Debi Setiawati, M.Pd
IKIP Budi Utomo Malang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Slametan Dalam Spritualisme Orang Jawa Pada Masa Lalu Sampai Sekarang Debi Setiawati, M.Pd
MAHARSI Vol 1 No 01 (2019): Maharsi : Jurnal Pendidikan Sejarah dan sosiologi
Publisher : IKIP BUDI UTOMO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/maharsi.v1i01.357

Abstract

Slametan merupakan tradisi budaya masyarakat Jawa yang masih dillestarikan secara turun- temurun. Nilai – nilai yang terkadung dalam slametan tidak hanya sebatas pada religi, mitos dan budaya tetapi juga nilai sosial yang tinggi. Hal tersebut menyangkut eksistensi seseorang dalam masyarakat dan sarana untuk berkumpul serta bersilahturahmi dengan tetangga. Akan tetapi seiring perkembangan zaman Slametan mengalami Transformasi dalam tata cara dan uborampe. Akan tetapi terjadinya transformasi dalam tradisi slametan, tidak mengurangi pamaknaan dan magis spiritualnya. Untuk itu tradisi slametan masih tetap di lestarikan dan menjadi kekhasan nilai spiritual Orang Jawa.
SITUS CANDI JAGO SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI KOTA MALANG Hendri Setiawan; Debi Setiawati
e- Jurnal Mitra Pendidikan Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Mitra Pendidikan Edisi Januari
Publisher : Kresna Bina Insan Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1112.486 KB)

Abstract

Situs Candi Jago terletak di di dusun Jago, desa Tumpang, Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Candi Jago merupakan pendharmaan Raja Singasari ke-4 yang bernama Wisnuwardhana yang meninggal tahun1268 M. .Bagian atap candi mengalami kerusakan sehingga tidak berbentuk, Akan tetapi di bagian dinding candi dan kaki candi terdapat relief yang memiliki nilai historis. Untuk bagian dinding terdapat relief berupa ceritera pabel atau ceritera binatang, sedangkan pada kaki candi terdapat relief tentang Arjuna Wiwaha. Disamping itu juga terdapat arca-arca perwujudan dewa dan dewi bercorak Hindu. Ceitera pabel dan Arjuna Wiwaha mengandung nilai nation building, yang dapat disampaikan kepada siswa-siswi di Malang, melalui pembelajaran sejarah. Oleh karena itu situs candi jago tidak hanya menyimpan nilai peradaban Hindu dan budha pada masa yang lampau, akan tetapi dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah yang inovatif dan contextual.
SOSIALISASI DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYEBARAN GEJALA COVID-19 DI DUSUN ADILUWIH DESA KARANGSUKO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG Titik Wijaya; Debi Setiawati
Jurnal Abdimas Mandiri Vol 6, No 1
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jam.v6i1.2079

Abstract

Penyebaran virus Corona atau Covid 19 di Provinsi Jawa Timur sangat tinggi berdasarkan data statistic jumlah kasus 5775 yang tergolong aktif dan positif. Untuk itu Pemerintah berusaha untuk menghimbau masyarakat agar mematuhi protocol kesehatan agar penyebarannya tidak terus meningkat. Untuk itu dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi bagi masyarakat di dusun adiluwih, desa karangsuko kecamatan pengelaran kabupaten Malang, agar memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga pola hidup sehat serta menjaga daya imun tubuh. Untuk itu program yang dilakukan dalam sosialisasi ini adalah memberikan penyuluhan tentang pola hidup sehat, cara menjaga daya imun tubuh dan hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari pada masa pendemi covid 19. Serta membagikan masker secara gratis dan sabun cair. Dari program pengabdian masyarakat tersebut dapat mengedukasi warga dusun adilueih untuk memahami deteksi dini serta pencegahan penyebaran gejala Covid 19, sehingga menumbuhkan kesadaran warga untuk hidup sehat serta mengkonsumsi makanan bergizi. Hal tersebut berdampak positif bagi warga dusun adiluwih Nampak adanya perubahan kebiasaan dan perilaku hidup sehat, sehingga dapat mendukung program pemerintah untuk mencegah penyebaran gejala covid 19 lebih luas di wilayah Kabupaten Malang.Kata kunci : Sosialisasi, Pencegahan, Covid 19, Dusun Adiluwih
PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU SEJARAH DALAM MENGHADAPAI TANTANGAN ABAD 21 Fatmawati Fatmawati; Debi Setiawati
e- Jurnal Mitra Pendidikan Vol 2 No 11 (2018): Jurnal Mitra Pendidikan Edisi November
Publisher : Kresna Bina Insan Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.455 KB)

