Yuli Hidayati
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Komunikasi Krisis Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka pada Pemberitaan Efek Samping Vaksin COVID-19 Ferdiana Ferdiana; Yuli Hidayati
Jurnal Riset Komunikasi Vol 5 No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komuniasi (ASPIKOM) Wilayah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38194/jurkom.v5i1.430

Abstract

Kasus kematian seorang guru SMP di Pemali Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka pasca vaksinasi yang terjadi pada awal Mei 2021 masih menimbulkan spekulasi dikalangan masyarakat.Sehingga menimbulkan krisis komunikasi di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimna komunikasi krisis pada pemberitaan efek samping vak sin covid-19 di Pemerintah Kabupaten Bangka. Penelitian ini menggunakan Teori Komunikasi Krisis Situasional. Jenis penelitian ini dekriptif pendekatan kualitatif. Hasil penelitian pada strategi respons primer antara lain strategi penyangkalan, Pemerintah Kabupaten Bangka berupaya memberikan pengertian kepada masyarakat agar tidak menyimpulkan permasalahan sebelum ada penjelasan lebih lanjut dari ahlinya. Penyelidikan atau investigasi yaitu olehTim Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan Komda KIPI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Strategi pengurangan, memperkuat pandangan bahwa pemerintah Kabupaten Bangka mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap krisis. Upaya yang dilakukan diantaranya bekerjasama dengan Tim Komnas Kejadian Ikutan PascaImunisasi (KIPI) dan Komda KIPI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk melakukan investigasi. Strategi pembangunan kembali, Pemerintah Kabupaten Bangka membantu dan mendorong masyarakat untuk melaksanakan vaksin covid-19. Adapun pada strategi respons sekunder yakni strategi penguatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka menyampaikan informasi tentang tingkat pelaksanaan vaksin atau keberhasilannya kepada stakeholders, pers BangkaPos, Radio Republik Indonesia Sungailiat dan media massa cetak lain yang ikut merilis.
Kredibilitas Narapidana dan Mantan Narapidana Perempuan Pengedar Narkotika sebagai Pendidik dalam Keluarga di Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung: Indonesia Yuli Hidayati
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Pahlawan 12 Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47995/jik.v5i2.113

Abstract

Dalam kondisi menjalani hukuman di Lapas Perempuan Kelas III Kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung, maka seorang ibu harus tetap menjalankan fungsinya sebagai pendidik dalam keluarga. Namun, hal ini tentunya tidaklah mudah. Selain karena keterbatasan lingkungan, kredibilitas seorang narapidana sebagai seorang komunikator juga dipertanyakan oleh keluarga. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kredibilitas komunikator dan pembelajaran behaviorisme. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data yakni wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas narapidana perempuan pengedar narkotika sebagai pendidik di mata keluarga cukup baik dimata anak karena sang ibu mampu menjadi komunikator yang memenuhi aspek ethos. Aspek pathos ibu mampu menumbukan simpati dan empati. Pada aspek logos sang ibu melalui kesungguhannya dengan membutikan perubahan pada dirinya. Perilaku komunikasi anak efek koqnitif anak mengetahui bahwa perbuatan yang dilakukan ibunya melanggar hukum dan harus dihindari. Efek afektif sang ibu dengan sikap yang lembut dan tegas membuat anak menerima apa yang disampaikan ibu tersebut sebagai bentuk didikan. Sedangkan pada efek konatif, sang ibu yang mencontohkan perubahan yang lebih baik padaanak, dan kejadian yang menimpa ibu adalah konsekuensi perbuatan melanggar hukum. Maka beberapa saran disampaikan bagi pihak Lapas Perempuan Kelas III Kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung agar menyediakan layanan yang lebih maksimal terkait penggunaan alat komunikasi bagi narapidana untuk berkomunikasi dengan anaknya.