Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENAPISAN SENYAWA FITOKIMIA DAN PENGUJIAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN POHON MERAPAT Kissinger, Kissinger; Zuhud, Evrizal AM.; K, Latifah; Darusman, Darusman; Iskandar, Iskandar
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013):
Publisher : Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3959.032 KB)

Abstract

Hutan kerangas merupakan kumpulan vegetasi pohon di hutan hujan tropis, dicirikan antara lain oleh kandungan hara dan keanekaragaman hayati yang rendah, sehingga penggunaan pohonnya menjadi terbatas. Hutan kerangas tersebar luas di Kalimantan (misalnya Kalimantan Selatan). Salah satu jenis pohon yang dapat tumbuh dan berkembang pada kondisi ekstrim adalah merapat (Combretocarpus rotundatus). Daunnya mengandung senyawa kimia tertentu yang mengindikasikan berkemampuan fisiologis menghasilkan bioaktivitas seperti antioksidan. Sebagai konsekuesinya, hal ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan pohon kerangas. Terkait hal tersebut, pencermatan terhadap kandungan senyawa fitokimia dan pengujian kemampuan antioksidan dilakukan terhadap sampel kering daun merapat yang berasal dari hutan kerangas di Kalimantan Selatan. Awalnya, daun kering diekstrak dengan larutan metanol menghasilkan ekstrak methanol (sampel 1), fraksinasi lanjutan dilakukan dengan kromatografi kolom menggunakan eluent kloroform. Fraksi kloroform yang didapatkan (sampel 2) selanjutnya difraksinasi kembali menggunakan campuran larutan etil asetat-kloroform (dengan proporsi sama), yang menghasilkan sampel 3. Pencermatan fitokimia mengungkapkan bahwa ekstrak metanol mengandung senyawa fitokimia tertentu seperti flavonoid, turunan phenol, hidrokuinon, tanin dan triterpenoid, yang berperan sebagai antioksidan. Ekstrak metanol (sampel 1) menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi dengan memberikan reaksi reduksi terhadap pelepasan radikal bebas oleh Difenil Pikril Hidrazil Hidrat (DPPH) (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl), walaupun penggunaan dari fraksi kloroform (sampel 2) dan fraksi lanjutan etil asetat-kloroform (sampel 3) sangat rendah. Penghambatan radikal bebas dari DPPH pada tingkat 50% (IC 50) oleh ekstrak metanol terjadi pada konsentrasi 21,823 ppm. Sementara itu, vitamin C dan BHT sebagai kontrol aktivitas antioksidan terbentuk lebih efisien pada konsentrasi di bawah 21,823 ppm (berturut-turut pada konsentrasi 6,738 ppm dan 6,279 ppm). Bagaimanapun, nilai IC 50 tersebut memberikan penjelasan kuat bahwa potensi bioaktivitas ekstrak metanol daun merapat dapat digunakan sebagai antioksidan. Kata kunci : Hutan kerangas, jenis pohon merapat, daun, antioksidan, DPPH-pelepas radikal bebas, kontrol antioksidan, vitamin C dan BHT
PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI TERHADAP MENSTRUASI PERTAMA (Studi Kasus Pada Remaja Putri Kelas 1 SMP) Darusman, Darusman; Rafsanjani, T M
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 1, No 1 (2018): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.567 KB) | DOI: 10.32672/makma.v1i1.632

Abstract

Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa yang penting pada pubertas anak gadis yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Pengamatan awal pada 10 orang remaja putri di SMP Negeri 1 Sinabang diketahui status gizinya baik, dengan postur tubuh ideal. Beberapa diantaranya telah mengalami menstruasi pada umur 12 tahun, namun masih ditemukan remaja yang mengalami mentruasi itu dengan tidak normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik dan status gizi terhadap Menarche. Penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMPN 1 Simeulue Timur, sebanyak 67 siswi, dan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, penelitian dilakukan pada tanggal 27 Januari s/d 03 Februari 2016. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh pola konsumsi makanan dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,041 ? ?= 0,05, tidak ada pengaruh kebiasaan aktivitas fisik dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,563 ? ? = 0,05 dan terdapat pengaruh status gizi dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,039 ? ?= 0,05. Diharapkan kepada remaja putri SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue agar memperhatikan gaya hidup, pola makan dan peningkatan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi menstruasi pertama.Kata Kunci: Menstruasi, Remaja, Perilaku.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENYAKIT SCABIES PADA NELAYAN DI DESA RHEUM BAROH KABUPATEN BIREUEN Masyudi, Masyudi; Darusman, Darusman
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 1, No 2 (2018): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.908 KB) | DOI: 10.32672/makma.v1i2.816