Abstract

Perkembangan masyarakat di abad 21 ditandai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat pesat, sehingga mempengaruhi perubahan di bebagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan-perubahan tersebut seperti pergeseran nilai budaya, perubahan orientasi hidup gaya hidup, tantangan hidup dan kebutuhan hidup. Oleh karena itu muncul permasalahan-permaslahan dalam masyarakat seperti perdagangan bebas, terorisme, isu suku agama dan ras (SARA), krisis moneter, pemanasan global, human trafccking, rasisme, degradasi moral dan western. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas tinggi, sehingga dapat bersaing dan membawa kemajuan dalam masyarakat. Untuk itu terjadi perubahan dalam paradigma pendidikan dan berusaha mneingkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya guru sejarah sebagai pelaku pendidikan harus dapat meningkatkan serta mengembangkan kompetensinya dalam aspek pedagogik, sosial, kepribadian dan profesionalisme. Hal tersebut dapat terlihat dalam kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama, kemampuan berpikir kritis dan memcahkan masalah, kemmpuan menekankan pembelajaran yang bersifat contextual, serta kemmapuan dalam menggali informasi melalui literasi dan media berbasis ICT.
PENDEKATAN PARADIGMA PEDAGOGIK REFLEKTIF DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI 4C DI ABAD 21 Debi Setiawati; Fatmawati Fatmawati
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 1 (2023): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v8i1.40438

Abstract

Learning challenges in the era of globalization are expected to produce human resources who have complete competence to face world competition. For this reason, 21st century competency skills are needed for students including critical thinking and problem solving skills, Communication Skills, Creativity And Innovation Skills, and Collaboration Skills (4C). The role of the teacher in learning history is very decisive in the formation of 21st century skills. Teachers must be able to develop learning media, learning models and learning methods that are innovative and contextual, so as to foster historical awareness. This article aims to describe and inform the reflective pedagogic paradigm approach that can be used as a model of history learning approach in fulfilling 21st century competency skills. Learning in the era of globalization is oriented towards data collection, data analysis, problem solving and collaboration. The reflective pedagogic paradigm can be used as an approach to learning history that can develop students to become fully human beings both in Competence conscience and Compassion (compassion for others) so that they can respond to educational challenges in the era of globalization.
Relevansi Makna Sumpah Pemuda Dalam Menumbuhkan Semangat Nasionalisme Rhenna May; Yoga Wahyu Ferniawan; Debi Setiawati
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 8, No 2 (2023): Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v8i2.47164

Abstract

Sumpah Pemuda was read on October 28, 1928, as the final result of the Second Indonesian Youth Congress meeting, which until now is usually commemorated every year with the birth of Sumpah Pemuda,, which is one of the important milestones in the history of the Indonesian nation's struggle. In the current era, what role does the meaning of the youth oath play in fostering the spirit of nationalism? Where nationalism itself is a manifestation of his love for his own country. This article was created to find out what the relevance of the meaning of the youth oath is in fostering a spirit of nationalism and, among them, being proud to speak Indonesian, teaching the values of unity so as to avoid issues of sara, fostering a sense of love for the motherland, etc. This article uses a qualitative approach with historical research methods and data collection techniques using literature studies taken based on keywords carried out from various scientific reference sources, journals, Google Books, and other online sources. The Youth Pledge, which is annually commemorated on October 28 and was established in 1928, has such a deep meaning for the Indonesian nation because of its fruitful struggle where there is Indonesian unity, one language, namely Indonesian, and pride in being part of the Indonesian state. It is fitting that today's young generation continue the struggle for Sumpah Pemuda with their spirit of nationalism. So that Indonesian identity is not lost and is not easily influenced by bad influences from other nations. Nationalism itself is a form of love for one's nation. By doing various things, including upholding unity by respecting others, upholding tolerance, and not being affected by issues of sara and hoaxes, especially in the increasingly widespread digital era, being proud to speak Indonesian can be applied by learning to use proper spelling, always using formal events, loving domestic products, and wearing batik and the work of the nation's children in the form of clothes, shoes, and other necessities, as well as helping to preserve the culture of the country and region of origin. These things should be introduced and taught to the younger generation today and in the future so that their sustainability is maintained and can be enjoyed by the general public in their own countries and abroad.