Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Teknologi Ekstraksi Bunga Kenanga (Cananga Odorata L.) dan Sereh Wangi (Cymbopogon Nardus L. ) Sebagai Aroma Terapi Sabun Cair Malse Anggia; Sri Mutiar; Dewi Arziah
Jurnal Daur Lingkungan Vol 1, No 1 (2018): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.317 KB) | DOI: 10.33087/daurling.v1i1.2

Abstract

Essential oils are used as raw materials in various industries. Plants containing essential oils are flower kenanga and citronella fragrance. This study aims to create prototype of essential oil distillation equipment. Essential oils obtained from the prototype, then tested as an aroma therapy in liquid soap. The result of oil refining has been done several experiments by using citronella fragrance and kenanga flower. Device productivity goes well. This is indicated by the oil obtained from lemongrass and kenanga oil in the process of distillation. The resulting volatile oil is applied to the manufacture of liquid soap. Yield oil yields were 0.22%. and the fragrant lemongrass obtained is 0.12%. Based on the organoletic test on the resulting soap product, the average of the color is 3.7 (likes), the viscosity is 3.55 (likes), the aroma is 3.05 (regular) and the 3.55 foam (likes) on the kenanga aroma soy while the average color is 4.05 (like) viscosity 3.1 (regular), aroma 3.05 (regular) and foam 3.45 (likes) on liquid soap the aroma of citronella perfume. Keywords : Essential oil; Extraction; Lemongrass;  Soap
Karakterisasi kulit kambing pada persiapan penyamakan dengan gambir dan sifat kulit tersamak yang dihasilkan Anwar Kasim; Deni Novia; Sri Mutiar; Janwaris Pinem
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 29, No 1 (2013): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.636 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v29i1.213

Abstract

ABSTRACTThe purposes of this research were to evaluate characteristic of goat skin beforepreparation for tanning, to observe the effect of concentration of gambier tanning agent and pHof gambier solution during tanning process. This research began with characterizing of skinbefore the tanning process. Gambier concentrations and pH of solutions were varied.Characterization of the goat skin was done on the area of goat skin, chemical composition, andweight change at each steps of tanning preparations. Physical and chemical analysis andobservation of the leather were done according to SNI-06-0463-1989-A. Goat skin in thisresearch was categorized as first quality according to the wide dimension and high water content.The results showed that the characteristics of dried goat skins changed during preparation andtanning process. The optimum concentration of gambier was 9% if the solution had a pH of 4 andthe optimum concentration was 3% if the solution had a pH of 8.Keywords: goat skin, tanning, gambier, concentration, pHABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik kulit kambing padapersiapan penyamakan, melihat pengaruh perbedaan konsentrasi bahan penyamak gambir danpH larutan penyamak gambir selama proses penyamakan. Pelaksanaan penelitian dimulaidengan karakterisasi kulit sebelum proses penyamakan kemudian dilanjutkan penyamakanmenggunakan gambir. Konsentrasi gambir pada penyamakan ada 5 tingkat yaitu A1=3%,A2=6%, A3=9%, A4=12% dan A5=15% adapun pH larutan 2 tingkat yaitu pH 4 dan pH 8. Bahanbaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit kambing kering awet garam. Karakterisasidilakukan terhadap luas kulit kambing, komposisi kimia, dan perubahan berat kulit pada setiaplangkah persiapan penyamakan. Analisis kimia dan pengamatan sifat kulit dilakukan terhadapkulit tersamak dengan mengacu kepada SNI-06-0463-1989-A. Kulit kambing penelitian adalahtermasuk kualitas I berdasarkan dimensi luas dengan kadar air yang relatif tinggi. Adapenambahan dan penurunan berat kulit selama proses pembuatan pikel dan penyamakan kulit.Rendemen pengolahan adalah 32,91% sampai 43,53%. Konsentrasi optimum zat penyamakgambir adalah 9% jika larutannya mempunyai pH 4 dan konsentrasi optimum 3% jika larutannyamempunyai pH 8. Sifat kulit tersamak jika konsentrasi gambir 9% dan larutan mempunyai pH 4adalah kadar zat kulit mentah 50,14%, kadar tanin terikat 13,47%, derajat penyamakan 26,86%,kekuatan tarik 418,48 kg/cm2 dan kemuluran pada waktu putus 54,80%, sedangkan jikakonsentrasi gambir 3% dan larutan mempunyai pH 8 adalah kadar zat kulit mentah 50,91%, kadartanin terikat 13,17%, derajat penyamakan 27,51%, kekuatan tarik 427,94 kg/cm2 dan kemuluranpada waktu putus 45,87%.Kata kunci: kulit kambing, penyamakan, gambir, konsentrasi, pH
Aplikasi Gambir Sebagai Bahan Penyamak Kulit Melalui Penerapan Penyamakan Kombinasi Anwar Kasim; Sri Mutiar
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v2i2.600.55-62

