Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

APLIKASI CITRA QUICKBIRD UNTUK PEMETAAN 3D SUBSTRAT DASAR DI GUSUNG KARANG Selamat, Muhammad Banda; Jaya, Indra; Siregar, Vincentius P; Hestirianoto, Totok
GEOMATIKA Vol 18, No 2 (2012)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2012.18-2.183

Abstract

Salah satu masalah dalam pemetaan batimetri di perairan gusung terumbu karang adalah sulitnya aksesibilitas kapal survei oleh karena perairannya yang dangkal.  Di lain pihak, citra satelit sinar tampak telah umum digunakan untuk pemetaan habitat terumbu karang dan kedalaman perairan.  Studi ini bertujuan menghasilkan peta 3D substrat dasar di gusung terumbu karang dari citra Quickbird.Sejumlah 325 titik sampling menjadi acuan dalam penentuan tipe substrat dasar melalui pendekatan indeks kemiripan Bray Curtis.Setelah koreksi atmosferik, metode koreksi kolom air diaplikasikan pada citra dan ditingkatkan akurasinya dengan kombinasi profil geomorfologi. Pendekatan ini telah menghasilkan peta substrat dasar di gusung Karang Lebar dengan akurasi tematik 82%.  Sejumlah lebih 5700  titik perum di regresi dengan kanal hijau dan merah untuk mendapatkan model estimasi batimetri dari citra Quickbird berdasarkan tipe substrat.  Gabungan model regresi menghasilkan nilai koefisien determinasi=94% dan RMSE=0.4 meter.  Interpolasi data gabungan citra batimetri pasir dan data perum menghasilkan model 3D batimetri di Karang Lebar dengan ME=0.4 m dan RMSE=0.9 m.  Hasil ini menunjukkan peta batimetri yang dihasilkan belum dapat memenuhi persyaratan navigasi, meskipun demikian masih dapat digunakan untuk keperluan lainnya seperti pengelolaan sumberdaya, pemodelan oseanografi dan lain-lain.Kata kunci: substrat dasar, Quickbird, batimetriABSTRACTOne of the problems when conducting bathymetric mapping in patch reef environments is shallow water condition.The shallowness complicates the surveillance boat to access the location. Apart from this, using visible satellite imagery, ones still can map coral reefs and shallow water depth. This study goal was to produce 3D bottom substrate map from quickbird imagery.  About 325 sampling points wereselected to characterize bottom substrate based on the similarity index from Bray Curtis. After theatmospheric correction, a water-column correction method was implemented and then a geomorphologic profilingwas applied to improve the map’s thematic accuracy. Theapproach has resultedan accuracy 82% for bottom substrate map.  A bathymetric estimation model then wasbuilt from a regression analysis to 5700 sounding data and combination of green and red channel value of quickbird. The model has 0.4m RMSE value and 94% for itscoefficient determination The fusion of sand bathymetric image and sounding data results on the 3D bathymetric model of Karang Lebar with ME=0.4 m and RMSE=0.9 m.  This result shows that the produced bathymetric map was not fulfilled the navigation requirement, but still potential as an additional information for resource management, oceanographic modeling etc.Keywords: bottom substrate, Quickbird, bathymetry
ESTIMASI DENSITAS IKAN DI ESTUARI MUSI PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN METODE HIDROAKUSTIK Supriyadi, Freddy; Jaya, Indra; Pujiyati, Sri; Hestirianoto, Totok
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v12i2.12819

