Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Ko-Produksi Pengetahuan sebagai Basis Kesadaran Perilaku dalam Pelayanan Sanitasi di Indonesia: Kasus Desa Sumberdawesari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur I Wayan Suyadnya; Anton Novenanto; Luh Ayu Tirtayani
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 10 No. 1 (2022): Sodality
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22500/10202237980

Abstract

This study is focused on the change in new behaviour and routines on the issues of safe water and sanitation in Indonesia. The aim of this study is to explain the deconstruction of people's consciousness and societal knowledge on wastewater treatment plant (IPAL) facilities and the resulting behavioural change. By positioning programmes of safe water, sanitation, and the local value of healthy living as the “life projects”, this article attempts to re-examine the position of local communities in this project. Life projects are programmes that adhere to the local histories of communities in perceiving ‘development’. Life projects are premised on densely and uniquely woven 'threads' of landscapes, memory, expectations, and desire. In this regard, this article tries to disclose the participation of local communities in planning, managing and integrating local values and global visions of proper sanitation development programs in their villages. This study was a micro one conducted at Sumberdawesari village, in Pasuruan, East Java. Sumberdawesari is one of the IWINS-USAID’s pilot projects of the communal IPAL programme. This research utilizes the life history approach with the data collection techniques of observation, biography, focus group discussions, and in-depth interviews. The nature of this study focuses on the desire to share information about low-level experiences of local communities regarding the availability and the sustainable management of water and sanitation toward a healthy and self-reliance settlement. This research finds the increased awareness of the population in implementing sanitation development programs at the level of habitus, individual, household, community, and social structure through the dimensions of contextual, managerial and technical knowledge.
Transjawa, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Urbanisasi Anton Novenanto
BHUMI: Jurnal Agraria dan Pertanahan Vol. 4 No. 2 (2018): Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (753.663 KB) | DOI: 10.31292/jb.v4i2.275

Abstract

Abstract: The paper is a critical examination into the nexus of transportation infrastructure development, regional economic growth, and social changes (urbanization and modernization). Relying on previous studies, it begins with learning experiences from other countries regarding transportation infrastructure development and economic growth. The discussion moves into social impacts of transportation infrastructures development in Java in the colonial era in order to address similar problems which may occur as a result of the TransJawa tollroad project, with a specif ic case of East Java province. This paper shows that there is no direct causality of infrastructure development to economic growth, yet both have been catalyst for the velocity of inevitable urbanization as well as modernization. Keywords: economic growth, East Java, modernization, transportation, urbanization Intisari: Makalah ini adalah sebuah telaah kritis tentang keterkaitan antara pembangunan infrastruktur transportasi, pertumbuhan ekonomi kawasan, dan perubahan sosial (urbanisasi dan modernisasi). Mengandalkan data sekunder, makalah ini mulai dari mempelajari pengalaman dari negara-negara lain tentang pembangunan infrastruktur transportasi dan pertumbuhan ekonomi kawasan. Diskusi bergerak pada dampak-dampak sosial dari pembangunan infrastruktur transportasi di Jawa pada era Kolonial dalam rangka mendiskusikan persoalan serupa yang mungkin terjadi sebagai konsekuensi dari proyek jalan tol TransJawa dengan kasus di Provinsi Jawa Timur. Makalah ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, tetapi keduanya telah menjadi katalis bagi percepatan proses urbanisasi dan modernisasi yang tak dapat dihindari. Kata kunci: pertumbuhan ekonomi, Jawa Timur, modernisasi, transportasi, urbanisasi
Menata Ruang Masyarakat Majemuk Anton Novenanto
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada dua konteks yang membuat buku ini menjadi penting untuk dibicarakan bagi para peminat studi sosial-budaya tentang ruang/tempat. Pertama, agenda reforma agraria (agrarian/land reform) yang menjadi prioritas pemerintah di bawah pimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kedua adalah pengakuan hak komunal atas tanah oleh komunitas/masyarakat adat oleh negara. Buku ini merupakan sebuah awalan baik bagi sebuah diskusi mengusulkan inkorporasi kemajemukan budaya dalam agenda reforma agraria yang ternyata multi tafsir.
1969 Anton Novenanto
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

1969 adalah momentum kebenaran bagi studi sosial-budaya atas ruang dan tempat. Di tahun itu, kita tidak sekadar menyaksikan realitas ala petualangan bajak laut Kapten Jack Sparrow dalam kisah fantasi Disney Pirates of the Carribean. Kita disuguhi ekspedisi luar angkasa layaknya fiksi-ilmiah Hollywood, seperti E.T., Star Wars, Avatar, ataupun Interstellar. Berkat kemajuan teknologi, peristiwa pendaratan manusia di Bulan pada 20 Juli 1969 itu disebarluaskan menembus batas-batas ruang dan waktu sehingga manusia di seluruh dunia dalam kurun waktu berbeda dapat menyaksikan (kembali) momentum kebenaran itu. Akan tetapi, peristiwa bersejarah itu adalah juga tonggak peneguhan mental egosentris-kolonialis. Gagasan dan penjelajahan telah membongkar logika atas ruang, namun produksi pengetahuan tentangnya masih berpusat dan berorientasi pada para penghuni bumi.
Sosiologi Ruang dan Tempat John Urry; Anton Novenanto
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diterjemahkan dari John Urry “The Sociology of Space and Place”, dalam Blau (editor) The Blackwell Companion to Sociology, Malden: Blackwell, 2004, hlm. 3-15.Artikel ini membahas bahwa ruang (dan tempat) perlu menjadi pusat perhatian sosiologi. Artikel ini merangkum beberapa tulisan “klasik” tentang ruang yang dikembangkan dalam konteks kolonisasi geografi atas ruang. Artikel ini juga menunjukkan apa yang mengubah pandangan itu pada akhir 1970an dan kembalinya ruang dalam teori sosiologi dan ilmu sosial secara lebih umum. Pada bagian analisis akhir dihadirkan perkembangan terkini tentang sebuah proyek penelitian sosiologi tentang ruang yang mengikutsertakan pentingnya perbedaan mobilitas spasial antara, dalam, dan melampaui ruang-ruang tersebut.
Tentang Ruang-Ruang yang Lain (atau Heterotopia) Michel Foucault; Anton Novenanto
Brawijaya Journal of Social Science Vol. 1 No. 1 (2017): Jurnal Kajian Ruang Sosial-Budaya (JKRSB) is continued as Brawijaya Journal of
Publisher : Sociology Department, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan terjemahan, yang kesekian kalinya ke dalam bahasa Inggris (lih. J. Miskowiec [1986], Jurnal Lotus [1986], & R. Hurley [1998]), dari sebuah kuliah bertajuk “Des espaces autres” yang disampaikan Michel Foucault pada 14 Maret 1967 untuk Cercle d’études architecturales (Lingkar Studi Arsitektur).Dalam kuliah tersebut Foucault menguraikan konseptualisasinya tentang ruang-ruang yang lain, atau heterotopia. Foucault menyebutkan ciri-ciri heterotopia sebagai panduan untuk melakukan analisis relasi ruang dan kekuasan.