Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang Melda Saputri; Eva Chundrayetti; Deswita Deswita
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 21, No 3 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v21i3.1747

Abstract

Children are the next generation of the nation, so it takes children with good quality in order to achieve a quality future of the nation. The reality is that low and middle income countries cannot realize the full development potential of children. Appropriate stimulation is needed such as with booklet media so that children develop well. This research is a quantitative study using the "Pre and Post test Control Group" design which aims to see the effect of health education with booklet media on knowledge, attitudes and actions about stimulating the development of preschool children in the work area of the Lubuk Buaya Health Center, Padang City. The population is 959. The sample is 34 respondents, 17 respondents in the intervention group and 17 in the control group. There was an effect of health education on knowledge (p=0.002), attitude (p=0.004) and action (p=0.006) in the intervention group. There was no effect of health education on knowledge (p=0.163), attitudes (p=0.083) and actions (p=0.183) in the control group. It is hoped that nurses in the community educate mothers about stimulating child development and it is hoped that mothers will take the time to read booklets, carry out all forms of stimulation to children according to what is listed in the booklet.
Pengamatan Jangka Panjang Remaja dengan Gizi Buruk Tipe Marasmus Kwashiorkor dan Short Bowel Syndrome et causa Perforasi Yeyunum Rinche Annur; Yusri Dianne Jurnalis; Eva Chundrayetti; Yorva Sayoeti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 2 (2019): Online Juni 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i2.1026

Abstract

Gizi buruk terjadi akibat gangguan gizi kronik dan menyebabkan gangguan pertumbuhan yang berpengaruh terhadap kesehatan, kecerdasan dan produktivitas saat beranjak dewasa. Kecukupan nutrisi remaja sangat penting agar selaras dengan pacu tumbuh dan merupakan investasi untuk generasi yang lebih baik. Short bowel syndrome merupakan kondisi gangguan malabsorpsi akibat reseksi usus halus ekstensif dan memerlukan nutrisi parenteral > 42 hari setelah reseksi usus. Pengamatan jangka panjang dilakukan pada remaja dengan gizi buruk tipe marasmik kwashiorkor dengan short bowel syndrome et causa perforasi yeyunum dan anemia defisiensi besi. Pasien selalu mengeluh nyeri perut bila mendapat makanan padat, muntah, diare, penurunan nafsu makan dan berat badan dengan status gizi buruk. Penelusuran etiologi didapatkan perforasi yeyunum sehingga dilakukan yeyunostomi dan prosedur Santulli. Selama rawatan pasien mengalami short bowel syndrome dan ditatalaksana dengan kombinasi nutrisi parenteral dan enteral peroral. Akhir pemantauan berat badan menjadi 37 kg dengan kesan gizi baik. Penatalaksanaan yang tepat pada penderita gizi buruk dengan short bowel syndrome et causa perforasi yeyunum memberikan hasil akhir yang baik.
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dan Stimulasi Psikososial dengan Perkembangan Bayi Berumur 6-12 Bulan Trya Mia Intani; Yuliarni Syafrita; Eva Chundrayetti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 8, No 1S (2019): Suplemen 1
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v8i1S.920

Abstract

Kandungan ASI sangat penting bagi perkembangan sel – sel otak yang dapat mempengaruhi perkembangan psikomotorik bayi. Sama halnya stimulasi psikososial, anak dapat mengendalikan dan mengkoordinasikan otot – ototnya serta melibatkan perasaan emosi dan pikirannya sehingga mempengaruhi kemampuan dasar perkembangan bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan stimulasi psikososial dengan Perkembangan bayi berumur 6 – 12 bulan. Desain penelitian cross sectional komparatif. Penelitian telah dilakukan pada bulan juni 2017 – Juli 2018. Sampel penelitian adalah semua ibu yang memiliki bayi berumur 6 – 12 bulan memenuhi kriteria penelitian secara consecutive sampling. Peneliti melakukan wawancara dan observasi pada ibu dan bayi. pengolahan dan analisis data secara komputerisasi dengan uji Chi-Square dan Uji Mantel-Haenszel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan umur ibu (p = 0,348 ), jumlah anak (p = 0,675) ,pendidikan ibu (p = 0,259), jenis kelamin ( p = 1,000) dan umur bayi (p = 1,000), status gizi (p = 0,893) dan ada perbedaan antara ibu bekerja dan ibu tidak bekerja (p = 0,023) pada kelompok bayi mendapatkan ASI eksklusif dan kelompok bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Tidak terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif (p = 0,317) dan terdapat hubungan (p = 0,000) stimulasi psikososial dengan perkembangan bayi berumur 6 - 12 bulan. Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat hubungan pemberian ASI eksklusif dan terdapat hubungan stimulasi psikososial dengan perkembangan bayi berumur 6 – 12 bulan.
Hubungan Pemberian Makanan Tambahan Dini terhadap Status Gizi Bayi Usia 4-6 Bulan di Daerah Pantai Kota Padang Tahun 2013 Fenny Oktrina Fauthrisna; Masrul Masrul; Eva Chundrayetti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i3.376

