Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Pelatihan Pembelajaran Matematika yang Efektif melalui Metode Hypnoteaching Faradillah, Ayu; Hadi, Windia; Miatun, Asih; Khusna, Hikmatul
Jurnal SOLMA Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Uhamka Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/solma.v7i1.662

Abstract

Proses pembelajaran  matematika di kelas merupakan salah satu  penentu keberhasilan peserta didik. Guru dituntut untuk memberikan inovasi baru dalam proses belajar mengajar, misalnya dalam memilih model, metode atau strategi pembelajaran yang tepat digunakan. Salah satu metode pembelajaran yang bisa digunakan adalah hypnoteaching. Hypnoteaching berasal dari dua kata hypno dan teaching. Hypnoteaching merupakan metode pembelajaran yang kreatif , unik dan imajinatif. Sebeum pelaksanaan pembelajaran peserta didik sudah dikondidikan untuk belajar. Dengan demikian, peeserta didik mengikuti proses belajar dalam kondidi segar dan siap untuk menerima materi pelajaran. Untuk mempersiapkan hal-hal tersebut, tentu guru itu sendiri dituntut untuk stabil baik secara psikis maupun psikologis. Pelatihan metode hypnoteaching ini bertujuan agar guru lebih mengenal apa itu hypnoteaching sehingga guru dapat menerapkannya dalam pembelajaran matematika di kelas. Dari hasil pelaksanaan secara umum pelatihan pembelajaran matematika yang efektif melalui metode Hypnoteaching empat tahap: 1) Matematika itu mudah, 2) Matematika dengan Benda Konkrit Sederhana, 3) Matematika Itu Menyenangkan, 4) Operasi Hitung Matematika, 5) Menjadi Guru Inspiratif Berbasis Hipnosis.
PROFIL PEMAHAMAN KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS SISWA BERDASARKAN PERBEDAAN GAYA KOGNITIF FIELD INDEPENDENT DAN FIELD Nurafni Nurafni; Asih Miatun; Hikmatul Khusna
KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2 (2018): KALAMATIKA November 2018
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.864 KB) | DOI: 10.22236/KALAMATIKA.vol3no2.2018pp175-192

Abstract

This research is a descriptive qualitative approach which aims to describe profile of understanding of pythagoras theorem concept of students based on the difference of field independent and dependent cognitive style. The subjects of this study are 9th grade students of junior secondary school. Subject determination is done using GEFT instrument and mathematics teacher’s consultation, then continued by giving concept comprehension test on Pythagorean theorem material and interview. Checking the validity of data is done by time’s triangulation. The results showed that student: 1) states the meaning of Pythagoras's theorem given in his own language by noting Pythagorean theorem’s definition; 2) when using the concepts of Pythagoras theorem, students use triangle images as representations to facilitate an interpretation of given sides position. Then the students find the unknown values and use Pythagoras theorem to solve the problem; 3) using the necessary condition or sufficient condition of a concept to determine the area of a triangle using Pythagorean theorem by finding a side. While, the results for field independent cognitive style are student: 1) expresses the meaning of Pythagoras theorem by using their own language and mentioning the symbols; 2) using the concepts of Pythagorean theorem to solve the problem given by using multiplication operations to determine one of unknown sides. Then, student use pythagoras theorem to find the answer of the given problem; 3) using the necessary conditions or sufficient terms a concept of Pythagoras theorem by stating that it must be known two sides or not.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INDUKSI MATEMATIKA DAN TEORI BINOMIAL BERBASIS PEMBUKTIAN Nurafni Nurafni; Asih Miatun; Hikmatul Khusna; Hella Jusra
KALAMATIKA Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 1 (2019): KALAMATIKA April 2019
Publisher : FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.855 KB) | DOI: 10.22236/KALAMATIKA.vol4no1.2019pp89-108

