Tri Astuti Yeniretnowati
Sekolah Tinggi Teologi Ekumene, Jakarta

Published : 28 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

MODEL PENJAMINAN MUTU NEHEMIA SEBAGAI STANDAR SISTEM MANAJEMEN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KRISTEN Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 6, No 1 (2022): Vol, 6 No.1 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v6i1.92

Abstract

Budaya mutu mulai menjadi perhatian oleh pemerintah Indonesia di dunia pendidikan, yang dibuktikan dengan dikeluarkannya berbagai peraturan perundangan mengenai mutu lembaga pendidikan. Permasahan menyangkut pendidikan tinggi teologi di Indonesia sangatlah komplek dan banyak serta sudah berlangsung sangat lama Potret Pendidikan Tinggi di Indonesia masih jauh dari harapan. Tujuan penelitian: Untuk menjelaskan secara mendalam makna Model Penjaminan Mutu menurut Kitab Nehemia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif penelitian kepustakaan (library research)  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Penjaminan Mutu Nehemia terdiri dari 12 Prinsip yang dapat digunakan sebagai landasan tata kelola penyelenggaraan Pendidikan Kristen.
IMPLIKASI PEMURIDAN PASUTRI DALAM PENDIDIKAN KELUARGA KRISTEN GUNA KETAHANAN PERNIKAHAN Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Lindin Anderson
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 3, No 1 (2022): MEI- 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v3i1.39

Abstract

Pemuridan pernikahan dalam hal ini melalui Kelompok Tumbuh Bersama Pasangan suami istri merupakan ide dan gagasan yang sebenarnya sudah lama ada, karena merupakan bentuk dan metode lainnya dari sekian banyak pelayanan pemuridan. Pelayanan bagi pasangan suami istri adalah sangat penting dan diperlukan terlebih dalam kehidupan pernikahan dan gereja dewasa ini yang begitu banyak mengalami tantangan. Penelitian ini dilakukan dengan metode riset pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan ada empat implikasi dari pasutri yang dimuridkan bagi pendidikan keluarga Kristen guna ketahanan pernikahan, yaitu: Pertama, Pernikahan Yang Menyaksikan Yesus Sang Juru Selamat. Kedua, Pasutri Yang Konsisten Menjalankan Amanat Agung. Ketiga, Pasutri yang Saling Belajar Terus Menerus.  Keempat, Pasutri yang Semakin Memperkaya, Memperindah, dan Memberdayakan Pasangan.
Pemuridan dan Kepemimpinan sebuah Perspektif dari Pendidikan Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Yonatan Alex Arifianto; Tri Astuti Yeniretnowati
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.394 KB) | DOI: 10.53674/teleios.v1i2.36

Abstract

Abstrak: Pemuridan sangat berkaitan erat dengan kepemimpinan. Pemuridan bagi kepemimpinan sangat bermakna karena sangat terbukti efektif guna mempersiapkan, menghasilkan dan membentuk pemimpin Kristen menuju serupa Yesus. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Langka awal adalah dengan mempelajari konsep pemuridan dan kepemimpinan Kristen. Langkah berikutnya adalah dengan melakukan analisis tentang dampak bahaya dan dampak positif adanya praktik pemuridan dalam kekristenan bagi kepemimpinan. Langkah terakhir adalah merumuskan makna dan implikasi pemuridan bagi kepemimpinan sebagai perspektif dalam menyusun pola pendidikan pemimpin Kristen. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa implikasi yang harus dilakukan dan dijalani dalam kehidupan sebagai respon dari penelitian pemuridan dan kepemimpinan ini bagi pola pengajaran dan pendidikan kaderisasi kepemimpinan Kristen, adalah: Pertama, Menjadi pemimpin Kristen yang efektif. Kedua, Pemimpin yang mencetak para pemimpin. Ketiga, Pemimpin yang berani bayar harga. Keempat, Pemimpin yang hidup dalam komunitas pemuridan. Kelima, Mengimplementasikan iman yang dipercayai.Abstract: Discipleship is closely related to leadership. Discipleship for leadership is very meaningful because it has proven effective in preparing, producing and shaping Christian leaders to be like Jesus. The research method used in this study is a qualitative method with a literature study approach. The first step is to learn the concepts of discipleship and Christian leadership. The next step is to conduct an analysis of the harmful and positive impacts of the practice of discipleship in Christianity for leadership. The final step is to formulate the meaning and implications of discipleship for leadership as a perspective in formulating the pattern of Christian leader education. The results of this study conclude that the implications that must be carried out and lived in life as a response to this discipleship and leadership research for the pattern of teaching and cadre education for Christian leadership are: First, Become an effective Christian leader. Second, Leaders who print leaders. Third, leaders who dare to pay the price. Fourth, Leaders who live in a community of discipleship. Fifth, implement the faith that is believed.
Implikasi Strategi Pemuridan Yesus dalam Gereja Meregenerasi Pemimpin Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Lindin Anderson
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.317 KB) | DOI: 10.55097/sabda.v2i1.20

