Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Optimization Of Microwave-Assisted Extraction Of Flavonoids From Binahong (Anredera cordifolia) Leaves Using Respon Surface Methodology Zaldy Rusli; Bina Lohita Sari; Novi Fajar Utami; S Sabila
Jurnal Fitofarmaka Indonesia Vol 7, No 3 (2020): JURNAL FITOFARMAKA INDONESIA (English Edition)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jffi.v7i3.596

Abstract

Binahong (Anredera scandens (L.) Moq.) leaves are one of the plants that empirically can be used for wound healing and contain flavonoids which have antibacterial and antioxidant activities. Determination of the optimum conditions of the Binahong leaf extraction process needs to be done to ensure the extraction quality of the Binahong leaves associated with the given activity. Microwave Assisted Extraction (MAE) is an extraction that utilizes microwave radiation to heat the solvent quickly and efficiently. This study aims to determine the most effective binahong leaf extraction conditions that produce optimal levels of flavonoids and antioxidant activity. The extraction process was carried out using the Microwave assisted extraction (MAE) method. Determination of optimum conditions is done based on Response Surface Method (RSM) with variable ethanol concentration (70%, 80% and 90%), extraction time (4, 12 and 20 minutes) and power (450, 600, and 800 watts) using Box- Behnken Design (BBD) with Design Expert 7.0 software. The extract quality parameters measured were total flavonoid levels and antioxidant activity. The results showed the optimum conditions with the BBD method were obtained at an ethanol concentration of 81.49%, extraction time of 13.84 minutes, and power of 626.19 watts with flavonoid levels of 3.8561% and antioxidant activity (IC50) of 95.51834 ppm with active categories.
SKRINING TOKSISITAS AKUT BEBERAPA FRAKSI BUAH KARONDA (Carissa carandas L.) PADA EMBRIO ZEBRAFISH (Danio rerio) Zaldy Rusli; Bina Lohita Sari; Sri Wardatun; Wildan Aristyo
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 1 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.016 KB) | DOI: 10.33751/jf.v10i1.1923

Abstract

Dalam pengembangan obat baru, perlu dilakukan penelitian untuk menentukan keamanan dan efek dari suatu tanaman obat. Buah karonda (Carissa carandas L.) adalah tanaman yang memiliki potensi sebagai obat anti-inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan toksisitas akut fraksi n-heksana, etil asetat, dan air buah karonda menggunakan model hewan uji embrio ikan zebra (Danio rerio). Pengujian toksisitas akut mengacu pada protokol OECD No. 236 tahun 2012 dan dilakukan pengamatan perubahan morfologi embrio ikan zebra yaitu tulang ekor, yolk sac dan pericardium.  Hasil toksisitas fraksi n-heksana, etil asetat, dan air masing-masing menunjukkan nilai LC50 adalah 608,26 μg/mL; 571,78 μg/mL; dan 546,69 μg/mL. Hasil pengamatan perubahan morfologi pada usia 96 hours post fertilization (hpf) pada ketiga fraksi menunjukkan kelainan perubahan pada tulang ekor, edema yolk sac dan pericardium. Kategori ketoksikan bahan uji termasuk kategori tidak toksik.
Optimisasi Metode Microwave-Assisted Extraction Terhadap Kadar Kuersetin dari Limbah Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Zaldy Rusli; Nina Herlina; Bina Lohita Sari; Salma Hanunah Ulfa
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2020): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v10i2.2154

