Darmini Darmini
Technic of Radiodiagnostic and Radiotherapy Department, Polytechnic Health Ministry of Semarang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PENGAKU KONSENTRIS DAN EKSENTRIS PADA BANGUNAN BAJA TERHADAP GAYA LATERAL Darmini, Darmini
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 10, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur bangunan tinggi sangat rawan terhadap bahaya gempa, semakin tinggi suatubangunan maka akan semakin besar simpangan horisantal yang terjadi akibatbekerjanya gaya lateral dalam hal ini beban gempa atau beban angin. Teknologibangunan rawan gempa yang biasa dilakukan adalah dengan pemasangan dinding geseratau pemasangan brace frame pada bangunan baja. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk membandingankan penggunaan brace frame dengan tipe konsentris dan eksentris.Metode penelitian berupa analisis struktur bangunan baja 10 lantai tanpa pengaku,pengaku konsentris dan eksentris. Setelah didapatkan desain strukturnya berikutnyadilakukan pemasangan pengaku lateral dengan tipe eksentris dan konsentris.Perhitungan analisis menggunakan perangkat lunak SAP 2000. Hasil dari analisil adalahsimpangan masing-masing tingkat dan simpangan antar tingkat. Hasil analisis tersebutdigunakan untuk mengontrol kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit struktur. Hasilanalisis menunjukan bahwa dengan pemasangan pengaku dapat mengurangi simpanganhorizontal dan simpangan antar tingkat. Hal ini berarti penggunaan pengaku dapatmeningkatkan kekakuan, kekuatan dan stabilitas struktur.
PENGARUH TETES TEBU SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMITURE) TERHADAP TINGKAT KEMUDAHAN (WORKABILITY) DAN KUAT TEKAN PADA BETON Darmini, Darmini
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 5, No 2 (2006)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton normal dengan kualitas yang baik sangat dipengaruhi oleh bahan-bahanpembentuknya, pengerjaan (workabilitas), faktor air semen (F.a.s) dan zat tambahan biladiperlukan. Zat tambahan berfungsi untuk membantu memudahkan dalam pengerjaanbeton basah, mempercepat waktu pada beton untuk mencapai kekuatannya. Zattambahan ini akan mengencerkan campuran beton tanpa mengurangi factor airsemennya. Tetes tebu memiliki sifat yang sama dengan super plasticizer yaitu bisamengencerkan campuran semen basah, namun kekuatan yang dihasilkan masih belum diteliti. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui pengaruh tetes tebu sebagai bahantambahan pengganti Super plasticizer terhadap tingkat workability dan kuat tekan betonyang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan membandingkan antara beton denganSuper plasticizer 1% dan 2 %, beton dengan tambahan tetes tebu 1% dan 2% dan betontanpa zat tambahan setelah sebelumnya dilakukan desain terhadap campuran betondengan metode SKSNI-T15-1990 dan menetapkan perbandingan super plasticizer atautetes tebu yang akan digunakan. Pengujian dilakukan terhadap beton kubus ukuran 15 x15 x 15 dengan jumlah masing-masing 20 buah setelah sebelumnya dilakukan mix desainuntuk menentukan perbandingan material beton. Dari hasil uji laboratorium terhadapslump test diperoleh bahwa dengan penambahan tetes tebu ternyata nilai slump yangdiperoleh lebih besar di bandingkan dengan penambahan super plasticizer namun kuattekan yang dihasilkan oleh penambahan tetes tebu lebih kecil di bandingkan denganpenambahan super plasticizer.AbstractOrdinary concrete with good quality is strongly influenced by materials forming,processing (workabilitas), water cement factor (fas) and the additional substances ifneeded. Substances additional work to help ease in the processing of wet concrete,accelerate time to reach the concrete strength. This additional oxygen akan thin concretemixture without reducing water cement factor. Sugar cane molasses have the same superplasticizer can dilute the wet mixture of cement, but the strength was still not produced incarefully. Research was conducted to find out the influence of sugar cane molasses as anadditive for Super plasticizer for high workability concrete and strong press produced.Research done by comparing the concrete with super plasticizer 1% and 2%, withadditional concrete sugarcane molasses 1% and 2% and without the concrete substanceto be done after the previous design of the concrete mix with the method SKSNI-T15-1990set comparison and super plasticizer or sugar cane molasses that will be used. Testscarried out on concrete cubes the size of 15 x 15 x 15 with the number of each fruit after20 previously conducted to determine the mix design of concrete material comparison.From the results of the testing laboratory of the slump test is that with the addition ofsugar cane molasses was the value of the slump in larger compared with the addition ofsuper plasticizer but strong press generated by the addition of cane molasses in smallcomparing with the addition of super plasticizerKeywords : agregat, super plasticizer, molasse
