p-Index From 2019 - 2024
1.152
P-Index
This Author published in this journals
All Journal TEKNIKA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : TEKNIKA

PENENTUAN KURVA RESPON SPEKTRA GEMPA KOTA PALEMBANG MENGGUNAKAN FUNCTION TYPE IBC 2006 PADA SAP2000 DENGAN PARAMETER GEMPA DARI “PETA SUMBER DAN BAHAYA GEMPA TAHUN 2017” sapta sapta; Sari Farlianti
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.71 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v7i2.155

Abstract

Pada tulisan ini penulis akan membuat dan meninjau kurva respon spektra percepatan gempa dipermukaan tanah di wilayah kota Palembang menggunakan data percepatan respon spektra terpetakan periode pendek (Ss) dan periode 1,0 detik (S1) yang terdapat pada “Peta Sumber dan Bahaya Gempa Tahun 2017” dengan menggunakan program analisa struktur SAP2000 dengan menggunakan pilihan Function Type IBC 2006 (salah satu template pada SAP2000). Pemilihan Function Type IBC 2006 dengan pertimbangan merupakan salah peraturan yang ada pada program SAP2000 hanya menginput data Ss dan S1 dalam membuat kurva percepatan respon spektrum. Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan didapatkan bahwa penggunaan program SAP2000 dalam pembuatan kurva percepatan respon dengan menggunakan data percepatan respon spektra periode pendek (Ss= 0,2861.g) dan periode 1 detik (S1= 0,252.g) didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan menggunakan Aplikasi Online RSA 2019, dimana terlihat rasio (perbandingan hasil SAP2000 terhadap RSA 2019) respon spektra disain periode 0,2 detik (SDS) untuk tanah keras, sedang, dan lunak secara berturut-turut adalah sebesar 0,916, 0,999 dan 1,034 sedangkan untuk respon spektra disain periode 1,0 detik (SD1) rasionya adalah sebesar 1,040, 0,910 dan 0,986. Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kurva percepatan respon spektra yang dihasilkan dengan menggunakan program SAP2000 berdasarkan Function Type IBC 2006 menghasilkan nilai selisih percepatan respon spektra kurang dari 1,0% (dengan Rasio minimum > 0,90). Kondisi ini menunjukan penggunaan nilai Ss dan S1 khususnya untuk wilayah kota Palembang masih dapat digunakan dalam penentuan kurva respon spektrum pada program SAP2000 menggunakan Function Type IBC 2006. Kata kunci: SAP2000, Percepatan Respon Spektra, Rasio
KAJIAN KUAT LENTUR BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON (fc’= 25 MPa) MENGGUNAKAN PASIR SUNGAI MUSI Sari Farlianti; sapta sapta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.593 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i1.106

Abstract

Pada penelitian ini dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur dengan menggunakan bahan dan Job Mix Formula (JMF) yang sama dan dilakukan pembuatan benda uji secara bersamaan dengan pembuatan campuran beton dalam satu adukan. Untuk pembuatan benda uji kuat tekan menggunakan cetakan silinder dengan diameter 150mm dan tinggi 300mm, sedangkan untuk pengujian kuat lentur, digunakan benda uji dengan ukuran 150mm x 150mm x 600mm. Pengujaian kuat tekan mengacu pada SNI 1974;1990 dan ASTM C39M, pengujian kuat lentur mengacu pada SNI 2834;2002. Dari hasil pengujian kuat tekan beton didapatkan kuat tekan rata-rata sebesar 25,06 MPa sedangkan kuat tekan rata-rata rencana dalam disain campuran beton (Job Mix Design) sebesar 34,84MPa (dengan margin 9,84MPa), akan tetapi melampaui kuat tekan yang disiyaratkan sebesar 25 MPa dengan benda uji yang tidak memenuhi syarat sebesar 5% (k=1,64), ini mengindikasikan ikatan antara mortar dan agrerat kasar kurang baik. Untuk kuat lentur yang dihasilkan berdasarkan hasil uji di laboratorium didapatkan kuat lentur rata-rata sebesar 3,28 MPa dengan Momen Retak (crack) berdasarkan SNI 2847;2013 sebesar 1.84.500 N.mm, lebih besar dari Momen Retak berbasarkan hasil uji kuat tekan dengan menggunakan rumus runtuh SNI 2847;2013, yaitu sebesar 1.743.750 N.mm, mengindikasikan bahwa pada penelitian ini disain campuran beton dan pembuatan benda uji telah sesuai prosedur. Kata kunci : Kuat Lentur, Kuat Tekan, Momen Retak
TINGKAT KINERJA STRUKTUR BAJA BANGUNAN PENJEMURAN KARET PT. MARDEC SIGER WAYKANAN DENGAN PERKUATAN BRESING KONSENTRIK AKIBAT BEBAN GEMPA Sapta Sapta; Sari Farlianti
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.726 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v3i1.37

