Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Keaktifan Penimbangan Balita: Literature Review Vena Alifia Nurfirda; Novera Herdiani
Jurnal Promotif Preventif Vol 4 No 2 (2022): Februari 2022: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v4i2.362

Abstract

Keaktifan penimbangan balita di Indonesia memiliki target 85% sedangkan pencapaian pada tahun 2019 sebesar 73,86%. Hal ini menunjukkan cakupan keaktifan penimbangan balita di Indonesia masih belum mencapai target nasional. Tujuan penulisan literature review adalah untuk menganalisis tingkat pengetahuan ibu dengan keaktifan penimbangan balita. Penelitian ini adalah studi literature review. Sumber data berasal dari database yakni Google Scholar dan Portal Garuda 2017-2021 serta laporan kasus. Kata kunci bahasa Indonesia adalah tingkat pengetahuan ibu, keaktifan penimbangan balita. Jurnal yang digunakan tidak berbayar. Artikel terpilih akan direview judul dan abstrak. Syarat artikel yang digunakan adalah latar belakang mengangkat permasalahan keaktifan penimbangan balita, metode peneltian analitik, sampel ibu memiliki balita 0-59 bulan dan uji statistik jelas. Setelah screening, didapatkan 10 artikel yang relevan dan menjadi bahan analisis penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 9 dari 10 artikel tingkat pengetahuan ibu berhubungan dengan keaktifan penimbangan balita dan terdapat 1 dari 10 artikel tidak berhubungan. Simpulan pada literature review ini yaitu ada keterkaitan tingkat pengetahuan ibu (p = 0,000) (OR = 21,2) dengan keaktifan penimbangan balita. Diharapkan tenaga kesehatan berupaya promotif dengan meningkatkan penyuluhan melalui media audio visual dalam rangka kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.
HUBUNGAN IMT DENGAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI KELURAHAN GAYUNGAN SURABAYA Novera Herdiani
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 3 No 2 (2019): Medical Technology and Public Health Journal September 2019
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v3i2.1179

Abstract

Hypertension is one of the number one causes of death in the world, and is the third leading cause of death after stroke and tuberculosis. BMI is very influential in the incidence of hypertension, where excessive BMI or being overweight can lead to higher risk factors for hypertension than someone with a normal BMI. The purpose of this study was to analyze the Body Mass Index (BMI) with hypertension in the elderly in Gayungan Surabaya. This study was conducted using a cross sectional method, sample selection using purposive sampling. Sample was 47 respondents. Data collection was done by measuring blood pressure, weight and height. The collected data was processed using a computer program, being analyzed by the Spearman correlation test with a significance level of α = 0.05. In this study the highest interpretation of BMI in the elderly was a normal BMI and Obes I BMI which was 14 people (29.8%). The highest criteria for hypertension were hypertension level 1 (57.4%). The sample with the highest grade 1 hypertension was normal BMI (29.79%), while the second degree hypertension was the highest in Obes I BMI (29.79%). The results of the Spearman correlation test showed that there was a significant relationship between BMI and hypertension in the elderly where p = 0.001 (p <0.05). Conclusions of this study there is a significant relationship between the interpretation of BMI and hypertension in the elderly of Gayungan Surabaya. Suggestions for older people to be more active and maintain their diet and lifestyle to prevent and control hypertension.
Effect Of Roselle Petal Extract On Decreased Levels Of Mda In Rats With Type 2 Diabetes Novera Herdiani; Edza Aria Wikurendra
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 14 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan (Journal of Health Sciences)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.699 KB) | DOI: 10.33086/jhs.v14i1.1688

Abstract

Introduction: Diabetes mellitus type 2 is a metabolic disorder, namely a decrease in peripheral tissues' response to insulin. Free radicals increase, which results in the forming of Malondialdehyde (MDA). Roselle flower petals is an antioxidant to reduce free radical damage. Purpose: This study aims to analyze the effect of roselle petal extract on decreased MDA levels in mice induced by diabetes. Method: The rats were divided into four treatments group as follow: 1) control negative, 2) control positive, 3) treatment dose I (administering roselle petal extract 195 mg/200 gram body weight), 4) treatment dose II (giving roselle petal extract 260mg/ 200 gram body weight). MDA levels were measured using Thiobarbituric acid (TBA) assay. Result: There was an effect of rosella petal extract in the group with 260 mg/200 of rosella petal extract (p=0.005) and 195 mg/200 of rosella petal extract (p=0.041) compared with the positive control group. Conclusion: rosella petal extract significantly reduces MDA levels in rats induced by type 2 diabetes.
EFEK ANTIOKSIDAN EKTRAK BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP MAKROFAG ALVEOLAR TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Novera Herdiani; Endah Budi Permana Putri
Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) CIASTECH 2018 "Inovasi IPTEKS untuk mendukung Pembangunan Berkelanjutan"
Publisher : Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.084 KB)

