Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Menguji Faktor Determinan Financial Sustainability pada Sektor Pemerintah Dinar Tri Wardhani; Payamta Payamta
Jurnal Kajian Akuntansi Vol 4, No 1 (2020): JUNI 2020
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jka.v4i1.3305

Abstract

AbstractThis study aims to examine the factors that influence financial sustainability in government sector. The factors are chosen in terms of demographics, economics, social, and finance in the local government. The results of this study are important to be advice for district or city governments in Indonesia to make appropriate policies so that they can encourage financial sustainability without burdening the community. Financial sustainability is measured using elements in adjusted Operational Reports. The population of this study is the district / city government in Java on 2015-2018 fiscal year. The research sample was taken using the purposive sampling method, obtained a sample of 414 as research observations. Data analysis method used is panel data multiple regression analysis with Eviews version 10. The results of this study indicate that the population, and debt to income ratio negatively affect financial sustainability, financial independence has a positive effect on financial sustainability. Meanwhile gross regional domestic product and the human development index have no effect on financial sustainability in local governments.Keywords: Financial sustainability; Human development index; Financial independence; Local government; Debt to revenue ratioAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi financial sustainability di sektor pemerintah. Faktor-faktor tersebut dipilih dari segi demografi, ekonomi, sosial, dan keuangan pada pemerintah daerah. Hasil penelitian ini penting untuk menjadi masukan bagi pemerintah kabupaten atau kota di Indonesia dalam membuat kebijakan yang tepat sehingga dapat mendorong keberlanjutan keuangan tanpa membebani masyarakat. Financial sustainability diukur menggunakan unsur-unsur pada Laporan Operasional yang telah disesuaikan. Populasi penelitian ini adalah pemerintah daerah kabupaten/kota di Puau Jawa tahun anggaran 2015-2018. Sampel penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling, diperoleh sampel sebanyak 414 pemerintah daerah. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda data panel dengan bantuan program Eviews versi 10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk, dan rasio hutang pada pendapatan berpengaruh negatif terhadap financial sustainability, kemandirian keuangan berpengaruh positif terhadap financial sustaianability. Sementara itu produk domestik regional bruto dan indeks pembangunan manusia tidak berpengaruh terhadap financial sustainability di pemerintah daerah.Katakunci: Financial sustainability; Indeks pembangunan manusia; Kemandirian keuangan; Pemerintah daerah; rasio hutang pada pendapatan
Liquidity Management, Corporate Investment, and Presidential Election Taufiq Arifin; Payamta Payamta; Normaziah Mohd Nor
Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Accounting Study Program, Faculty Economics and Business, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.354 KB) | DOI: 10.20961/jab.v20i2.609

Abstract

This study analyzes whether election as a political event affect the liquidity management and investment decisions of Indonesian listed firms. Using presidential election as an uncertainty shock over 2010-2016 time period, we find that firms are more likely to increase their liquid assets and delay investment one year prior the election year. The precautional measure of holding more cash is that firms allocate more cash prior the election year to maintain financial flexibility because rising funds rendered transaction costs. However, we further find that firms reduce their liquidity and increase their investment during the election year. These results suggest that elections create political uncertainty and induce higher risk of extraction. Since cash, as well as other liquid assets, are the easiest resource to be grabbed by the politicians, firms have more incentives to hold less cash and therefore structure their liquid assets into hard assets to prevent such a risk.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemilihan presiden sebagai salah satu event politik yang akan mempengaruhi manajemen likuiditas dan keputusan investasi perusahaan publik di Indonesia. Dengan menggunakan event pemilihan presiden sebagai uncertainty shock dengan periode sampel 2010-2016, kita menemukan bahwa perusahaan akan cenderung meningkatkan likuiditasnya dan menunda keputusan investasi setahun sebelum pemilihan presiden. Keputusan meningkatkan kas ini adalah bentuk strategi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya dikarenakan adanya ketidakpastian di masa yang akan datang terkait dengan hasil dari pemilihan presiden. External financing di masa ketidakpastian akan menimbulkan kos transaksi yang lebih tinggi. Tetapi, bukti selanjutnya menunjukkan bahwa perusahaan akan mengurangi likuiditasnya dan meningkatkan investasi di tahun pemilihan presiden. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa pemilihan presiden akan meningkatkan risiko political extraction. Dikarenakan kas, dan juga aset likuid lainnya, adalah bentuk sumberdaya yang mudah untuk dimanfaatkan oleh politisi, perusahaan akan memiliki motif yang lebih kuat untuk mengurangi aset likuidnya dan menggunakannya untuk investasi di aset fisik untuk menghindari risiko political extraction.    
The Implementation of Accrual-based Accounting in Indonesian Government: Has Local Government Financial Statement Quality Improved? Asaprima Putra Karunia; Payamta Payamta; Sutaryo Sutaryo
Journal of Accounting and Investment Vol 20, No 2: May 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1358.575 KB) | DOI: 10.18196/jai.2002115

