Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

POTRET PEREMPUAN BALI SEBELUM DAN SESUDAH MENIKAH DALAM EMPAT CERPEN PENULIS BALI Nurzaimah, Nurzaimah; Haryanti, Novi Diah
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.v2i2.3904

Abstract

Cerpen Tiga Perempuan dan Pastu dalam kumpulan cerpen Akar Pule karya Oka Rusmini serta cerpen Sepasang Mata Dinaya Yang Terpenjara dan Nyoman Rindi dalam kumpulan cerpen Bukan Permaisuri karya Ni Komang Ariani adalah empat cerpen tentang perempuan Bali yang ditulis oleh perempuan Bali. Keempat cerpen tersebut berkisah tentang kehidupan perempuan Bali serta permasalahan yang dihadapinya berkenaan dengan sistem adat yang cenderung tidak memihak perempuan. Analisis terhadap keempat cerpen ini menggunakan metode sastra bandingan dan metode kualitatif dengan perspektif kritik sastra feminis. Tujuan analisis ini untuk mengetahui bagaimana kedua perempuan penulis Bali menggambarkan potret perempuan Bali, baik sebelum atau sesudah menikah dalam menghadapi berbagai ketidakadilan gender. Potret perempuan Bali yang belum menikah digambarkan mendapatkan ketidakadilan gender berupa stereotip, pelecehan seksual, kekerasan verbal, dan beban kerja ganda. Sedangkan potret perempuan Bali yang sudah menikah digambarkan mendapatkan ketidakadilan gender berupa marginalisasi, perselingkuhan, stereotip, kekerasan verbal, kekerasan psikologis, kekerasan ekonomi, dan beban kerja ganda.
INVESTIGATING THE ADVANTAGES OF BILINGUALISM: MULTIDIMENSIONAL RESEARCH FINDINGS Gusti Putu Rustika Dewi; Putu Kerti Nitiasih; Luh Putu Artini; Ni Komang Arie Suwastini; Novi Diah Haryanti
ETERNAL (English, Teaching, Learning and Research Journal) Vol 7 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/Eternal.V72.2021.A13

Abstract

Bilingualism is a widely discussed phenomenon due to its rising trend in this globalization era. Many negative conclusions about bilingualism have been met with positive outcomes from recent studies. This study was library research aimed at exploring the advantages of bilingualism in terms of cognitive, socio-emotional, as well as academic and career advantages of bilingualism as proven by previous studies published in reputable international journals indexed by Scopus or WoS from 2015 to 2020. The critical review revealed that bilingualism provides cognitive, socio-emotional, academic and career advantages. In terms of cognitive advantages, bilingualism contributes to better executive functioning and working memory and delaying the cognitive aging disease. Socio-emotionally, bilingualism promotes self-confidence, empathy, friendliness, communicative skills, and a more open-minded attitude toward cultural differences, respect toward speakers of other languages. Academically, bilinguals show higher achievement, while career-wise, there is a high preference for companies to hire bilinguals and a high possibility of getting promotions. These conclusions imply that early exposure to bilingualism provides opportunities for children to develop their cognitive and socio-emotional better that contribute to their academic and career.
BIDADARI DAN SI PENGGODA REPRESENTASI TOKOH-TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL STUDENT HIDJO Novi Diah Haryanti
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3104.723 KB) | DOI: 10.15408/dialektika.v4i1.7002

