p-Index From 2019 - 2024
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ilmiah RESPATI
Ruswadi Muchtar
Universitas Respati Indonesia

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH TRICHOKOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELEDRI ( APIUM GREVEOLENS L. ) PADA SISTEM WALL GARDEN Iip Sujatna; Ruswadi Muchtar; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.896 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i2.78

Abstract

Seledri merupakan bahan baku untuk obat herbal. Budidaya tanaman seledri terutama di daerah perkotaan masih berkendala dengan sistem konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian trichokompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri (apium greveolens l.) pada sistem wall garden. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Agustus 2016 dengan menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari P0 (tanpa perlakuan pupuk Trichokompos), P1 (50 gr Trichokompos/tan), P2 (100 gr Trichokompos/tan), P3 (150 gr Trichokompos/tan), P4 (200 gr Trichokompos/tan) dan P5 (250 gr Trichokompos/tan). Pengamatan yang diamati adalah Tinggi Tanaman (cm), Cabang Utama (batang), Panjang Akar (cm), Bobot Basah (gr) dan Bobot Kering per Tanaman (gr).Hasil  penelitian menunjukkan bahwa pemberian trichokompos berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, cabang utama, bobot basah dan bobot kering per tanaman pada tanaman seledri pada sistem wall garden tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang akar.Kata kunci : Seledri, trichokompos, wall garden
PENGARUH KONSENTRASI PESTISIDA LENGKUSEMIN TERHADAP POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculataL.) PADA TANAMAN PADI SAWAH Mas’ud .; Ruswadi Muchtar; Ryan Firman Syah
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.678 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i1.230

Abstract

Kebutuhan padi sebagai bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan tersebut belum diimbangi oleh peningkatan produksi. Salah satu kendala dalam meningkatkan produksi padi adalah adanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Salah satu OPT utama adalah keong mas (Pomacea canaliculata  L.). Dalam mengatasi OPT tersebut para petani lebih suka menggunakan pestisida kimia. Di daerah penelitian terdapat beberapa tanaman yang dapat dijadikan pestisida nabati antara lain lengkuas, sereh, dan mindi. Namun belum banyak petani yang menggunakan bahan-bahan tersebut karena belum merasa yakin akan manfaat tanaman tersebut dalam mengendalikan keong mas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pestisida nabati Lengkusemin 112 terhadap perkembangan populasi dan serangan keong mas pada tanaman padi sawah serta untuk mengetahui konsentrasi yang tepat sehingga lebih efektif dan efisien. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK), 5 perlakuan 3 ulangan. Pengolahan data dilakukan menggunakan Anova atau uji F dan uji BNT. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) Penggunaan pestisida nabati Lengkusemin 112 tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan, 2) Penggunaan pestisida nabati Lengkusemin 112 berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah keong mas yang mati, berat jerami dan berat gabah kering panen, dan 3) Konsentrasi pestisida nabati Lengkusemin 112 yang terbaik untuk mengendalikan keong mas adalah 300 cc Lengkusemin 112/liter air. Kata kunci: Lengkusemin 112, konsentrasi, populasi, keong mas, padi sawah.
Respon Tanaman Bawang Merah terhadap Dosis Trichokompos Agung Baehaki; Ruswadi Muchtar; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.732 KB) | DOI: 10.52643/jir.v10i1.356