PERENCANAAN PONDASI MESIN TERHADAP BEBAN DINAMIK DAN BEBAN STATIK PADA TIPE MESIN ROTARY KILN Darmini, Darmini
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 11, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMesin yang bergerak berputar merupakan mesin yang mempunyai massa yang tinggidengan struktur portal sebagai penampang dan perantara getaran ke pondasi. . Dalampenelitian ini, beban yang terjadi akibat dari mesin yang bergerak berputar adalahbeban statik dan dinamik, sehingga perencanaan pondasinya harus memperhitungkangetaran yang terjadi antara lain getaran vertikal, getaran lateral dan getaran memutar .Jika pada struktur pondasi tidak didapatkan data untuk beban dinamisnya maka beratpondasi bisa didesain dengan faktor pengali beban mati mesin. Dalam perencanaanpondasi mesin hal terpenting adalah perencanaan amplitudo dan frekuens Dengan datayang ada di lapangan dan data spesifikasi dari mesinnya maka dilakukan perencanaanterhadap pondasi mesin dengan metode EHS dengan asumsi pondasi terletak di atasmedia yang elastis dan dianggap homogen dan isotropic . Pondasi yang digunakanadalah pondasi blok karena pendistribusian beban ke tanah lebih merata dan tanahnyacukup kuat. Pondasi didesain terhadap beban mati, beban hidup sebagai beban statisdan beban gempa dan beban getaran mesin sebagai beban dinamis. Untuk berat pondasidiambil maka digunakan asumsi sebesar 3 x berat mesinnya. Desain pondasi diperiksaterhadap amplitudo dan frekuensi yang muncul karena getaran mesin serta penurunanyang terjadi. Disamping pondasi dilakukan desain terhadap struktur portalnya yaitu plat,balok dan kolom terhadap lentur dan geser. Hasil akhir dari penelitian ini adalahdesain terhadap balok, kolom dan pondasi blok yang digunakan dan aman terhadapbeban dinamis dan statis dari mesin.
PERENCANAAN PONDASI PILE RAFT MENGGUNAKAN PLAXIS DENGAN PEMODELAN MOHR-COULOMB Darmini, Darmini; Juniarso, Juniarso; Ridwan, Agus
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 9, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pondasi rakit digunakan jika lapisan tanah pondasi mempunyai daya dukung rendah. Pondasirakit akan memberikan faktor keamanan yang memadai dalam menghadapi masalah kegagalandaya dukung ultimate. Bagian ini berfungsi meneruskan beban bangunan ke tanah di bawahnya.Pondasi rakit penuh masih memberikan penurunan yang berlebihan. Ketika bagian atas tanahmenunjukkan nilai yang sangat tinggi dari penurunan dan rendahnya daya dukung, permukaanraft diperkirakan akan mengalami penurunan yang besar, bahkan lebih besar dari penurunanyang diijinkan. Oleh karena itu perlu ditambahkan tiang-tiang pada pondasi rakit sehinggamenjadi pile-raft system. PLAXIS adalah program elemen hingga untuk aplikasi geoteknikdimana digunakan model-model tanah untuk melakukan simulasi terhadap perilaku dari tanah.Mohr-Coulomb adalah model yang sangat dikenal yang digunakan untuk pendekatan awalterhadap perilaku tanah secara umum. Model ini meliputi lima buah parameter yaitu modulusyoung, E, poisson ratio, kohesi, sudut geser, dan sudut dilatasi. Tujuan dibuatnya tugas akhir iniadalah merencanakan dimensi pondasi pile-raft menggunakan cara manual dan menggunakansoftware PLAXIS. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh dimensi pondasi rakit yangbervariasi dengan kedalaman 2 m, 5 m, dan 7 m. untuk mereduksi penurunan yang terjadi padapondasi rakit ditambahkan tiang-tiang (friction pile). Dimensi yang digunakan adalah D300untuk panjang 3 m dan D500 untuk panjang 5 m. dengan penambahan tiang tersebut diperolehpenurunan antara 0,01969 m sampai dengan 0,05739 m. tulangan yang digunakan pada pondasirakit adalah D 32 – 200 sedangkan untuk pondasi tiang digunakan 13D25 dan 10D10 untuktulangan longitudinal dan D22-130 dan D22-100 untuk tulangan geser.
PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG DENGAN PERBANDINGAN HARGA SATUAN KONTRAKTOR Angreni, Ida Ayu Ari; Darmini, Darmini; Nurlela, Nurlela
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 10, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan anggaran biaya merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaanpembangunan. Rencana Anggaran Biaya (RAB) dipergunakan untuk mengetahui berapabesar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek dan menghindari pembengkakanbiaya. Di Indonesia, sarana dasar untuk perhitungan harga satuan adalah SNI 2002.Penulisan ini bertujuan untuk menghitung RAB yang efisien dengan menggunakan hargasatuan kontraktor pada proyek pembangunan Apartemen MT Haryono Residence untukmenganalisis koefisien harga satuan dan menggunakan metode SNI sebagai dasarperbandingan. Di dapatkan hasil RAB dengan menggunakan indeks koefisien SNI sebesarRp 24,972,318,302.00 RAB dengan indeks koefisien dari kontraktor sebesar Rp21,909,617,774.00, dan RAB oleh penulis adalah sebesar Rp 21,360,644,168.00.
PEMAKAIAN SISA PECAHAN BATU SPLIT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BETON Darmini, Darmini
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 7, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian pasir sebagai agregat halus pada campuran beton sudah menjadi hal yangbiasa dilakukan. Karena pasir dengan mudah memenuhi persyaratan sebagai agregat halus.Batu split sebagai sisa pecahan batu di coba untuk diuji laboratorium untuk digunakansebagai agregat halus dengan ketentuan lolos saringan No. 4 (4,75 mm). Penelitiandilakukan guna mengetahui nilai workability (tingkat kemudahan pengerjaan ) dankuat tekan yang dihasilkan. Dengan metode British di dicari jumlah perbandingan komposisiantara semen, air agregat kasar dan agregat halus dengan terlebih dahulu di carinilai f.a.s, jumlah semen yang dibutuhkan, jumlah air yang dibutuhkan, perbandinganagregat halus dan agregat kasar, berat beton, berat agregat kasar dan halus. Langkahberikutnya dilakukan uji nilai slump untuk mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan,setelah di peroleh maka dibuat sampel-sampel beton ukuran 15 x 15 x 15 cm3 danmelakukan tes kuat tekan beton. Diperoleh hasil bahwa nilai slump untuk beton denganpecahan batu split sebagai agregat halus ternyata cukup rendah 15 mm yang berartitingkat workabilitynya buruk sedang kuat tekan yang dihasilkan cukup tinggi sebesar317,65 kg/cm2AbstractThe use of sand as fine aggregate in the concrete mix has become a usual thing to do.Because the sand easily meet the requirement as fine aggregate. Stone split as the rest offraction of stone try to be tested in laboratory for being used as a fine aggregate with theprovision of No pass filter 4 (4,75 mm). This research is conducted in order to know thevalue of workability (easy of manufacture and the level of press) and generated strong.With the British method of comparison of the amount sought in the composition of cement,water, coarsa aggregate with a first look at the f.a.s value, the amount of cement needed,the amount of water needed, the difference in aggregate fine aggregate and coarse, heavyconcrete, heavy fine and coarse aggregate. The next step undertaken is doing a valueslump test to find out the level easy of operation, after they acquired in the sample-madeconcrete sample size 15 x 15 x 15 cm3 and test robust concrete press. Retrieved the resultsthat the value for the concrete with a slump stone split fraction as fine aggregate enoughlow 15 mm which means that the level workabilitynya bad press and are strong enoughthat the highof 317,65 kg/cm2.