Abstract

Students' ability in solving argumentation in mathematical induction and binomial theory is still lacking based on the results of the exam, so that evidence-based teaching materials are prepared. This study uses design research methods with the subject from 2nd semester students of the Mathematics Education Study Program. This research is a development research consisting of 6 stages: Identification of needs, Planning, Initial product development, Initial product testing, Product revision, Field trials so as to produce teaching materials. The results of the lecturer and student validation show that the teaching materials are valid and feasible to use with an average score of 45 and 45,9333. While the test of the effectiveness of teaching materials used using the t-test obtained results that ttest> ttable, 5.83 > 2.11 which means there is an increase in the average value of students before and after using teaching materials. With the increase in value, it indicates that the instructional materials prepared are effectively used.
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS BERDASARKAN DISPOSISI MATEMATIS Asih Miatun; Hikmatul Khusna
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.042 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v9i2.2703

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis secara mendalam kemampuan berpikir kritis matematis berdasarkan kemampuan disposisi matematis mahasiswa calon guru khususnya pada mata kuliah geometri. Penelitan ini dirasa penting karena tuntutan keterampilan matematika abad 21 yaitu, kreativitas, berpikir kritis, komunikasi, dan kolaborasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dimana data utama pada penelitian ini adalah hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis, angket kemampuan disposisi, dan wawancara. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa dengan kemampuan disposisi matematis tinggi, sedang, rendah yang selanjutnya diberikan tes kemampuan berpikir kritis matematis. Peneliti melakukan wawancara terkait hasil tes dan melakukan triangulasi waktu untuk melihat kekonsistenan jawaban dari subyek penelitian. Hasil penelitian ini menggambarkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa dengan disposisi berkriteria tinggi sudah baik dengan menguasai indikator kemampuan berpikir kritis yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, membuat kesimpulan, memberikan penjelasan lebih lanjut, dan sebagian dari indikator mengatur strategi dan taktik. Sedangkan untuk mahasiswa dengan disposisi berkriteria sedang dan rendah hanya menguasai sebagian indikator yang kelima yaitu indikator mengatur strategi dan taktik. Sehingga kesimpulan dari penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa. AbstractThis study aims to examine and analyze mathematical critical thinking ability based on the mathematical disposition abilities of preservice teacher education, especially in geometry courses. This research is considered important because of the demands of 21st-century mathematical skills, namely, creativity, critical thinking, communication, and collaboration. This research is a qualitative descriptive study in which the main data in this study are tests of mathematical critical thinking skills, disposition ability questionnaires, and interviews. The subjects of this research are students with high, medium, and low mathematical disposition abilities which are then given a mathematical critical thinking ability test. Researchers conducted interviews related to test results and triangulated time to see the consistency of answers from research subjects. The results of this study illustrate the ability to think critically students with high criteria disposition are already good by mastering critical thinking ability indicators that provide simple explanations, build basic skills, make conclusions, provide further explanation, and some of the indicators set strategy and tactics. Whereas students with moderate and low disposition criteria only mastered some of the fifth indicators namely indicators governing strategy and tactics. So the conclusion of this study is the low mathematical critical thinking ability of students.
Pengaruh geogebra online berbasis scaffolding dan tingkat self-regulated learning terhadap kemampuan berpikir kritis Asih Miatun; Hikmatul Khusna
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 15, No 2: December 2020
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pg.v15i2.34499