Abstract

Abstract: This paper examines the representation of women characters in the novel “Student Hidjo” (SH) and how the world of movement affects Mas Marco Kartodikromo in creating his female characters. In his depiction of the female character, Marco uses the European (Dutch) and the Javanese, or in post colonial terms the West (Dutch) and East binary opposition. By re-reading this literary work, it appears that Marco portrayed the native female character as angel while the Dutch female character as vampish. Marco also shows that European woman is not always perfect, independent, and superior, while the native woman is not always weak, ignorant, left behind, dan only thinking about the affairs of love (household).   Abstrak: Tulisan ini akan mengulas bagaimana representasi tokoh-tokoh perempuan dalam novel Student Hidjo (SH) dan bagaimana dunia pergerakan mempengaruhi Mas Marco Kartodikromo dalam menciptakan tokoh perempuan. Dalam menggambarkan tokohnya, Marco menggunakan oposisi binner Eropa (Belanda) dan Jawa atau dalam istilah pascakolonial Barat/Timur. Melalui hasil re-reading terhadap karya tersebut tampak bahwa Marco mencitrakan perempuan pribumi sebagai bidadari sedangkan perempuan Belanda sebagai si penggoda. Lewat Student Hidjo Marco memperlihat bahwa perempuan Eropa tak selamanya sempurna, mandiri, dan superior sedangkan perempuan pribumi tak selalu lemah, bodoh, tertinggal, dan hanya memikirkan urusan cinta (rumah tangga). Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v4i1.7002
POLA NARASI PADA ANTOLOGI CERPEN TARIAN SALJU KARABAN Novi Diah Haryanti
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, NO 1 (2019)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3929.212 KB) | DOI: 10.15408/dialektika.v6i1.12767

Abstract

Abstract: This study aims to look at narrative patterns in the collection of short stories "Karaban Snow Dance" (TSK). From the fifteen short stories, the researchers took five main stories, namely the Karaban Snow Dance (Tarian Salju Karaban), The Fall of a Leaf (Gugurnya Sehelai Daun),  Canting Kinanti Song (Tembang Canting Kinanti), Jagoan Men Arrived (Lelaki Jagoan Tiba), and Origami Pigeon (Merpati Origami). Of the five short stories, environmental themes and honesty appear most often. The place setting depicted shows the environment that is close to the author or according to the author's origin. The main characters in the four short stories are children, only one short story Male Hero Tiban (Lelaki Jagoan Tiban/LJK) who uses adult takoh as the main character. The child leaders in LJK only appear in the past stories of the main characters. The five short stories do not show a picture of whole parents (father and mother). The warm relationship between mother and child appears clearly, in contrast to the father-child relationship that is almost negligent. The five short stories also represent how children become heroes for their family, friends, and environment.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola narasi pada kumpulan cerpen Tarian Salju Karaban (TSK). Dari limabelas cerpen yang ada, peneliti mengambil lima cerpen utama yakni “Tarian Salju Karaban”, “Gugurnya Sehelai Daun”, “Tembang Canting Kinanti”, “Lelaki Jagoan Tiba”, dan “Merpati Origami”. Kelima cerpen menampilkan tema lingkungan dan kejujuran. Latar tempat yang digambarkan memperlihatkan lingkuangan yang dekat dengan penulis atau sesuai dengan asal usul penulis. Tokoh utama dalam keempat cerpen tersebut ialah anak-anak, hanya satu cerpen “Lelaki Jagoan Tiban” (LJK) yang menggunakan takoh dewasa sebagai tokoh utama. Tokoh anak dalam LJK hanya muncul dalam cerita masa lalu tokoh utama. Kelima cerpen tersebut tidak memperlihatkan gambaran orangtua utuh (ayah dan ibu). Relasi yang hangat antara ibu dan anak muncul dengan jelas, berbeda dengan relasi bapak-anak yang nyaris alpa. Kelima  cerpen tersebut juga merepresentasikan bagaimana anak-anak menjadi pahlawan bagi keluarga, sahabat, dan lingkungannya.  
KONSTRUKSI GENDER PADA NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQI Novi Diah Haryanti
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5393.975 KB) | DOI: 10.15408/dialektika.v2i2.3629

