Articles
Aplikasi Mobile Learning Model Pembelajaran STEM Untuk Guru Sekolah Dasar
Rifan Rahman Sutrisno;
Ghullam Hamdu
JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan Vol 3, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17977/um038v3i32020p227
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kebutuhan guru sekolah dasar dalam mempelajari model pembelajaran STEM dan menghasilkan produk aplikasi mobile learning model pembelajaran STEM yang sesuai untuk guru. Metode yang digunakan adalah wawancara terhadap guru sekolah dasar, Focus Group Discussion (FGD) dengan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar tim pengembang perangkat pembelajaran STEM dan studi kepustakaan. FGD dipilih sebagai pengganti uji coba langsung di lapangan dan menjadi dasar validasi kelayakan dalam pengembangan produk. Hasil menunjukkan bahwa guru belum memiliki akses terhadap referensi model pembelajaran STEM yang disertai dengan pedoman penggunaan dan perangkat yang dibutuhkan. Melalui proses FGD didapatkan hasil bahwa referensi model pembelajaran STEM dapat dibuat dalam aplikasi berbasis android yang dinilai mudah dan murah untuk digunakan. Kesimpulan yang diperoleh adalah aplikasi mobile learning model pembelajaran STEM bisa menjadi sumber referensi dan penyedia perangkat pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan model pembelajaran STEM.Abstract: The purpose of the study is to determine the needs of elementary school teachers in learn STEM learning models and producing mobile learning application products that are suitable for STEM learning models for teachers. The method used was interviews with primary school teachers, Focus Group Discussion (FGD) with Elementary School Teacher Education students, the team developing STEM learning tools and library studies. The FGD was chosen as a substitute for direct trials in the field and became the basis for validation of eligibility in product development. The results show that the teacher does not yet have access to STEM learning model references which are accompanied by guidelines for use and the tools needed. Through the FGD process, the results show that STEM learning model references can be made in an Android-based application that is considered easy and inexpensive to use. The conclusion obtained is that the STEM learning model mobile application can be a reference source and provider of learning tools for teachers in implementing the STEM learning model.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR
Hamdu, Ghullam
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 15, No 2 (2015): Penelitian Pendidikan
Publisher : LPPM UPI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini mendeskripsikan perancangan media pembelajaran berbasis masalah sebagai media pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan mengatasi masalah bagi siswa kelas V. Media pembelajaran berbasis masalah ini diperuntukkan pada pembelajaran tematik Tema Bermain dengan Benda-benda di sekitar. Menurut Piaget, kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar berada pada tingkat operasional konkret. Siswa belum mampu memahami simbol dengan mudah. Menurut Edgar Dale dalam Kerucut Pengalamannya menjelaskan bahwa manusia memperoleh pengetahuannya berawal dari pengalaman langsung, mengamati dunia di sekitarnya, belajar melalui benda tiruan dan sampailah pada kemampuan tertingginya memahami simbol. Hal ini berarti bahwa pembelajaran konvensional yang selama ini banyak diterapkan di Sekolah Dasar kurang tepat bagi siswa.Untuk menerjemahkan simbol-simbol dalam pembelajaran, guru perlu bantuan media pembelajaran sebagai saluran atau bentuk yang menjadi perantara antara sumber pesan ke penerima pesan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di tiga Sekolah Dasar di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, penggunaan media pembelajaran masih jarang dilakukan. Penggunaannya pun masih sebatas pada penerjemah simbol. Maka dari itu, peneliti bermaksud untuk merancang media pembelajaran berbasis masalah yang membantu proses penyelidikan siswa guna mencari jawaban dari setiap masalah yang diajukan guru. Hasil penyelidikan inilah yang digunakan siswa untuk merekonstruksi pengetahuannya.Dalam membuat media pembelajaran berbasis masalah ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian Design-Based Research (DBR). Praktikan dan siswa kelas V SD dilibatkan sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan kuesioner. Dari hasil uji coba, disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis masalah cocok menjadi wadah penyelidikan bagi pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Kehadiran guru sebagai tutor dalam PBM hendaknya mengetahui potensi media yang digunakan dan memahami benar materi ajar yang harus dipahami siswa sehingga guru dapat mengoptimalkan peran media dalam pembelajaran.Kata kunci: pembelajaran tematik, bermain dengan benda-benda di sekitar, media pembelajaran berbasis masalah
Analisis kebutuhan instrumen penilaian sikap berbasis education for sustainable development di sekolah dasar