Abstract

Bangunan penjemuran karet adalah bangunan bertingkat, yang digunakan pada pabrik Karet (Crumb Rubber Factory), dimana bangunan ini digunakan untuk penjemuran lembaran karet (rubber sheet) yang digantung pada masing-masing lantai dengan menggunakan penggantung kayu dalam jumlah tertentu, pada perinsipnya bangunan ini digunakan untuk mengeringkan karet dalam bentuk lembaran sehingga bentuk dan posisi bangunan ditentukan berdasarkan arah angin. Pada penelitian ini struktur bangunan penjemuran karet pada PT. Mardec Siger Waykanan terbuat dari struktur Baja Profile Wide Flange (WF) yang merupakan portal terbuka tanpa ada sekat dinding pada setiap lantainya. Dilihat dari letak geografis berdasarkan peta hazard gempa Indonesia 2010, lokasi bangunan tersebut terletak daerah rawan gempa, sedangkan bila dilihat dari histories bangunan tersebut dibangun pada tahun 2008, yang mana peraturan perencanaan bangunan tahan gempa masih mengacu pada SNI 03-1726-2002 yang mengacu pada UBC97, sedangkan pada saat ini perencanaan bangunan tahan gempa mengacu pada SNI 03-1726-2012 yang mengacu pada ASCE-10. Dari hasil analisa dengan mengacu pada SNI 03-1726-2012, didapatkan kondisi struktur bangunan mengalami kelebihan tegangan pada penampang (section overstressed) pada kolom dengan Strength Ratio 2,231 > 1 dengan kapasitas nominal beban gempa dasar rencana kurang dari 519,25kN dan drift antar lantai maksimum arah x sebesar 540,08mm > drift izin sebesar 90mm dan arah y sebesar 118,76mm > drift izin sebesar 90mm, sehingga perlu diadakan perkuatan pada rangka struktur dengan menambahkan Bresing Konsentrik pada Rangka Struktur pada arah melintang (arah y) dan memanjang (arah x). Dengan adanya perkuatan pada Rangka Struktur Strength Ratio menjadi 0,942 < 1 dengan kapasitas nominal beban gempa dasar rencana sebesar 991,760kN dan drift antar lantai maksimum arah x 9,98mm < Drift izin 90mm dan arah y sebesar 21,94mm. Dari hasil analisa non-linier tingkat kinerja struktur bangunan eksisiting pada perfomance point adalah Collapse (C) dengan kapasitas diambang keruntuhan Vpp= 656,322kN dan Dpp= 394,76kN pada rangka arah-x, untuk bangunan dengan perkuatan tingkat kinerjanya pada perfomance point adalah Damage Control (IO-LS) dengan kapasitas keruntuhan pada bresing konsentrik sebesar Vpp=2788,563kN dan Dpp= 58,37mm pada rangka arah-y, artinya penggunaan bresing konsentrik sebagai perkuatan pada bangunan eksisting telah memenuhi persyaratan. Kata kunci: kapasitas, tingkat kinerja, bresing konsentrik, drift, gempa kuat.
RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN UNTUK WILAYAH KOTA PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI DESAIN SPEKTRA PADA SITUS http://puskim.pu.go.id Sari Farlianti; Sapta Sapta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1442.795 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v4i2.68