Abstract

Trichokompos berperan meningkatkan produksi tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah serta mengandung cendawan antagonis Trichoderma sp yang mampu menekan penyakit tanaman dan mempercepat dekomposisi unsur hara. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah terhadap penggunaan dosis trichokompos. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 7 perlakuan dosis trichokompos yaitu P0 (0 g/polibag), P1 (100 g/polibag), P2 (200 g/polibag), P3 (300 g/polibag), P4 (400 g/polibag), P5 (500 g/polibag), P6 (600 g/polibag). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Media tanam terdiri atas tanah dan sekam bakar dicampur dengan perbandingan 1:1 kemudian ditambahkan trichokompos sesuai dosis perlakuan. Bagian ujung bibit bawang merah diiris melintang selanjutnya ditanam dengan cara membenamkan sedalam 5 cm bagian bibit ke dalam media tanah. Data yang dianalisis meliputi pengamatan setiap minggu terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi per rumpun, dan diameter umbi serta pengamatan setelah panen terdiri dari bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah. Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dianalisis dengan uji F, apabila terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan denganmelakukan Uji Beda Nyata Terkecil (5%). Trichokompos berpengaruh nyata terhadap bobot basah dan bobot kering umbi bawang merah. Bobot basah paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan trichokompos 600 gram/polibag berbeda nyata dengan kontrol, trichokompos 100 gram/polibag dan 200 gram/polibag namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan trichokompos 400 gram/polibag dan 500 gram/polibag.  Bobot kering paling tinggi dihasilkan perlakuan trichokompos 500 gram/polibag berbeda nyata dengan kontrol dan 100 gram/polibag namun tidak berbeda nyata dengan trichokompos 100 gram/polibag, 200 gram/polibag 300 gram/polibag, dan 400 gram/polibag. Kata Kunci: Bawang merah, Pupuk organik, Trichokompos
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP PENGGUNAAN TRICHOKOMPOS PADA PEMUPUKAN BERIMBANG Nikodemus Lede; Ruswadi Muchtar; Siti M Sholihah
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.256 KB) | DOI: 10.52643/jir.v9i2.295

Abstract

Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L) merupakan salah satu jenis sayuran penting di Indonesia, karena selain memiliki nilai gizi  yang cukup tinggi  juga memiliki nilai ekonomi  yang tinggi. Untuk meningkatkan produksi cabai antara lain adalah dengan memperbaiki kesuburan tanah dan menekan serangan  OPT melalui upaya pemupukan yang optimal dan ramah lingkungan. Trichokompos  merupakan salah satu bentuk pupuk organik kompos yang mengandung cendawan  antagonis Trichoderma  sp., selain mengandung unsur  hara  makro  dan  mikro, berfungsi juga sebagai dekomposer bahan organik sekaligus sebagai pengendali penyakit tular  tanah seperti Sclerotium sp, Phytium sp. Fusarium sp dan Rhizoctonia sp.           Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis trichokompos yang terbaik dalam pemupukan berimbang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabe rawit. Penelitian ini dilakukan dengan  metode eksperimen,  menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Jumlah dan jenis perlakuan yaitu :  P0 (Tanpa Trichokompos), P1 (50 gr Trichokompos/tanaman), P2 (100 gr Trichokompos/tanaman), P3 (150 gr Trichokompos/tanaman), P4 (200 gr Trichokompos/tanaman), P5(250gr Trichokompos/tanaman), danP6(300gr  Trichokompos/tanaman).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis  Trichokompos 200 gr /tanaman memberikan respon yang paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit. Kata Kunci : Trichokompos dan Cabe Rawit
Pengaruh Volume Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Gaspar Hendra Mau Hayon; Ruswadi Muchtar; Luluk Syahr Banu
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.064 KB) | DOI: 10.52643/jir.v10i1.357

Abstract

Kebutuhan buah terung semakin hari semakin meningkat seirama dengan laju perkembangan penduduk. Namun kebutuhan buah terung sampai saat ini belum juga dapat diimbangi oleh laju perkembangan produksi budidaya dalam negeri, sehingga harus diimpor dari negara tetangga. Produksi buah terung secara nasional. Berkaitan dengan hal tersebut di atas dan memperhatikan kondisi daerah penelitian yang berlahan sempit serta belum ada ketentuan tentang volume media tanam atau jarak yang efektif untuk meningkatkan produksi tanaman terung. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh ukuran polibag terhadap pertumbuhan dan produksi terung. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak kelompok(RAK). Dengan perlakuan tiga (3) yaitu P1 (perlakuan dengan diameter polibag 40 cm tinggi 40 cm), P2 (Perlakuan dengan diameter polibag 35 cm tinggi 40 cm) dan P3 (perlakuan dengan diameter polibag 30 cm tinggi 30 cm).Taraf volume media tanam masing-masing diulangi sebanyak enam (6) kali. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah bunga, jumlah buah dan berat buah. Hasil data yang didapat dianalisis dengan ANOVA (Analisys Of Variance) dan dilanjutkan dengan uji BNT 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa volume media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun dan panjang buah tetapi perlakuan dengan diameter polibag 40 cm tinggi 40 cm berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga, jumlah buah dan berat buah.Kata kunci: Ukuran polibag, Pertumbuhan, Produksi, Terung
Pengaruh Dosis Pupuk Kotoran Puyuh terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Susi Silpanah Sumendap; Notarianto Notarianto; Ruswadi Muchtar
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.706 KB) | DOI: 10.52643/jir.v10i1.353