Abstract

Abstrak Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kematian bayi dan balita tertinggi di dunia, dengan persentase gizi kurang dalam kriteria sedang dan berat. Hal ini berkaitan dengan beberapa faktor, salah satunya adalah pemberian makanan tambahan dini. Makanan tambahan dini adalah makanan selain ASI yang diberikan pada bayi sebelum usia 6 bulan. Pemberian makanan tambahan dini tersebut dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan, seperti diare, infeksi saluran pernafasan, dan lain-lain, yang akan memengaruhi status gizi bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian makanan tambahan dini terhadap status gizi bayi usia 46 bulan. Metode  penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, dengan populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 4-6 bulan di kecamatan Padang Barat, Padang Utara, dan Koto Tangah, kota Padang dan jumlah sampel sebanyak 126 orang. Data diambil melalui pengukuran antropometri (penimbangan berat badan dan usia bayi) dan kuisioner. Hubungan antar variabel dianalisis menggunakan Fisher’s Exact Test. Hasil uji statistikmenunjukkan nilai p 0,043 (p value < 0,05), yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian makanan tambahan dini dengan status gizi bayi usia 4-6 bulan. Kesimpulan  penelitian ini ialah pemberian makanan tambahan dini dapat menyebabkan gizi kurang pada bayi usia 4-6 bulan.Kata kunci: makanan tambahan dini, status gizi, bayi, gizi kurangAbstract Indonesia is one of countries which has highest infant and child mortality in the world, with the percentage of malnutrition in moderate and severe criteria. It is related to several factors, one of which is an early complementary feeding. Early complementary food is the food other than breast milk given to infants before 6 months of age. Earlysupplementary feeding can cause health problems, such as diarrhea, respiratory tract infections, etc., which will affect the nutritional status of infants. The objective of this study was to determine the relationship of early complementary feeding on the nutritional status of infants aged 4-6 months. This research is using a cross sectional study’ method,however the entire population is mothers with  infants aged 4-6 months in the district of West Padang, North Padang and Koto Tangah, Padang city and the total sample of 126 people. Data retrieved through anthropometricmeasurements (weight and age of babies) and questionnaires. Relationships between variables were analyzed using Fisher's Exact Test. Statistical test results showed the p value of 0.043 (p value <0.05), which means that there is a significant relationship between early complementary feeding and nutritional status of infants aged 4-6 months. Theconclusion is early supplementary feeding can cause malnutrition in infants aged 4-6 months.Keywords: early complementary feeding, nutritional status, infant, malnutrition
Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah (Psidium Guajava.L) Terhadap Kadar Hemoglobin dan Ferritin Serum Penderita Anemia Remaja Putri Pagdya Haninda Nusantri Rusdi; Fadil Oenzil; Eva Chundrayetti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i1.782

Abstract

Anemia adalah kadar hemoglobin didalam sel darah merah dibawah kategori normal. Makanan yang tinggi zat besi dan yang dapat membantu proses penyerapan besi dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan ferritin serum. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh pemberian jus jambu biji merah (psidium guajava. L) terhadap kadar hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia remaja putri.Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan Tri Murni Kota Padang Panjang. Desain penelitian adalah quasi eksperiment terhadap 34 orang remaja anemia yang dipilih secara simple random sampling. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok perlakuan diberikan 100 gr jambu biji merah yang diolah menjadi jus selama 7 hari. Analisis data menggunakan uji t-dependent dengan derajat kemaknaan α=0,05. Rerata kadar Hb pretest 10,26 gr/dl (kontrol) dan 10,50 gr/dl (intervensi), rerata kadar ferritin serum 33,63 μg/L (kontrol) dan 36,63 μg/L (intervensi). Rerata kadar Hb postest 10,98 gr/dl (kontrol) dan 12,48 gr/dl (intervensi), rerata kadar ferritin serum 40,35 μg/L (kontrol) dan 57,40 μg/L (intervensi). Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh pemberian jus jambu biji merah terhadap kadar hemoglobin dan ferritin serum penderita anemia remaja putri dengan nilai p = <0,001.
Hubungan Riwayat Pemberian ASI dengan Kecenderungan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Siswa SD di Kota Padang Risa Firka; Eva Chundrayetti; Yustini Alioes
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 9, No 1S (2020): Online January 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i1S.1166