Abstract

Berdasarkan data yang didapatkan di Puskesmas, daf tar 10 penyaki t terbesar di Puskesmas Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen Tahun 2016 sampai Maret Tahun 2017 peny aki t kulit skabies merupakan salah satu dari 10 penyaki t terbanyak. Menurut survei awal peneliti di Desa Rheum Baroh kabupaten Bireuen Tahun 2017 saat melakukan wawancara, didapatkan 10 dari 15 orang nelayan tidak memperdulikan penyakit kulit apa yang sedang dialami, dan 5 orang nelayan lainnya mereka mereka mengatakan penyakit skabies itu adalah penyakit biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Penelitian ini bersifat Survei Analitik dengan desain cross sectional studi. Dengan jumlah Sampel yang diambil yaitu 51 responden. Analisis yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Rheum Baroh Kabupaten Bireuen Tahun 2017. Dari hasil uji statistik chi-square dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Lama Bekerja terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,029 < 0,05), antara Hubungan Personal Hygiene terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,001 < 0,05), dan antara Sanitasi Lingkungan terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,008 < 0,05), di Desa Rheum Baroh Kabupaten Bireuen Tahun 2017. Diharapkan kepada nelayan untuk meningkatkan pengetahuan tentang personal hygienenya dalam bekerja maupun di rumah tangga masing-masingKata Kunci: Penyakit Scabies. Pekerjaan.
Tantangan dan Strategi Akademisi Perempuan Dalam Pencapaian Gelar Akademik Tertinggi: Studi Kasus di Universitas Syiah Kuala Andini, Rita; Safitri, Rini; T, Ade; Ikhsan Sulaiman, Muhammad; Olivia, Monita; L, Erika; Pardede, Pardede; Afifuddin, Muhammad; Suhendrayatna, Suhendrayatna; Darusman, Darusman
Jurnal Pemerintahan dan Kebijakan (JPK) Vol 2, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jpk.v2i3.12665

Abstract

niversitas Syiah Kuala atau ‘Unsyiah’ yang terletak di ujung pulau Sumatera, tergolong universitas menengah di Indonesia dengan kurang lebih 30.000 mahasiswa yang terdiri dari 132 program studi. Ini tercatat sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi (HEI) tertua dan paling mapan di provinsi ini. Sekitar 2.200 dosen dipekerjakan dan didominasi oleh akademisi perempuan, yaitu hingga 56%. Dari total jumlah dosen, 38% sudah meraih gelar Doktor. Namun demikian, jumlah Guru Besar di semua fakultas masih sangat rendah (5%) dan didominasi oleh laki-laki. Hanya 15 dari total profesor (N= 73) adalah akademisi perempuan, berhasil “memecahkan langit-langit kaca”, dan akhirnya mencapai jabatan guru besar. Kondisi seperti itu juga menyiratkan kesenjangan yang sangat besar di bidang akademik, antara kedua jenis kelamin dalam mencapai karir terpenting mereka. Kajian ini melaporkan identifikasi dan kendala yang biasanya dihadapi serta faktor pendukung yang dibutuhkan oleh sivitas akademika perempuan dalam meraih jabatan guru besar di Unsyiah, yang juga dapat diterapkan sebagai kondisi umum di HEI lainnya. Kuesioner berbasis online digunakan untuk mengumpulkan data dari peserta di sepuluh fakultas. Responden perempuan berusia antara 30-70 tahun, yang sebagian besar memiliki keluarga - telah berpartisipasi dalam kuesioner. Faktor-faktor diidentifikasi, dan disajikan dalam diagram. Studi ini menyarankan beberapa strategi dan beberapa rekomendasi terkait pengarusutamaan gender yang dimiliki oleh kebijakan dan praktik universitas yang mungkin berguna untuk meningkatkan jumlah profesor perempuan di institusi untuk jangka panjang.
PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI TERHADAP MENSTRUASI PERTAMA (Studi Kasus Pada Remaja Putri Kelas 1 SMP) Darusman, Darusman; Rafsanjani, T M
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 1, No 1 (2018): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/makma.v1i1.632