Abstract

Mentimun (Cucumis sativus L) adalah salah satu sayuran buah yang banyak di konsumsi oleh masyarakat Indonesia karena nilai gizi mentimun cukup baik sebagai sumber mineral dan vitamin. Produksi komoditas mentimun dari tahun 2016 mengalami penurunan yang disebabkan beberapa hal seperti alih fungsi lahan pertanian, serangan hama dan penyakit serta kesuburan tanah yang menurun akibat ketergantungan petani pada pupuk kimia. Pupuk organik dapat menjadi solusi untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produksi mentimun. Kotoran puyuh yang dijadikan pupuk organik yang baik diterapkan di dunia pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis yang tepat dalam aplikasi pupuk organik dari  kotoran puyuh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan perlakuan dosis pupuk organik kotoran puyuh dari mulai 0 gram/polibag, 50 gram/polibag, 100 gram/polibag, 200 gram/polibag, 400 gram/polibag dan 600 gram/polibag dengan ulangan sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh pada seluruh variabel pengamatan yang terdiri atas panjang batang, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah dan bobot buah. Aplikasi pupuk organik kotoran puyuh sebanyak 600 gram/tanaman memberikan hasil tertinggi pada variabel panjang batang sebesar 241,5 cm dan jumlah daun sebesar 33,75 helai, sedangkan dosis pupuk 400 gram/tanaman memberikan hasil tertinggi pada variabel jumlah bunga 27,25, jumlah buah sebesar 20,25 dan bobot buah sebesar 4429,25 gram. Kata kunci: Pupuk organik, Kotoran puyuh, Mentimun
APLIKASI PESTISIDA NABATI LENGKUSEBIN TERHADAP POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH Hamdan .; Ruswadi Muchtar; Ryan Firman Syah
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.675 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.214

Abstract

Serangan hama keong mas mengurangi optimalitas produksi padi yang diperoleh petani. Usaha yang dilakukan selama ini dengan menggunakan pestisida kimia menyebabkan berbagai kerugian terlebih pencemaran lingkungan sampai pada kesehatan terhadap produk pertanian. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menjadi kendala utama adalah keong mas (Pomacea canaliculata L.). Penggunaan beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati adalah lengkuas, sereh, dan bintaro (lengkusebin). Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh perbandingan komposisi pestisida nabati Lengkusebin (lengkuas, sereh, dan bintaro) terhadap perkembangan populasi dan serangan keong mas pada padi sawah  varietas  Ciherangdan 2) Untuk mengetahui komposisi pestisida nabati lengkusebin yang terbaik untuk mengendalikan hama keong mas pada tanaman padi sawah. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 5 perlakuan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi lengkusebin terhadap tanaman padi dapat mengurangi populasi hama keong mas 20% pada 21 hst dan 90% pada 42 hst dari total pemberian keong mas sebagai perlakuan, selain itu aplikasi lengkusebin juga memengaruhi berat jerami segar, jerami kering dan gabah kering giling. Komposisi pestisida nabati yang terbaik antara lengkuas, sereh dan biji bintaro adalah 2:1:3.Keyword: serangan hama, padi, keong mas, lengkusebin
PENGARUH CARA PENANAMAN PADI SYSTEM of RICE INTENSIFICATION TERHADAP PERKEMBANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI Hasan .; Ruswadi Muchtar
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.085 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i1.238

