Sri Darwati
Pusat Litbang Permukiman Badan Litbang PU Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KINERJA PENIMBUNAN SAMPAH SISTEM SEMI AEROBIK LANDFILL SEBAGAI BAHAN MASUKAN PENYUSUNAN STANDAR LANDFILL Darwati, Sri
JURNAL STANDARDISASI Vol 15, No 1 (2013)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Undang-Undang Pengelolaan Sampah no. 18 tahun 2008 mengamanatkan penimbunan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dilakukan secara terkendali. Salah satu upaya peningkatan sistem penimbunan sampah adalah penerapan semi aerobik landfill. Semi aerobik landfill adalah landfill dimana dekompisisi sampah dilakukan dengan adanya oksigen yang disupply dari pipa leachate yang besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bahan masukan terhadap penyusunan standar /pedoman pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dengan Sistem Semi Aerobik Landfill. Metoda penelitian meliputi kajian literatur/penelitian terdahulu, wawancara, observasi lapangan , analisis laboratorium dan pengukuran lapangan. KInerja sistem semi aerobik ini menghasilkan  kualitas leachate dengan BOD 6-7 kali lebih rendah dibandingkan leachate dari sistem anaerobik. Dari segi emisi gas metana, semi aerobik landfill 3 kali lebih rendah  dibandingkan sistem anaerobik. Perbedaan utama semi aerobik dan anaerobik terletak pada diameter pipa leachate sehingga dari aspek biaya konstruksi pipa leachate, sistem semi aerobik 1.3 kali lipat lebih mahal dari anaerobik landfill. Beberapa kriteria utama dalam perancangan semi aerobik landfill adalah dimensi pipa utama leachate didesain 2/3 udara dan 1/3 untuk leachate,  penerapan pada kondisi topografi  yang memungkinkan  outflow dari leachate dapat mengalir melalui sistem terjunan ke Bak Pengumpul Leachate., Bak pengumpul leachate dibuat sedekat mungkin dengan timbunan sampah dan dibuat terbuka sehingga leachate jatuh bebas dan terhubung dengan udara luar Pada pertemuan pipa utama leachate dan pipa cabang dibuat connection pit yang menghubungkan pipa leachate dan pipa gas untuk udara keluar masuk secara bebas
KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI BIOFILTER SKALA KOMUNAL UNTUK MEMENUHI STANDAR PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Hastuti, Elis; Medawati, Ida; Darwati, Sri
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ancaman pencemaran air limbah terhadap sumber air baku air minum dapat terus meningkat apabila upaya peningkatan akses sanitasi tidak diiringi dengan teknologi yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan teknologi pengolahan air limbah sistem biofilter, yang dapat diterapkan di kawasan perkotaan dengan keterbatasan lahan, muka air tanah tinggi, volume reaktor kecil serta mudah dalam pengoperasian karena lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Namun teridentifikasi kendala kendala dalam penerapan teknologi biofilter skala komunal, diantaranya umur pakai yang pendek, gangguan proses pengolahan dan efluen pengolahan belum dapat mencapai baku mutu yang dipersyaratkan. Pada tulisan ini, diuraikan kajian penerapan sistem biofilter skala komunal di beberapa kota, termasuk faktor faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan sistem biofilter. Sampling penerapan biofilter komunal dilakukan secara purposif sesuai variasi sistem biofiter, kondisi lokasi dan pengelola, kemudian metoda deskriptif digunakan untuk evaluasi berdasarkan karakteristik tersebut. Desain unit proses biofilter dikaji berdasarkan penyisihan/penguraian bahan organik sebagai BOD, yang didekati dengan reaksi orde pertama kinetika plug flow. Hasil studi menunjukkan faktor faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem adalah desain unit proses, media biofilter, karakteristik influen, konsumsi pemakaian air, kapasitas pengolahan, media biofilter, proses pembentukan biofilm pada tahap pembibitan dan aklimatisasi, bahan dan konstruksi serta pengelolaan. Beberapa penerapan sistem biofilter yang memenuhi kriteria desain serta pengelolaan yang tepat, dapat menghasilkan air olahan sesuai Keputusan Menteri KLH no 112 tahun 2003 atau Perda terkait, serta berpotensi diolah kembali untuk daur ulang tertentu. Didalam penyusunan standar sistem biofilter perlu mempertimbangkan faktor faktor tersebut, terutama dalam memenuhi standar Pd. T-04-2005-C tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah, Pd. T-02-2004-C, tentang Pengoperasian dan pemeliharaan instalasi pengolah air limbah rumah tangga dengan Tangki Biofilter serta RSNI tentang tata cara perencanaan pengolahan air limbah setempat.
Stress Indicator, Carcass Composition, and Meat Cholesterol of Kampung-Broiler Crossbred Chicken Treated By Different Stocking Density Nugraha, Bayu Adhitya; Afnan, Rudi; Darwati, Sri; Suryati, Tuti
ANIMAL PRODUCTION Vol 18, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.252 KB) | DOI: 10.20884/1.anprod.2016.18.3.575