Firda Nisya Amelia;
Ghullam Hamdu
Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar) Vol. 4 No. 3: November 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12928/fundadikdas.v4i3.4324
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan instrumen penilaian sikap berbasis Education for Sustainable Development di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini merupakan guru kelas tinggi di sekolah dasar di Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya sebanyak 6 orang. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara dan studi dokumentasi untuk mengetahui pelaksanaan penilaian sikap serta format instrumen yang digunakan oleh guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sebanyak 66,67% guru belum memahami konsep ESD. (2) Penilaian sikap tidak dapat dinilai dalam waktu yang singkat. (3) Sebanyak 50% guru belum menggunakan format instrumen dalam melaksanakan penilaian sikap. Kebutuhan format instrumen penilaian sikap dapat diatasi dengan penyusunan format instrumen penilaian sikap yang mengarah pada sikap berpikir kritis yang diintegrasikan dengan ESD yang terdiri dari tujuh sikap diantaranya Open Minded, Analytical, Systematic, Inquistive, Judicious, Truthseeking, dan Confident in Reasoning. Dalam penerapan pembelajaran ESD, peneliti mendapatkan penemuan bahwa sebenarnya pembelajaran ESD sudah dilakukan oleh guru, namun guru belum memahami konsep ESD secara utuh sehingga terdapat asumsi bahwa ESD belum dilaksanakan di sekolah dasar. Dalam kaitannya dengan pendidikan keberlanjutan, sebagian guru mengharapkan adanya format isian kepada orang tua siswa di rumah dalam mengawasi sikap yang dimiliki peserta didik sehingga konsep keberlanjutan akan dapat dilakukan. Dengan menerapkan konsep ESD dalam pembelajaran, dapat membentuk generasi muda yang peka terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi sehingga akan siap melawan tantangan global dimasa yang akan datang. Instrumen penilaian merupakan wadah untuk mengaktualisasikan peningkatan sikap peserta didik.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TEMA BERMAIN DENGAN BENDA-BENDA DI SEKITAR
Hamdu, Ghullam
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 15, No 2 (2015): PENGEMBANGAN MODEL
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini mendeskripsikan perancangan media pembelajaran berbasis masalah sebagai media pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir dan kemampuan mengatasi masalah bagi siswa kelas V. Media pembelajaran berbasis masalah ini diperuntukkan pada pembelajaran tematik Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekitar. Menurut Piaget, kemampuan berpikir siswa Sekolah Dasar berada pada tingkat operasional konkret. Siswa belum mampu memahami simbol dengan mudah. Menurut Edgar Dale dalam Kerucut Pengalamannya menjelaskan bahwa manusia memperoleh pengetahuannya berawal dari pengalaman langsung, mengamati dunia di sekitarnya, belajar melalui benda tiruan dan sampailah pada kemampuan tertingginya memahami simbol. Hal ini berarti bahwa pembelajaran konvensional yang selama ini banyak diterapkan di Sekolah Dasar kurang tepat bagi siswa.Untuk menerjemahkan simbol-simbol dalam pembelajaran, guru perlu bantuan media pembelajaran sebagai saluran atau bentuk yang menjadi perantara antara sumber pesan ke penerima pesan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di tiga Sekolah Dasar di UPT Dinas Pendidikan Wilayah Utara Kota Tasikmalaya, penggunaan media pembelajaran masih jarang dilakukan. Penggunaannya pun masih sebatas pada penerjemah simbol. Maka dari itu, peneliti bermaksud untuk merancang media pembelajaran berbasis masalah yang membantu proses penyelidikan siswa guna mencari jawaban dari setiap masalah yang diajukan guru. Hasil penyelidikan inilah yang digunakan siswa untuk merekonstruksi pengetahuannya.Dalam membuat media pembelajaran berbasis masalah ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian Design-Based Research (DBR). Praktikan dan siswa kelas V SD dilibatkan sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan kuesioner. Dari hasil uji coba, disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis masalah cocok menjadi wadah penyelidikan bagi pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Kehadiran guru sebagai tutor dalam PBM hendaknya mengetahui potensi media yang digunakan dan memahami benar materi ajar yang harus dipahami siswa sehingga guru dapat mengoptimalkan peran media dalam pembelajaran.Kata kunci: pembelajaran tematik, bermain dengan benda-benda di sekitar, media pembelajaran berbasis masalah
IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Nurlaila, Nisa;
Lestari, Anggi;
Hamdu, Ghullam