Abstract

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan masalah perilaku di masa kecil yang dapat berlanjut hingga dewasa. Pemberian ASI dapat menurunkan risiko terjadinya ADHD pada anak. Tujuan: Mengetahui hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan kecenderungan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada siswa SD di Kota Padang. Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Responden penelitian adalah guru dan ibu dari siswa SD di Kelurahan Ulak Karang Selatan yang berumur 7 sampai 12 tahun sebanyak 134 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner riwayat pemberian ASI dan Conner’s Abbreviated Parent–Teacher Rating Scale. Data dianalisis menggunakan Chi- square test. Hasil: Terdapat 25 orang (18,7%) yang cenderung ADHD dengan 18 orang (72,0%) laki – laki dan usia terbanyak adalah 7 tahun (32,0). Cakupan ASI eksklusif didapatkan sebesar 71 orang (53,0%). Terdapat 11 anak (15,5%) dengan kecenderungan ADHD pada riwayat pemberian ASI eksklusif dan 14 anak (22,2%) ASI tidak eksklusif. Tidak terdapat hubungan secara signifikan antara riwayat pemberian ASI dengan kecenderungan ADHD pada siswa SD di Kota Padang (p=0,318). Simpulan: Tidak ada hubungan antara riwayat pemberian ASI dengan kecenderungan ADHD.
Faktor Risiko dan Faktor Pencetus yang Mempengaruhi Kejadian Asma pada Anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang Isnaniyah Usman; Eva Chundrayetti; Oea Khairsyaf
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v4i2.260

Abstract

AbstrakAsma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran pernafasan yang sering dijumpai pada anak. Penyakit ini memiliki banyak faktor risiko dan faktor pencetus. Beberapa diantara faktor tersebut adalah jenis kelamin, usia, riwayat atopi, makanan, perubahan cuaca, aktivitas, berat badan lahir, status gizi, pemberian ASI dan debu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko dan faktor pencetus yang mempengaruhi kejadian asma pada anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara pada responden yang telah ditetapkan sebagai subjek penelitian. Subjek penelitian adalah seluruh pasien anak baik rawat jalan maupun rawat inap yang telah didiagnosis asma oleh dokter di RSUP Dr. M. Djamil Padang yang memenuhi kriteria. Penelitian dilakukan dari Februari sampai Maret 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko dan faktor pencetus yang mempengaruhi asma pada anak adalah perubahan cuaca (65,91%), debu (63,64%), jenis kelamin (52,80%), makanan (43,19%), urtikaria pada anak (38,64%), rhinitis pada anak (34,09%), dermatitis atopi pada ibu (31,82%), dermatitis atopi pada anak (29,55%), aktivitas (27,27%), rhinitis pada ibu (22,72%), asma pada ibu (22,72%), urtikaria pada ayah (20,45%), berat badan lahir <2500 gram (15,91%) dan status gizi (obesitas) 2,28%. Berdasarkan hasil penelitian, kejadian asma banyak terjadi pada laki-laki, sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan cuaca dan debu, riwayat atopi terbanyak pada anak adalah urtikaria, riwayat atopi terbanyak pada orangtua adalah dermatitis atopi pada ibu dan status gizi serta berat badan lahir pasien sebagian besar normal.Kata kunci: asma pada anak, faktor risiko, faktor pencetus AbstractAsthma is a cronic inflammatory disorder of respiratory tract that is often found in children. It has many risk faktor and inducer. Some of these risk are gender, age, history of atopy, food, climate change, activity, weight of birth, nutritional status, breastfeeding and dust. The objective of this study was to determine the risk factors and inducer that affect the incidence of asthma in children at the hospital of Dr. M. Djamil Padang. This was a descriptive study that use cross-sectional design. The study was conducted by interview to respondents who had been designated as a research subject. The subjects were all pediatric patients both inpatient and outpatient care that have been diagnosed as asthma by a physician in the hospital of Dr. M. Djamil Padang that have the criteria. The study done from February until March 2013. The result of the research showed that the risk factors and inducer that affect asthma in children are a weather change (65.91%), dust (63.64%), gender (52.80%), food (43.19%), urticaria in children ( 38.64%), rhinitis in children (34.09%), atopic dermatitis in women (31.82%), atopic dermatitis in children (29.55%), activity (27.27%), rhinitis in the mother ( 22.72%), asthma in women (22.72%), urticaria on the father (20.45%), birth weight <2500 g (15.91%) and nutritional status (obesity) 2.28%. Based on these results, the incidence of asthma more common in men, largely influenced by changes in the weather and dust, most history of atopy in children is urticaria, parental history of atopy was highest in atopic dermatitis and maternal.Keywords: asthma in chidren, risk factor, inducer
Penerimaan Ibu yang Memiliki Anak Retardasi Mental di SLB YPAC Padang Faraznasia Benny; Adnil Edwin Nurdin; Eva Chundrayetti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i2.72

