Aji Suseno
Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pandangan Teologis Live Streaming Atau Zoom Sebagai Sarana Ibadah Bersama Di Masa Pandemi Covid 19 Suriawan Surna; Aji Suseno
Jurnal Teologi Praktika Vol 1, No 2 (2020): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51465/jtp.v1i2.18

Abstract

Covid 19 menyentuh natur dasar dari gereja yaitu persekutuan dan ibadah bersama yang dilaksanakan di bangunan gereja. Tidak dapat dipungkiri di Indonesia gereja identik dengan bangunan gereja dalam kehidupan beragama umat Kristen, namun di masa pandemi Covid 19 pertemuan ibadah bersama di bangunan gereja tidak dapat dilaksanakan khususnya di daerah zona merah Covid 19. Tujuan penelitian ini yang adalah mengetahui padangan teologis penggunaan media komunikasi sebagai sarana ibadah bersama sebagai pengganti sementara penggunaan bangunan gereja guna menghindari penularan Covid 19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode penelitian survey yang melibatkan 110 orang Kristen termasuk Katolik yang tersebar di wilayah DKI Jakarta dan di luar DKI Jakarta selama 31 Agustus sampai 5 September 2020.  AbstractCovid 19 touches the basic nature of the church, namely fellowship and collective worship held in church buildings. It is undeniable that in Indonesia, churches are identical to church buildings in Christian religious life, but during the Covid 19 pandemic, group worship meetings in church buildings could not be held, especially in the red zone of Covid 19. The purpose of this study is to find out the theological view of the use of communication media as a means of shared worship as a temporary substitute for the use of church buildings to avoid the spread of Covid 19. This study used qualitative methods and survey research methods involving 110 Christians including Catholics who were spread across the DKI Jakarta and outside DKI Jakarta from 31 August to 5 September 2020 
Penggunaan Media Digital dalam Memberitakan Injil kepada Suku Tionghoa Hakka di Kalimantan Barat Jon Jon; Aji Suseno
THRONOS: Jurnal Teologi Kristen Vol 3, No 1: Desember 2021
Publisher : Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55884/thron.v3i1.29

Abstract

The Hakka Chinese in West Kalimantan have absolutely no literature on the Bible and most of them cannot read Hakka writings but can only speak and hear Hakka. By looking at this phenomenon, the researcher uses a qualitative method with a descriptive approach and literature study to be able to answer the problems that occur and find the right strategy or solution in implementing the use of digital media in conveying the gospel. The use of digital media in conveying Bible teachings or gospel news in Hakka to the Chinese is an approach to achieving effectiveness and efficiency. From the analysis, digital media through social media that will be used in preaching the gospel there are through Youtube, WA, and others -other by making videos and audios containing Bible teachings in Hakka so that the Hakka community can hear and understand them. This research was also carried out as a form of concern and fulfillment of the Great Commission of the Lord Jesus to make all nations His disciples in the sense that all people from any tribe and nation hear the Gospel.  AbstrakSuku Tionghoa Hakka di Kalimantan Barat tidak memiliki literatur sama sekali mengenai Injil, dan kebanyakan dari mereka tidak bisa membaca tulisan Hakka tetapi hanya bisa berbahasa dan mendengar bahasa Hakka. Dengan melihat fenomena ini maka peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan studi kepustakaan untuk dapat menjawab permaslahan yang terjadi dan mencari strategi atau jalan keluar yang tepat dalam pengimplementasian penggunaan media digital dalam menyampaikan Injil. Penggunaan media Digital dalam menyampaikan ajaran Alkitab atau berita Injil berbahasa Hakka kepada suku Tionghoa sebagai suatu pendekatan untuk capaian efektivitas dan efisiensinya. Dari hasi analisis, maka media digital melalui media sosial yang akan digunakan dalam pemberitaan Injil di sana adalah melalui Youtube, WA dan lain-lain dengan cara membuat video dan audio yang berisi pengajaran Alkitab dalam bahasa Hakka supaya dapat didengar dan dimengerti oleh komunitas Hakka. Penelitian ini dilakukan juga sebagai salah satu bentuk kepedulian dan penggenapan dari Amanat Agung Tuhan Yesus untuk menjadikan seluruh bangsa murid-Nya dalam artian semua orang dari suku dan bangsa manapun mendengar Injil. 
Paradigma Misi dalam Syair Lagu Kolose Terhadap Pluralisme Keallahan Postmodern Nathalia Kenny Merian Mamonto; Aji Suseno
APOSTOLOS Vol 2 No 1 (2022): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v2i1.94

