p-Index From 2019 - 2024
1.745
P-Index
This Author published in this journals
All Journal TEKNIKA
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH JENIS PAHAT DAN KEDALAMAN PEMAKANAN PADA PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN AISI 4340 Tarmizi Husni; Asmadi Asmadi; Yeny Pusvyta; Taufik Hidayat
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.114 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v6i2.110

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan permukaan benda kerja dan perbandingan tingkat kekasaran permukaan benda kerja hasil pembubutan pada variasi kedalaman penyayatan mata potong pahat hasil pembubutan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode experimental yang melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah (a) variasi kedalaman permukaan yang telah ditentukan pada kedalaman 0,5m, 0,75mm, 1mm dan (b) mata potong pahat yang berbeda yang sudah ditentukan juga seperti pahat HSS,Karbida ,Ceramiks yang menjadi bahan untuk menguji kekasaran tersebut, sedangkan variabel terikat merupakan hasil kekasaran permukaan benda kerja hasil pembubutan rata. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan: (1) kedalaman potong berpengaruh terhadap hasil kualitas permukaan benda kerja. Semakin dalam permukaan yang digunakan maka hasil kualitas semakin kasar . (2) pada hasil kedalaman potong yang digunakan ada perbedaan tingkat kekasaran permukaan benda kerja.Semakin dalam pemakanan benda kerja yang digunakan akan menyebabkan pembentukan tatal yang akan tersambung atau kontiniu dan sebaliknya kedalaman potong yang semakin rendah, akan menghasilkan tatal yang terputus-putus atau terpisah, (3) dalam gabungan antara jenis- jenis pahat dan kedalaman potong ditemukan bahwa hasil kekasaran yang paling baik (paling halus) adalah memakai pahat HSS dengan variasi kedalaman 0,5mm, pemakaian pahat dan perbandingan kedalaman potong yang besar maka nilai hasil kekasaran yang dihasilkan akan semakin rendah (halus). Adapun juga jika memakai pahat yang permukaannya lebih kasar seperti memakai pahat karbida Dengan kedalaman 0,75mm maka didapatkanlah bahwa hasil pemakaian pahat tersebut lebih kasar dibandingkan memakai pahat yang lainnya. Kata Kunci: Proses Bubut, kekasaran permukaan, dan kedalaman potong
PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN POLARITAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS PADA BAJA ASTM A36 siswanto siswanto; Asmadi Asmadi; Siti Zahara Nuryanti; Yeny Pusvyta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 7 No 1 (2020)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.605 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v7i1.126

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi ampere dan polaritas pengelasan terhadap kekuatan tarik dan kekerasan las SMAW dengan dengan elektroda E6013 diameter 3.2 mm. Penelitian ini menggunakan bahan baja karbon rendah yang mengandung kadar C = 0,25 %, Mn = 0,4% Si = 0,4 %, Cr = 0,16 %, Ni = 0,3 %, Mo = 0,17 %, V = 0,17 %. Arus yang dipakai sebesar 100 A, 120 A dan 140 A serta polaritas DCEP dan DCEN. dengan menggunakan las SMAW AC/DC. DCEP yaitu polaritas terbalik, pemegang elektroda dihubungkan dengan kutub positif dan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif sedangkan DCEN yaitu polaritas searah, pemegang elektroda dihubungkan dengan kutub negatif dan logam induk dihubungkan dengan kutub positif. Jenis kampuh yang digunakan adalah kampuh V dengan sudut 60o. Spesimen dilakukan pengujian tarik dan kekerasan. Kekuatan tarik sambungan las tertinggi terjadi pada pengelasan arus 100 A polaritas DCEP yaitu sebesar 48,75 kgf/mm2 dan terendah pada arus 140 A polaritas DCEN yaitu sebesar 43,11 kgf/mm2. Tingkat kekerasan tertinggi di logam las terjadi pada pengelasan arus 100 A DCEN yaitu sebesar 264,1 HV, dan terendah terjadi pada pengelasan arus 140 A DCEP yaitu sebesar 226,2 HV, Sesuai hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan variasi arus dan polaritas pengelasan dapat terjadi perubahan nilai kekerasan dan kekuatan tariknya Kata kunci: Kuat Arus, polaritas, pengelasan SMAW, kekuatan tarik, kekerasan, Baja ASTM A36
PENGARUH JARAK PERMUKAAN PEMOTONGAN DENGAN PENCEKAMAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PROSES FRIS Bahrul Ilmi; Iqbal Qureisy; Rita Djunaidi; Asmadi Asmadi
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.306 KB) | DOI: 10.35449/teknika.v9i1.212