Abstract

Peningkatan produksi dan penggunaan bawang merah dimasyarakat tentunya menyebabkan peningkatan jumlah limbah dari kulit bawang merah yang jarang dimanfaatkan masyarakat. Kulit bawang merah memiliki banyak kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah kuersetin yang memiliki manfaat mengatasi hiperglikemia, anti-inflamasi, antioksidan bahkan sebagai antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimisasi proses ekstraksi kuersetin yang terkandung dalam kulit bawang merah. Proses ekstraksi dilakukan menggunakan Microwave-Assisted Extraction (MAE) dengan parameter daya microwave, waktu ekstraksi dan konsentrasi etanol. Analisis kadar kuersetin dilakukan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Analisis data dilakukan menggunakan Response Surface Method (RSM) dengan menggunakan perangkat lunak Design Expert 12. Kondisi optimum metode MAE untuk mengekstraksi kuersetin dari kulit bawang merah adalah dengan menggunakan microwave dengan daya 450 watt selama 110,57 detik dan dengan menggunakan etanol 89,078%. Pada kondisi tersebut, diperoleh kuersetin dengan kadar 7,3933 mg/g serbuk simplisia kulit bawang merah. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa kulit bawang merah mengandung kuersetin yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat.
PERBANDINGAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL DAUN KELENGKENG (Dimocarpus logan L.) DENGAN VARIASI METODE EKSTRAKSI Zaldy Rusli; Yulianita Yulianita; Elfrida Erawati Sitanggang
EKOLOGIA Vol 22, No 1 (2022): EKOLOGIA : JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v22i1.5042

Abstract

Longan plants (Dimocarpus logan L.) are generally used by the community only for their fruit. Longan leaves contain secondary metabolites such as flavonoids, polyphenols, saponins, and tannins. Flavonoids are polyphenolic compounds and have antioxidant properties that are not heat-resistant, therefore a suitable method is needed for extracting flavonoids, especially methods that do not use heat. Maceration extraction method is an extraction method by immersing simplicia at room temperature, while the Microwave Assisted Extraction (MAE) extraction method is an extraction method using microwave radiation. The study aims to determine the most effective method for flavonoid content of longan leaves using 2 extraction methods, namely maceration and MAE. Determination of flavonoid content was done using Aluminium chloride reagent whose absoption was measured using UV-Vis spectrophotometry. The results showed that the best extraction method to produce the highest flavonoid content in 70% ethanol extract of longan leaves was the Microwace Assisted Extraction method which produced flavonoid levels of 1.32 ± 0,09%.
Modifikasi Metode Analisis Daya Hambat terhadap Proses Denaturasi Protein yang Diinduksi oleh Panas Zaldy Rusli; Lusi Agus Setiani
CHEESA: Chemical Engineering Research Articles Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/cheesa.v3i2.7499.55-62

Abstract

Sebagian besar protein akan mengalami denaturasi yang lambat pada suhu tubuh, dapat terjadi dalam waktu setengah hari atau bahkan tahun. Proses denaturasi protein dapat diinduksi oleh panas sehingga akan terjadi perubahan struktur dari protein dan mengakibatkan perubahan peran biologis dari protein tersebut yang dapat berdampak bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari metode yang dimodifikasi untuk digunakan dalam menganalisis daya hambat suatu bahan terhadap proses denaturasi protein yang diinduksi oleh panas. Metode yang digunakan adalah metode analisis penghambatan proses denaturasi protein secara in vitro. Protein dikondisikan pada suhu tubuh (37 °C) yang dilanjutkan dengan menginduksi protein menggunakan panas pada suhu 70 °C. Modifikasi dilakukan dengan menambahkan suatu kontrol tanpa perlakuan, reagen uji protein serta persamaan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi penghambatan denaturasi 50% protein (IC50). Analisis dilakukan dengan mengukur serapan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa konsentrasi dari natrium diklofenak dan ekstrak air daun afrika (Vernonia amygdalina) dengan menggunakan parameter IC50 diperoleh hasil berturut-turut adalah 520,80mg/L dan 3.751,88 mg/L. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan daya hambat proses denaturasi protein, tetapi masih memerlukan pengembangan lebih lanjut, agar diperoleh suatu metode yang memiliki tingkat akurasi dan presisi yang baik.
EKSTRAKSI FLAVONOID DAUN MENIRAN MENGGUNAKAN PELARUT NATURAL DEEP EUTECTIC SOLVENT BERBASIS KOLIN KLORIDA-ASAM DENGAN ULTRASOUND ASSISTED EXTRACTION Yulianita .; Zaldy Rusli; Usep Suhendar; Zulfa Masrani
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v12i1.4294

