Daniel Djokosetiyanto
Bogor Agricultural University, Department of Aquaculture

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Role of Bakau Snail, Telescopium telescopium L., as Biofilter in Waste Water Management of Intensive Shrimp Culture , Hamsiah; Daniel Djokosetiyanto; E. M. Adiwilaga; Kukuh Nirmala
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 1 No. 2 (2002): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.587 KB) | DOI: 10.19027/jai.1.57-64

Abstract

ABSTRACTThe objective the experiment is to know the role of bakau snail, Telescopium telescopium L., as biofilter for improving waste water quality in shrimp culture.  The experiment was carried out at laboratory scale.  The parameters that observed in this experiment are physical, chemical and biological of waste water.  Growth and survival rate of snail were also observed. Waste water quality measurement was carried out during a week, while the growth and survival rate were measured during two months.  The aquarium of 30x40x40 cm were filled with 30 l of waste water from intensive shrimp culture.  Bakau snail were stocked to the aquarium with density of 0 (control), 6, 9 and 12 snail/aquarium, and these treatment were replicated 3 times.  The result shown that total organic matter (TOM), total ammonia, dissolved oxygen (DO) of waste water, and growth and survival rate of snail were not different between treatment of stocking density, while the biological oxygen demand (BOD), total suspended solid (TSS), nitrite and nitrate were significantly different (pKey words :  Bakau snail, Telescopium telescopium L.,  biofilter, shrimp culture waste water. ABSTRAKPercobaan ini bertujuan untuk mengkaji peranan keong bakau, Telescopium telescopium L., sebagai biofilter terhadap perbaikan mutu air limbah budidaya tambak udang intesif.  Pertumbuhan dan kelangsungan hidup keong bakau juga dikaji.  Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium.  Pengamatan kualitas air fisika, kimia dan biologi air limbah budidaya tambak dilakukan selama seminggu, sedangkan pertumbuhan keong dilakukan selama 2 bulan.  Wadah percobaan yang digunakan adalah akuarium ukuran 30x40x40 cm dan diisi air sebanyak 30 liter yang berasal dari buangan budidaya udang intensif di tambak.  Perlakuan percoban berupa padat tebar keong bakau dalam akuarium yaitu: 0 (tanpa keong), 6, 9 dan 13 ekor/akuarium, dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa respon peubah kadar bahan organik total (TOM), amoniak total, oksigen terlarut (DO) dalam air limbah, serta pertumbuhan dan kelangsungan hidup keong bakau tidak berbeda antar perlakuan kepadatan, sedangkan BOD5, padatan tersuspensi total (TSS), nitrit dan nitrat berbeda nyata (pKata kunci :  Keong bakau, Telescopium telescopium L., biofilter, air limbah budidaya udang.
Enhancement of non-specific immune response, resistance and growth of (Litopenaeus vannamei) by oral administration of nucleotide Henky Manoppo; . Sukenda; Daniel Djokosetiyanto; Mochamad Fatuchri Sukadi; Enang Harris
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 1 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.428 KB) | DOI: 10.19027/jai.10.1-7

Abstract

This research evaluated the nonspecific immune responsse, resistance, and growth of Litopenaeus vannamei fed nucleotide diet. Shrimp juveniles (mean weight 5.39±0.56 g) were reared in two groups of glass aquaria, each with three replications. Shrimps in group one and group two were fed nucleotide diet and basal diet each for four weeks. Total haemocyte count (THC) and PO activity were evaluated at the end of feeding while growth was measured at two weeks interval. At the end of feeding trial, the shrimps were intramuscularly injected with Vibrio harveyi 0.1x106 cfu.shrimp-1. THC of shrimp fed nucleotide diet significantly increased (P
Substitution time of natural food by artificial diet on survival rate and growth of pacific white shrimp (Litopenaeus vannamei) postlarvae during rearing in low salinity media Ferdinand Hukama Taqwa; Daniel Djokosetiyanto; Ridwan Affandi
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 1 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.776 KB) | DOI: 10.19027/jai.10.38-43

Abstract

This research was conducted to determine natural food substitution time by artificial diet   after salinity acclimatization from 20 ppt until 2 ppt, which can increase survival and growth of (Litopenaeus vannamei) postlarvae during rearing period. Design experiment was completely randomized design with five treatments and three replications of natural food Chironomus sp.  (60% of crude protein) substitution time by artificial diet (40% of crude protein) at day: 1 (A), 7 (B), 14 (C), 21 (D) and full natural food without artificial diet (E) during 28 days rearing period. White shrimp postlarvae and rearing media in this experiment based from best result of earlier research that is PL25 from acclimatization in media 2 ppt with addition of potassium 25 ppm to freshwater media.  The densities of PL25 white shrimp were 20 PLs/50 liters of 2 ppt media. The result of this experiment showed that the use of artificial diet as soon as after salinity acclimatization (PL25) gave best performance production compared to which only that was given natural food Chironomus sp. during experiment or with treatment by artificial diet substitution at day-7, day-14 or day-21, shown with the highest value of food consumption level, protein retention, energy retention, daily growth rate and food efficiency. Survival rate of PL54 was above 80% and not significant different between treatment. That is supported by chemical-physical value of water quality still in range appropriate to survival rate of white shrimp post larvae during a rearing period. The result of this experiment indicated that requirement nutrient of PL25 in low salinity did not fulfilled if only rely on natural food, so that require artificial diet with nutrition content to support growth and survival rate of white shrimp post larvae more maximal. Key words: salinity, natural food, artificial diet, Pacific white shrimp   ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan waktu penggantian pakan alami oleh pakan buatan yang tepat selama masa pemeliharaan postlarva udang vaname di media bersalinitas rendah setelah melalui masa aklimatisasi penurunan salinitas dari 20 ppt hingga 2 ppt, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Rancangan percobaan berupa rancangan acak lengkap dengan perlakuan yang diterapkan berupa waktu penggantian pakan alami Chironomus sp. (kadar protein 62%) oleh pakan buatan (kadar protein 40%) pada hari ke-1 (A), ke-7 (B), ke-14 (C), ke-21 (D) dan pakan alami (E) selama masa pemeliharaan. Postlarva udang vaname dan media pemeliharaan yang dipergunakan selama percobaan mengacu pada hasil terbaik yang didapatkan dari penelitian pendahuluan yaitu berupa PL25 hasil aklimatisasi di media bersalinitas 2 ppt  dengan penambahan kalium 25 ppm ke media air tawar pengencer. Padat tebar sebanyak 20 ekor/50 liter/wadah. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan yang diberikan segera setelah masa aklimatisasi salinitas (pada awal pemeliharaan PL25) memberikan performa produksi budidaya terbaik bila dibandingkan dengan yang hanya diberi pakan alami selama masa pemeliharaan maupun waktu penggantian pakan alami oleh pakan buatan pada hari ke-7, ke-14 dan hari ke-21 yang ditunjukkan dengan tingkat konsumsi pakan, retensi protein, retensi energi, laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan yang tertinggi.  Kelangsungan hidup di akhir pemeliharaan (PL54)  di atas 80% dan tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hal ini ditunjang oleh nilai fisika kimia air yang berada dalam kisaran yang layak selama masa pemeliharaan. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa kebutuhan nutrisi pada stadia PL25 di media bersalinitas rendah tidak terpenuhi jika hanya mengandalkan pakan alami sehingga perlu ditunjang dari pakan buatan dengankandungan nutrisi yang dapat mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih maksimal. Kata kunci: salinitas, pakan alami, pakan buatan, udang vaname.