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) pengaruh pembelajaran menggunakan Google Meet dengan Geogebra online berbasis scaffolding terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa; (2) pengaruh tingkat Self-Regulated Learning (SRL) pada kemampuan berpikir kritis mahasiswa; dan (3) pengaruh interaksi antara jenis pembelajaran dan tingkat SRL terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment. Sampel penelitian adalah mahasiswa pendidikan matematika yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Kelompok eksperimen (n = 23) diberi pembelajaran menggunakan Google Meet dengan Geogebra online berbasis scaffolding, sedangkan kelompok kontrol (n = 23) diberi pembelajaran menggunakan Google Meet tanpa bantuan Geogebra online. Pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir kritis dan angket SRL. Teknik analisis data menggunakan ANOVA dua jalan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemam­puan berpikir kritis kelompok yang diberi pembelajaran menggunakan Google Meet dengan Geogebra online berbasis scaffolding lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol; (2) terdapat perbedaan signifikan kemampuan berpikir kritis mahasiswa ditinjau dari tingkat SRL, dimana mahasiswa dengan SRL tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada mahasiswa dengan SRL sedang dan rendah, serta mahasiswa dengan SRL sedang memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih baik daripada mahasiswa dengan SRL rendah; dan (3) tidak terdapat pengaruh interaksi antara jenis pembelajaran dan tingkat SRL terhadap kemampuan berpikir kritis mahasiswa. The effect of geogebra online based on scaffolding and the level of self-regulated learning on critical thinking skillsAbstractThis study aimed to examine (1) the effect of learning using Google Meet with Geogebra online based on scaffolding on students’ critical thinking skills; (2) the effect of the level of Self-Regulated Learning (SRL) on students’ critical thinking skills; and (3) the effect of the interaction between the type of learning and the SRL level on students’ critical thinking skills. The research design used was a quasi-experiment. The research sample was mathematics education students who were selected using the cluster random sampling technique. The experimental group (n = 23) was given learning using Google Meet with Geogebra online based on scaffolding, while the control group (n = 23) was given learning using Google Meet without the assistance of Geogebra online. Data collection used a critical thinking skills test and an SRL questionnaire. The data analysis technique used two-way ANOVA at a significance level of 5%. The results showed that (1) the critical thinking ability of the group given learning using Google Meet with Geogebra online based on scaffolding was better than the control group; (2) there was a significant difference in students’ critical thinking skills in terms of SRL level, where students with high SRL had better critical thinking skills than students with moderate and low SRL, and students with moderate SRL had better critical thinking skills than students with low SRL; and (3) there was no effect of the interaction between the type of learning and the SRL level on students’ critical thinking skills.
Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Nur Aidah; Hikmatul Khusna
JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Vol 14, No 2 (2021): JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Volume 14 Nomor 2 Agustus
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.904 KB) | DOI: 10.30870/jppm.v14i2.11807

Abstract

This research aims to describe students' difficulties based on the level of mathematical creative thinking ability in solving polyhedron problems. This study uses a qualitative descriptive approach with data collection methods in the form of tests and interviews. The subjects of this study were 6 students of class VIII SMP Negeri 11 Bekasi. The instrument used is a test of mathematical creative thinking skills and interviews. The data analysis technique is by examining the results of the subject's answers to be categorized into mathematical creative thinking ability levels, then interviews are carried out. The findings show that the students with high creative thinking skills experience operational technical difficulties, students with medium creative thinking skills experience conceptual and procedural difficulties, and students with low creative thinking skills experience all types of difficulties, namely conceptual, procedural and operational techniques difficulties. The most experienced difficulties are operational techniques such as errors in calculations and not being careful when solving polyhedron problems.
PENGARUH SUASANA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Indah Prawidia; Hikmatul Khusna
JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Vol 14, No 2 (2021): JPPM (Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika) Volume 14 Nomor 2 Agustus
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.315 KB) | DOI: 10.30870/jppm.v14i2.11841

Abstract

Penelitian ini melaporkan tentang pengaruh suasana lingkungan belajar dan minat belajar siwa terhadap hasil belajar matematika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 88 Jakarta dengan subjek penelitian adalah 70 siswa kelas XI dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan tes. Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi diperoleh variabel suasana lingkungan belajar t hitung sebesar 5,161 lebih besar dari t tabel sebesar 1,995. Variabel minat belajar siswa t hitung sebesar 4,730 lebih besar dari 1,995. Secara simultan variabel suasana lingkungan belajar dan minat belajar siswa berpengaruh sebesar 32,3% terhadap hasil belajar matematika. Hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh suasana lingkungan belajar dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. 
Rasch Model untuk Memvalidasi Instrumen Resiliensi Matematis Mahasiswa Calon Guru Matematika Muntazhimah Muntazhimah; Syifani Putri; Hikmatul Khusna
JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika) Vol 6, No 1 (2020): JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jkpm.v6i1.8144

