Henderikus Nayuf
STT Intim Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Politisasi Doa: Menalar Pilihan Politik Abraham Terhadap Sodom Henderikus Nayuf
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 5, No 2 (2019): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v5i2.79

Abstract

Doa sering dijadikan sebagai sarana untuk memohon sesuatu kepada Tuhan. Dalam doa, sang pendoa menyampaikan berbagai hal terkait dengan niat, motivasi dan tujuannya berdoa. Dalam meresponi setiap doa, Tuhan memiliki otoritas untuk menjawab atau tidak menjawab doa-doa itu. Ia memiliki kewenangan mutlak yang tidak dapat diintervensi oleh siapa pun.  Abraham menyadari bahwa Sodom dan Gomora berada dalam ambang penghancuran dari Tuhan. Karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali memohon kepada Tuhan dalam doa. Pada akhirnya, permohonan Abraham tidak merubah rencana Tuhan menghukum Sodom dan Gomora. Walau demikian, itu tidak menjadi alasan agar Abraham tidak berdoa. Abraham berdoa agar, jika berkenan, Tuhan membatalkan rencana penghancuran Sodom dan Gomora. Dua catatan kritis mewarnai doa Abraham: Abraham berdoa dengan motivasi yang tulus atau sebuah ekpresi politis sebagai wujud keberpihakan kepada Sodom dan Gomora?
Tarian “Langit-Bumi” Refleksi Pelayanan Bulan Bahasa dan Budaya di Gereja Masehi Injili Di Timor Henderikus Nayuf
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 1 No 2 (2019): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v1i2.18

Abstract

The concensus of May to become the month of language in the service of GMIT reflected as a chance to express the identity of local comonity. The exploration through dance and pray constitue psalm and proverb chant in the format of the liturgy. In this format the value of the traditional as the identity of the local community conforotd with the ecclesiastic consencus and the consencus of the nation and state. The culture encounter of the local community need a dialetic media in order to convey the message of the humanityso it will be wedely accepted by the church community. Ethnographic accentuation are use this qualitative method. Beside the library research are use to analyze the result of the research. Through emancipation dialectic, GMIT within supotive reletion between themselves the local governmentsincerely give the local community the change to expessed themselves without worry persistenly as a impact of the contention betweenthe church doctrine and the value of the local tradition from the local community. Penetapan bulan Mei setiap tahun sebagai Bulan Bahasa dalam lingkup pelayanan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dimaknai sebagai wadah yang tepat mengekpresikan identitas masyarakat adat. Eksplorasi nilai-nilai kearifan lokal melalui tarian dan doa merupakan mazmur dan amsal yang dilantunkan dalam format tata ibadah. Dalam format inilah, nilai-nilai kearifan sebagai identitas masyarakat adat diperhadapkan pada konsensus gerejawi yang tentunya tidak bertentangan dengan konsensus bangsa dan Negara. Perjumpaan identitas masyarakat adat dalam format gerejawi membutuhkan media dialektika agar pesan-pesan kemanusiaan yang menjadi kekuatan masyarakat adat dapat diterima secara luas oleh warga gereja. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode kualitatif dengan penekanan pada pendekatan etnografi. Di samping itu, pendekatan library research digunakan untuk menganalisa hasil penelitian yang telah dilakukan. Melalui dialektika yang emansipatif, GMIT dalam relasi yang saling menopang bersama pemerintah daerah secara tulus memberi ruang bagi masyarakat adat untuk berekpresi tanpa merasa gundah gulana sebagai dampak dari benturan doktrin gerejawi dan nilai-nilai kearifan masyarakat adat.