Abstract

Tanaman padi merupakan  komoditas utama penghasil beras yang digunakan sebagai makanan pokok penduduk di Indonesia. Permasalahan pangan yang sering terjadi mengakibatkan negara mereformuladikan ketahanan pangan melalui pengaturan, pembinaan, pengendalian dan penawasan dalam pelaksanaan program intensifikasi dan ekstensifikasi maupun divesifikasi dalam perodukasi bahan pangan, guna dapat mencapai ketahanan pangan yang optimal. Sampai saat ini beras masih banyak disukai bangsa Indonesia. Kebutuhan beras di Indonesia  sesalu meningkat dari tahun ke tahun seiring peningkatan penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara penanaman system of rice intensification (SRI) terhadap perkembangan organisme pengganggu tanaman dan musuh  alami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 (dua) perlakuan  yaitu system  of rice intensification (sri) dan konvensional yang diulang 16 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan werang batang coklat tampak lebih tinggi populasinya sejak umur tanaman 14 – 35 hari setelah tanam.  Serangan kerdil rumput tampak mulai tanaman  umur 28 hari setelah tanam s/d 42 hari setelah tanam. Intensitas kerusakannya berbeda nyata. Populasi musuh alami adalah laba-laba tampak lebih tinggi  dan berbeda nyata sejak umur tanaman 7 – 49 hari setelah tanam. Kepadatan populasi Pit Fall Trap terdiri dari golongan hama dan musuh alami sejak umur 7 – 49 hari setelah tanam kepadatan populasi hama. Seperti ordo hemiptera family delphacidae menunjukkan perbedaan yang nyata lebih rendah populasinya yaitu 0.9 ekor/m2 dibandingkan dengan perlakuan konvensional  populasinya  1.8 ekor/ m2  sedangkan perkembangan populasi ordo  Aracnidae family lycosidae pada perlakuan SRI menunjukkan perbedaaan yang nyata  dengna populasi 0.9 ekor/m2   sedangkan di petak konvensional  populasinya0.4 ekor/m2  .Kata kunci: cara penanaman SRI, Wereng Baang coklat, Penyakit Kerdil,  rumput musuh alami dan Pit fall trap.
PENGARUH PERBANDINGAN KOMPOSISI PESTISIDA LENGKUSEBIN TERHADAP POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH Hamdan .; Ruswadi Muchtar; Ryan Firman Syah
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v7i1.229

Abstract

Padi (Oryza sativa L) merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Kebutuhan komoditas tersebut terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk.Salah satu kendala dalam upaya meningkatkan produksi padi adalah adanya gangguan Organisme Pengganggu tanaman (OPT). Salah satu OPT utama adalah keong mas (Pomacea canaliculata  L.). Untuk mengatasinya para petani cenderung menggunakan pestisida kimia yang tidak ramah lingkungan. Di daerah penelitian terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan bahan pestisida nabati antara lain lengkuas, sereh, dan bintaro. Namun para petani di wilayah tersebut belum banyak yang menggunakan bahan-bahan tersebut karena belum yakin akan manfaat tanaman tersebut dalam mengendalikan keong mas. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh perbandingan komposisi pestisida Lengkusebin (lengkuas,sereh, dan bintaro) terhadap perkembangan populasi dan serangan keong mas pada tanaman padi sawah dan komposisi pestisida Lengkusebin yang terbaik untuk mengendalikan keong mas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAK, 5 perlakuan yaitu: A (kontrol/tidak menggunakan pestisida Lengkusebin), B (komposisi  lengkuas,sereh, biji bintaro 1:1:1,5), C (komposisi lengkuas, sereh, biji  bintaro1,5:1:2), D (komposisi lengkuas, sereh, biji bintaro1:2:2,5), E (komposisi  lengkuas, sereh, biji  bintaro 2:1:3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Pengolahan data menggunakan Anova dan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pestisida Lengkusebin tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Penggunaan pestisida Lengkusebin berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah keong mas yang mati, berat jerami basah, berat jerami kering, berat gabah kering panen, dan gabah kering giling. Komposisi  lengkuas, sereh dan  bijibintaro 2:1:3) merupakan perlakuan terbaik.Kata kunci: Pestisida nabati, lengkusebin, keong mas, padi sawah.