Abstract

The research on “application ofgambieras atanning agentby using alum and gambier”had been done to findthe optimumconcentrationand produce leatherthat meetsindustry standards, moreoverto subtitute chrome as a tanningmaterialthathas a negative impacton the environment. 45 sheets goat leather were used in this research. The phase I of tanningused alumthat consisted of 5 concentration levels (3%, 5%, 7%, 9% and 11% w/v), then continued with phase II that used  gambier as a tanning agentwhich consisted of 3 concentration level (3%, 6% and 9% w/v) with 3 replications. The results showedthat all leathersmet the SNI-06-0463-1989, standardfor the leather layer of tanning combination and SNI-0253-2009, standardfor the upper skin of goat legs to the chemical and physical properties. The optimum use of alum as a combination tanning agent in phase I was found to be 3% and followed by phaseIItanning agentusinggambierto be 3%. Analytical Results showed that the levels oftanned bound: 32.88%, tanning degree: 88.62%, tensile strength: 449.17kg/cm2and percentage extension:16% respectively.ABSTRAKPenelitian tentang “aplikasi gambir sebagai bahan penyamak kulit melalui penerapan penyamakan kombinasi dengan menggunakan tawas dan gambir” dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi yang optimal serta menghasilkan kulit samak yang memenuhi standar industri, dan untuk menghindari penggunaan bahan penyamak krom yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan kulit kambing. Pelaksanaan proses penyamakan kulit tahap I menggunakan tawas yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi (3%, 5%, 7%, 9% dan 11%), kemudian dilanjutkan dengan penyamakan nabati tahap II dengan menggunakan gambir 3 taraf konsentrasi (3%, 6%, dan 9%) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hasil memenuhi standar SNI-06-0463-1989 tentang kulit lapis samak kombinasi dan SNI-0253-2009 tentang kulit bagian atas kaki kulit kambing terhadap sifat kimia dan fisik.Penggunaan zat penyamak kulit kombinasi yang optimum yaitu menggunakan penyamakan tahap I dengan tawas pada konsentrasi 3% dan dilanjutkan dengan penyamakan tahap II dengan menggunakan gambir pada konsentrasi 3%. Karakteristik kulit hasil pengamatan kulit tersamak adalah kadar tanin terikat: 32,88%, derajat penyamakan: 88,62%, kekuatan tarik: 449,17 kg/cm2 dan kemuluran: 16%.
Kajian kualitas gambir dan hubungannya dengan karakteristik kulit tersamak Anwar Kasim; Alfi Asben; Sri Mutiar
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 1 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.211 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v31i1.220

Abstract

This study aimed to investigate the quality of gambier taken from gambier production center in West Sumatra, the characteristic of tanned leather which was tanned by gambier, and the relationship between gambier quality and tanned leather product. This study was conducted by firstly taking the samples from ten location randomly, secondly analizing some of its characteristics, and later applicating them in leather tanning. The relationship between some gambier parameters with tanned leather was determined by linear regression. The result was finding that the quality was varied among different gambier production centers, comprise of water content, tannin level, cathecin level, ash level and water-insoluble substances. Sixty percent of producton centers had given gambier which was capable to produce leather met the quality requirements. The result also found there were a strong relationship between gambier characteristics and quality of tanned leather, e.g. gambier tannin level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.980), gambier catechins level and bonded-tannin in tanned leather (r=0.967) and gambier ash content and bonded-tannin in tanned leather (r=0.852). Highest tannin level would produce good tanned leather.Keywords: gambier, tanning, tanned leather, the correlation.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas gambir yang diambil dari sentra produksi gambir Sumatera Barat, mengetahui karakteristik kulit tersamak yang disamak menggunakan gambir tersebut dan mengetahui hubungan kualitas gambir dengan kulit tersamak yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari sepuluh lokasi secara acak, dilanjutkan dengan analisis karakteristik gambir serta aplikasinya dalam penyamakan kulit. Untuk mengetahui hubungan antara beberapa parameter gambir dengan parameter kulit tersamak yang dihasilkan digunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik gambir dari sentra produksi di Sumatera Barat memiliki kualitas yang bervariasi pada kadar air, kadar tanin, katekin, kadar abu dan zat tak larut air. 60% lokasi sentra produksi memberikan gambir yang mampu menghasilkan kualitas kulit tersamak memenuhi standar mutu. Hubungan antara beberapa parameter gambir sebagai bahan penyamak dengan kualitas kulit tersamak menunjukkan hubungan yang sangat erat antara kadar tanin gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.980), kadar katekin pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.967), dan kadar abu pada gambir dengan kadar tanin terikat pada kulit tersamak (r=0.852). Tingginya kadar tanin gambir akan menghasilkan kulit tersamak yang baik.Kata kunci :gambir, penyamakan, kulit tersamak, korelasi
Studi awal tanin dari kulit kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. dari hutan tanaman industri untuk bahan penyamak kulit Sri Mutiar; Anwar Kasim; Emriadi Emriadi; Alfi Asben
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 34, No 2 (2018): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.071 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v34i2.3967

