Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

LOCAL RESOURCE-BASED POTENCIES IN PAMEKASAN REGENCY WITH ONE VILLAGE ONE PRODUCT APPROACH Farahdilla Kutsiyah; Moh. Zali; Ummu Kulsum
Riset Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/rep.v6i1.3613

Abstract

This article describes the potential of the Pamekasan Regency area by promoting local-based resources (endogenous development). The method applied: literature search, calculation of Location Quotient, observation and Focus group discussion. The results showed, the potential of the northern region: cattle, shallots, fish processing, tobacco, sonok beef cultural tourism destinations, biopharmaca, cayenne pepper, vegetables, coconut, furniture, bamboo, siwalan, buju’ bersila bersiti  tourism, catfish, tembang fish, shrimp paste. Southern region: salt, batik, tobacco, rice, anchovy, vanname shrimp, laying hens, processed fish (anchovies, selar) cattle fattening, tourism (jumiang beach, talang siring, fire never goes out), red chilies, krepek tette, marine tourism, oysters, mangrove, crab, small crab, seaweed, lorjuk, banana, rengginang, earthenware, sate lala ', krupuk (tack, fish, pulley), handicraft (bamboo, bag, skin), ampar stone religious tourism, broilers, tofu factories, peanuts, domestic chicken, herbal chilies, oranges, fresh fish restaurants, corn, shrimp, mackerel, herbal medicine, ball stadium, processed corn, green beans, drinks, vegetables, potoh, water tourism. Central region: agro-tourism (durian fruit, avocado klengkeng, mango, biopharmaca, Puncak Ratu Tour, Bukit Brukoh), batik, pebbles, cigarettes, pesantren-based economy, peanuts, crackers, plait, long beans, genting, bentoel, pepper, cayenne pepper, leeks, chips (cassava, taro, tette), beef, watermelon, cassava, coconut, banana, corn, brown sugar, chicken (laying eggs, domestic), siwalan, tape, rice, catfish.
Strategic Strategy Sonok Culture in Efforts to Purify Madura Cattle: (case study in Waru Barat village, Pamekasan district) MOH ZALI
Jurnal Sains Peternakan Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Sains Peternakan
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jsp.v7i2.3566

Abstract

Sonok cow culture is a female Madura cow (mother) that is specially raised and raised for the purpose of pleasure through beauty, skill contests and has high economic value. Sonok cattle contest is a type of culture that has long existed and developed on Madura Island. The existence of this type of culture has given rise to a commitment and determination for the Madurese community, especially for fans of sonok cows and the local government to continuously purify Madurese cows as well as efforts to preserve tourism assets on Madura Island. The results of the study indicate that the strategy that can be used for the development of sonok cattle in the Sonok Cow Tourism Village of West Waru Village is in the first quadrant, namely, strength-opportunity (supporting aggressive strategies) with a coordinate point P (1.62; 2.47) which combines the strengths possessed by take advantage of opportunities in Waru Barat Village, Pamekasan Regency. The strategies that can be used are as follows (1) Making souvenirs or souvenirs from Madura and Sonok cattle education to become part of the tourism village of Sonok cattle. Supporting power such as the road to the village and the behavior of the village tourism sonok cattle that need to be fostered by related parties. (2) The existence of a display cattle gathering (taccek column) to attract tourists both local-regional and can improve the welfare of sonok cattle breeders through transactions that occur in the taccek column. (3) Madura specialty food sellers, especially Pamekasan, such as rujak cingur etc., are needed to spoil the visitor's tongue and become one of the good destinations.
ANALISIS PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PERSILANGAN SAPI MADURA DENGAN SAPI LIMOUSIN DI PULAU MADURA (The Development Analysis the Crossing of Madura x Limousin Cattle Implementation in Madura Island) F. Kutsiyah; Sholeh Sholeh; Moh. Zali; Yudi Heryadi
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.466 KB) | DOI: 10.20956/jitp.v6i1.6285

Abstract

This paper presents a description of performance and development of crossbreed (madura cattle x limousine cattle) implementation. The research method used survey, direct field observation and literature study (The results of previous research began in 1998 or for almost two decades since the program was applied). The location of research in the crossbreed central area of madura island such as Gili Iyang island (crossbreeding centre in Sumenep regency), Larangan and Kadur district fattening zone in Pamekasan regency), Camplong and Jrengik district in Sumenep regency; meanwhile Galis and Kokop district in Bangkalan regency. Data were analyzed by using descriptive statistic. The results showed that Madura Island was adaptive for first generation madrasin cows (G1) and not adaptive for G2 or G3. For the sustainability of Madura cattle population, inseminators are not allowed to inseminate crossing cattle with limousine straw
PENENTUAN SUHU OPTIMUM PERTUMBUHAN JAMUR TRICHODERMA SP PADA PROSES FERMENTASI BOKASHIPLUS Moh Zali; JOKO PURDIYANTO
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 8, No 8 (2011): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.139 KB)

