Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Optimasi Sistem Photovoltaik Menggunakan Cuk Konverter Berbasis Simple Perturb and Observe Method Tatit Sulis; Fathoni Fathoni; Ratna Putri
Journal of Applied Smart Electrical Network and Systems Vol 2 No 01 (2021): Vol 2 No 01 (2021): June 2021
Publisher : Indonesian Society of Applied Science (ISAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52158/jasens.v2i01.190

Abstract

Mengingat indonesia merupakan negara tropis, ketersediaan energi matahari cukup melimpah di Indonesia karena musim kemarau berlangsung selama 6 bulan. Photovoltaik juga dapat digunakan sebagai sumber energi listrik di daerah terpencil yang masih belum terjangkau oleh PLN. Rancangan Cuk konverter dipilih karena mampu menurunkan dan menaikkan tegangan sumber dari photovoltaik 200WP. Kelebihan cuk konventer mampu mengurangi ripple pada keluaran PV yang dapat menyebabkan tegangan akan lama mencapai konstan. Metode MPP tracking yang terkenal adalah metode perturb and observe (P&O). PWM digunakan untuk mengontrol konverter dan mengontrol tegangan yang di inginkan. Hasil pengujian tegangan masukan power supply 12V. dengan duty cycle 10% menghasilakan tegangan 1.99V. Sementara hasil pengujian masukan power supply 12V, dengan duty cycle 60% menghasilkan tegangan 11.59V. Penerapan P&O pada cuk konverter dirasa cukup efektif pada sistem photovoltaik dengan hasil yang cukup stabil dengan rata-rata keluaran tegangan 23,848 Volt. Kata kunci: Photovoltaik, Cuk Konverter, PWM, P&O.
ANALISIS SINYAL TEGANGAN KELUARAN ELECTRO SURGICAL UNIT ( ESU ) PADA ALAT BEDAH MEDIS Totok Winarno; Fathoni Fathoni; Tundung Subali Padma
SENTIA 2015 Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : SENTIA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.387 KB)

Abstract

Electro Surgical Unit (ESU) adalah alat bedah medis menggunakan frekuensi tinggi dan tegangan tinggi dengan tujuan  pasien  tidak  mengalami  pendarahan  selama  proses  operasi.  Dengan  menggunakan  kopling  secara magnetik transformator  dan  menfaatkan sumber pulsa frekuensi dari mikrokontroller. Dari sumber tegangan  220 volt disearahkan menjadi tegangan direct current (DC) 18 volt pada arus 7 ampere, tegangan DC ini dikonversi menjadi tegangan AC dengan frekuensi 100 KHz sampai dengan 200 KHz.   Hasil akhir adalah Tegangan  keluaran  1350  Vpp  frekwensi  100  KHz  dan  1130  Vpp  frekwensi  200  KHz  yang  dinaikkan menggunakan transformator step up selanjutnya dilewatkan pada tubuh pasien melalui pisau elektroda aktif. Hasil penelitian  ini membuat  dan menganalisa frekuensi 100 KHz pada tegangan keluaran sebesar 1350 Vpp dapat digunakan pada electro surgical dan dilakukan uji irisan   pada kedalaman 1.5 mm dengan jarak antara elektroda aktif dan daging sekitar 0.7 mm.
RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA Fathoni Fathoni
SENTIA 2015 Vol 7, No 1 (2015)
Publisher : SENTIA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.979 KB)