Abstract

Pada makalah ini penulis memaparkan penentuan respon spektra gempa desain untuk wilayah kota Pangkal Pinang dengan menggunakan aplikasi desain spektra pada situs http://puskim.pu.co.id yang merupakan program aplikasi Desain Spektra yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM) Kementerian Pekerjaan Umum, pada kondisi tanah lunak, sedang dan keras. Program aplikasi ini dapat digunakan dalam mendapatkan parameter–parameter gempa baik dalam bentuk data dan grafik dengan hanya memasukan nama kota atau koordinat pada lokasi bangunan akan dibangun, kemudian data-data tersebut dapat digunakan dalam mendesain bangunan tahan gempa dengan menggunakan SNI 03-1726-2012 sebagai pengganti SNI 03-1726-2002. Pada aplikasi ini menggunakan Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 dalam menentukan percepatan pada batuan dasar (SB), periode pendek (Ss) dan Periode 1 detik (S1) sedangkan untuk mendapatkan data respon spektra desain digunakan SNI 03-1726-2012. Wilayah Kotamadya Pangkal Pinang pada peta gempa SNI 03-1726-2002 terletak pada wilayah zone gempa 1 yang mempunyai resiko gempa rendah, dari hasil analisa yang menggunakan Program Aplikasi Desain Spektra, didapatkan nilai respon spektrum desain lebih rendah dari hasil perhitungan yang menggunakan SNI 03-1726-2002, untuk semua jenis tanah. Kata kunci: Peta Hazard Gempa, Respon spektra desain
RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI 03-1726-2012 UNTUK WILAYAH KOTA PALEMBANG Sari Farlianti
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 1 No 1 (2014)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.036 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v1i1.5

Abstract

ABSTRAK Pada makalah ini penulis memaparkan cara pembuatan respon spektra desain yang diperlukan pada penentuan beban gempa rencana pada perencanaan struktur bangunan tahan gempa berdasarkan SNI 03-1726-2012 yang merupakan peraturan pengganti SNI 03-1726 2002, dimana peraturan SNI 03-1726-2012 mengacu pada peraturan-peraturan gempa modern sepeti ASCE 7-10 dan IBC2009, yang menggunakan gempa perioda ulang 2500 tahun dengan probabilitas terlampui 2% dalam 50 tahun umur bangunan yang menggambarkan kondisi collapse prevention, sedangkan pada SNI 03-1726-2002 menggunakan perioda ulang gempa 500 tahun yang menggambarkan kondisi life safety yang mengacu pada UBC 1997. Wilayah Kotamadya Palembang pada peta gempa SNI 03-1726-2002 terletak pada wilayah zone gempa 2 yang mempunyai resiko gempa rendah, sedangkan dari hasil analisa yang mengacu pad SNI 03-1726-2012 dengan menggunakan peta hazard gempa Indonesia 2010, didapatkan nilai respon spektrum desain lebih rendah dari hasil perhitungan yang menggunakan SNI 03-1726-2002, khusunya untuk jenis tanah lunak. Sedangkan untuk jenis tanah keras dan tanah sedang lebih besar pada perioda getar alami struktur bangunan diatas 7,0 detik dan 0,8 detik. Kata kunci : SNI 03-1726-2012, SNI 03-1726-2002, peta gempa, Respon spektra desain
ANALISA KAPASITAS SAMBUNGAN KOLOM-BALOK BAJA MENGGUNAKAN STIFFENER PADA BALOK DENGAN CBFEM METHOD sapta sapta; Sari Farlianti
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 8 No 1 (2021)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.071 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v8i2.185

Abstract

CBFEM method adalah metode analisa finite element untuk menganalisa sambungan kolom-balok dengan memodelkan elemen sambungan secara detail dan presisi, dimana setiap elemen (plates and bolts) pada sambungan dihasilkan analisa tersendiri dengan FEA. Pada artikel ini disajikan hasil analisa kapasitas sambungan kolom-balok (sambungan baut) berdasarkan AISC 360-16 (ANSI/AISC 360, 2016) menggunakan CBFEM method dengan program bantu yaitu software IDEA Statica 2.1. Penentuan elemen-elemen sambungan (dimensi dan ukuran) menggunakan ketentuan dalam ANSI/AISC 358 “prequalified connections for special and intermediate frame for seismic applications”. Dari hasil analisa yang dilakukan dengan software IDEA Statica 2.1, didapatkan bahwa dengan menggunakan stiffener dapat mengurangi tegangan-regangan yang terjadi pada web balok, akan tetapi meningkatkan tegangan dan regangan yang terjadi pada top flange dan bottom flange. Untuk kapasitas sambungan tidak menimbulkan peningkatan yang signifikan. Kata kunci : CBFEM method, stiffener, web, flange, vertical bracket
RESPON SPEKTRA GEMPA DESAIN BERDASARKAN SNI 03-1726-2012 UNTUK WILAYAH KOTA BENGKULU Sari Farlianti; Sapta Sapta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.909 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v5i2.98

