Moh Mahrush Ali
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Transgender dalam Film “Salah Bodi” Moh Mahrush Ali
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 17, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v17i2.5585

Abstract

ABSTRAKTulisan ini mengemukakan transgender di dalam film “Salah Bodi”. Film ini menceritakan seorang laki-laki yang mengubah identitasnya menjadi perempuan dan seorang perempuan yang berubah menjadi laki-laki. Film “Salah Bodi” ini dikemas dengan gaya komedi. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif yang menitikberatkan pada metode etnografi. Hasil pengamatan dalam film “Salah Bodi” diketahui bahwa dua tokoh utama Farhan dan Inong selalu berusaha menyembunyikan identitas gender aslinya di tengah masyarakat. Keberpihakan sutradara jelas terlihat di akhir film dengan menampilkan mereka kembali ke kodrat aslinya. Film ini cukup unik dan menarik sebab mengangkat isu sensitif yang berkembang di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang menganut konsep maskulin dan feminin. Pandangan lain dari seorang transgender adalah bahwa keputusan untuk mengubah identitasnya karena pengalaman hidup yang secara tidak langsung mempengaruhi kejiwaannya, seperti halnya pengalaman masa kecil.This study investigated the transgender issues in the Salah Bodi movie. The movie tells about a man who changes his identity to be a woman, and a woman who changes her identity to be a man. The Salah Bodi movie is packed with a comedy genre.  This study used a descriptive qualitative which focuses on the ethnographic method. The result shows that there are two of the main characters, who are Farhan and Inong. These main characters attempt to conceal their real identity from society. The director’s allignment is clearly seen at the ending of this movie in which shows their real identity. This movie is a unique and interesting to be criticized because the story is discussing about the sensitive issue that grow in the society.  The society still adere about feminime and masculine concept. The life experinces for example in a childhood,  affected someone’s psychology which become a person to be a transgender.
Portrait of Pesinden Documentary Film: Role of Sinden in Puppet Show Moh Mahrush Ali
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 19, No 2 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v19i2.3307

Abstract

ABSTRAKPotret Posinden merupakan film dokumenter yang berusaha menunjukkan peran dan kedudukan sinden pada pertunjukan wayang kulit. Perubahan yang terjadi pada sinden saat ini membuat pertunjukan wayang kulit menjadi semakin menarik. Hal ini dibuktikan dengan  fungsi sinden saat ini, bukan hanya menembang namun menjadi unsur penghibur. Sesekali jadi bahan lelucon pada saat limbukan dan goro-goro. Umumnya, sinden harus tampil dengan dandanan yang tidak biasa, sebab saat ini posisi sinden menghadap ke penonton. Sinden menjadi aspek penting di dalam setiap pertunjukan wayang kulit, dan hal itu tidak bisa dipisahkan. Film dokumenter ini menggunakan gaya expository, yaitu memiliki ciri berbicara langsung kepada penonton melalui on screen. Dokementer ini memanfaatkan penuturan dari narasumber atau subjek utama dalam menyampaikan informasi atau isi pada film.Kata kunci: Film Dokumenter, Sinden, Wayang Kulit. ABSTRACTPortrait of Pesinden is a documentary film that attempts to show Sinden's role and position in shadow puppets performances. The changes that occurred in the current Sinden made shadow puppets performances even more enjoyable. This matter is evidenced by the current function of Sinden singing and being an entertainment element. Occasionally it becomes the material for a joke at the moment when it is “limbukan” and “goro-goro”. The general findings show that the Sinden must appear with unusual make-up because the position of the Sinden is facing the audience. In addition, Sinden is an essential aspect of every shadow puppet show, and it cannot be separated. To sum up, this documentary film uses an expository style characterized by speaking directly to the audience via the on-screen. So, the documentary uses the narrative from the primary source or subject in conveying information or content in the film.Keywords: Documentary Film, Sinden; Shadow Puppets.
Pengembangan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI di SMAN 1 Randudongkal Moh Mahrush Ali; Sukanto Sukanto
-
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/experiment.v1i2.12867

Abstract

Artikel ini membahas tentang penggunaan audio-visual sebagai media pembelajaran Biologi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan respon siswa terhadap media pembelajaran berbentuk audio-visual. Produk dirancang untuk siswa kelas XI pada mata pelajaran Biologi dengan materi anatomi tumbuhan. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 4D (define, design, develop, dan disseminate). Tahap diseminasi hanya dilakukan terbatas pada siswa kelas XI SMAN 1 Randudongkal Pemalang. Subjek uji coba pada penelitian ini adalah ahli media, ahli materi, dan calon pengguna. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner. Hasil validitas penggunaan media audio-visual sebagai media pembelajaran mata pelajaran biologi sangat valid dengan nilai rata-rata persentase 90%. Untuk perolehan nilai dari respon siswa sebesar 84%. Hal ini menunjukkan bahwa media audio-visual sangat layak digunakan dalam pembelajaran biologi.