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan tanin dan metode ekstraksi terhadap karakteristik dan kadar tanin dari kulit kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. Kulit kayu diperoleh dari HTI PT. Arara Abadi. Metode ekstrak yang digunakan water bath, ultrasonic bath, autoclave, refluks dan microwave. Ekstrak tanin yang dihasilkan diaplikasikan sebagai bahan penyamak nabati. Ekstrak yang digunakan adalah rendemen tertinggi dari metode yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen tertinggi diperoleh dengan metode autoclave yaitu 29,65%. Hasil analisis kimia dari ekstrak yang dihasilkan kadar tanin adalah 52,79%, bahan larut air 62,40%. Aplikasi ekstrak tanin sebagai bahan penyamak nabati menggunakan kulit kambing dilakukan analisis kimia, pengamatan sifat fisik dan organoleptis. Kualitas kulit tersamak ditinjau dari sifat kimia diantaranya kadar air 15,02%, kadar lemak 3,20%, kadar abu 3,44%, kadar zat larut air 3,57%, kadar zat kulit mentah 43,79%, kadar tanin terikat 30,98% dan derajat penyamakan 70,74%. Pengamatan sifat fisik kulit tersamak yaitu kekuatan tarik 254,21 kg/cm2, kemuluran 63,95%, ketahanan zwik/keretakan 9,27 mm (nerf tidak pecah), ketebalan 0,9 mm, warna coklat. Ekstrak kulit kayu A. auriculiformis mengandung tanin dan berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penyamak kulit.
Analisis post mortem kulit kambing mentah yang diolah di UPTD penyamakan kulit Padang Panjang Sri Mutiar; Anwar Kasim; Emriadi Emriadi; Alfi Asben
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 37, No 1 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v37i1.6699

Abstract

Tujuan dari studi ini untuk mengetahui persentase kulit mentah yang memenuhi syarat untuk disamak dan kulit mentah reject serta untuk mengetahui tingkat kualitas kulit mentah dari sumber baik dari dalam atau dari luar kota yang menggunakan jasa UPTD penyamakan kulit. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling terhadap 100 lembar kulit kambing mentah tanpa memperhatikan memenuhi syarat atau tidak sebelum proses penyamakan. Pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel. Hasil pengamatan panelis di UPTD pengolahan kulit mentah yang memenuhi syarat untuk disamak adalah 93,22±4,15% dan rata-rata kulit reject adalah 6,45±1,33%. Kualitas kulit mentah dari beberapa daerah yang menggunakan jasa UPTD untuk penyamakan kulit sebagian besar adalah kualitas 2 dan kualitas 3. Berdasarkan pengamatan dimensi rata-rata kulit mentah awet garam memiliki luas 4,78 ft2, panjang 88,81 cm, lebar 64,31 cm dan ketebalan 1,49 mm. Berdasarkan cacat pada kulit mentah nilai tertinggi disebabkan karena benjolan caplak yaitu 14%.
Aplikasi Gambir Sebagai Bahan Penyamak Kulit Melalui Penerapan Penyamakan Kombinasi Anwar Kasim; Sri Mutiar
Jurnal Litbang Industri Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.73 KB) | DOI: 10.24960/jli.v2i2.600.55-62