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 16, No 3 (2016): KREATIFITAS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Telah dikembangkan perangkat pembelajaran berbasis masalah secara tematik dengan hasil berupaprodukperangkatpembelajaran yang telah valid danlayakdigunakan. Perangkat pembelajaran berbasis masalah ini kemudian diimplementasikan di sekolah oleh guru kelas V. Hasil implementasi pembelajaran tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan hasil pembelajaran yang dicapai siswa. Proses implementasi perangkat pembelajaran ini dilakukan menggunakan metode pre-eksperimen. Dengan membandingkan hasil pretest dan posttest. Soal yang digunakan yakni soal tingkat tinggi(HOTS). Penilaian kinerja dan penilaian sikap diamati selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rubrik. Hasil menunjukkan bahawa terdapat peningkatan hasil dari berpikir tingkat tinggi siswa. Namun, siswa belum terbiasa menyelesaikan soal-soal berbasis berpikir tingkat tinggi. Hal ini dapat berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dari pretes dan posttes. Hasil kinerja dan sikap siswa selama proses pembelajaran menujukkan hasil yang postif bahwa siswa dapat mengikuti pembelajaran berbasis masalah dengan baik.
Desain Pembelajaran Tematik Berbasis Outdoor Learning Di SD
Nugraha, Rizki Siddiq;
Sumardi, Sumardi;
Hamdu, Ghullam
Indonesian Journal of Primary Education Vol 1, No 1 (2017): Indonesian Journal of Primary Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ijpe.v1i1.7495
Desain pembelajaran di beberapa sekolah dasar kota Tasikmalaya masih menggunakan metode konvensional. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran kurang bermakna. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menghasilkan produk desain pembelajaran tematik berbasis outdoor learning di Sekolah Dasar, agar pembelajaran lebih bermakna. Penelitian yang digunakan menggunakan metode penelitian dan pengembangan design based research dengan menggunakan tahapan penelitian model Reeves, yaitu: 1) identifikasi dan analisis masalah oleh peneliti dan praktisi secara kolaboratif; 2) mengembangkan solusi yang didasarkan pada patokan teori, design principle, yang ada dan inovasi teknologi; 3) melakukan proses berulang untuk menguji dan memperbaiki solusi secara praktis; 4) refleksi untuk menghasilkan design principle serta meningkatkan implementasi dari solusi secara praktisi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, studi dokumentasi, observasi dan kuesioner. Lokasi penelitian di empat sekolah dasar di kota Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa desain pembelajaran yang telah dikembangkan valid, praktis dan dapat digunakan. Kevalidan ditunjukkan dari hasil validasi oleh validator ahli, dan keterpakaian dari hasil uji coba sebanyak dua kali uji coba dengan empat kali pertemuan. Respon siswa positif. Respon guru pada uji coba menyatakan bagus, mudah dipahami dan dapat digunakan di sekolah dasar. Desain pembelajaran tematik berbasis outdoor learning ini dapat dijadikan alternatif oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran yang mengembangkan rasa ingin tahu yang dimiliki siswa dan dalam proses pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung bagi siswa.Â
Pengembangan Instrumen Tes Higher-Order Thinking Skill pada Pembelajaran Tematik Berbasis Outdoor Learning di Sekolah Dasar Kelas IV
Fitriani, Desi;
Suryana, Yusuf;
Hamdu, Ghullam
Indonesian Journal of Primary Education Vol 2, No 1 (2018): Indonesian Journal of Primary Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.17509/ijpe.v2i1.13752
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher-order thingking skill) berbasis outdoor learning untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk 1) mengembangkan instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi berbasis outdoor learning di sekolah dasar.; 2) memvalidasi instrumen tes melalui validasi ahli dan validitas empiris. Validasi ahli dilakukan dengan mengkonsultasikan rancangan produk pengembangan kepada dosen ahli. Validitas empiris dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment, sedangkan penentuan reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach. Penelitian ini menggunakan metode Design Based Research. Pengembangan model ini terdiri dari 4 tahap yaitu tahap yaitu 1) identifikasi dan analisis masalah oleh peneliti dan praktisi secara kolaboratif 2) mengembangkan solusi yang didasarkan pada patokan teori, design principle yang ada dan inovasi teknologi 3) melakukan proses berulang untuk menguji dan memperbaiki solusi secara praktis 4) refleksi untuk menghasilkan design principle serta meningkatkan implementasi dari solusi secara praktisi. Hasil penelitian berupa 1) 22 butir soal kemampuan berpikir tingkat tinggi; 2) validasi oleh para ahli menyatakan bahwa instrumen penilaian ini layak digunakan sebagai alat penilaian, sedangkan dalam validasi empiris dinyatakan secara keseluruhan hasil dari pengujian menggunakan rumus product moment butir soal telah dinyatakan valid. Penentuan reliabilitas dengan menggunakan formula alpha Cronbach memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,935 yang dikategorikan reliabel tinggi. Hasil yang diperoleh secara keseluruhan dalam penelitian pengembangan ini bahwa instrumen penilaian kemamuan berpikir tingkat tinggi ini dikatakan valid dan reliabel sebagai bentuk penilaian.