Abstract

BokashiPlus merupakan kombinasi antara bahan organik dan effective microorganisme (EM) dengan jamur patogen Tricoderma sp. Agensi hayati biofungisidaTricoderma sp konidia-biomasa jamur. Fermentasi merupakan salah satu metode pengolahan limbah, dimana metode tersebut bertujuan merubah komposisi dan bentuk bahan menjadi produk yang bermanfaat. Suhu dalam proses fermentasi sangat tergantung dari konsentrasi mikroorganisme yang ditambahkan dalam bahan fermentasi. Rata-rata suhu fermentasi melebihi kadar yang semestinya mikroba berkembang, selebihnya akan mengurangi hasil produk. Sehingga perlu adanya suatu penelitian yang dapat menjadi tolak ukur penentuan pertumbuhan jamur Tricodherma sp dalam proses fermentasi BokashiPlus. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Dasar Teaching Farm Fakultas Pertanian Universitas Madura dan Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Kabupaten Pamekasan, serta tempat produksi BokashiPlus milik mahasiswa wirausaha di Desa Bukek Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan. Materi penelitian adalah biakan jamur Tricodherma sp dan Bokashi. penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan,selanjutnya data dianalisis menggunakan analisa varian. Hasil pelitian menunjukkan perlakuan suhu yang berbeda terhadap panjang batang (Hifa) Tricodherma sp berbeda sangat nyata. P0 mempunyai nilai tertinggi yang diikuti P1, P2, P3 sebesar sebesar mencapai 4,8 μmm, 2,7 μmm,1,2 μmm dan batang Hifa terpendek mencapai 0,5 μmm. Sedangkan jumlah spora yang bertahan hidup juga menunjukkan berbeda sangat nyata pada P0 memberikan nilai yang lebih tinggi dari perlakuan P1, P2 dan P3 mencapai 143,9 x 106 spora, 81,8 x 103 spora, 39,08 x 10 spora dan spora yang bertahan hidup paling kecil mencapai 1,15 x 10 spora. Daya tumbuh pada media Bokashi memberikan nilai berbeda sangat nyata. P0 mempunyai jumlah spora yang bertahan hidup lebih baik dari P1, P2 dan P3. Pada umur 4 minggu menunjukkan perlakuan P0 jumlah spora yang masih bertahan hidup, mencapai 143,9 x 106 spora, P1 mencapai 81,8 x 103 spora, P2 mencapai 39,08 x 10 spora dan spora yang bertahan hidup paling kecil mencapai 1,15 x 10 spora. Hasil anava menunjukkan, panjang batang (Hifa) Tricodherma sp berbeda sangat nyata (P>0.001). Spora yang bertahan hidup menunjukkan tidak berbeda nyata (P<0.005). Daya tumbuh pada media Bokashi tidak berbeda nyata (P<0.005). Dari hasil penelitian disimpulkan Pertumbuhan spora Tricodherma sp mempunyai kualitas keseimbangan untuk tumbuh dengan baik pada suhu kamar (28°C) media organik yang didukung dengan isolat yang dengan kemampuan berkembang baik antara lain pertumbuhan konidia dan bakal buah spora. 
RESPON PERTUMBUHAN PEMBENIHAN PADI (ORYZA SATIVA L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN MEDIA SLURRY BIOGAS PADAT moh zali
MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 2, No 2 (2017): MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan
Publisher : MaduRanch: Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.463 KB)