Abstract

Penggunaan pelarut organik masih umum digunakan untuk menarik senyawa aktif, diantaranya adalah flavonoid yang berperan dalam kesehatan manusia sebagai antioksidan, antikanker, dan antidepresan. Akan tetapi, penggunaan pelarut organik sebenarnya berbahaya bagi kesehatan, karena dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, sistem reproduksi, menginduksi kanker, dan lain-lain.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pelarut terbaik dari beberapa kombinasi Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dan metode ekstraksi daun meniran terhadap kadar flavonoid.Pengujian kadar flavonoid dilakukan dengan metode penambahan AlCl3. Hasil penelitian diperoleh kadar flavonoid terbaik pada pelarut NADES 2 yaitu kombinasi Kolin Klorida-Asam Oksalat dengan kondisi ekstraksi optimum pada suhu 48oC, waktu 60 menit dan rasio pelarut NADES:Air 90% sebesai 1,4161% . Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa ekstraksi menggunakan pelarut NADES tersebut lebih baik dibandingkan metode konvensional dan kombinasi pelarut NADES lainnya. 
PENENTUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) TERHADAP EKSTRAK BONGGOL NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) DENGAN PERBEDAAN METODE EKSTRAKSI Zaldy Rusli; Yulianita; Bela Rahmawati
Pharmacoscript Vol. 5 No. 2 (2022): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v5i2.917

Abstract

Buah-buahan mengandung berbagai macam vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh, salah satunya yaitu vitamin C. Contoh buah yang mengandung vitamin C adalah nanas. Namun buah nanas memiliki bagian yang bersifat buangan seperti bonggol nanas yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal bonggol nanas mengandung vitamin C yang bermanfaat sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C dari hasil metode ekstraksi digesti dan Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) pada ekstrak bonggol nanas serta menganalisis pengaruh perbedaan metode ekstraksi bonggol nanas terhadap kadar vitamin C. Penentuan kadar vitamin C dilakukan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan kecepatan alir 1 mL/menit yang dideteksi dengan panjang gelombang 254 nm. Fase gerak yang digunakan yaitu amonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4) 0,01 mol/L dan asam ortofosfat 0,1% (80:20). Hasil kadar vitamin C yang diperoleh dari metode digesti yaitu sebesar 117,479 mg/100g sedangkan hasil kadar vitamin C yang diperoleh dari metode UAE yaitu sebesar 98,487 mg/100g. Perbedaan kadar vitamin C dalam ekstrak bonggol nanas dapat terjadi karena adanya perbedaan pada metode ekstraksi, dimana ekstraksi senyawa vitamin C menggunakan pemanasan yang disertai dengan pengadukan (digesti) lebih baik dibandingkan ekstraksi menggunakan gelombang ultrasonik.
PERBANDINGAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL DAUN KELENGKENG (Dimocarpus logan L.) DENGAN VARIASI METODE EKSTRAKSI Zaldy Rusli; Yulianita Yulianita; Elfrida Erawati Sitanggang
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 22, No 1 (2022): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v22i1.5042

Abstract

Longan plants (Dimocarpus logan L.) are generally used by the community only for their fruit. Longan leaves contain secondary metabolites such as flavonoids, polyphenols, saponins, and tannins. Flavonoids are polyphenolic compounds and have antioxidant properties that are not heat-resistant, therefore a suitable method is needed for extracting flavonoids, especially methods that do not use heat. Maceration extraction method is an extraction method by immersing simplicia at room temperature, while the Microwave Assisted Extraction (MAE) extraction method is an extraction method using microwave radiation. The study aims to determine the most effective method for flavonoid content of longan leaves using 2 extraction methods, namely maceration and MAE. Determination of flavonoid content was done using Aluminium chloride reagent whose absoption was measured using UV-Vis spectrophotometry. The results showed that the best extraction method to produce the highest flavonoid content in 70% ethanol extract of longan leaves was the Microwace Assisted Extraction method which produced flavonoid levels of 1.32 ± 0,09%.