Abstract

Pada makalah ini penulis membuat respon spektra desain berdasarkan SNI 03-1726-2012 untuk wilayah Kota Bengkulu yang terletak pada 102o 15’ 11,65” BT. dan 3o 47’ 39” LS., mengingat dimana pada peta gempa SNI 03-1726-2002 terletak pada wilayah zone gempa 6 yang mempunyai resiko gempa kuat tentunya perlu perhatian khusus dalam perencanaan struktur bangunan yang akan didirikan pada daerah tersebut terhdapap beban gempa. Selain itu dengan adanya revisi SNI 03-1726-2002 yang dituangkan pada SNI 03-1726-2012, tentunya perlu adanya tinjauan perhitungan respon spektrum dengan menggunakan SNI 03-1726-2012. Dari hasil analisa terhadap respon spektra disain didapatkan nilai respon spektrum desain dengan menggunakan SNI 03-1726-2012 lebih rendah dibandingkan dari hasil perhitungan yang menggunakan SNI 03-1726-2002, untuk jenis tanah lunak -29%, sedang -12% dan keras -9% pada T £ Tc. Pada T ³ Tc, untuk jenis tanah lunak -14%, sedang -6% dan keras +5%. Dapat disimpulkan percepatan spektral berdasarkan SNI 03-1726-2012 terjadi penurunan pada T £ Tc untuk semua jenis tanah dan pada saat T ³ Tc terjadi kenaikan hanya pada jenis tanah keras sebesar +5%. Kata kunci : SNI 03-1726-2012, SNI 03-1726-2002, Respon spektra desain
KATEGORI DESAIN SEISMIK WILAYAH KOTA PANGKAL PINANG BERDASARKAN SNI 1726;2012 DENGAN MENGGUNAKAN PETA HAZARD GEMPA INDONESIA 2010 sapta sapta; Sari Farlianti
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 5 No 1 (2018)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.747 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v5i1.78

Abstract

Kategori Desain Seismik menggambarkan Tingkat Resiko Kegempaan yang digunakan sebagai dasar untuk pemilihan Struktur Rangka Pemikul Momen yang akan digunakan dalam pelaksanaan desain struktur yang menggunakan SNI 2847;2013. KDS dalam SNI 1726;2012, diklasifikasikan kedalam tiga tingkatan secara berturut-turut yaitu; Rendah (KDS A dan B), Menengah (KDS C) dan Tinggi (KDS D, E dan F). Klasifikasi KDS ditentukan berdasarkan nilai-nilai SDS dan SD1 yang merupakan parameter respon spektral percepatan disain pada periode pendek dan periode 1detik. Nilai SDS dan SD1 ini ditentukan kondisi kepadatan tanah (lunak, sedang atau keras) pada wilayah yang ditinjau. Dari hasil analisa yang dilakukan dengan menggunakan data pada Peta Hazard Gempa 2010 dengan mengunakan aplikasi desain spektra pada situs http://puskim.pu.go.id didapatkan nilai SDS untuk tanah luak, sedang dan keras secara berturut-turut nilainya 0,096; 0,061; 0,046 dan SD1 0,179; 0,123; 0,087, sehingga dapat disimpulkan bahwa wilayah kota Pangkal Pinang termasuk wilayah dengan tingkat resiko kegempaan menegah yaitu KDS C, yang mana dalam melakukan perencanaan struktur disarankan menggunakan Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau Khusus (SRPMK) yang mengacu pada SNI 2847;2013. Kata kunci : Sistem Pemikul Beban Gempa, Kategori Desain Gempa (KDS), Peta Wilayah Gempa
PERHITUNGAN RESPON SPEKTRA PERCEPATAN GEMPA DESAIN KOTA PALEMBANG BERDASARKAN SNI 1726;2019 DENGAN CARA MANUAL DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ONLINE SPEKTRUM RESPONS DESAIN INDONESIA 2019 (http://rsapuskim2019.litbang.pu.go.id) Sari Farlianti; Sapta Sapta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (881.755 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v7i1.135