Abstract

Tanaman padi (Oryza sativa. L ) merupakan salah satu tanaman pangan yang penting di Indonesia. Salah satu idikator menurunnya kualitas sumberdaya lahan, khususnya sawah adalah menurunnya kandungan C organic tanah. Bio-slurry berpotensi menjadi pupuk organik. Aplikasi yang benar telah terbukti untuk memproduksi hasil yang lebih tinggi dibanding pupuk biasa. Ini juga menjadi solusi yang tepat untuk nutrisi kandungan tanah pertanian yang berkekurangan. Dari penjelasan tersebut perlu mengetahui respon pertumbuhan pembenihan padi (oryza sativa l.)  varietas ciherang dengan media slurry  biogas padat. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Batasan penelitian ini meliputi, umur, tinggi, lebar daun dan jumlah daun tanaman padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan tinggi tanaman pada perlakuan P3 (1000Kg/Ha) menghasilkan peringkat tertinggi dengan jumlah 23.9. Kemudian diikuti berturut oleh perlakuan P2 (500Kg/Ha) dengan jumlah 19.9, P1 (250Kg/Ha) dengan jumlah 11.8 dan P0 dengan jumlah 3.9. Hasil analisis pertumbuhan tinggi tanaman bibit padi jenis Ciherang yakni di peroleh oleh P3 (1000Kg/Ha) dengan tinggi 23.9 cm dan ini tidak berpengaruh nyata (P<0.05). Rataan tertinggi jumlah daun yakni di peroleh P3 dengan jumlah daun 22.3. Rataan jumlah daun pada perlakuan P3 menghasilkan peringkat tertinggi dengan jumlah 67 dan ini tidak berpengaruh nyata (P<0.05). Rataan lebar daun pada perlakuan P2 menghasilkan peringkat tertinggi dengan lebar 3,26 cm Kemudian diikuti berturut oleh perlakuan P3 dengan lebar daun sebesar 3 cm. P1 dengan lebar daun 1.23 cm dan P0 dengan lebar daun 0.6 cm. Hasil analisis rataan tertinggi pertumbuhan lebar daun pada tanaman bibit padi jenis Ciherang yakni di peroleh P2 dengan lebar daun 3.26 cm dan ini berpengaruh nyata (P>0.05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian konsentrasi slurry biogas yang berbeda pada pada tanaman padi jenis ciherang tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun (P<0,05). Pemberian konsentrasi slurry biogas yang berbeda pada pada tanaman padi jenis ciherang hanya berpengaruh nyata terhadap lebar daun (P>0,05). Hasil Uji BNT menunjukkan bahwa P3 yang paling berpengaruh nyata terhadap lebar daun. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel penelitian dengan variabel jumlah anakan, produksi dan jumlah bulir.Disarankan untuk mengggunakan slurry biogas dalam produksi tanaman padi sebagai media pengembangan pembibitan tanaman padi dilahan.
STRATEGI PUSAT PENGEMBANGAN AGENSI HAYATI (PPAH) SHINTA DALAM MENGEMBANGKAN PRODUK AGENSI HAYATI DI KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN Moh Zali
MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan Vol 10, No 10 (2013): HAYATI
Publisher : MADURANCH: Jurnal Ilmu Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.007 KB)

Abstract

Plant protection is an integral part of the system and business sustainability. The Agency's biological Development Center (PPAH) as the first door for farmers or farmers groups in empowering farmers in integrated pest control. The purpose of the research is to identify factors internal and external environments that include strengths, weaknesses, opportunities and threats for the PPAH Shinta in developing Biological Agency in Pamekasan Galis and define alternative strategies PPAH Shinta. The results showed the internal, external factors and alternative strategies as follows: internal factors which contributed towards the development of PPAH Shinta in developing biological products to agencies in district of Galis, Pamekasan strength: tooling AH, enough Experience, the number of members is pretty good, service, increasing revenue PPAH Shinta. While the disadvantage is: low-member partipasi, lack of product diversification, the partnership has not been optimized and insufficient counselling as well as dependence on government programs. The external factors which influence on development of the PPAH Shinta in developing biological products to agencies in district of Galis, Pamekasan have opportunities: the potential of vast open land, many farmers, the potential amount of resources (commodities variety), development of supportive government policies, AH. While the threats are: many who develop, farmers less leverage the use of biodiversity, the Trust Agency farmers against product quality the effect is longer, better quality competitors, following standard Laboratory applications PHPOPTH. An alternative strategy is the best that can be done for the development of the power strategy is the PPAH shinta peluan (aggressive), where implementation may be done in developing the Agency's biological products in Pamekasan Galis is maximizing the use of facilities and human resources to improve and expand the number and type of products to increase production of Biological Agens PPAH Shinta. 
Penguatan Teknologi Pendukung Destinasi Budaya Sapi Sonok Di Kabupaten Pamekasan Moh. Zali; Selvia Nurlaila; A. Yudi Heryadi; Abd. Ghafur Syah
Jurnal ABM Mengabdi Vol 7 No 1 (2020): Juli
Publisher : STIE Malangkucecwara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya sapi sonok dicintai mayoritas masyarakat di Desa Waru Barat Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan. Namun dalam pengembangan budaya ini untuk sarana dan prasarana masih kurang perhatian, masyarakat menengah ke bawah tidak mampu untuk pengadaan aksesoris karena harganya cukup mahal, pengolahan pakan ternak masih belum memamahi, sehingga dalam pemberian pakan pada ternak belum memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak sapi sonok. Pelaksanaan Kegiatan pelatihan pembuatan Biskuit ternak dan pembinaan pengelolaan lahan sebagai sumber pakan berpotensi sebagai bahan Hijauan Makanan Ternak (HMT), kemudian diolah menjadi pakan fermentasi dan hay. Sosialisasi (Pangangguy; Madura) juga dilakukan dengan pendekatan kepada peternak sapi sonok secara langsung dimasyarakat. Kemudian kebutuhan peralatan disediakan dalam warung taccek sapi sonok.warung ini sebagai ajang perkumpulan para pecinta sapi sonok dari beberapa dusun yang mencakup wilayah desa waru Barat dan sekitarnya.Kesimpulan dan saran dari program ini sangat baik dalam menunjang program wisata budaya dimasyarakat khususnya sapi sonok. Teknologi yanag sudah diberikan dilakukan pengawalan dan pendampingan secara kontinyu agar bisa menjadi solusi kemadirian desa dalam Destinasi Wisata Budaya Sapi Sonok di Kabupaten Pamekasan.