Abstract

AbstrakPenerimaan merupakan sikap seseorang yang menerima orang lain apa adanya secara keseluruhan, tanpa disertai persyaratan ataupun penilaian. Apabila dalam keluarga terutama pada ibu ada penerimaan, maka dapat membantu dalam pengasuhan dan akan mendukung perkembangan anak. Namun tidak mudah bagi seorang ibu untuk dapat menerima begitu saja kondisi anaknya.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penerimaan ibu terhadap anaknya yang mengalami gangguan retardasi mental, faktor-faktor yang menyebabkan penerimaan serta gambaran retardasi mental secara pendekatan kualitatif dalam bentuk eksplorasi. Subyek penelitian ini adalah tiga orang ibu yang memiliki anak yang mengalami gangguan retardasi mental. Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara semi terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian secara umum, satu dari tiga orang subyek penelitian dapat dikatakan telah menerima anaknya dengan baik, hal ini terlihat dari sikap subyek yang telah memenuhi keseluruhan aspek penerimaan ibu terhadap anak yaitu kecemasan yang minimal terhadap kehadiran anak, pembelaan diri yang minimal atas keterbatasan anak, dan tidak adanya penolakan. Disamping itu kedua subyek tersebut juga memperlihatkan adanya kontrol terhadap perkembangan anak, memberikan tekanan atas kemampuan anak, komunikasi yang hangat, pengasuhan yang baik, adanya sikap menghargai dan penlaian yang positif terhadap anak, juga pengenalan atas kebutuhan anak dalam pengembangan kemandirian anak. Namun pada dasarnya seluruh subyek dapat memenuhi aspek yang terkait dengan pengasuhan, dan tidak adanya penolakan yang terlihat dari ibu. Gambaran retardasi mental yang dialami anak subyek dapat dikatakan terlihat jelas dari bentuk fisik. Kondisi keterbelakangan mental anak dari subyek A, B, dan C terlihat tidak terlalu parah. Faktor yang paling menonjol dalam penerimaan dari ketiga subyek adalah faktor agama, dimana seluruh subyek menyatakan dapat menerima kondisi anak setelah menyerahkan seluruhnya kepada Tuhan.Kata kunci: Penerimaan Ibu, Retardasi Mental, AnakAbstractThe acceptance is an attitude of someone who accepts other people as they are as they are whole, without any requirements or assessment. When a family, especially the mother has reception, then it can assist in education and support the development of children. But it is not easy for a mother to be able to take for granted of her child condition. The aim of this study was to obtain an acceptance overview of the mother whose children suffered mental retardation disorder, the factors led to the acceptance as well as an overview of mental retardation by a qualitative approach in the form of exploration. The subjects were three mothers whose children with mental retardation disorders. This study used semi-structured interview techniques. Based on the results of general research, two of the three research subjects can be said that they have accepted their children well, as seen from the attitude of the subject who has fulfilled all aspects of the mothers' acceptance to their children are the minimal anxiety to the presence of the children, a minimal self-defense about the limitations of the children, and the absence of rejection. Besides, these two subjects also showed that the control of the development of the children, pressure giving on the children’s ability, warm communication, good parenting, respection and a positive judgement against children, also a recognition of the children’s needs in the development of the children’s independence. But basically the whole subject can fulfill aspects associated with caregiving, and the absence of a rejection seen on the mother.The overview of mental retardation suffered by the subject children can be said is obvious from the physical form. Mental retardation of the childrens' condition subjects A, B, and C are not too severe. The most prominent factor in the acceptance of the three subjects is the religion factor, where the whole subjects state can accept the childrens' condition after the completely submission to the God.Keywords:Mother Acceptance, Mental Retardation, Children
Hubungan Stimulasi Psikososial dengan Perkembangan Anak Usia 3-72 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang Sri Mulyanti; Eva Chundrayetti; Masrul Masrul
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v6i2.701