Abstract

Abstract: This paper shows the gender construction in the novel “Perempuan Berkalung Sorban” (PBS) – The Veil Neck Woman (VNW) by Abidah El Khalieqi. The method used in this paper is a qualitative description. Based on the analysis, there are two gender constructions in the text, namely the religion and community constructions. Both are interconnected so that it makes biased between religion and society. The gender construction and patriarchal culture make women vulnerable to the violence, which are in the novel VNW including rape, sexual abuse/sexual and emotional harassment, veiled violence, acts of beating, and physical attacks that occurred in the household. Abstrak: Tulisan ini memperlihatkan konstruksi gender dalam novel Perempuan Berkalung Sorban (PBS). Metode yang dipakai dalam tulisan ini ialah deskripsi kualitatif. Berdasarkan analisis terdapat dua kontsruksi gender yang terdapat dalam teks, yaitu konstruksi yang dibangun agama dan konstruksi yang dibangun oleh masyarakat. Keduanya saling berhubungan sehingga konstruksi tersebut menjadi bias antara agama dan masyarakat. Konstruksi gender dan budaya patriaki tersebut membuat perempuan rentan terhadap kekerasan, yang dalam novel PBS diantaranya tindak perkosaan, pelecehan seksual/sexual and emotional harassment, kekerasan terselubung, tindakan pemukulan, dan serangan fisik yang terjadi dalam rumah tangga. Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v2i2.3629 
Pesantren, Perempuan, dan Subaltern dalam Perempuan Berkalung Sorban dan Hati Suhita Novi Diah Haryanti; Farah Nur Fakhriyah
SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 2 No. 2 (2020): September (Special Theme)
Publisher : Program Studi Sastra Indonesia UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.951 KB) | DOI: 10.15642/suluk.2020.2.2.140-149

Abstract

This study aims to describe the phenomenon of matchmaking among pesantren. Abidah El Khalieqy's novel Perempuan Berkalung Sorban and Khilma Anis' Hati Suhita are the objects of study. The method used is descriptive qualitative. The data collection technique is done by analyzing the data interpretation. The type of data collected is a library. The approach used is sociology of literature. The data discussed in this study include: (1) comparison of the narrative structure of the two novels above, (2) matchmaking at the pesantren in the two novels, (3) matchmaking between two people and two pesantren, and (4) marriage satisfaction.Research result show Matchmaking in pesantren is usually done because of the interests or goals that benefit one of the parties. MatchmakinginThe two novels originated from compulsion that led to divorce and sadness, especially on the part of women.
REPRESENTASI KEISLAMAN PADA PANTUN ACEH DAN MINANGKABAU: SEBUAH STUDI PERBANDINGAN Syifa Ul Qalbi; Novi Diah Haryanti
Kelasa Vol 16, No 1 (2021): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v16i1.172

Abstract

Tulisan ini akan mengulas bagaimana representasi keislaman masyarakat Aceh dan Minangkabau melalui pantun dan apa saja yang menjadi kesamaan juga perbedaan di antara pantun tersebut. Objek yang akan dianalisis ialah 4 pantôn Aceh yaitu Meuroe Raya, Pitrah-Pitruh, Peuturot Angen, dan Langkah ditulis oleh Razali Abdullah dan 3 pantun Minangkabau yaitu Sumbayang, Rukun Islam, dan Rajo Nan Tigo Selo yang dikumpulkan oleh N.M Rangkoto. Metode yang dipakai dalam tulisan ini adalah deskripsi kualitatif dan pendekatan sastra bandingan. Hasil penelitian memperlihatkan pantun Minangkabau dan pantôn Aceh memiliki ajaran keislaman untuk disampaikan kepada masyarakat. Namun, pada pantôn Aceh representasi keislaman lebih memfokuskan kepada hal-hal yang berhubungan dengan peringatan atau upacara dan mengambil sebuah ayat atau hadis, kemudian diubah berbentuk pantun agar dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat. Sedangkan pantun Minangkabau banyak menyatakan bahwasanya adat Minangkabau selaras dan sejalan dengan syariat Islam. Pantun-pantun Minangkabau juga lebih banyak membicarakan tentang hal keseharian yang wajib dilakukan oleh umat Islam seperti salat dan mengingatkan tentang rukun Islam. Pantun Minangkabau dalam representasi keislamannya lebih bersifat hal umum yang mesti diingat dan dijalankan oleh umat muslim.Kata-kata kunci: Pantôn Aceh, Pantun Minangkabau,Tradisi Islam, Sastra Bandingan
KEKERASAN REZIM ORDE BARU DALAM EMPAT CERPEN INDONESIA MODERN SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA/MA Febriyanti Febriyanti; Novi Diah Haryanti
TANDA Vol 1 No 04 (2021): SASTRA DAN BAHASA
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk-bentuk kekerasan Rezim Orde Baru dalam empat cerpen Indonesia Modern dan menjelaskan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di SMA. Penelitian ini mengacu pada bentuk-bentuk kekerasan Johan Galtung tentang  kekerasan struktural dan personal. Dengan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan sosiologi sastra, hasil analisis menemukan bahwa dalam keempat cerpen Indonesia modern terdapat bentuk kekerasan struktural berupa penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan tertinggi. Pada kekerasan personal terdapat pola kekerasan berupa penyiksaan, penindasan, pembunuhan, dll. Dari keempat cerpen tersebut hanya satu yang tidak mengandung kekerasan personal yang terpusat pada fisiologi. Dalam konteks pembelajaran di SMA, keempat cerpen Indonesia modern tersebut dapat dijadikan bahan ajar materi cerpen sekaligus alternatif pengajaran tentang sejarah Indonesia.
DIFFERENTIATED INSTRUCTIONS: RELEVANT STUDIES ON ITS IMPLEMENTATION I Gusti Ayu Mirawati; Ni Komang Arie Suwastini; Novi Diah Haryanti; I Gusti Agung Sri Rwa Jayantini
Prasi: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Vol. 17 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.816 KB) | DOI: 10.23887/prasi.v17i1.41867

