Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pemerintah gampong pasca lahirnya kebijakan dana desa. Pendekatan yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis (DEA), yang melibatkan tiga variabel input dan lima variabel output. Variabel input terdiri dari: belanja desa, luas wilayah dan jumlah penduduk. Variabel output terdiri dari: realisasi pendapatan asli gampong, indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi, indeks ketahanan ekologi dan indeks epuasan masyarakat. Sebanyak 26 pemerintah gampong dalam Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat diperlakukan sebagai Decision Making Units (DMU). DEA dikembangkan untuk mengukur seberapa efisien suatu DMU menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan output secara optimal. DMU berkinerja terbaik diberi skor efisiensi 1,00. Sebaliknya DMU yang memiliki skor efisiensi kurang dari 1,00 maka dikatakan berkinerja tidak baik. Hasil analisis menunjukkan bahwa pasca adanya kebijakan dana desa dari pemerintah pusat belum semua pemerintah gampong dalam kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal. Dari sebanyak 26 pemerintah gampong, hanya sebanyak 12 pemerintah gampong (46%) yang memiliki kinerja yang baik, dengan skor efisiensi 1,00 yaitu: Ranto Panyang Barat, Ranto Panyang Timur, Buloh, Pulo Teungoh Ranto P, Pasi Pinang, Pasi Mesjid, Meureubo, Langung, Ujong Drien, Peunaga Pasi, Ujong Tanjung dan Pucok Reudeup. Sedangkan sebanyak 14 pemerintah gampong (54%) dapat dikatakan belum memiliki kinerja yang baik, karena skor efisiensinya kurang dari 1,00 yaitu: Mesjid Tuha, Ujong Tanoh Darat, Pasi Aceh Tunong, Pasi Aceh Baroh,Paya Baro Ranto P., Ranub Dong, Gunong Kleng, Peunaga Rayeuk, Peunaga Cut Ujong, Reudeup, Balee, Paya Peunaga, Sumber Batu dan Bukit Jaya.