Abstract

Perkembangan merupakan salah satu indikator kesehatan anak. Masa 3-72 bulan pertama adalah periode penting untuk mencapai perkembangan optimal anak. Dalam hal ini, stimulasi psikososial berperan dalam merangsang saraf dan otot untuk mencapai perkembangan sesuai dengan umur anak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stimulasi psikososial dengan perkembangan anak usia 3-72 bulan di wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung Padang dilakukan penelitian berdesain cross-sectional dengan sampel sebanyak 163 anak berumur 3-72 bulan. Perkembangan anak diukur menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Stimulasi psikososial diukur menggunakan instrumen Home Observation for Measurement of the Environtment (HOME). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,8% anak memiliki perkembangan sesuai, 36,2% meragukan dan  8,0% menyimpang. Stimulasi psikosial terbanyak pada kategori sedang sebesar 74,8%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi psikososial dengan perkembangan anak (p=0,666).
Perbedaan Rerata Kadar Profil Lipid pada Preeklampsia dengan Kehamilan Normal pada Etnik Minangkabau Helen Evelina Siringoringo; Yusrawati Yusrawati; Eva Chundrayetti
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v5i1.438

Abstract

AbstrakPreeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan disease of theory. Kelainan yang terjadi pada penyakit ini adalah disfungsi endotel yang dapat disebabkan oleh perubahan kadar profil lipid. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan rerata kadar profil lipid pada preeklampsia dengan kehamilan normal pada etnik Minangkabau. Penelitian observasional dengan rancangan cross sectional ini dilakukan di RSUP dr. M. Djamil Padang, RS Reksodiwiryo Padang dan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Sumatera Barat. Subjek terdiri dari 2 kelompok yang diambil secara consecutive sampling dengan jumlah masing-masing 27 orang. Pemeriksaan profil lipid dilakukan dengan metode kalorimetri. Analisis data dilakukan secara uji statistik independent t-test. Hasil penelitian diperoleh rerata kadar total kolesterol pada kelompok preeklampsia dan kehamilan normal adalah 270,19+68,955 mg/dL dan 247,56+44,415 mg/dL dengan nilai p=0,158, rerata kadar trigliserida pada kelompok preeklampsia dan kehamilan normal adalah 296,07±157,993 mg/dL dan 272,89±84,608 mg/dL dengan nilai p=0,504, rerata kadar HDL pada kelompok preeklampsia dan kehamilan normal adalah 51,93±19,882 mg/dL dan 63,33±11,222 mg/dL dengan nilai p=0,012, rerata kadar LDL pada kelompok preeklampsia dan kehamilan normal adalah 159±52,038 mg/dL dan 129,67±38,692 mg/dL dengan nilai p=0,023, rasio perbandingan LDL/HDL pada kelompok preeklampsia dan kehamilan normal adalah 3,86 dan 2,04. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan pada kedua kelompok tidak ada perbedaan kadar kolesterol total dan trigliserida, tetapi ada perbedaan kadar HDL dan LDL , rasio perbandingan LDL/HDL lebih tinggi pada preeklampsia daripada kehamilan normal.Kata kunci: preeklampsia, total kolesterol, trigliserida, HDL, LDL, etnik Minangkabau AbstractPreeclampsia-eklampsia still being a disease of theory. One of abnormality accured in preeclampsia is endothelial disfunction that is caused by changes in lipid profile. The objective of this study was to find out the difference of lipid profile mean level in preeclampsia and normal pregnancy at Minangkabau Ethnic. This was an observational study with cross-sectional design at  dr. M.djamil Padang Hospital, dr Reksodiwiryo Hospital and UPTD regional health laboratory of West Sumatera. The subjects consist of two groups, choosen by consecutiteve sampling. Each group consist of 27 subjects. Lipid profile was examined by using independent calorimetric methode. The data analyzed statistically by independent t-test. The result of this study showed mean level of total cholesterol in preeclamsia and normal pregnancy were 270.19±68.955 mg/dL and 247.56±44.415 mg/dL with p-value 0.158. The mean levels of triglyceride in preeclampsia and normal pregnancy were 296.07±157.993 and 272.89±44.415 mg/dL with p-value 0.504. The mean level of HDL in preeclampsia and normal pregnancy were 51.93±19.882 mg/dL and 63.33 mg/dL p-value 0.012. The mean level of LDL in two groups were 159±52.038 mg/dL and 129.67±38.692 mg/dL with p-value 0.023 and the mean levels of LDL/HDL ratio were 3.86±3,09 mg/dLin  preeclampsia and 2,08±0,64 in normal pregnancy. It can be concluded that there is no significant difference in total cholesterol and triglyseride between preeclampsia and normal in HDL and LDL and there is significant difference in LDL/HDL ratio between preeclampsia and normal pregnancy at Minangkabau Ethnic.Keywords: preeclampsia, total cholesterol, triglyceride, HDL, LDL, Minangkabau Ethnic