Abstract

Penelitian Estimasi Densitas Ikan di Estuari Musi Provinsi Sumatera Selatan dengan Menggunakan Metode Hidroakustik telah dilaksanakan pada Bulan Agustus 2019 untuk mengetahui nilai densitas ikan dan distribusi spasialnya. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai data acuan dalam mengkaji stok ikan. Hasil penelitian didapatkan nilai densitas berkisar 0,1 – 3,0 ind/m3 dengan nilai distribusi spasial tertinggi pada daerah dengan kedalaman kurang dari 3 m.Kata Kunci: Hidroakustik, densitas ikan, Estuari Musi.
Keselamatan Kerja pada Operasi Penangkapan Ikan Cantrang Nelayan Tanjung Sari, Kabupaten Rembang Suparman Sasmita; Sulaeman Martasuganda; Ari Purbayanto; Totok Hestirianoto
Buletin PSP Vol. 21 No. 1 (2013): Buletin PSP
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aktivitas nelayan di perairan laut mempunyai resiko yang tinggi. Pengoperasian alat tangkap cantrang di kapal berukuran 20 GT membutuhkan 13 orang nelayan. Aktivitas nelayan sangat terbatas di area kapal, terutama pada saat kegiatan penangkapan berlangsung. Tujuan studi ini adalah mengidentifikasi kemungkinan kecelakaan, tingkat resiko dan upaya penanggulangan kecelakaan pada pengoperasian cantrang. Tahapan kerjanya mempunyai resiko yang tinggi, dimulai dengan setting, towing dan hauling, serta aktivitas memasak. Kemungkinan kecelakaan tertinggi pada saat hauling yaitu aktivitas penarikan tali, dimana sering terjadi tali kusut di kelos gardan. Indeks resiko saat hauling termasuk sedang dan tinggi. Resiko tinggi sering mengakibatkan cedera anggota tubuh dan meninggal dunia, sedangkan aktivitas sedang berupa tabrakan, dan jatuh saat penarikan jaring.Kata kunci: cantrang, resiko, keselamatan
SEBARAN SPASIAL VOLUME BACKSCATTERING STRENGTH IKAN PELAGIS DI DANAU RANAU, SUMATERA SELATAN Aisyah Aisyah; Totok Hestirianoto; Sri Pujiyati
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3723.023 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.6.11-20

Abstract

Danau Ranau tergolong danau besar sehingga dapat dikatakan memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai penyedia air minum, perikanan, irigasi, transportasi dan rekreasi. Sv sebagai bagian dari karakteristik hidroakustik, merupakan parameter acuan dalam mengkaji atau mengkuantifikasi sumberdaya ikan pelagis (densitas, dan sebarannya). Penelitian bertujuan mengkuantifikasi hasil dari penggunaan metode akustik yang diterapkan di Danau Ranau. Data kuantitatif yang diperoleh diharapkan menjadi dasar analisis selanjutnya dalam hal pengelolaan sumberdaya perikanan di Danau Ranau, Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan di Danau Ranau yang meliputi wilayah OKU Selatan dan Lampung Barat, pada Bulan November 2012 dan Februari 2013. Penelitian menggunakan perangkat akustik split beam echosounder Simrad EY60 frekuensi 120 kHz. Data hasil tangkapan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan ikan di wilayah OKU Selatan yang didominasi oleh ikan pelagis digunakan untuk memverifikasi data akustik. Sebaran ikan berdasarkan nilai volume backscattering strength (Sv) menunjukan penyebaran yang tidak merata. secara spasial, kelompok ikan menyebar di sisi litoral danau, hampir tidak ditemukan di sisi barat laut. Kelompok ukuran kecil ditemukan di barat daya dan selatan danau, sementara kelompok ukuran besar terkonsentrasi di tenggara dan timur. Sebaran secara vertical menunjukan bahwa ukuran dari semua kelompok target (kecil hingga besar) ditemukan di kedalaman 0-75 m, sementara di kedalaman 75-125 m ditemukan ukuran yang relative lebih besar. Suhu dan DO menunjukan bahwa terjadi stratifikasi minor di perairan ini. Koefisien korelasi menunjukan keeratan hubungan antara Sv dengan suhu (0.94), namun tidak demikian dengan Sv dan DO (0.56)
PEMETAAN BATIMETRI DI PERAIRAN DANGKAL PULAU TUNDA, SERANG, BANTEN MENGGUNAKAN SINGLEBEAM ECHOSOUNDER Try Febrianto; Totok Hestirianoto; Syamsul B. Agus
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 6 No 2 (2015): NOVEMBER 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3738.044 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.6.139-147