The Ability of Prospective Preservice Elementary School Teachers to Develop Student Worksheets on Context-Based Science Learning
Hamdu, Ghullam;
Yulianto, Ade
Mimbar Sekolah Dasar Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53400/mimbar-sd.v5i3.14503
The use of student worksheets (LKS, Lembar Kerja Siswa) can assist teachers in developing and implementing the learning process in the classroom. Prospective elementary school teachers need to be equipped with the ability to develop innovative LKS so that they can be used for learning process. This study aims to identify the ability of prospective elementary school teachers in developing worksheets on context-based science learning through debriefing programs. The stages of the debriefing program consist of: giving initial assignments and understanding, implementing design, and workshops, reviewing/reflecting the design results (group discussions and presentations), and making improvement. This debriefing program was attended by 80 college students from preservice elementary school teacher level four at one university in the West Java region, Indonesia. LKS products before and after debriefing are described based on several aspects and then analyzed to determine the effect of the debriefing program on improving college students' ability in developing LKS. The results show that the debriefing program can lead to the college students' ability to develop LKS on context-based science learning. The improved ability is related to: clarity in the use of written language, concept stages, context use, showing the authenticity of the task and the use of learning media.
The Analysis of Rubric Feasibility Using Video Snippets of Learning Process
Hamdu, Ghullam;
Suryani, Iis
Mimbar Sekolah Dasar Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.53400/mimbar-sd.v6i2.14150
Multiple interpretations can cause a decrease in the quality of rubrics. This research aims at developing an appropriate rubrics description for the measurement of students' scientific attitudes. The process of developing the rubrics was done by using the video snippets of learning process. A total of 23 observers whose final year students were involved in analyzing the video snippets of learning process. They assessed eight indicators of the scientific attitude of ten students through the video snippets. The feasibility of the rubric is considered based on the responses given by 85% of the observers who have the similar answer to the scientific attitude of students in the video snippets of learning process. The description test of the rubrics was analyzed descriptively, which then obtained two rubrics that obtained answer differences less than 85% of the observers. Therefore, this research focuses on investigating the two rubrics. This research implies that there needs to be a clear description of the rubrics in relations to the time of observation of the number of students and behaviors.
ITEMS QUALITY ANALYSIS USING RASCH MODEL TO MEASURE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS’ CRITICAL THINKING SKILL ON STEM LEARNING
Akhirani, Y S;
Yulianto, A;
Hamdu, Ghullam;
Fuadi, F N
Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (576.323 KB)
|
DOI: 10.23887/jpi-undiksha.v9i1.20884
Critical thinking as one of the 21st century competences required by students needs to be developed and analyzed by employing qualified assessment instrument. Test is a kind of critical thinking assessment instrument which quality is developed and analysed to create a meaningful learning. A total of 10 multiple choices items were developed based on critical thinking indicators. The items were then given to forty two 4th grade students in one of the elementary schools in Tasikmalaya-West Java after obtaining STEM learning. Focus group discussions were conducted to construct and validate the instrument. The result of the test was analyzed using Rasch model with the assistance of Winsteps software version 3.75. The results indicated that the analysis using the Rasch model could explain the critical thinking items? quality based on the level of difficulty and suitability and could categorize students? abilities and their suitability for STEM learning conducted.