Abstract

Asap rokok mengandung radikal bebas yang membahayakan tubuh. Apabila radikal bebas terlalu banyak maka antioksidan tidak mampu mengatasinya. Buah naga merah merupakan sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa aktivitas antioksidan ekstrak buah naga merah dan makrofag alveolar tikus dipapar asap rokok. Total sampel 24 tikus jantan dan dibagi 4 kelompok: kontrol negatif, positif, perlakuan ekstrak buah naga merah dosis 7,2 g/200 g BB, dan 10,8 g/200 g BB. Kontrol negatif hanya diberi pakan standar. Kontrol positif diberi pakan standar dan dipapar 2 rokok/hari. Kelompok perlakuan diberi pakan standar dan ekstrak buah naga merah di pagi hari dan setelah itu dipapar 2 rokok. Penelitian dilakukan selama 21 hari. Antioksidan ekstrak buah naga merah diuji dengan metode DPPH dan paru tikus diamati dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) untuk menentukan makrofag alveolar. Makrofag alveolar dianalisis One Way ANOVA dan uji HSD. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak mengandung 16181 ppm antioksidan. Makrofag alveolar kontrol positif berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya. Pemberian ekstrak dapat menangkal radikal bebas dan mencegah peningkatan jumlah makrofag alveolar pada tikus dipapar asap rokok.
Pengaruh Aktivitas Fisik Dan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Klampis Ngasem Kota Surabaya Novera Herdiani; Mursyidul Ibad; Edza Aria Wikurendra
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 8, No 2 (2021): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v8i2.5561

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi. Lansia beresiko tinggi terhadap penyakit degeneratif yaitu hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aktifitas fisik dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Klampis Ngasem Kota Surabaya. Desain penelitian ini menggnakan pendekatan case control. Populasi sebesar 106 lansia. Besar sampel yang diambil yaitu 84 lansia dengan 42 kelompok kasus dan 42 kelompok control. Teknik sampling yang digunakan simple random sampling. Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang memiliki aktivitas fisik yang kurang berisiko 16,562 kali lebih besar untuk mengalami kejadian hipertensi dengan p-value 0,002 < 0,05 (aOR = 16,562; 95%CI = 2,765-99,198). Lansia dengan status obesitas (IMT ≥ 25,00 kg/m2) berisiko 3,595 kali lebih besar untuk mengalami kejadian hipertensi dibanding dengan lansia tidak obesitas, dimana p-value 0,042 < 0,05(aOR = 3,595 95%CI = 1,049-12,316). Simpulan pada penelitian ini yaitu aktivitas fisik kurang dan obesitas menjadi faktor risiko kejadian hipertensi pada lansia. Diharapkan lansia untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan agar tekanan darah tetap terkontrol, serta diharapkan agar meningkatkan gaya hidup sehat seperti menjaga berat badan yang ideal, dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK KELOPAK ROSELLA TERHADAP GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS TIPE 2 Novera Herdiani; Edza Aria Wikurendra
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 7, No 2 (2020): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/ann.v7i2.3321

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 ditandai oleh gangguan metabolik yaitu adanya penurunan respon jaringan periferal dalam merespon insulin. Kerusakan pada jaringan periferal diduga akibat dari adanya peningkatan radikal bebas didalam tubuh, yang merusak reseptor insulin atau transporter glukosa yang terdapat pada membran sel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberian antioksidan yang berasal dari ekstrak kelopak rosella terhadap penurunan glukosa darah tikus diabetes mellitus. Jenis penelitian eksperimental laboratorium. Metode yang dipakai (1) Pembuatan ekstrak kelopak rosella (2) Perlakuan pada tikus dengan ekstrak kelopak rosella pada kelompok perlakuan dengan dosis I (195 mg/200 g BB), dan dosis II (260 mg/200 g BB). Dosis pemberian diabetes mellitus 33 mg/200 g BB. Tikus menjadi 4 kelompok dengan cara random sampling yaitu kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan pertama, dan kedua (3) Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan blood glucose test meter. Data dianalisis Kruskal Wallis dan untuk melihat perbedaan tiap kelompok digunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kelopak rosella dosis 260 mg/200 g BB berbeda nyata dengan kontrol positif nilai signifikansi p = 0,006 (p < 0,05). Ekstrak kelopak rosella dosis 195 mg/200 g BB tidak berbeda nyata dengan kontrol negatif nilai signifikansi p = 0,378 (p > 0,05). Kesimpulan pemberian ekstrak kelopak rosella mengandung antioksidan mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus dan ekstrak kelopak rosella dosis 260 g/200 g BB lebih efektif.
Senam Aerobik Efektif Menurunkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Stres pada Mahasiswi Overweight dan Obesitas Kartika Yuliani; Pratiwi Hariyani Putri; Farah Nuriannisa; Novera Herdiani; Zulfa Shofawatun Nisak; Yuni Fatmawati
Journal of Islamic Medicine Vol 6, No 2 (2022): JOURNAL OF ISLAMIC MEDICINE EDISI SEPTEMBER 2022
Publisher : Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jim.v6i2.14122

