Sistem multibeam echosounder tidak hanya memperoleh presisi tinggi dalam pengolahan data batimetri saja, tetapi juga mendapatkan resolusi tinggi dalam data backscatter strenght (BS) dasar perairan. Sejumlah penelitian telah menerapkan metode akustik untuk mengklasifikasikan tipe sedimen dasar perairan dengan menggunakan data backscatter, dan hasil klasifikasi yang diperoleh lebih baik daripada sampling sedimen secara tradisional. Tujuan penelitian ini untuk mengintegrasikan hasil data multibeam echosounder dalam penentuan batimetri dan pengklasifikasian tipe sedimen dasar perairan.Penelitian menggunakan data survei batimetri multibeam echosounder Kongsbergs EM 2040C di Sungai Kapuas Pontianak, Kalimantan Barat. Penentuan batimetri menggunakan metode Combined Uncertainty and Bathymetry Estimator (CUBE), sedangkan klasifikasi tipe sedimen menggunakan metode Angular Response (ARA) dan Sediment Analysis (SAT) yang semuanya tertanam dalam software Caris Hips and Ships versi 9.0. Hasil klasifikasi tipe sedimen secara unsupervised terdapat empat tipe sedimen. Nilai intensitas tipe sedimen kerikil (gravel) berkisar antara -16 dB hingga -13 dB, pasir (sand) berkisar antara -22 dB hingga -17 dB, lumpur (silt) antara -26 dB hingga -23 dB dan lempung (clay) berkisar antara -34 dB hingga -29 dB.