Abstract

Differentiated instructions have been recommended for classrooms with students of different readiness, learning profiles, and backgrounds in English classrooms. This study aimed at elaborating the implementation of differentiated instruction in terms of its advantages and the challenges encountered by teachers and students in implementing differentiated instruction. The study was designed as library research, following George's ten steps (2008) model. Experts' opinions and previous studies were reviewed in this present study to provide a comprehensive mapping of the advantages and challenges in implementing differentiated instructions. The review revealed that differentiated instruction could motivate low-achieving students, increase students' participation, interaction, and cooperation, as well as build a better teacher-student relationship. However, differentiated instruction also poses challenges, such as time-consuming, misperception about unfair treatments, and class size. These results imply that better planning should be conducted before implementing differentiated instruction to gain its benefits.
POTRET PEREMPUAN BALI SEBELUM DAN SESUDAH MENIKAH DALAM EMPAT CERPEN PENULIS BALI Nurzaimah Nurzaimah; Novi Diah Haryanti
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.v2i2.3904

Abstract

Cerpen Tiga Perempuan dan Pastu dalam kumpulan cerpen Akar Pule karya Oka Rusmini serta cerpen Sepasang Mata Dinaya Yang Terpenjara dan Nyoman Rindi dalam kumpulan cerpen Bukan Permaisuri karya Ni Komang Ariani adalah empat cerpen tentang perempuan Bali yang ditulis oleh perempuan Bali. Keempat cerpen tersebut berkisah tentang kehidupan perempuan Bali serta permasalahan yang dihadapinya berkenaan dengan sistem adat yang cenderung tidak memihak perempuan. Analisis terhadap keempat cerpen ini menggunakan metode sastra bandingan dan metode kualitatif dengan perspektif kritik sastra feminis. Tujuan analisis ini untuk mengetahui bagaimana kedua perempuan penulis Bali menggambarkan potret perempuan Bali, baik sebelum atau sesudah menikah dalam menghadapi berbagai ketidakadilan gender. Potret perempuan Bali yang belum menikah digambarkan mendapatkan ketidakadilan gender berupa stereotip, pelecehan seksual, kekerasan verbal, dan beban kerja ganda. Sedangkan potret perempuan Bali yang sudah menikah digambarkan mendapatkan ketidakadilan gender berupa marginalisasi, perselingkuhan, stereotip, kekerasan verbal, kekerasan psikologis, kekerasan ekonomi, dan beban kerja ganda.