Abstract

This paper seeks to find evidence accrual accounting implementation within local government in Indonesia. The evidence comes from the quality of financial statements published by the local government in Indonesia. The financial statements used in this study is financial statement publish from 2007 to 2016 by local government in Indonesia, including province, city, and regency. A total of 5,080 financial statements is used in this research. Based on the regulation, financial statements which published between 2007 and 2013 is published under Cash Toward Accrual accounting standard. Financial statements which published from 2014 onwards is using full accrual accounting standard. From those 5,080 financial statements, there is 3,515 financial statements publish using Cash Toward Accrual (CTA) basis, and 1,565 financial statements that using accrual basis. This research utilizes Mann-Whitney testing as an analysis technique. This research finds that accrual-based financial statements have a significant difference in total quality, relevance, reliability, and understandable value compared to CTA based financial statements. This research also finds that financial statement quality is improving every year. Although there has been an increase, those increase has not been maximized. Local governments must strive to improve the quality of their financial statements so that transparency and accountability delivered by local governments are maximized.
PEMBERDAYAAN PENGRAJIN SARUNG PANTAI PADA SENTRA SARUNG PANTAI DI DESA LABAN KABUPATEN SUKOHARJO Dian Perwitasari; Y Anni Aryani; An Nurrahmawati; Isna Putri Rahmawati; Evi Gantyowati; Payamta Payamta; Doddy Setiawan
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 5 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Mei 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i5.517

Abstract

Kabupaten Sukoharjo memiliki sejumlah daya tarik bagi wisatawan, salah satunya melalui seni budaya pengrajin sarung pantai. Daerah tanpa pantai yang memproduksi ribuan sarung pantai dan diminati sampai ke luar Pulau Jawa ini ternyata masih banyak orang yang belum mengetahuinya. Pangsa pasar yang sebenarnya sangat luas, namun belum bisa dirasakan secara langsung oleh para pengrajin. Aktivitas pengabdian kepada masyarakat dipilih dan dilakukan di Lilik Sarung Pantai, di Desa Laban Sukoharjo, karena UKM ini turut berkontribusi dalam membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Salah satu keunikan Lilik Sarung Pantai dibandingkan UKM lain adalah UKM ini masih menggunakan teknik pewarnaan tradisional manual yang sangat khas sedangkan UKM lain sudah menggunakan teknik modern sablon. Proses penjemurannya masih dilakukan di tengah hamparan sawah sepanjang 20 meter. Meskipun, selama 13 tahun UKM ini beroperasi, namun dalam mengelola bisnisnya, pengetahuan pemilik tentang bagaimana mengelola usaha secara keseluruhan dan komponen mesin yang dimiliki dinilai masih kurang memadai, sehingga proses produksi kurang efektif dan efisien. Pendekatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan manajemen usaha dan bantuan pengadaan komponen mesin yang telah dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2023. Hasil yang diharapkan dari kegiatan pengabdian ini adalah UKM dapat terus mengembangkan pangsa pasar melalui keterampilan manajemen usaha sehingga produktivitas meningkat.