Abstract

Pada tulisan kali ini penulis melakukan peninjuauan hasil perhitungan respon spektra percepatan gempa dipermukaan tanah berdasarkan SNI 03-1726-2019, dengan cara manual yang telah penulis publis pada tulisan sebelumnya dalam jurnal yang sama, kemudian pada tulisan ini penulis melakukan perhitungan respon spektra percepatan gempa dipermukaan tanah dengan menggunakan Aplikasi Online Spektrum Respons Desain Indonesia 2019. Dari hasil peninjauan perhitungan didapatkan bahwa perhitungan manual menghasilkan perhitungan tidak se akurasi perhitungan dengan menggunakan program khususnya dalam penentuan besarnya percepatan spektra dibatuan dasar (Ss dan S1) bertepatan dengan lokasi bangunan yang akan didirikan. Dengan menggunakan peta Hazard Gempa pada SNI 1726;2019 besar percepatan gempa terpetakan periode pendek (SS) dan (S1) secara berurutan nilainya adalah 0,3.g dan 0,25.g ditentukan berdasarkan pengamatan langsung pada peta dengan melakukan perhitungan selanjutnya didapatkan nilai Respon Spektra percepatan gempa desain SDS untuk tanah keras, sedang dan lunak secara berurutan sebesar 0,26; 0,312; 0,452 dan SD1 sebesar 0,25; 0,35; 0,508. Dengan menggunakan Aplikasi Online Spektrum Respons Desain Indonesia 2019, untuk kota palembang terletak koordinat 104,4501 BT dan -2,5837 LS didapatkan data percepatan spektra dibatuan dasar Ss= 0.2861 dan S1= 0.252, didapatkan nilai Respon Spektra percepatan gempa desain SDS untuk tanah keras, sedang dan lunak secara berurutan sebesar 0,25; 0,30; 0,44 dan SD1 sebesar 0,25, 0,35, 0,51. Dari hasil analisa terhadap respon spektra percepatan gempa, Sa(g) untuk wilayah Kota Palembang yang dihitung dengan menggunakan cara Manual menghasilkan respon spektra disain periode pendek (SDS) untuk tanah keras, lunak dan sedang secara berturut-turut menghasilkan nilai yang lebih besar, sedangkan untuk respon spektra disain periode 1 detik (SD1) untuk tanah keras, sedang lunak dan lunak grafiknya berhimpitan, kondisi ini menunjukan bahwa beban geser gempa yang dihasilkan dengan cara Manual lebih besar pada pada saat perioda natural struktur, T £ Ts. Kata kunci: SNI 1726;2019, aplikasi online, Cara manual
KATEGORI DESAIN SEISMIK WILAYAH KOTA PALEMBANG BERDASARKAN SNI 03-1726-2012 DENGAN MENGGUNAKAN PETA HAZARD GEMPA INDONESIA 2010 sapta sapta; Sari Farlianti
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.528 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v4i1.54

Abstract

Seismic Design category described the Risk level of Seismicity are used as the basis for the selection of the Moment Frame Structure that will be used in the implementation of the design of structures that use the SNI 03-2847-2013. KDS in SNI 03-1726-2012, classified into three levels respectively, namely; Low (SDC A and B), intermediate (SDC C) and high (SDC D, E and F). Classification of SDC are determined based on the values of the SDS and the SD1 is the spectral response acceleration parameter design on a short period and a period of 1,00 second. The value of the SDS and the SD1 is determined the condition of soil density (soft, medium or hard) on the regions reviewed. From the results of the analysis performed using data on Earthquake Hazard Map 2010 by using application designs spectra and on the website of http://puskim.pu.go.id obtained the value soil for SDS Badger, medium and hard respectively worth 0.43; 0.278; 0.209 SD1 and 0.361; 0.234; 0.179, so it can be inferred that the Palembang area with a high level of risk, namely KDS D, which in the planning of the structure requires using the structure of Special Moment Frame (SRPMK) which refers to the SNI 03-2847-2013. Key words: Seismic Design category (SDC), Map of the earthquake area, Moment Frame