Abstract

Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa yang penting pada pubertas anak gadis yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Pengamatan awal pada 10 orang remaja putri di SMP Negeri 1 Sinabang diketahui status gizinya baik, dengan postur tubuh ideal. Beberapa diantaranya telah mengalami menstruasi pada umur 12 tahun, namun masih ditemukan remaja yang mengalami mentruasi itu dengan tidak normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik dan status gizi terhadap Menarche. Penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMPN 1 Simeulue Timur, sebanyak 67 siswi, dan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, penelitian dilakukan pada tanggal 27 Januari s/d 03 Februari 2016. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh pola konsumsi makanan dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,041 ≤ α= 0,05, tidak ada pengaruh kebiasaan aktivitas fisik dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,563 ≥ α = 0,05 dan terdapat pengaruh status gizi dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,039 ≤ α= 0,05. Diharapkan kepada remaja putri SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue agar memperhatikan gaya hidup, pola makan dan peningkatan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi menstruasi pertama.Kata Kunci: Menstruasi, Remaja, Perilaku.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENYAKIT SCABIES PADA NELAYAN DI DESA RHEUM BAROH KABUPATEN BIREUEN Masyudi, Masyudi; Darusman, Darusman
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 1, No 2 (2018): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/makma.v1i2.816

Abstract

Berdasarkan data yang didapatkan di Puskesmas, daf tar 10 penyaki t terbesar di Puskesmas Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen Tahun 2016 sampai Maret Tahun 2017 peny aki t kulit skabies merupakan salah satu dari 10 penyaki t terbanyak. Menurut survei awal peneliti di Desa Rheum Baroh kabupaten Bireuen Tahun 2017 saat melakukan wawancara, didapatkan 10 dari 15 orang nelayan tidak memperdulikan penyakit kulit apa yang sedang dialami, dan 5 orang nelayan lainnya mereka mereka mengatakan penyakit skabies itu adalah penyakit biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Penelitian ini bersifat Survei Analitik dengan desain cross sectional studi. Dengan jumlah Sampel yang diambil yaitu 51 responden. Analisis yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Rheum Baroh Kabupaten Bireuen Tahun 2017. Dari hasil uji statistik chi-square dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Lama Bekerja terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,029 0,05), antara Hubungan Personal Hygiene terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,001 0,05), dan antara Sanitasi Lingkungan terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,008 0,05), di Desa Rheum Baroh Kabupaten Bireuen Tahun 2017. Diharapkan kepada nelayan untuk meningkatkan pengetahuan tentang personal hygienenya dalam bekerja maupun di rumah tangga masing-masingKata Kunci: Penyakit Scabies. Pekerjaan.
Hubungan antara Kompetensi Profesional Guru dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Guru di SD Gugus 10 Kota Prabumulih Darusman, Darusman; Harapan, Edi; Tahrun, Tahrun
Journal of Education Research Vol. 1 No. 3 (2020): December 2020
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.906 KB) | DOI: 10.37985/joe.v1i3.20

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kontribusi variabel profesionalisme dan budaya organisasi di sekolah terhadap kinerja guru SD di Gugus 10 Kota Prabumulih. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Teknik analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1) terdapat hubungan signifikan antara kompetensi professional dengan kinerja guru; 2) terdapat hubungan signifikan antara budaya organisasi di sekolah dengan kinerja guru SD di Gugus 10 Kota Prabumulih; 3) terdapat hubungan signifikan antara kompetensi profesional dan budaya organisasi dengan kinerja guru SD di Gugus 10 Kota Prabumulih