Abstract

Great Commission that should be the responsibility of believers becomes irrelevant in the midst of the challenges of post-modern era where everything is relative. The mission paradigm in this era began to shift, which all were motivated by post-modern culture. In this relative era, digital acceleration can directly make Christians facing global culture of the world that focuses on the universal view which state that Jesus is not the only way to salvation but one of the ways to salvation. This is because the post-modern paradigm of thinking concerning religion is no longer talking about truth but about what does someone want. Of course this is contrary to Christianity which states that Jesus is the final and the only way of salvation. This study uses a qualitative research with a descriptive approach to find out the truth in Paul’s writings in the Colossian Song which describe the pre-existence of Christ. In Paul’s writings especially in Colossians 1:15-20, is a quote from the early church confession that Paul took and used it to show about Christ who is the only God.
Kisah Exodus Bani Israil sebagai Titik Temu Terhadap Perspektif Umat Beragama untuk Jalan Damai Suriawan Surna; Aji Suseno; Paul Kristiyono
JURNAL KADESI Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.998 KB) | DOI: 10.54765/ejurnalkadesi.v3i2.7

Abstract

It is undeniable that the Israeli-Palestinian conflict has the potential to create chaos in relations between Christians and Muslims at the grassroots level. The perspective from a religious point of view often complicates the Israeli-Palestinian conflict. It must be realized, however, that from a religious perspective there is a meeting point between Islam and Christianity so as to prevent conflict among religious communities. The meeting point of the Islamic and Christian viewpoints can be based on the story of the exodus or the release of the Israelites or the Hebrews from slavery in the land of Egypt which is written in the Bible and the Koran. Exodus (the liberation of the people of Israel from slavery in Egypt) can be a meeting point for Christians and Muslims in Indonesia to establish a dialogue that respects and appreciates each other in good relations between the two religious communities, and further provides an understanding that religious perspectives can be combined with the principles of international relations to achieve peace between Israel and Palestine within the framework of a two-state solution as championed by the Indonesian government internationally.
Mewartakan Injil pada Anak Usia 0-2 Tahun Menggunakan Metode Pembacaan Alkitab secara Nyaring di Masa Pandemi Karnawati Karnawati; Aji Suseno
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 3, No 2: Januari 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47167/kharis.v3i2.58

Abstract

Pandemic causes Sunday school activities as a means of spreading the Gospel especially for children aged 0-2 years did not work properly. Parents as the party most responsible for the spiritual needs of children need the help of an appropriate way of spreading the gospel. The purpose of this research is to propose a method of evangelizing parents aged 0-2 years old in a pandemic situation with an appropriate method. This research uses a descriptive qualitative approach. The results of the study found that the method of reading the Bible text aloud is a method that is very easy to apply by parents or other family members, easy to learn, does not require expensive costs, and does not require complicated material preparation. Besides, from being a means of evangelism, the method of reading the Bible aloud can provide the following benefits: helping children's brain development more optimally, influencing the development of language and imagination, training the ability to listen attentively, increasing children's vocabulary, increasing emotional relationships between children and parents,  introduce the concept of Bible to children, and improve literacy culture in the family environment. AbstrakMasa pandemi menyebabkan kegiatan Sekolah Minggu sebagai sarana mewartakan Injil, khususnya kepada anak usia 0-2 tahun tidak berjalan sebagaimana mestinya. Orang tua sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas kebutuhan rohani anak perlu mendapat pertolongan sebuah cara yang tepat dalam mewartakan Injil. Tujuan penelitian ini adalah menggagas sebuah metode pewartaan Injil yang dapat dilakukan oleh orang tua kepada anak usia 0-2 tahun di tengah situasi pandemi dengan metode yang tepat. Penelitan ini meng-gunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ditemukan bahwa metode mem-bacakan teks Alkitab secara nyaring merupakan metode yang sangat mudah untuk diterap-kan oleh orang tua atau anggota keluarga yang lain, mudah dipelajari, tidak memerlukan biaya yang mahal, serta tidak memerlukan persiapan materi yang rumit. Selain sebagai sarana penginjilan, metode membacakan Alkitab secara nyaring dapat memberi manfaat: membantu perkembangan otak anak lebih optimal, mempengaruhi perkembangan bahasa dan imajinasi, melatih kemampuan mendengar dengan penuh perhatian, menambah kosa kata anak, meningkatkan hubungan emosi antara anak dan orang tua, mengenalkan konsep tentang buku Alkitab pada anak, serta meningkatkan budaya literasi dalam lingkungan keluarga.
LGBT dalam Perspektif Alkitab Sebagai Landasan Membentuk Paradigma Etika Kristen terhadap Pergaulan Orang Percaya Christian Bayu Prakoso; Yonatan Alex Arifianto; Aji Suseno
Jurnal Teologi (JUTEOLOG) Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52489/juteolog.v1i1.8