Abstract

Batimetri adalah pengukuran dasar laut. Data batimetri yang rinci di perairan dangkal pulau kecil belum memadai sehingga tidak bisa memberikan informasi bagi aktivitas di sekitar perairan dangkal tersebut seperti aktivitas pelayaran oleh kapal-kapal rakyat. Nilai kedalaman dapat ditentukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh yang menggunakan teknologi akustik dengan sistem propagasi suara. Tujuan penelitian adalah mendapatkan nilai batimetri secara rinci, menampilkan dalam bentuk 3D serta mendapatkan nilai slope dan melihat perbedaan terhadap koreksi pasang surut. Pemetaan batimetri dilakukan di perairan dangkal pulau Tunda, Serang, Banten pada 21 sampai 24 Agustus 2014. Data Akustik dikumpulkan menggunakan GPS map echosounder 585 Singlebeam. Data pasang surut diterapkan untuk koreksi. Data itu pasca diproses menggunakan Surfer software 11, Global Mapper v8 dan ArcGIS 10.1. Berdasarkan penelitian ini, kedalaman maksimal yang didapat adalah 52 m dan bentuk dasar laut yang termasuk landai dengan kondisi tubir yang mengelilingi pulau.
RANCANG BANGUN ALGORITMA DAN APLIKASINYA PADA AKUSTIK SINGLE BEAM UNTUK PENDETEKSIAN BAWAH AIR Asep Ma'mun; Henry M. Manik; Totok Hestirianoto
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 2 (2013): NOVEMBER 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.255 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.4.173-183

Abstract

Aplikasi teknologi akustik untuk deteksi bawah laut dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu singlebeam, dualbeam, splitbeam, dan multibeam. Semakin banyak beam yang digunakan pada instrumen, maka semakin mahal harganya dan detail serta akurasi yang didapat semakin tinggi. Meskipun demikian, singlebeam merupakan alat yang lebih banyak digunakan di negara berkembang. Kehadiran Cruzpro fishfinder digunakan sebagai alternatif pemakaian multibeam. Kedua instrumen akustik tersebut dapat memberikan hasil yang hampir sama baiknya. Penyimpanan data internal Cruzpro fishfinder cenderung mudah dilakukan, tetapi ketiadaan untuk pengolahan data mentah ini menjadi hal penting untuk selanjutnya dikembangkan. Penelitian ini mengembangkan algoritma untuk pengolahan sinyal akustik yang dibuat dalam bentuk package Matlab. Didapatkan akurasi dan presisi yang baik dari pengukuran terhadap bola sphere. Beberapa rumusan seperti beam width, koefisien absorbsi, dan kecepatan suara, digunakan selama pengembangan dan dalam pendeteksian bola sphere. Pengembangan algoritma ini telah terbukti efisien dan berguna untuk pengolahan data mentah singlebeam Cruzpro, dengan standar deviasi 0,13 dengan selang kepercayaan 95%.
ZONASI GEOMORFOLOGI DAN KOREKSI KOLOM AIR UNTUK PEMETAAN SUBSTRAT DASAR MENGGUNAKAN CITRA QUICKBIRD Muhammad Banda Selamat; Indra Jaya; Vincentius P. Siregar; Totok Hestirianoto
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 1 (2012): MEI 2012
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.758 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.3.17-25

Abstract

Salah satu kelemahan metode koreksi kolom air adalah dapat memunculkan bias dalam estimasi rasio koefisien atenuasi. Bias ini berkontribusi pada nilai akurasi tematik peta substrat dasar. Studi ini menggunakan pendekatan zonasi geomorfologi untuk meningkatkan akurasi tematik peta substrat yang dihasilkan dari metode koreksi kolom air. Nilai piksel citra Quickbird dikonversi ke radiansi dan dilanjutkan dengan koreksi kolom air untuk menghasilkan peta substrat dasar dengan tiga tema: substrat dominan pasir, lamun dan karang. Data lapangan dikelompokkan menggunakan metode Bray curtis dan menjadi dasar bagi reklasifikasi. Profil geomorfologi dicitra disadap dari gabungan kanal hijau dan merah, mengacu pada hasil survei batimetri. Akurasi tematik metode kombinasi ini dapat mencapai lebih dari 80%.
RANCANG BANGUN MESIN PENCUCI RUMPUT LAUT BERBASIS TEKNOLOGI HYBRID Wiliandi Setiawan; Indra Jaya; Totok Hestirianoto
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 2 No 1 (2011): MEI 2011
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.209 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.2.47-56