Abstract

There is a statement, "Christianity without discipleship is Christianity without Christ. And the fact is that until now there are still quite a lot of churches that practice Christianity without discipleship, so that the existence of the church today is still ineffective in carrying out its calling role in this world. Even the most dangerous effects of an exemplary and Jesus-like Christianity have created leaders addicted to recognition and success simply without. So the Christian problem is unchanging faith. This research was conducted using the literature method. The result of this research is that the method that Jesus taught and inherited to His church in regenerating leaders is still the most effective method. And a church that wants to do a pattern like Jesus did at least must consider important factors: Prayer, Authority and power from God, Awareness (awareness) is blessed to be a blessing, Carry out the process of evangelism and discipleship, multiplication (multiplication - training of trainer) , Starting from serving the family and the church, committed and consistent for a continuous change in spiritual life, and becoming a great commission church.  Abstrak:Ada pernyataan ”Kekristenan tanpa pemuridan adalah kekristenan tanpa Kristus. Dan faktanya sampai saat ini masih cukup banyak gereja yang menerapkan kekristenan tanpa pemuridan, sehingga keberadaan gereja saat ini masih ada yang tidak efektif dalam melakukan peran panggilannya di dunia ini. Bahkan dampak paling membahayakan dari kekristenan tanpa kehidupan yang meneladani dan serupa Yesus telah menciptakan para pemimpin yang kecanduan akan pengakuan dan kesuksesan semata tanpa. Jadi masalah umat Kristen adalah iman yang tidak mengubahkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah metode yang Yesus ajarkan dan wariskan kepada gereja-Nya dalam meregenerasi pemimpin masih merupakan metode yang paling efektif. Dan Gereja yang mau melakukan pola seperti yang Yesus lakukan paling tidak harus mempertimbangkan faktor-faktor pentingnya: Doa, Otoritas dan kuasa dari Allah, Awareness (kesadaran) diberkati untuk menjadi berkat, Melakukan proses penginjilan dan pemuridan, Pelipatgandaan (multiplikasi - training of trainer), Bermula dari melayani keluarga dan gereja, Komitmen dan konsisten untuk perubahan hidup rohani yang berkesinambungan, dan Menjadi gereja amanat agung. 
Deskripsi Serupa Seperti Kristus Sebagai Tujuan Pendidikan Karakter Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 1 (2021): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i1.2

Abstract

Abstract Many Christians never deal with God, but only deal with religion, church, and pastors. Although many Christians still feel they have dealt with God, thus making them Christians who do not experience God personally, and certainly do not experience the discipleship process. Through descriptive qualitative methods, it can be concluded that Christians should have the character of Christ according to the title Christian first appeared in Antioch which was assigned to students who learned the Gospel from Paul Barnabas for being followers of Jesus Christ. People who are in Christ must wear passion, spirit, and desire as Jesus wore so that the behavior of believers who call Christians behave like Christ. This must continue to be fought for because it cannot happen automatically, it takes a high and serious and consistent effort for a long time until the end to be found to be in Christ.   Abstrak Banyak orang Kristen tidak pernah berurusan dengan Tuhan, tetapi hanya berurusan dengan agama, gereja, dan pendeta. Walaupun banyak orang Kristen tetap merasa sudah berurusan dengan Tuhan, sehingga menjadikannya orang Kristen yang tidak mengalami Tuhan secara pribadi, dan tentu tidak mengalami proses pemuridan. Melalui metode kualitatif deskritif dapat disimpulkan bahwa orang Kristen sudah seharusnya berkarakter Kristus sesuai sebutan Kristen pertama kali muncul di Antiokhia yang disematkan kepada murid-murid yang belajar Injil dari Paulus Barnabas karena menjadi pengikut Yesus Kristus. Orang yang ada di dalam Kristus haruslah mengenakan gairah, spirit, dan hasrat seperti yang Yesus kenakan agar perilaku orang percaya yang menyebut Kristen perilakunya seperti Kristus. Hal ini harus terus diperjuangkan karena tidak dapat terjadi secara otomatis, diperlukan usaha yang tinggi dan serius serta konsisten dalam waktu yang panjang sampai akhir agar didapati berkeadaan ada di dalam Kristus.
Baptisan Roh Kudus dalam Teologi Pantekosta dan Implikasinya Bagi Hidup Orang Percaya Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 1, No 1 (2021): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.529 KB) | DOI: 10.54403/rjtpi.v1i1.4