Abstract

The LGBT phenomenon is increasingly spreading among the wider community. The existence of social media allows everyone to access information quickly and easily. The church, which is directly related to the social environment, also takes an attitude towards this phenomenon. There are many different attitudes raised by a particular church or denomination. Therefore, this paper aims to find out carefully about the Bible's view of LGBT as the basis for forming a Christian ethical paradigm. The result of this research is that LGBT acts are a sin in God’s view. God does not want people to commit LGBT acts. But on the other hand, as an agent that embodies the application of God's love, the church is required to continue to follow LGBT people and provide faith formation and preventive measures to the congregation.
Peran Pendidikan Etika Kristen dalam Media Sosial di Era Disrupsi Mesirawati Waruwu; Yonatan Alex Arifianto; Aji Suseno
Jurnal Pendidikan Agama Kristen (JUPAK) Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.111 KB) | DOI: 10.52489/jupak.v1i1.5

Abstract

The limitless development of social media, its meaning and function have begun to shift, no longer as a means of establishing relationships, communication, but at the stage of losing the role of ethics and morals, even disputes have occurred triggered by debates from communicating in social media. The purpose of this study is to describe the role of Christian ethics education in relation to the impact of social media development in the era of disruption. Using descriptive qualitative methods with literature literature can find solutions for believers in facing moral decadence due to social media abuse by knowing the era of disruption and ethical challenges from the wrong use of social media can affect moral decadence so that Christian ethics education on a biblical basis can bring modern humans. Believers in particular have become bright in social media and their use in accordance with Christian faith in this era of disruption.
Gerakan Doa One Cry Indonesia, Upaya Membangun Semangat Doa bagi Gereja-gereja Baptis Indonesia Adi Wibowo; Aji Suseno
Teokristi: Jurnal Teologi Kontekstual dan Pelayanan Kristiani Vol 2, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.66 KB)

Abstract

Tulisan ini dibuat sebagai kepedulian penulis bagi kehidupan doa umat Kristen yang ada digereja-gereja baptis Indonesia, yang belum memiliki semangat kuat untuk berdoa. Kecenderungan yang sudah menjadi hal umum dikalangan gereja baptis Indonesia yang menggambarkan kecilnya semangat dalam doa adalah bahwa jemaat yang ikut dalam ibadah jam doa setiap hari Rabu biasanya hanya sepersepuluh dari kehadiran rata-rata ibadah kebaktian hari Minggu. Penelitian ini akan menggambarkan adanya Gerakan Doa One Cry Indonesia yang mulai dijalankan bagi gereja-gereja baptis untuk membangkitkan semangat doa mereka. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan materi penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga pada akhirnya didapatkan bahwa Gerakan Doa One Cry Indonesia bisa menjadi upaya yang nyata untuk membangun semangat doa bagi gereja-gereja baptis Indonesia.
Peran Amanat Agung Terhadap Penyembah Watu Pinawetengan Frischo Ridhoi Taogan; Aji Suseno; Yonatan Alex Arifianto
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 2, No 1 (2022): Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v2i1.36