Abstract

The research on “application ofgambieras atanning agentby using alum and gambier”had been done to findthe optimumconcentrationand produce leatherthat meetsindustry standards, moreoverto subtitute chrome as a tanningmaterialthathas a negative impacton the environment. 45 sheets goat leather were used in this research. The phase I of tanningused alumthat consisted of 5 concentration levels (3%, 5%, 7%, 9% and 11% w/v), then continued with phase II that used  gambier as a tanning agentwhich consisted of 3 concentration level (3%, 6% and 9% w/v) with 3 replications. The results showedthat all leathersmet the SNI-06-0463-1989, standardfor the leather layer of tanning combination and SNI-0253-2009, standardfor the upper skin of goat legs to the chemical and physical properties. The optimum use of alum as a combination tanning agent in phase I was found to be 3% and followed by phaseIItanning agentusinggambierto be 3%. Analytical Results showed that the levels oftanned bound: 32.88%, tanning degree: 88.62%, tensile strength: 449.17kg/cm2and percentage extension:16% respectively.ABSTRAKPenelitian tentang “aplikasi gambir sebagai bahan penyamak kulit melalui penerapan penyamakan kombinasi dengan menggunakan tawas dan gambir” dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsentrasi yang optimal serta menghasilkan kulit samak yang memenuhi standar industri, dan untuk menghindari penggunaan bahan penyamak krom yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini menggunakan kulit kambing. Pelaksanaan proses penyamakan kulit tahap I menggunakan tawas yang terdiri atas 5 taraf konsentrasi (3%, 5%, 7%, 9% dan 11%), kemudian dilanjutkan dengan penyamakan nabati tahap II dengan menggunakan gambir 3 taraf konsentrasi (3%, 6%, dan 9%) dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua hasil memenuhi standar SNI-06-0463-1989 tentang kulit lapis samak kombinasi dan SNI-0253-2009 tentang kulit bagian atas kaki kulit kambing terhadap sifat kimia dan fisik.Penggunaan zat penyamak kulit kombinasi yang optimum yaitu menggunakan penyamakan tahap I dengan tawas pada konsentrasi 3% dan dilanjutkan dengan penyamakan tahap II dengan menggunakan gambir pada konsentrasi 3%. Karakteristik kulit hasil pengamatan kulit tersamak adalah kadar tanin terikat: 32,88%, derajat penyamakan: 88,62%, kekuatan tarik: 449,17 kg/cm2 dan kemuluran: 16%.
PENERAPAN TEKNOLOGI SPINNER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MINUMAN BUBUK JAHE INSTAN DI UKM AR-RIDWAN KOTA PADANG Sri mutiar; Ruri Wijayanti; Dewi Arziyah; Lisa Yusmita; Malse Anggia; Ariyetti Ariyetti
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v6i2.654

Abstract

Instant spice drinks that function to maintain body stability and are believed to be able to increase the body's immunity are developing very rapidly in the era of the Covid-19 pandemic. Ginger is a spice with various benefits, providing opportunities for the Small Business industry. One of them is the instant spice drink industry player "Instant Red Ginger Ar-ridhwan" which produces natural instant spice drinks. However, the processing of instant spice drinks still needs to be improved. In this case, appropriate technology is urgently required to speed up the production process. The purpose of this activity is to introduce technology in the production of instant spice drinks to produce products with more guaranteed quality and to be able to generate additional income for partners through the optimization of processing. The service begins with identification, planning, trial production of instant spice drinks, and evaluation. The stages of implementing this activity are socialization, demonstration/training, and evaluation. The results of the activities that have been carried out show new knowledge for partners in carrying out alternative applications of ginger processing technology, especially in the ginger squeezing process. The spinner tool can shorten ginger's pressing time compared to using the previous press tool. The application of appropriate technology in the production of instant spice drinks needs to be carried out thoroughly at every stage of the processing process to be able to increase the maximum quality and quantity, and product testing is required to produce products with more guaranteed quality and be able to generate additional income for partners and the community.
Pengaruh Gula Pasir Dan Madu Sebagai Sumber Karbon Dalam Fermentasi Kombucha Air Kelapa Sebagai Minuman Fungsional Lisa Yusmita; Sri Mutiar
Menara Ilmu : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Vol 17, No 1 (2023): Vol 17 No. 01 OKTOBER 2023
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/mi.v17i1.4749

Abstract

AbstrakKelapa merupakan salah satu komoditi perkebunan yang paling potensial di Provinsi Sumatera Barat. Pengembangan produk pangan berbasis kelapa memiliki peluang besar untuk diteliti terutama produk turunan yang bersifat fermentasi dan memiliki efek positif secara fisiologis. Salah satu produk fermentasi dengan memanfaatkan air kelapa adalah berupa produk minuman fungsional. Minuman fungsional yang bisa dibuat dengan memanfaatkan air kelapa adalah kombucha. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik, mikrobiologi dan kimia minuman fungsional kombucha air kelapa. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)  dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. adapun perlakuan pada penelitian ini yaitu pembuatan kombucha air kelapa tanpa penambahan gula/madu, penambahan gula pasir 10%, penambahan madu 10%, gula pasir 15% dan madu 15%.  Kemudian data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada nyata taraf 5 %. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan didapatkan nilai ketebalan nata kombucha air kelapa antara 0,54 cm – 1,18 cm , Angka Lempeng Total berkisar antara 0,018 x 106 - 1,34 x 106, nilai pH antara 3,44 – 4,07 dan total padatan terlarut berkisar antara 3,20 0Brix – 16,24 0Brix.Kata Kunci: air kelapa, kombucha, minuman fungsional, scoby