Abstract

Daya listrik dari panel surya umumnya disimpan kedalam baterai 12 V atau 24 V. Untuk menjaga umur pakai baterai yang lama, perlu dilakukan pengaturan pengisiannya. Ada beberapa cara pengisian baterai yang tergantung pada jenis baterai, kapasitas dan faktor lain yang berhubungan dengan sifat fisik dan kimiawi. Pengisian baterai asam timbal yang baik menggunakan cara bertahap, yaitu dari arus pengisian besar ke rendah dalam waktu tertentu dan batas arus pengisiannya ditentukan dari kapasitas serta suhu baterai. Pada pengaturan pengisian baterai asam timbal dengan kendali microcontroller, naik turunnya arus pengisian dapat dikendalikan melalui konverter buck dengan cara pengaturan tegangan pengisian baterai. Dengan pengaturan kendali PWM pada saklar daya konverter buck, tegangan pengisian dapat diatur dan dengan tegangan pengisian yang dapat diatur, maka arus pengisian juga akan dapat diatur. Diperlukan sensor arus pengisian yang dapat dibaca oleh ADC microcontroller agar dapat digunakan sebagai dasar pengaturan konverter. Dengan memasang sensor arus dalam jangkah tertentu, batas arus pengisian baterai dapat ditetapkan bervariasi melalui input microcontroller. Sensor arus dalam penelitian ini dirancang untuk jangkah pengukuran 0,5A sampai lebih dari 2A. Konfigurasi rangkaian sederhana, menggunakan optocoupler dan dengan rugi daya yang rendah.
PENERAPAN POMPA AIR TENAGA MATAHARI UNTUK AIR WUDHU MUSHOLLA PANTAI UNGAPAN KABUPATEN MALANG Fathoni; Agus Pracoyo; Budhy Setiawan; Hariadi Singgih; Sungkono; Abim Ridho Gautama
Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Pengabdian Polinema Kepada Masyarakat
Publisher : UPT Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/jppkm.v7i1.30

Abstract

Permasalahan yang ada di musholla umum pantai Ungapan Kabupaten Malang adalah ketidak tetapan tersedianya air wudhu, terutama pada harihari kerja atau bukan hari libur ataupun hari raya. Hal ni disebabkan oleh ketidak beradaan pemilik warung yang lokasinya berada di sebelah utara musholla yang juga menjadi penanggung jawabnya. Dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber daya dapat digunakan untuk menghidupkan pompa air dc. Agar ketersediaan air wudhu terjaga, perlu ditambahkan rangkaian kendali otomatis yang akan menhidupkan pompa air saat isi tandon berkurang hingga level terendah sedangkan tegangan baterai cukup. Rangkaian kendali dibangun dari pembanding tegangan dan susunan saklar seri, saklar tandon dan rele. Saklar yang dipasang pada tandon dilengkapi dengan 2 buah pelampung yang terhubung dengan tali pada mekanis saklar sehingga mempunyai karakteristik on/off yang berdasar pada level air. Saklar tandon akan on jka permukaan air kurang dari level minimalnya dan baru akan off jika melewati level maksimalnya. Penetapan posisi level atas dan bawah dapat dilakuan dengan mengatur panjang pelampung. Jika saklar tandon on sedangkan tegangan baterai bernilai di bawah 11 volt maka, pompa air tidak dapat menyala. Pompa air dc jenis celup mampunyai debit air keluaran yang tergantung ketinggian dorongnya. Pada ketinggian pipa hingga 4 meter, debit air keluaran hanya sekitar 25 lt per menit. Dengan perkiraan pemakaian air wudhu 500 lt per hari maka pompa air akan bekerja selama 20 menit dan jika arus dc pompa sebesar 5A maka konsumsi arus adalah 1,5 Amper jam. Panel surya 50 WP dapat menghasilkan arus pengisian hingga 1,8A dan pada hari terang dapat mengisi baterai rata-rata selama 4 jam. Dari pengisian baterai tersebut maka pompa air dapat mengisi tandon dengan benar kecuali jika hari mendung. Untuk mengatasi masalah kekurangan pasokan air di hari-hari ramai pengunjung, pipa saluran keluaran dari tandon ke kran wudhu disambungan ke saluran keluaran tandon lama dengan tambahan katup satu arah atau tosen klep. Air hanya dapat mengalir ke saluran wudhu dan tidak dapat masuk ke tandon lama. Pada hari-hari ramai pengunjung, kekurangan air wudhu dapat dipenuhi oleh aliran dari tandon lama karena penanggung jawab musholla sedang berada di lokasi
RANCANG BANGUN PERANGKAT PEMBANGKIT PWM BIPOLAR Fathoni Fathoni
JURNAL ELTEK Vol 16 No 1 (2018): ELTEK Vol 16 No 1
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1107.242 KB) | DOI: 10.33795/eltek.v16i1.83