Abstract

The question of what it means to be baptized with the Holy Spirit and how it happens, has created many great dividing lines and even endless debates from the past until now among Christians. Also the debate regarding the time and way of being baptized in the Holy Spirit also often becomes a polemic at the time of repentance or after? To answer this problem, this research was carried out using a qualitative method with a library approach, namely by collecting information from various textbooks and journals, then the researchers analyzed the concept of baptism and the concept of the baptism of the Holy Spirit as a conceptual framework that can provide a theological frame for how the baptism of the Holy Spirit is carried out. in Pentecostal Theology and its implications for believers. The conclusion of this study is how the implications of the baptism of the Holy Spirit which are agreed upon and experienced by people who believe in the Lord Jesus Christ increasingly give power and a very strong commitment to service for believers in their devotion to God.Pertanyaan tentang arti dibaptis dengan Roh Kudus dan bagaimana hal itu terjadi, sudah banyak membuat garis pemisah besar bahkan perdebatan yang tiada ujung dari dulu sampai saat ini di kalangan umat kristiani. Juga perdebatan terkait waktu dan cara seseorang dibaptis Roh Kudus juga sering kali menjadi polemik saat bertobat atau setelahnya?. Untuk menjawab permasalah ini maka dilakukan tinjauan pustaka, yaitu dengan cara menganalisis tentang konsep baptisan dan konsep baptisan Roh Kudus sebagai sebuah kerangka konsep yang dapat memberikan bingkai teologis bagaimana baptisan Roh Kudus dalam Teologi Pentakosta dan implikasinya bagi orang percaya. Implikasi dari baptisan Roh Kudus yang diamini dan dialami orang percaya semakin memberi kuasa dan komitmen pelayanan yang sangat kuat bagi orang percaya dalam pengabdiannya kepada Allah.
Konsep-Konsep Dasar Dalam Pemuridan Bagi Orang Kristen Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 1 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.107 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v1i2.10

Abstract

Abstract: Discipleship is the essence of Christian life, because discipleship invites every believer who becomes a follower of Christ to be educated, taught, and discipled as early as possible in his life following the example of Jesus and having the desire to do God's will as best as possible. The research method used in this study is a qualitative method with a literature study approach. First, it examines the concept of discipleship from various Christian discipleship theories and experts. Second, analyze the meaning and implications of discipleship as the core of Christian life. The results of this study conclude that being a Christian is being a disciple of Jesus who is called not only to be like Jesus in a similar sense but the real meaning is how to live to be a model of the Lord Jesus who wears the person of Jesus.   Abstrak: Pemuridan merupakan inti kehidupan Kristen, karena pemuridan mengajak setiap orang percaya yang menjadi pengikut Kristus agar dididik, diajar, dan dimuridkan sedini mungkin hidupnya mengikuti teladan Yesus dan memiliki kerinduan melakukan kehendak Allah dengan sebaik mungkin. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Pertama, mengupas konsep pemuridan dari berbagai teori dan para ahli pemuridan Kristen. Kedua, menganalisis tentang makna dan implikasi pemuridan sebagai inti kehidupan orang Kristen. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa menjadi seorang Kristen adalah menjadi murid Yesus yang dipanggil bukan hanya menjadi seperti Yesus dalam artian mirip, tetapi makna yang sesungguhnya adalah bagaimana hidup menjadi peraga Tuhan Yesus yang mengenakan pribadi Yesus.
Memaknai Pernikahan dalam Membangun Kurikulum Pendidikan Kristiani bagi Pelaksanaan Kursus Pranikah dan Pernikahan Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Yonatan Alex Arifianto
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 10 No. 2: Januari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.179 KB)