Abstract

Background:   The Covid-19 pandemic increases the risk of weight gain and stress in young adults, especially female college students. Adequate exercise interventions are needed to prevent the incidence of obesity and its complications.  Objective :   To determine the effectiveness of aerobic dance exercise and walking on body mass index (BMI) and stress in overweight or obese female college students.   Methods :  This study was an experimental pre-posttest design with 28 people sample size divided into 2 groups, namely the intervention group (aerobic exercise) and the control group (walking). The treatment was given for 4 weeks with a frequency of 3 times a week. Results : The results showed a significant decrease in stress scores before and after treatment in the intervention and control groups (p 0.05). The post-test stress scores between the intervention and control groups were also significantly different, which means that aerobic exercise has a better effect on reducing stress than walking. A significant decrease in BMI also occurred before and after treatment in the intervention group from an average of 27.65 (2.39) to 27.34 (2.41), but this did not occur in the control group. Conclusion :   Aerobic exercise is proven to be effective in reducing BMI and stress in overweight or obese female students, while walking is only effective for reducing stress but cannot reduce BMI in overweight or obese female studentsKeywords : Female College Student, Body Mass Index, Stress, Aerobic Dance, Walking
Konsumsi Gula dan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Diabetes Melitus di Puskesmas Gading Surabaya Choirunnisa&#039; Nur Fitriyah; Novera Herdiani
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 6, No 2 (2022): JIK-Oktober Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : STIKes ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v6i2.567

Abstract

Diabetes melitus masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang terus mengalami kenaikan. Seiring dengan bertambahnya kasus diabetes melitus dapat di picu oleh berbagai faktor seperti kebiasaan konsumsi gula yang tinggi dan merokok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konsumsi gula dan kebiasaan merokok dengan kejadian diabetes melitus di Puskesmas Gading Surabaya. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua orang yang melakukan skrining diabetes melitus di Puskesmas Gading Kota Surabaya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 76 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Kuesioner digunakan sebagai instrumen dalam pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah responden (40,8%) mengkonsumsi gula dalam kategori sering, sebagian besar responden (56,6%) memiliki kebiasaan merokok dan hampir setengah responden (43,4%) menderita diabetes melitus. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan konsumsi gula dengan kejadian diabetes melitus (P-Value = 0,020, phi = 0,320) dan ada hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian diabetes melitus (P-Value =0,039, Phi = 0,237). Simpulan pada penelitian ini yaitu konsumsi gula dan kebiasaan merokok memiliki hubungan dengan kejadian diabetes melitus. Diharapkan masyarakat khususnya penderita diabetes mampu menerapkan dan meningkatkan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan bergizi, tidak merokok dan mampu menjaga sanitasi lingkungan.
Hubungan Status Gizi dengan Tingkatan Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya Naila Mafaza Ahsana; Novera Herdiani
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM) Vol.4 No.1 Juli (2022) : Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM)
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkmm.v4i1.7991

Abstract

Hipertensi menjadi ancaman kesehatan masyarakat karena potensinya yang dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kecacatan atau bahkan kematian. Berkembangnya kasus hipertensi dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti status gizi berlebih. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan status gizi dengan tingkatan hipertensi pada lansia di Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya. Metode penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu lansia yang berusia ≥ 60 tahun yang didiagnosis oleh dokter sebagai penderita hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Klampis Ngasem sejumlah 63 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu cluster random sampling. Analisis data menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 36 responden (57,1%) yang memiliki kelebihan berat badan dan sebagian besar (54,0%) responden termasuk dalam kategori hipertensi tingkat 1. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa PValue sebesar 0,048 < 0,05. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu ada hubungan status gizi dengan tingkatan hipertensi pada lansia di Puskesmas Klampis Ngasem Surabaya. Diharapkan lansia dapat meningkatkan gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi serta menjaga kondisi berat badan agar tetap stabil.
Hubungan Berat Badan Lahir dan Panjang Lahir Balita dengan Gizi Kurang di Puskesmas Kebonsari Nur Ike Putiara; Novera Herdiani; Zidny Nurrochmawati
Jurnal Adijaya Multidisplin Vol 1 No 03 (2023): Jurnal Adijaya Multidisiplin (JAM)
Publisher : PT Naureen Digital Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berat badan lahir dan panjang lahir merupakan indikator penting dalam menilai kondisi kesehatan dan gizi balita. Balita adalah anak usia 0-59 bulan yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Gizi kurang pada balita terjadi karena asupan makanan yang tidak mencukupi kebutuhan nutrisinya, sehingga berdampak pada kesehatan dan pertumbuhan balita. Berat badan lahir dan panjang lahir merupakan indikator penting dalam menilai kondisi kesehatan dan gizi balita Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kebonsari dengan populasi sebanyak 3906 individu. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana dan memilih 17 responden sebagai sampel penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara berat badan lahir dan panjang badan lahir dengan kejadian gizi kurang pada balita. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara berat badan lahir dan panjang badan lahir dengan kejadian gizi kurang pada balita. Analisis regresi menunjukkan bahwa sebesar 60,8% variabilitas gizi kurang pada balita dapat dijelaskan oleh variabel berat badan lahir dan panjang badan lahir balita. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi gizi kurang pada balita di Puskesmas Kebonsari.