Abstract

Electrical power settings, both AC and DC can be done by linear or switching. Controlled loads may be motors, heating elements or incandescent lamps. Generally the efficiency of load power control by way of switching is better than linear way so the way switching is widely used today. Switching also allows for automatic, remote and wireless control In load power management system with microcontroller, PWM generator circuit output is used for control of power switch. The output pulse can be TTL standard or with lower amplitude and on the control of the H bridge circuit required bipolar PWM with additional dead band on each side of the pulse ride. The bipolar PWM generator designed in this study has an output with TTL standard with a dead band circuit and a short circuit protection for VCC = 5 volts and a ground path, Testing with no load and short circuit in low and high output states is as follows. VOL(min) = 0.4 volts, VOH(max) = 4.2 volts. The short circuit of output to high GND is 100 mA and short circuit current to VCC path at low output is 90 mA, The output frequency of bipolar pulses is, 50, 100, 1k, 10k and 20k Hz with 10μs dead band
Rancangan Rangkaian H-Bridge Untuk Motor DC 12 V 5 A Fathoni Fathoni
JURNAL ELTEK Vol 14 No 1 (2016): ELTEK Vol 14 No 1
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.346 KB)

Abstract

Masalah yang sering timbul pada penggerak motor dc daya seda dengan rangkaian H bridge MOSFET adalah panas berlebih, putus pada saklar semikonduktor serta daya pada beban yang kurang maksimal atau timbulnya rugi-rugi daya yang besar. Secara teori permasalahan panas dan rugi-rugi daya yang timbul tersebut disebabkan oleh adanya dissipasi daya pada MOSFET sedangkan saklar putus disebabkan oleh kelebihan daya atau terjadinya on bersamaan pada saklar segaris terutama pada operasi bipolar PWM. Dissipasi daya pada MOSFET ditentukan dari arus beban atau arus drain, dan resistansi on. Besarnya resistansi on dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan atau besaran tegangan gate-source. Diperlukan pertimbangan dan perhitungan rancangan yang lebih teliti agar permasalah di atas tidak muncul. Jenis kanal MOSFET yang digunakan pada sisi-atas dan sisi-bawah dapat seragam ataupun berbeda. Pada terapan kanal seragam, konfigurasi MOSFET menjadi berbeda sedangkan pada kanal komplemen, konfigurasi MOSFET menjadi sama. Perbedaan konfigurasi menyebabkan permasalahan pada tegangan gate- source terutama pada pencapaian keadaan jenuh. Dari hasil pengujian terlihat bahwa tingkat kejenuhan mempengaruhi nilai resistansi on. Kurang jenuh menyebabkan resistansi-on menjadi tinggi dan meningkatkan dissipasi daya yang pada akhirnya menambah suhu komponen. Dari hasil pengujian diperoleh data bahwa panas tertinggi terjadi pada MOSFET dengan tegangan gate-source yang rendah atau kurang jenuh walaupun memiliki nilai resistansi-on yang sangat rendah.
RANCANGBANGUN RANGKAIAN INVERTER SPWM UNIPOLAR 1 FASA DENGAN PENGATURAN FREKUENSI OUTPUT Fathoni; Agus Pracoyo; Totok Winarno; Rizal Sabillah
Jurnal Teknik Ilmu dan Aplikasi Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Teknik Ilmu dan Aplikasi
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (885.971 KB)

Abstract

Changing the dc sgnal to ac signal is done for te purpose of load regulations, such as the ac motor speed, heater and lamp. Inverter work is done by ac rectification first and then converted again to a 1 phase ac signal. The ac output signal is a sinosoidal PWM (SPWM) type of unipolar 220 volts from the input 24 volt dc voltage. Unipolar SPWM signal generation is done by a microcontroller with programming. The number of counts (resolutions) of the SPWM signal and the period are set from the amount in the register, can be set to 8 bits or other constants. The power part of the SPWM inverter is the N channel MOSFET bridge circuit H with IR2110 solid state driver. Step transformer as a load while step-up the inverter output voltage. Determination of the output frequency is set through a rotary encoder that can be adjusted up (increment) or down (decrement). There are 5 frequency variations, namely 30, 40, 50, 60 and 70 Hz. To get the inverter efficiency, the type of MOSFET used is chosen to have the type that has a low RDS (on) value and the right driving pulse, according to the switch configuration. Measurement of the output frequency is done by reading the image on the osciloscope. The observations show a frequency value that is almost the same as the constant. The test results show the difference in output voltage which is reduced at a 30 watt load.