dalam buku cerita bergambar. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa memiliki kekayaan seni tradisi sejak dini melalui buku cerita bergambar. Melalui analisis kualitatif, diperoleh konsep desain “unity” yang dirasakan mampu menumbuhkan emosional pembacanya.
Logo “Petitenget Festival 2018” Dalam Budaya Postmodern I Made Dwiarya Swandi; I Wayan Swandi; I Wayan Mudra
Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmana Vol. 19 No. 1 (2019): JANUARY 2019
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.215 KB) | DOI: 10.9744/nirmana.19.1.52-58

Abstract

Postmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman modern. Dalam logo “Petitenget Festival 2018” memiliki konteks postmodern. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis logo “Petitenget Festival 2018” dalam budaya postmodern. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat untuk memberikan informasi tentang nilai estetika postmodern dan makna yang terdapat pada logo. Teori yang digunakan adalah teori postmodern, dan estetika postmodern. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini berupa bagaimana penerapan logo “Petitenget Festival” dalam konteks postmodern. Postmodern itu sendiri dapat diliht melalui nilai estetika yang memiliki idiom idiom yang terkandung di dalam logo tersebut. Idiom estetika postmodern yang paling kuat terkait kasus diatas terdapat pada idiom pastiche. Selain itu, terdapat makna denotasi dan konotasi pada logo “Petitenget Festival 2018”.