Abstract

Seaweed has a high economic value in terms of its considerable use in various industries of sweets, cosmetics, ice cream, flavourings, bakery, sauce, silk, meat/fishery canning, medicine and iron-rod welding. In 2005, Indonesia has declared that seaweed as one of the leading commodities to be prioritized and revitalized. To produce quality of industrial-scale seaweed has necessary a serious handling, start from harvesting process, uploading, washing, drying, up to manufacturing caraggenan.This study has tried to produce a seaweed washing machine that capable to improve the quality of the seaweed in the washing process. This washing machine is based on hybrid technology that can be operated using energy from pedal-powered and electrical-powered generated from solar panels.The washing machine resemble three-wheeled transport vehicle using pedal-powered for mobility. Activity of seaweed washing process using plastic drum that rotated. There are two different size of plastic drum used in washing machine, the bigger size for static water storage containers and the little one for dynamic (rotation) using pedal-powered or electrical motor.The rolled chain transmission that connected with integrated toothed gear is used to ratate a dynamic drum. The different between pedal-powered and electrical-motor powered lies in process to rotated dynamic drum. Pedal-powered use manpower to rotated dynamic drum but electrical motor powered from electrical that generated from solar panel. Washing machine with pedal-powered similar like pedal powered that contained in bicycle. Solar panel systems which is the source energy for generated electrical motor consists of solar panel itself, controller, battery and DC to AC converter. Overall the machine has works well butt need improvement in terms of manueverability.
AKUSTIK DIBANDINGKAN DENGAN DENSITAS IKAN: KOMBINASI METODE AKTIF DAN PASIF Zulfathri Randi; Totok Hestirianoto; Sri Pujiyati
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 8 No 2 (2017): NOVEMBER 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.132 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.8.187-198

Abstract

Fisheries acoustics has two main division namely active and passive acoustics. Various acoustic studies with active methods have been conducted to assess the relationship between acoustics with fish density, but combination both mactive and passive methods has never been done to the same fish aggregation. Combining these two methods is expected to deliver an information related to fish density and its trend with both active and passive methods. This study was conducted on tilapia (Oreochromis niloticus) in controlled condition of 50, 100, and 150 fish individuals with total length range of 10-13 cm. Active and passive acoustic data acquisition carried out for 15 minutes on floating net cage of 2 m × 2 m × 1.8 m in dimension using CruzPro PcFF-80 echosounder 200 kHz (active acoustics) and Dolphin EAR 100 hydrophones (passive acoustics). Active acoustic data is processed using Matlab R2013b to generate value of scattering volume (SV), while passive acoustic data is processed using Wavelab program to obtain the intensity of fish sound in frequency domain, then both are correlated to fish density. The results of SV measurements in fish amounted to 50, 100 and 150 individuals respectively were -45.898 dB, -45,887 dB and -45,888 dB, with the coefficient of determination (R2) reached 0.6583. There is an average decrease in SV in fish totaling 150 individuals suspected to occur due to shadowing effects, also due to small fish used. The highest and lowest intensity of fish sound of 50 fishes in frequency range 0-22 kHz were -28.306 dB and -64.582 dB, 100 fishes were -26.0793 dB and -64.5296 dB, 150 fishes were -28.5246 dB and -64.5679 dB.
Sound Characteristics of Terapon Jorbua as Representation to its Behavior Amron Amron; Adi Lutfi Hanafi; Indra Jaya; Totok Hestirianoto; Karen von Juterzenka
Journal Omni-Akuatika Vol 13, No 1 (2017): Omni-Akuatika May
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.853 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2017.13.1.150

Abstract

Types and characteristics of sound that produced by fish is a reoresentation to its behavior. Single click in certain characteristics is produced when terapon jorbua was rested, while multiple click that emitted when individual fish was interacted with others. Single frog which had a spectral intensity, frequency and duration that was greater than a single click was a representation to territorial behavior. Multiple frog that produced by individual fish was a representation to suffered attack from the other fish or as a defensive behavior