Abstract

This study aimed to investigate the effect of stocking density on stress indicator, carcass composition, and meat cholesterol content of kampung–broiler crossbred chicken. Anamount of 90 DOCs of crossbred kampung-broiler (KB) were placed into 9 plots sized 1x1 m2 in semi closed house that consist of 3 stocking densities 8, 10 and 12 birds m-2 and respectively 3 replicates. The chickens were fed commercial broiler feed. Approximately ± 30% roosters slaughtered for analysis of malondialdehyde, carcass quality, and meat cholesterol. Malondialdehyde, carcass composition, and meat cholesterol was completely randomized designed with different stocking densities treatments and three replicates. Data was analyzed using analysis of variance (ANOVA) and had previously been tested for requirement of variance test assumption. Data of temperature humidity index (THI) was descriptively explained. The results showed that the effect of different stocking densities on stress indicator reflected by THI value and MDA content, carcass composition (percentage of carcass and abdominal fat weight), and cholesterol level were not significant. The different of stocking densities (8, 10 and 12 birds m-2) did not affect the stress indicators reflected by THI and MDA level, carcass composition and meat cholesterol level. Kampung-broiler crossbred chicken could develop at 8, 10 or 12 birds m-2 densities since the lower of abdominal fat and meat cholesterol were resulted
Raw Semen Characteristics of Three Different Indonesian Local Roosters Hambu, Emilia Kamung; Arifiantini, Raden Iis; Purwantara, Bambang; Darwati, Sri
ANIMAL PRODUCTION Vol 18, No 3 (2016): September 2016
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.555 KB) | DOI: 10.20884/1.anprod.2016.18.3.555

Abstract

Indonesia has agreat variety of roosters, either indigenous type as well as exotic and cross breed. The purpose of this experiment was to study the characteristics of semen from three types of Indonesian local roosters such as Merawang, Kampung and crosses Sentul Kampung with Kedu (SK Kedu). A total of 15 roosters consist of  Merawang roosters,  Kampung, and SK Kedu roosters were 5 each. The semen was collected 3 times a week by dorso-abdominal and cloaca massage method. The parameters evaluation was macroscopic characteristics consist of volume, color, consistency, and pH. Microscopic evaluation of semen such as a mass movement, sperm motility, live sperm, sperm abnormality and sperm concentration. Results of this experiment showed that semen volume of  Merawang  (0.40±0.26 mL) was higher (p<0.05) compare to Kampung (0.24±0.12 mL) or  SK Kedu (0.16±0.10 mL) but no difference on semen color, consistency and semen pH. There were no difference in the mass movement, sperm motility and live sperm as well as on sperm abnormality among three types of roosters.  Sperm  concentration of Merawang (4490 million mL-1) was significantly higher than Kampung (3245 million mL-1) and the SK Kedu roosters (3751 million mL-1). Its was conclude that Merawang roosters had good semen quality better than Kampung and SK Kedu roosters
PEMILIHAN LOKASI TPA SAMPAH REGIONAL SEBAGAI BAHAN REVISI SNI 03-3241-1994 Anggraini, Fitrijani; Darwati, Sri
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Puslitbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi (PKPT), Kementerian PUPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.731 KB)

Abstract

Disamping semakin sulit dan mahalnya pemilihan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), munculnya penolakan masyarakat terhadap keberadaan TPA juga menjadi persoalan serius. Salah satu teroboson yang dilakukan adalah menerapkan konsep TPA regional. Guna mendukung kebijakan tersebut, diperlukan standar nasional pemilihan lokasi TPA regional. Hal ini dikarenakan belum adanya SNI tata cara pemiliihan lokasi TPA regional, sedangkan  SNI 03-3241-1994  tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah, lebih sesuai berlaku untuk pemilihan TPA skala kota. Metodologi penelitian dilakukan melalui penelusuran literatur tentang kebijakan dan peraturan perundangan, kajian terdahulu, kuesioner, wawancara, diskusi teknis dan observasi lapangan terhadap rencana pengelolaan TPA regional. Analisis data dilakukan secara kualitatif untuk merumuskan kriteria dalam pemilihan lokasi TPA regional. Berdasarkan hasil analisis, disimpulkan beberapa kriteria penetapan dalam pemilihan TPA regional antara lain perlunya kebijakan antar daerah menyangkut integritas dengan tata ruang antar daerah, potensi pencemaran antar daerah, dukungan, aspek penerimaan masyarakat, skala ekonomis baik dalam tingkat pengelolaan dan pengangkutan sampah, serta dokumen pendukung seperti Studi Kelayakan dan Analisis Dampak Lingkungan.Kata kunci: Standar, Pemilihan lokasi, Tempat Pemrosesan Akhir, Sampah, Regional