Abstract

Minahasa is one of the ethnic groups in North Sulawesi. Christians are the majority in the area. Along with the development of Christianity in Minahasa, it did not make the indigenous religious culture erased. One of the concerns is the ritual carried out at Watu Pinawetengan called "Kampetan". The ritual has a high appeal, because the ceremony is carried out by means of prayer, reading the Bible, there is a dance and the climax is where the ritual leader or ritual participant is possessed by ancestral spirits and speaks in the original Minahasa language, and someone else translates. The purpose of this ritual is the preservation of local culture, but the other purpose of the participants is to respect/worship and ask for protection to the ancestors. So in the ritual they wait for instructions from their ancestors to be obeyed and hope for healing in the ritual. Therefore, the church must be responsible for designing the structure of evangelism to them. The role of the church through the great mandate of Jesus Christ must be seen in this case. Therefore, the author uses a theological research method with a literature study model and examines Bible verses with the Hermeneutic Word Study model in Matthew 28:19-20 so that research results are obtained based on an analysis of existing data that the church must play a role through the role of the Great Commission in ministry to worshipers at Watu Pinawetengan yang inclined towards animism and syncretism. Worshiping ancestors is an act that violates God's law. Minahasa merupakan salah satu etnis di Sulawesi utara.  Pemeluk agama Kristen merupakan kaum mayoritas di daerah tersebut.  Seiring dengan perkembangan kekristenan di Minahasa, ternyata tidak membuat budaya agama pribumi terhapus.  Salah satu yang menjadi perhatian adalah ritual yang dilaksanakan di Watu Pinawetengan yang disebut “Kampetan”.  Ritual tersebut mempunyai daya tarik yang tinggi, karena upacara yang dilakukan dilaksanakan dengan cara berdoa, membaca alkitab, ada tarian dan puncaknya adalah dimana pemimpin ritual atau peserta ritual ada yang dirasuki roh leluhur dan berbicara dalam bahasa asli Minahasa, serta seorang yang lain menerjemahkan.  Tujuan ritual ini adalah pelestarian budaya lokal, tetapi tujuan lainnya dari para peserta adalah sebagai penghormatan/ penyembahan serta memohon perlindungan kepada leluhur.  Sehingga dalam ritual tersebut mereka menantikan instruksi-instruksi dari leluhur untuk ditaati dan berharap kesembuhan dalam ritual tersebut.  Oleh sebab itu, gereja harus bertanggung jawab untuk merancang bangun pewartaan injil kepada mereka.  Peran gereja melalui mandat agung Yesus Kristus harus terlihat dalam kasus ini.  Oleh sebab itu, penulis menggunakan metode penelitian teologis dengan model studi pustaka dan mengkaji ayat Alkitab dengan model Hermeneutika Studi Kata dalam nats Matius 28:19-20 sehingga diperolehlah hasil riset berdasarkan Analisa data yang ada bahwasannya gereja harus berperan melalui peran Amanat Agung dalam pelayanan terhadap penyembah di Watu Pinawetengan yang cenderung ke animisme dan sinkritisme.  Penyembahan kepada leluhur merupakan tindakan yang menyalahi hukum Allah.
Tantangan Humanisme dalam Era Disrupsi Sebagai Sosio-Pluralisme Iman Kristen Yonathan Wingit Pramono; Aji Suseno
Miktab: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani Vol 1, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Torsina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.773 KB)

Abstract

Humanisme adalah sebuah topik yang selalu menuai perdebatan, kata ini bukanlah sebuah istilah dengan pemaknaan tunggal yang mudah disepakati. Era disrupsi menjadi fokus yang utama seiring dengan perkembangan teknologi media masa secara daring dibandingkan dengan humaniora, dan sejarah. Dalam pembahasan tulisan ini akan meneliti dan membahas tantangan humanisme dalam era disrupsi sebagai sosio pluralisme iman Kristen. Metode penulisan yang dipergunakan dalam penelitian paper ini adalah penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Dengan kesimpulan tantangan humanisme dalam era disrupsi sebagai sosio pluralisme iman Kristen bagi kehidupan manusia dalam pandangan sosiologis, melalui setiap perkembangan teknologi manusia akan mengalami perubahan yang sekarang dikenal dengan disrupsi. Dimana era disrupsi membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia, yang berdampak pada perubahan tatanan sosial secara struktural. Humanisme menekankan   otonomi   manusia   sebagai penentu     diri     sendiri     dalam     segala aspeknya. Sosio pluralisme yang dipayungi   oleh   ide   humanisme   sering menggiring manusia kepada kebergantungan   pada   diri   sendiri   dan sangat individualistik. Mereka tidak ingin control   dari   luar,   bahkan   oleh   Allah sekalipun. Dalam  hal  ini, harus dipahami dalam Iman Kristen dengan nilai-nilai  Kristen  yang  bersumber  dari kebenaran Allah.