Abstract

Hari-hari dari hidup pernikahan tidaklah otomatis selalu gemerlapan seperti yang digambarkan oleh sinetron, drama, dan film, bahkan banyak pernikahan jatuh dalam perpisahan dan tidak sedikit pernikahan Kristen yang diberkati oleh pendeta di geraja pun mengalami kesulitan, perselingkuhan, dan beberapa berakhir dengan perceraian. Hal ini menunjukkan betapa gentingnya pernikahan dan bagaimana diperlukan pemahaman akan makna yang tepat tentang pernikahan sehingga dapat menjalani pernikahan dengan bertumbuh secara sehat. Penelitian ini menggunakan metodologi riset pustaka dari berbagai ahli yang bergerak dalam pelayanan pembinaan pranikah, pernikahan dan keluarga Kristen sehingga pengalaman dan kebenaran-kebenaran Alkitab yang dipraktikkan puluhan tahun dapat memberikan gambaran bagi Pendidikan Agama Kristen bidang pernikahan dalam merumuskan kurikulum pembinaan pranikah dan pernikahan yang tepat sesuai kebutuhan dan tantangan zaman. Hasil penelitian dihasilkan   
Implikasi Total Quality Marriage bagi Pendidikan Kristiani dalam Keluarga Yakub Hendrawan Perangin Angin; Tri Astuti Yeniretnowati; Yonatan Alex Arifianto
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 2, No 2: Desember 2019
Publisher : STIPAK Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.29 KB) | DOI: 10.32490/didaktik.v2i2.101

Abstract

Pernikahan yang berkualitas total haruslah disengaja dan diusahakan oleh suami istri Kristen secara terus menerus sejak awal pernikahan. Dalam kehidupan pribadi dan pernikahan yang berkualitas total atau holistik sebenarnya juga diperlukan manajemen diri dan manajemen pernikahan yang benar. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan, pengecekan dan perbaikan sangat relevan diterapkan guna mencapai pernikahan yang berkualitas holistik.Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, dengan mengumpulkan fenomena pernikahan yang terjadi sampai saat ini kualitasnya dan pendapat para pakar pernikahan dan keluarga serta konsep pernikahan yang Alkitabiah menjadi muatan isi kajian penelitian ini. Hasil penelitian merekomendasikan empat hal yang perlu diterapkan agar pernikahan mencapai kualitas total, yaitu: Pertama, Menjadikan Kristus Sebagai Kehidupan Suami Istri Kristen. Kedua, Menjalani Kehidupan Suami Istri Yang Konsisten Beriman Kepada Kristus. Ketiga, Kehidupan Suami Istri Yang Terus Dibangun di Atas Kristus. Keempat, Kehidupan Suami Istri Yang Terus Bertambah Teguh dalam Iman.
Implikasi Legasi Pendidikan dalam Matius 28:18-20 bagi Gereja Masa Kini Yakub Hendrawan Perangin Angin; Yonatan Alex Arifianto; Tri Astuti Yeniretnowati
DIDAKTIKOS: Jurnal Pendidikan Agama Kristen Duta Harapan Vol 4, No 2: Desember 2021
Publisher : STIPAK Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.837 KB) | DOI: 10.32490/didaktik.v4i2.90

Abstract

Discipleship can be said to have been known for a very long time in the Christian community, but in practice today not many people have professed to believe in Jesus Christ as Savior and His Lord is involved in the discipleship process even to have the desire to make disciples of other believers. This is the problem facing the church as a believer in Christ today. The writing of this journal is intended to direct the perspective of believers who are called Christians because they believe in what has been taught and imitated by Jesus Christ by reviewing the Great Commission which was bequeathed by the Lord Jesus to His disciples. The method in writing this journal is a qualitative method with a library approach. The conclusion of this writing is the importance of remembering the legacy of the Great Commission that Christ has taught and modeled and how all Christians are called to pass it down continuously to the next generations of believers. AbstrakPemuridan dapat dikatakan sudah sangat lama dikenal dalam komunitas Kristen, namun pada praktiknya saat ini tidak banyak orang yang sudah mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai juruselamat dan Tuhan-nya terlibat dalam proses pemuridan bahkan untuk memiliki kerinduan memuridkan orang percaya lainnya pun tidak. Inilah persoalan yang dihadapi gereja sebagai orang percaya kepada Kristus saat ini. Penulisan jurnal ini ditujukan untuk mengarahkan perspektif orang percaya yang disebut orang Kristen karena percaya kepada apa yang sudah diajarkan dan diteladankan oleh Yesus Kristus dengan mengupas kembali Amanat Agung yang diwariskan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Metode dalam penulisan jurnal ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kepustakaan. Kesimpulan dari hasil penulisan ini adalah pentingnya mengingat kembali warisan Amanat Agung yang sudah Kristus ajaarkan dan teladankan dan bagaimana semua orang Kristen terpanggil untuk mewariskannya kembali terus menerus ke generasi-generasi orang percaya selanjutnya.