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE-NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA Darmini, Darmini
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 3 No. 3 (2019): December 2019
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.487 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v3i3.350

Abstract

Ketuntasan belajar siswa pada pelajaran IPA kelas IV SD Negeri 007 Anak Talang masih rendah, dari 26 siswa kelas IV hanya 10 siswa yang berhasil mendapat nilai 70 ke atas atau sesuai target KKM. Untuk mengatasi hal tersebut penulis menggunakan model pembelajaran example non example dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Setelah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran example non example aktivitas, daya serap dan ketuntasan belajar siswa meningkat. Aktivitas siswa meningkat dari pra siklus yang semula siswa pasif meningkat menjadi 70,19% pada perbaikan siklus I, pada perbaikan siklus II 88,46%. Daya serap siswa meningkat dari data awal rata-rata siswa 62,3, pada siklus I meningkat menjadi 77,3 dan pada siklus II meningkat menjadi 82,5. Ketuntasan siswa mengalami peningkatan dari sebelum perbaikan hanya 10 siswa yang tuntas atau 38% meningkat menjadi 20 siswa atau 77% pada siklus I dan menjadi 22 siswa atau 85% pada siklus II. Dari hasil yang dicapai, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran example non example dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 007 Anak Talang.
ANALISA PENGARUH VARIASI ECHO TRAIN LENGTH (ETL) PADA SEKUEN T2 WEIGHTED IMAGE (T2WI) AXIAL PROPELLER TERHADAP KUALITAS CITRA PEMERIKSAAN BRAIN MAGNETIK RESONANCE IMAGING (MRI) Dwi Kurniarahman, Yoyok; Santoso, Gunawan; Darmini, Darmini
JRI (Jurnal Radiografer Indonesia) Vol. 3 No. 2 (2020)
Publisher : Perhimpunan Radiografer Indonesia (PARI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.579 KB) | DOI: 10.55451/jri.v3i2.77

Abstract

Backgroud: Echo Train Length (ETL) or turbo factor refers to the echo number of radiofrequency pulse refocusing 1800 after excitation RF pulse which used in Fast Spin Echo (FSE). ETL was is the single most important parameter on the image quality. Longer ETLs result in more T2-weighting because more late echoes with longer TE’s contribute to the overall signal. Longer ETL’s also associated with a decrease in the overall signal-to-noise ratio (SNR) and contrast-to-noise ratio (CNR) because the later echoes are weaker and the image having blurring. The ETL was influence with scanning time. PROPELLER sequences can be reducing the artefact motion. The aim of this research is to known how the effect of the ETLs variation on sequences T2WI axial PROPELLER to the best image quality and the ETLs value which have best quality. Methods: This type of study is a quantitative study conducted with an experimental approach in Radiology Installation of Santo Borromeo’s Bandung. Data is collected by the examination brain MRI in 6 (six) patients, after a brain MRI scanning with axial slice T2WI PROPELLER sequences, with variation of Echo Train Length (ETL). The variation of ETL we used are 12, 18, 24 and 30. And the estimation using Region of Interest (ROI) at the ventricle lateral, nucleus caudate, putamen, thalamus and internal capsule. The assessment results are summarized and then in a statistical test using SPSS version 23.0 with the method of Pearson correlate and linier regression. Results: The result showed that there is having effect of Echo Train Length (ETL) on sequences T2WI axial PROPELLER to the image quality. There is a strong correlation which the result of significant value 0,000 < p value 0.05. The relation effect variation of ETL with SNR very strong is nucleus caudate and CNR very strong between nucleus caudate and ventricle lateral. The mean rank value of SNR and CNR have been showed is ETL 12 with a mean rank up to 152,57 and 121,18 Conclusion:There was the influence of the echo train length toward image quality of brain MRI on sequences T2WI axial PROPELLER. The best echo train length value of brain MRI on sequence T2WI axial PROPELLER is 12.