Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series : Medical Science

Peran Vitamin D pada Penderita Obesitas Dewas: Kajian Pustaka Widia Rachmawati; Ieva Baniasih Akbar; Yuli Susanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.500

Abstract

Abstract. Obesity is one of the biggest global health challenges that is growing rapidly. According to WHO, obesity is abnormal or excess fat accumulation and has the potential to interfere with health. BMI in obesity 30 kg/m2. Meanwhile, according to the Asia Pacific standard for obesity is a BMI of 25 kg/m2. The causes of obesity are very complex, including genetic factors, environmental factors in terms of diet and decreased physical activity. Various efforts that can be done in tackling obesity are being healthier, physical activity such as exercise, pharmacological therapy, namely offering anti-obesity drugs and giving vitamin D supplements. Obese people generally have lower levels of vitamin D than those who are not obese. Giving vitamin D to obese patients is thought to be able to lose weight and return the body's vitamin D levels to normal. Therefore a literature review was conducted regarding the administration of vitamin D in adult obese patients. The type of data used is secondary data. The method of data collection is literature study. From this literature review study, it was found that the administration of vitamin D can lose weight in obese adults through a direct mechanism, directly through the role of Vitamin D Dependent Receptor (VDDR) and indirectly through the role of parathyroid hormone. Abstrak. Obesitas merupakan salah satu tantangan terbesar kesehatan global yang berkembang pesat saat ini. Obesitas adalah akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebih serta berpotensi menganggu kesehatan. IMT pada obesitas ≥30 kg/m2. Sedangkan menurut Asia Pasifik standard untuk obesitas adalah IMT ≥25 kg/m2. Penyebab obesitas sangat kompleks yaitu mencakup faktor genetik, faktor lingkungan dari segi pola makan dan penurunan aktivitas fisik. Berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi obesitas adalah modifikasi makanan menjadi lebih sehat, aktivitas fisik seperti olahraga, terapi farmakologi yaitu pemberian obat anti obesitas dan pemberian suplemen vitamin D. Penderita obesitas umumnya memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak obesitas. Pemberian vitamin D pada penderita obesitas diperkirakan dapat menurunkan berat badan dan mengembalikan kadar vitamin D tubuh menjadi normal. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan cara literature review mengenai pemberian vitamin D pada penderita obesitas dewasa. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengumpulan data adalah studi pustaka. Dari studi literature review ini, didapatkan kesimpulan bahwa pemberian vitamin D dapat menurunkan berat badan pada penderita obesitas dewasa melalui mekanisme secara langsung yaitu peran dari Vitamin D Dependent Receptor (VDDR) dan secara tidak langsung melalui peran hormon parathyroid.
Diabetik Retinopati dan Penurunan Fungsi Kognitif pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Nadya Meisya Putri; Ieva Baniasih Akbar; Yanuar Zulkifli Harun
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6568

Abstract

Abstract. Diabetes Mellitus is a metabolic disease cause various complications. According to International Diabetes Federation, 9.3% population aged 20-79 years suffer from diabetes. In the eyes causing diabetic retinopathy which occurs in 35% of diabetic patients, and in the brain which causes an increase in cognitive impairment. Both of them are characterized by some mechanisms related to chronic hyperglycemia and insulin resistance such as neuroinflammation, vascular degeneration, glial activation, and other pathological mechanisms such as activation of reactive oxidative stress (ROS) and accumulation of advanced glycation end products (AGEs). ). The purpose of this study was to analyze the relationship between diabetic retinopathy and cognitive impairment at Soreang Hospital Outpatient Eye Clinic. The number of samples using total sampling with 74 research subjects. This study used an observational analytic method with a cross-sectional approach. Data collection was obtained from medical records and interviews using Mini-Mental State Examination (MMSE). The statistical test used the chi-square test. The results of the univariate test showed that the majority of diabetic retinopathy patients had nonproliferative diabetic retinopathy (NDPR) stages, while the majority of cognitive impairment in diabetic retinopathy patients had definitive cognitive impairment. The results of the analysis relationship between diabetic retinopathy and cognitive impairment obtained a value of p=0.001 (p<0.05) with a correlation coefficient test of r=0.418 which shows moderate relationship. In conclusion, There is a relationship between diabetic retinopathy and cognitive impairment at Soreang Hospital Outpatient Eye Clinic Abstrak. Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Menurut International Diabetes Federation terdapat 9,3% penduduk usia 20-79 tahun menderita diabetes. Peningkatan durasi dari diabetes dan kontrol gula darah yang buruk akan mengakibatkan terjadinya komplikasi salah satunya pada mata menyebabkan diabetik retinopati yang terjadi pada 35% pasien diabetes dan pada otak yang menyebabkan peningkatan penurunan fungsi kognitif. Baik diabetik retinopati dan penurunan fungsi kognitif dikarakteristikan oleh sejumlah mekanisme yang berhubungan akibat hiperglikemia kronik dan resistensi insulin seperti adanya neuroinflamasi, degenerasi vaskular, aktivasi glial, dan mekanisme patologis lainnya seperti aktivasi reactive oxidative stress (ROS) dan akumulasi advanced glycation end-products (AGEs). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara diabetik retinopati dengan penurunan fungsi kognitif di Klinik Mata Poli Rawat Jalan RSUD Soreang. Teknik pemilihan sampel menggunakan total sampling, dengan subjek penelitian sebanyak 74 pasien. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data diperoleh dari medical record dan wawancara menggunakan Mini-Mental State Examination (MMSE). Uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil uji univariat didapatkan karakteristik pasien diabetik retinopati mayoritas memiliki stadium nonproliferative diabetic retinopathy (NDPR), sedangkan stadium penurunan fungsi kognitif pada pasien diabetik retinopati mayoritas memiliki stadium definitive gangguan kognitif. Hasil analisis hubungan antara diabetik retinopati dengan penurunan fungsi kognitif didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05) dengan uji koefisien korelasi r=0,418 yang menunjukan terdapat hubungan sedang. Terdapat hubungan antara diabetik retinopati dengan penurunan fungsi kognitif di Klinik Mata Poli Rawat Jalan RSUD Soreang.