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh jarak permukaan pemotongan dengan pencekaman benda kerja terhadap kekasaran permukaan hasil proses fris vertikal. Pada penelitian ini dilakukan analisa perbedaan kekasaran permukaan hasil pemotongan proses fris yang disebabkan perbedaan jarak permukaan pencekaman benda kerja terhadap tinggi permukaan pemotongan. Material yang digunakan untuk spesimen adalah pelat baja karbon rendah ST37, mesin yang digunakan adalah mesin fris vertikal dan pahat potong HSS. Spesimen dibuat berjumlah 9 spesimen, yaitu masing-masing 3 spesimen untuk setiap variasi untuk jarak permukaan pemesinan dengan pencekaman 10 mm, 50 mm dan 90 mm, yaitu spesimen dengan ukuran tinggi 11 mm, 51 mm dan 91 mm. Masing-masing lebar spesimen 40 mm dan tebal 10 mm. Setelah dilakukan proses pemesinan kemudian diukur kekasaran permukaan masing-masing spesimen. Dari hasil pengukuran untuk jarak permukaan pemotongan dari permukaan pencekaman benda kerja 10 mm di dapati nilai rata-rata kekasaran Ra 0,724 μm, Rq 0,971 μm dan Rz 4,719 μm, pada saat variasi jarak dinaikkan menjadi 50 mm terjadi peningkatan nilai rata-rata Ra menjadi sebesar 1,298 μm, Rq 1,626 μm dan Rz 7,679 μm atau terjadi kenaikan nilai kekasaran Ra sebesar 79,28 %, Rq sebesar 77,32 % dan Rz 62,73 %. Pada saat variasi jarak dinaikkan menjadi 90 mm terjadi peningkatan lagi dengan nilai rata-rata Ra 1,471 μm atau terjadi kenaikan nilai kekasaran Ra sebesar 103,18 %, Rq 115,49 % dan Rz 98,75 %. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak tinggi permukaan pemotongan dari permukaan pencekaman benda kerja pada proses pemesinan dengan menggunakan mesin fris vertikal pada material pelat baja karbon rendah ST37 dan pahat endmill HSS, maka semakin besar nilai kekasaran permukaan yang didapat, dan sebaliknya. Jadi, jarak tinggi permukaan pemotongan dari permukaan pencekaman benda kerja pada proses fris harus jadi perhatian bagi operator mesin fris karena berpengaruh signifikan pada hasil akhir penyelesaian permukaan benda kerja. Kata kunci : kekasaran permukaan, proses fris, tinggi permukaan pemotongan
ANALISA PENGARUH TIPE KAMPUH V DAN X PADA PENGELASAN STAINLESS STEEL 304 TERHADAP KUALITAS LAS Rizky Pamungkas; Reny Afriany; Asmadi Asmadi; Yeny Pusvyta
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v10i1.257

Abstract

Pengelasan Stainless Steel 304 (SS 304) umumnya menggunakan metode pengelasan GTAW, karena SS 304 termasuk baja paduan. Selain pemilihan metode las yang tepat, penentuan jenis kampuh juga menjadi salah satu pertimbangan pengelasan untuk kualitas hasil las, pemilihan sambungan yang tepat akan membuat konstruksi semakin baik dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil sambungan las dengan tipe kampuh yang berbeda. Penelitian ini menggunakan material SS 304, filler pengisi ER308 dengan menggunakan mesin las GTAW. Pengujian hasil lasan dengan metode non destructive test (NDT) menggunakan uji visual dan uji dye penetrant. Sedangkan pengujian mekanik meliputi uji kekerasan Vickers dan uji tarik. Hasil dari uji visual dan dye penetrant, pada daerah lasan tidak terdapat cacat, baik itu pada bagian permukaan luar maupun dalam. Pada pengujian mekanik kekuatan rata-rata uji kekerasan Vickers kampuh tipe V memiliki nilai kekuatan yang lebih baik sebesar 200,63 VHN sedangkan untuk kampuh tipe X nilainya sebesar 195,31 VHN. Pada pengujian mekanik menggunakan pengujian tarik didapat nilai rata-rata kekuatan tarik, perpanjangan (elongation) dan modulus elastisitas kampuh tipe X lebih tinggi daripada kampuh tipe V, dengan nilai rata-rata kampuh tipe X Fmax=4578 kgf, ε=12,6% dan E=312 kgf sedangkan kampuh tipe V nilainya Fmax=3581 kgf, ε=9,3% dan E=308,76 kgf. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil uji NDT, yaitu uji visual dan dye penetrant pada kedua tipe kampuh memiliki hasil yang sama baik, sedangkan untuk pengujian DT, kedua tipe kampuh memiliki perbedaan yang tidak terlalu signifikan, jadi melihat hasil kualitasnya pengelasan kedua kampuh dapat di aplikasikan pada kebutuhan konstruksi yang nanti akan dipakai. Kata kunci : Pengelasan SS 304, tipe kampuh, dye penetrant, vickers test, tensile test