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji reliabilitas dan validitas instrumen kemampuan resiliensi matematis mahasiswa calon guru matematika dengan memakai model Rasch. Resiliensi matematis pada penelitian ini memiliki empat indikator yang diturunkan menjadi tiga puluh dua item pernyataan.  Responden pada penelitian ini berjumlah 126 orang yang dipilih dengan cara purposive sampling. Hasil analisis datanya menunjukkan bahwa instrumen kemampuan resiliensi matematis mahasiswa calon guru matematika dinyatakan reliabel dan valid dengan kriteria “sangat reliabel” dan 29 dari 32 item pernyataan dikatakan “valid”, sehingga untuk meneliti kemampuan resiliensi matematis mahasiswa calon guru matematika bisa diukur dengan menggunakan instrumen ini.
Perspektif Gender dalam Merancang Model Matematika Hikmatul Khusna; Bayu Arry Purnomo; Subhan Ajiz Awalludin
Jurnal Equation: Teori dan Penelitian Pendidikan Matematika Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : IAIN BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/equation.v4i1.4104

Abstract

Gender merupakan topik yang menarik untuk dibahas karena banyaknya perbedaan yang melekat antara laki-laki dan perempuan baik secara fisik, sifat, maupun perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pada gender dalam merancang model matematika pada siswa SMP di Tangerang. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes kemampuan pemodelan matematis yang kemudian dianalisis secara deskriptif oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukan subjek perempuan lebih mampu mendeskripsikan masalah secara lengkap dan mampu memikirkan apa yang dapat dikembangkan dari masalah; dalam menyusun model matematika, subjek laki-laki mampu membuat persamaan matematika secara formal (model for), sedangkan subjek perempuan hanya menggunakan persamaan matematika secara informal (model of); karena subjek perempuan menggunakan persamaan matematika secara informal (model of) akibatnya subjek perempuan menggunakan aritmatika sederhana dalam work mathematically; karena subjek laki-laki menggunakan persamaan matematika secara formal (model for) akibatnya subjek laki-laki menggunakan metode eliminasi dan substitusi dalam work mathematically.
Kemampuan Pemodelan Matematis dalam Menyelesaikan Soal Matematika Kontekstual Hikmatul Khusna; Syafika Ulfah
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.894 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v10i1.857

Abstract

AbstrakKemampuan guru menghadirkan soal-soal yang memiliki konteks kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan dalam kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan pemodelan matematis siswa dalam menyelesaikan soal matematika kontekstual. Penelitan ini dirasa penting untuk dikaji karena tuntutan pembelajaran yang mengharuskan siswa tidak hanya pandai berhitung tetapi dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan, sehingga kemampuan pemodelan matematika sebagai jembatan antara masalah matematika dan masalah nyata dirasa penting untuk dimiliki oleh siswa. Subjek penelitian diberikan instrumen berupa soal matematika kontekstual, kemudian peneliti menganalisis hasil kerja subjek serta melakukan wawancara subjek terkait hasil pengerjaan instrumen tersebut. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kemampuan pemodelan matematis siswa beragam, tidak bergantung pada kemampuan matematika siswa tinggi, sedang, rendah; masih ada siswa yang tidak membuat pemodelan matematis karena tidak memahami soal yang diberikan; pemodelan gambar yang dibuat oleh siswa beragam namun sebagian besar masih kurang tepat dalam membuat pemodelan gambar sesuai dengan permasalahan yang diberikan; kemampuan siswa dalam membuat pemodelan matematis sebagian besar masih kurang. Mathematical Modeling Ability in Solving Contextual Mathematical ProblemsAbstractThe teacher's ability to present questions that have the context of everyday life is needed in the classroom. This study aims to describe and analyze students' mathematical modeling abilities in solving contextual math problems. This research is considered important to study because the demands of learning require students not only to be good at arithmetic but also to be able to apply mathematics in life, the ability of mathematical modeling as a bridge between mathematical problems and real problems is considered important for students to have. The research subject was given an instrument in the form of a contextual math problem, then the researcher analyzed the subject's work and conducted subject interviews related to the results of working on the instrument. The results are mathematical modeling abilities of students varied, it did not depend on high, medium, low students' mathematical abilities; There are still students who do not make mathematical modeling because they don't understand the questions given; the forms of image modeling made by students are still diverse but most of them are still inaccurate in making image modeling according to the problems give and making mathematical modeling is still lacking.